A. Kesanggupan Kardiovaskular
Peningkatan kardiak output juga dipengaruhi oleh saraf otonom yang akan
merangsang saraf simpatis sehingga denyut nadi meningkat. Perlu diketahui bahwa
perangsangan saraf simpatis akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pada
bagian tubuh yang lain kecuali pada pembuluh di disekitar otot yang telah diuraikan
sebelumnya. Berhubungan dengan kardiak output, dapat dijelaskan pula bahwa seorang
atlet dan orang biasa memilki kardiak output yang sama. Akan tetapi, yang membedakan
adalah pada kualitas volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan jantung setiap
kontraksi). Setiap kali jantung berkontraksi akan menghasilkan darah yang lebih banyak
dibandingkan orang biasa. Sehingga untuk menghasilkan kardiak output yang sama dengan
atlet, jantung orang biasa akan lebih banyak berkontraksi. Seperti yang kita ketahui kardiak
output didapatkan dari pengalian denyut jantung dengan volume sekuncup. Dari sini, kita
dapat menyimpulkan bahwa kontraksi jantung pada atlet lebih sedikit tetapi karena volume
sekuncup lebih banyak sehingga bisa menyamai kardiak output dari orang biasa yang
jantungnya lebