Anda di halaman 1dari 15

Laporan Kegiatan Praktikum Pengukuran Tekanan

Darah

Diajukan untuk memenuhi tugas mata Ilmu Biomedik Dasar


Jurusan Akademi Keperawatan D III

Dosen pengampu:
Wahyu Widodo, S.Kp., Ns., M.Kep

Disusun oleh:
Alexander Sakti Kuncoro Aji (21006)
Alvito Ryan Yudistira (21008)
Andi Arsyad Amiruddin (21010)
Bernadine Avelia Riana Pramesthi (21016)
Elvia Luthfiana Ardana (21027)
Hanifah Ratnasari (21044)
Jum’ati Wahyu Eka Aguatina (21055)
Kriswan Halomoan Munthe (21056)

Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Purworejo


2021
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu biomedik dasar merupakan bidang ilmu yang sangat erat kaitannya
dengan ilmu keperawatan. Selain itu, ilmu biomedik dasar adalah cabang dari
ilmu keperawatan yang menggunakan asas-asas pengetahuan dasar dan
pengetahuan alam (meliputi fisika, kimia, biologi, dan anatomi tubuh) untuk
menjelaskan fenomena hidup pada tingkat molekul, sel, dan organ tubuh secara
utuh, serta mendasari segala proses dalam tubuh sebagai tanda adanya kehidupan.
Tujuan mempelajari ilmu biomedik dasar adalah agar dapat melakasakan proses
keperawatan dengan pendekatan berdasarkan program pendidikan keperawatan
dalam menghadapi persaingan global dari perkembangan keperawatan.
Perkembangan dilakukan dengan cara praktik klinik dan laboratorium dengan
bahan uji yang berasal dari lingkungan.
Tekanan darah adalah salah satu bagian substansi materi yang dipelajari
dalam ilmu biomedik dasar. Tekanan darah sendiri adalah tenaga pada dinding
pembuluh darah arteri pada saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Selain
itu, tekanan darah merupakan faktor penting dalam sistem sirkulasi tubuh. Di
samping itu, peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi
homeostasis di dalam tubuh. Jika sirkulasi darah menjadi tidak memadai lagi,
maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, hasil-
hasil metabolisme lainnya, serta ganguan pada fungsi organ.
Tekanan darah dapat bervariasi karena dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, perubahan posisi, dan aktivitas fisik.
Tekanan darah dianggap normal terdapat pada nilai 120/80 mmHg. Selain itu,
perbedaan tekanan pada pembulu darah adalah posisi tubuh. Perubahan tekanan
darah pada posisi tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi. Pada hasil pemeriksaan
tekanan darah dapat dicantumkan pula posisi atau keadaan saat pemeriksaan,
seperti berdiri, duduk, berbaring, atau sesudah dan sebelum beraktivitas, sebab
posisi-posisi tersebut dapat mempengaruhi penilaian tekanan darah yang
dilakukan.
Permasalahan yang timbul dalam bidang keperawatan memerlukan
jawaban dan penyelesaian secara ilmiah yang mudah dipahami dan diterima oleh
segenap lapisan masyarakat. Oleh karena itu, peserta didik diharapkan dapat
membentuk pola pikir yang logis, kreatif, dan inovatif. Selain itu, mahasiswa
menjadi terlatih untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan, serta
dapat memahami mekanisme kerja dalam tindakan keperawatan yang sesuai
dengan kaidah dan fungsi tubuh manusia.

Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan pengukuran tekanan darah pada lengan klien
dengan faktor perubahan posisi dan aktivitas fisik.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh faktor karakteristik sampel penelitian meliputi
jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan.
b. Mengetahui hasil pengukuran tekanan darah (sistolik dan diastolik)
pada lengan klien.
c. Menganalisa perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (sistolik dan
diatolik) pada lengan klien.
BAB II
KONSEP TEORI

A. Pengertian
Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu
diperlukan untuk daya dorong aliran darah di dalam arteri, arteriola, kapiler serta
sistem vena, sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Tekanan darah adalah
tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah, dan
merupakan salah satu tanda-tanda vital utama. Peningkatan atau penurunan
tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh.
Jantung bekerja sebagai pemompa darah, sehingga dapat memindahkan
darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri pada sistem sirkulasi tertutup.
Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan jantung dan resistensi pembuluh
darah, kemudian berkurang sebagai sirkulasi darah menjauh dari jantung melalui
arteri.
Tekanan darah memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan
anteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali ke
jantung melalui pembuluh darah. Aktivitas pompa jantung berlangsung dengan
cara mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga menimbulkan perubahan
tekanan darah dalam sistem sirkulasi. Pada setiap detak jantung, tekanan darah
bervariasi antara tekanan maksimum (sitolik) dan minimum (diastolik).
B. Konsep Fisiologis Tekanan Darah
Tekanan darah diatur melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk
menjamin aliran darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah dinila dalam
dua hal, yaitu sistolik dan diastolik. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang
dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika dipompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia.
Sistolik
Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk
aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Secara
sederhana tekanan darah sistolik menandakan kontraksi maksimal jantung untuk
mengosongkan ventrikel dan darah di pompa keseluruh bagian tubuh (tekanan
saat jantung sedang memompa darah untuk dialirkan ke seluruh bagian tubuh).
Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole.
Tekanan darah sistolik (bunyi yang pertama)/pengosongan ventrikel dapat
dipengaruhi oleh empat hal yaitu:
1. Volume cairan darah
2. Viskositas/kekentalan darah
3. Diameter pembuluh darah
4. Demand/kebutuhan tubuh terhadap supply darah
Diastolik
Tekanan darah diastolik (tekanan istirahat) menandakan tekanan darah saat
pengisian ventrikel, dimana keadaan jantung sedang istirahat sebentar untuk
memompa darah (darah dipompa oleh atrium ke ventrikel).
Tekanan darah diastolik (bagian bawah) dapat dipengaruhi oleh penurunan supply
darah dari selruh tubuh oleh jantung. Penurunan venous return disebabkan oleh:
1. Vasokontriksi pembuluh darah yang kronis
2. Artheriosklerosis (terbentuknya plak dalam pembuluh darah)
3. Arterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh darah)
Tekanan darah dituliskan dengan 2 angka yang dipisahkan dengan garis
miring, misalnya 120/80 mmHg. Angka 120 atau angka atas tekanan darah (angka
sistolik) menunjukkan tingkat tekanan saat jantung sedang memompa darah.
Jantung memompa darah untuk dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Sedangkan
pada angka 80, atau angka bawah tekanan darah (angka diastolik) adalah jantung
sedang istirahat atau berelaksasi sebelum kembali memompa darah.
Kedua tekanan ini memiliki kisaran normalnya masing-masing dan setiap usia
memiliki kisaran yang berbeda-beda pula.
Periode Usia Sistolik (mmHg) Dastolik (mmHg)
Masa Bayi 70 – 90 50
Masa Anak-Anak 80 – 100 60
Masa Remaja 90 – 110 60
Masa Dewasa Muda 110 – 125 60 – 70
Masa Umur Lebih Tua (Lanjut Usia) 130 – 150 80 – 90
Tabel 2.1 Nilai Tekanan Darah Normal (dalam mmHg) Evelyn C. Pearce
Umur/Tekanan Bayi dan Anak-Anak Remaja Dewasa Lanjut
Darah 1-3 3-7 7-13 (13-18 Muda Usia (60
Tahun Tahun Tahun Tahun) (18/22- > Tahun)
35/40
Tahun)
Sistolik (mmHg) 95- 95- 97- 112- 120 130
105 110 112 128
Diastolikn(mmHg 53-66 56-70 57-71 66-80 80 80
)
Tabel 2.2 Nilai Tekanan Darah Normal (dalam mmHg) Hallosehat

Tekanan darah sistolik dihasilkan otot jantung yang mendorong isi


ventrikel masuk ke dalam arteri yang telah teregang. Selama diastole arteri masih
tetap menggembung karena tahanan periferi arteriol-arteriol menghalangi semua
darah mengalir ke dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian
tergantung pada kekuatan dan volume darah yang dipompa jantung, dan sebagian
lagi pada kontraksi otot dalam dinding arteriol. Kontraksi ini dipertahankan oleh
saraf vasokonstriktor (vasokontriksi pembuluh darah) yang dikendalikan pusat
vasomotorik (vasomotor center–VMC) dalam medula oblongata.
Pusat vasomotor atau pengendali tekanan darah; terdapat dua pertiga
proksimal medula oblongata dan sepertiga distal pons pada bagian bilateral.
Sementara itu, di bagian medial dan distal medula oblongata terdapat pusat
vasodilatator (inhobitor) yang mempu menghambat implus vasokonstriktor dan
efeknya meyebabkan dilatasi pembuluh darah. Kedua pusat tersebut saling
mempengaruhi kontraktilitas miokardium. Isi akhir diastolik dan pacu jantung.

C. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tekanan Darah


Tekanan darah normal sangat penting dalam kelangsungan hidup. Tekanan
darah berperan dalam mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah yang
terlalu tinggi atau rendah dapat menimbulkan masalah kesehatan. Demi
mempertahankan tekanan darah yang normal, perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan darah. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah berbeda
dan tergantung dari jenis kondisinya. Secara garis besar, faktor yang
mempengaruhi tekanan darah, yaitu:
1. Jenis Kelamin
Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir tiga
puluhan, sedangkan wanita sering mengalami hipertensi setelah manepouse.
Tekanan darah wanita, khususnya sistolik, meningkat lebih tajam sesuai usia.
Setelah 55 tahun, wanita memang mempunyai risiko lebih tinggi untuk
menderita hipertensi. Salah satu penyeb terjadinya pola tersebut adalah perbedaan
hormone kedua jenis kelamin. Peroduksi hormone estrogen menurun saat
manepouse, wanita kehilangan efek menguntungkan nya sehingga tekanan darah
meningkat. Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan
wanita, namun wanita terlindungi dari penyakit kardiovaskular sebelum
menopause,wanita yang belum mengalamimenopouse dilindungi oleh hormone
esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein
(HDL).
1. Pria mempunyai risiko 2,3X lebih banyak mengalami peningkatan tekanan
darah sistolik dibanding wanita.
2. Setelah memasuki menopause, prevalensi Hipertensi pada wanita
meningkat.
3. Setelah usia 65 tahun, akibat faktor hormonal pada wanita kejadian
Hipertensi lebih tinggi daripada pria.
2. Tinggi Badan
Ukuran tulang panjang manusia pada tungkai bawah menentukan tinggi
badan, dan dalam perkembangannya akan diikuti dengan sistim otot, jaringan
lunak, pembuluh darah dan saraf yang akan membentuk seluruh regio tersebut.
Kontraksi otot skeletal yang memiliki origo dan insertio pada tulang tibia, dapat
mempengaruhi aliran darah arterial dan vena menuju jantung. Pada orang dewasa
muda tanpa adanya riwayat kesehatan lampau termasuk hipertensi, tekanan darah
dapat dipengaruhi oleh tinggi badan.
3. Berat Badan
Berat badan dapat mempengaruhi resistensi pembuluh darah sistemik akan
meningkat dan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Secara umum
orang dengan hipertensi terlihat sehat dan sebagian besar tidak menimbulkan
gejala. Semakin banyak kenaikan berat badan seseorang, semakin tinggi juga
risikonya terkena hipertensi. Sementara itu, penurunan berat badan juga bisa
menyebabkan penurunan tekanan darah secara signifikan.
4. Posisi Tubuh
Postur atau posisi tubuh dapat dikaitkan dengan perubahan tekanan darah
karena hubungannya dengan gaya gravitasi. Kompensasi tubuh terhadap gaya
gravitasi agar tekanan darah dapat normal adalah dengan adanya refleks
baroreseptor, sirkulasi serebrum, pompa otot rangka, dan lainnya.
Posisi sangat mempengaruhi tekanan darah, dimana semakin tinggi posisi kepala
dari jantung maka akan semakin tinggi tekanan darah.
5. Aktivitas
Semakin tinggi denyut jantung, semakin tinggi tekanan darah. Di samping
itu, saat berolahraga tubuh memerlukan suplai oksigen yang lebih banyak. Oleh
karena itu, denyut jantung akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen
tersebut. Selain itu, tekanan darah normal pun akan meningkat. Kurangnya
aktivitas fisik dapat menjadi salah faktor yang mempengaruhi kemunculan
tekanan darah tinggi (hipertensi). Orang-orang yang kurang aktif cenderung
memiliki detak jantung yang lebih cepat dan merupakan indikasi bahwa otot
jantung perlu bekerja lebih ekstra.
6. Stres
Salah satu pemicu naik atau turunnya tekanan darah adalah kondisi emosi
yang sedang dialami, termasuk tingkat stres. Stres diketahui dapat memengaruhi
kondisi fisik secara keseluruhan, dan menyebabkan tekanan darah meningkat
secara mendadak.
7. Usia
Risiko mengalami tekanan darah tinggi ataupun rendah dapat meningkat
seiring bertambahnya usia, khususnya pada orang-orang berusia di atas 65 tahun.
8. Genetik
Faktor genetik bisa menjadi salah satu peluang mengalami tekanan darah
tinggi. Tak jarang, hipertensi juga dapat menurun dari keluarga meskipun gaya
hidup yang dijalani sudah jauh dari pemicu hipertensi.

9. Konsumsi Garam
Konsumsi garam berlebih adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
tekanan darah tinggi. Sodium dapat memicu penyerapan air dalam tubuh yang
meningkatkan tekanan darah.
10. Konsumsi Alkohol
Minum alkohol secara berlebih dalam merusak jantung serta pembuluh
darah dan meningkatkan kemungkinan terkena hipertensi.
11. Merokok
Merokok adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan
dapat memicu penyakit jantung. Hal ini karena tembakau dapat merusak dan
mempersempit dinding pembuluh darah arteri.
12. Obat Tertentu
Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat tekanan darah tinggi dapat
memperbesar peluang mengalami tekanan darah rendah.
13. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko mengalami
hipertensi ataupun hipotensi, seperti kolesterol tinggi, diabetes, penyakit
Parkinson, penyakit jantung, sleep apnea, dan penyakit ginjal.

D. Macam-Macam Gangguan Tekanan Darah


Tekanan darah tidak selamanya stabil atau menetap di angka yang sama.
Angka ini bisa melonjak naik atau menurun, tergantung pada apa yang sedang
dilakukan, rasakan atau kondisi kesehatan saat itu.
Selain tekanan darah normal, tekanan darah juga dikategorikan menjadi beberapa
kelompok, yaitu:
1. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Kondisi yang tergolong tekanan darah rendah atau hipotensi yaitu ketika
berada di bawah angka normal yaitu sekitar 90/60 mm Hg atau lebih rendah.
2. Tekanan Darah Tinggi (Prahipertensi)
Tensi darah berkisar antara 120-139 sistolik dan diastolik kurang dari 80-
89 mmHg. Orang dengan tekanan darah ini, harus mengontrol gaya hidupnya agar
tidak menjadi hipertensi (kondisi tekanan darah tinggi).
3. Hipertensi Stadium 1 (Hipertensi Essensial/Primer)
Pada kondisi ini, tensi darah berkisar antara 140-159 sistolik atau diastolik
90-99 mmHg. Jenis hipertensi ini akan muncul secara bertahap selama bertahun-
tahun. Penyebabnya sendiri adalah karena faktor genetik, atau gaya hidup tidak
sehat yang dialami. Kebanyakan orang yang memiliki penyakit ini tidak
menunjukkan gejalanya sama sekali, bahkan gejala akan tampak mirip dengan
kondisi medis lainnya.
4. Hipertensi Stadium 2 (Hipertensi Sekunder)
Tensi darah berkisar 160/100 mmHg atau lebih tinggi. Penyebabnya dapat
ditentukan, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) dan sebagainya.
5. Krisis Hipertensi
Saat tensi darah melebihi 180/120 mmHg, dikategorikan sebagai krisis
hipertensi atau hipertensi emergensi. Biasanya untuk memastikan, dilakukan dua
kali pemeriksaan dengan jeda 5 menit. Biasanya, kondisi ini juga diikuti dengan
gejala nyeri dada, sesak napas, sakit punggung, dan lemas sehingga membutuhkan
perawatan dokter segera. Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat merusak
pembuluh darah, menyebabkan peradangan, serta bisa saja menimbulkan
pendarahan dalam. Jika sudah terjadi, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi
berbahaya, seperti stroke.
6. Hipertensi Urgensi
Saat hipertensi urgensi terjadi, tekanan darah sudah sangat tinggi, tapi
diperkirakan belum terjadi kerusakan pada organ-organ dalam tubuh. Jenis
hipertensi yang satu ini merupakan bagian dari krisis hipertensi. Gejala yang
terjadi antara lain sesak napas, nyeri dada, sakit punggung, mati rasa, perubahan
penglihatan, atau kesulitan bicara.
7. Hipertensi Emergensi
Hipertensi emergensi merupakan kondisi yang terjadi saat tekanan darah
sudah sangat tinggi dan telah menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
Gejalanya sendiri akan ditandai dengan sesak napas, nyeri dada, sakit punggung,
mati rasa, perubahan penglihatan, kesulitan bicara, atau kejang-kejang.

Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)


Normal < 120 < 80
Hipotensi < 90 < 60
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipetensi tingkat 1 140-159 90-99
Hipertensi tingkat 2 > 160 > 100
Hipertensi Sistolik > 140 < 90
Terisolasi
Tabel 2.3 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC - VII 2003
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil Pengukuran Tekanan Darah (Posisi Tubuh)
Hasil dari pengukuran tekanan darah kegiatan praktikum berdasarkan posisi
tubuh, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan.

JENIS TEKANAN DARAH


TB BB
NAM KELAM BERDIRI DUDUK BERBARING
(cm (K
A IN (L / KANA KANA KANA
) g) KIRI KIRI KIRI
P) N N N
163, 120/ 120/ 120/
Alex L 58 120/80 120/80 120/80
5 80 80 80
164, 120/ 110/ 120/
Alvito L 51 120/80 110/80 120/80
5 80 80 80
171, 120/ 120/ 120/
Andi L 74 120/80 120/80 120/90
5 80 80 90
157, 110/ 110/ 120/
Ave P 53 110/80 110/80 120/85
5 80 80 85
152, 100/ 100/ 110/
Elvia P 49 100/60 100/60 110/90
5 60 60 90
Hanifa 100/ 100/ 120/
P 155 46 100/80 100/70 120/70
h 80 70 70
151, 120/ 110/ 120/
Eka P 41 120/85 110/80 120/80
5 85 80 80
Krisw 120/ 120/ 110/
L 165 66 120/80 120/85 110/80
an 80 85 80
Tabel 3.1 Hasil Data Pengukuran Tekanan Darah (Posisi Tubuh)
TEKANAN DARAH
SEBELUM SESUDAH
JENIS TB BB
NAM AKTIVITAS AKTIVITAS
KELAMI (cm (Kg
A (Duduk) (Jumping Jack)
N (L / P) ) )
KANA KIRI KANA KIRI
N N
163, 120/8
2. Alex L 58 120/80 130/90 130/90
5 0
164, 110/8
Alvito L 51 110/80 130/80 130/80
5 0
171, 120/8
Andi L 74 120/80 130/80 130/80
5 0
157, 110/8
Ave P 53 110/80 120/80 120/80
5 0
152, 100/6
Elvia P 49 100/60 130/70 130/70
5 0
Hanifa 100/7
P 155 46 100/70 130/80 130/80
h 0
151, 110/8
Eka P 41 110/80 120/90 120/90
5 0
Krisw 120/8 120/10 120/10
L 165 66 120/80
an 0 0 0

Hasil Pengukuran Tekanan Darah (Aktivitas)


Hasil dari pengukuran tekanan darah kegiatan praktikum berdasarkan
aktivitas yang dilakukan (fisik), jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan.

Tabel 3.2 Hasil Data Pengukuran Tekanan Darah (Aktivitas)


B. Pembahasan
Pada paraktikum ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung
dan pengukuran dilakukan pada lengan bagian atas. Tekanan darah dari
masing-masing praktikan diukur dalam beberapa keadaan, yaitu pada saat
duduk, berdiri, setelah exerince, dan berabaring. Sebelum praktikan
melakukan kegiataan (istirahat) praktikan diukur tekanan darahnya terlebih
dahulu menggunakan spigmomanometer. Kemudian praktikan melakukan
sejumlah aktivitas otot yaitu berlari kecil di tempat dan pengukran tekanan
darah dengan spigmomanometer ini memperoleh hasil yang sangatlah
beragam antara 100/60mmHg sampai 160/90mmHg. Beradasarkan pada
referensi dan literatur, seluruh data yang dihasilkan tersebut masih
menunjukkan range tekanan darah normal. Tekanan darah sistolik yang
dianggap normal untuk orang dewasa adalah 90-130 mmHg. Sedangkan
tekanan diastolik yang normal untuk orang dewasa adalah 60-90mmHg.
Angka yang ditunjukkan dalam tekanan sistolik lebih besar dari angka
diastolik karena selama sistol, ventrikel kiri jantung memaksa darah untuk
masuk ke aorta dengan fase ejeksi (penyemprotan). Hal tersebut terjadi akibat
adanya perbedaan tekanan antara ventrikal dengan aorta. Sehingga ketika
katup yang membatasi atrium dengan aorta terbuka maka terjadi perpindahan
darah dari atrium ke aorta dengan ejeksi dan tekanan yang besar.
Bab IX
Penutup

Kesimpulan
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteridarah ketika darah di pompa oleh jantungke seluruh anggota tubuh
manusia.Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya
diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan
ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole.
Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan,dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur
tekanan darahadalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Saran
Dengan mempelajari tekanan darah pada manusia, kita dapat
mengetahui berapaskala tekanan untuk darah normal, hipertensi (tekanan darah
tinggi), hipotensi(tekanan darah rendah). Sehingga kita di anjurkan untuk berpola
hidup sehat mulaidari makanan yang sehat dan rajin berolah raga .

Anda mungkin juga menyukai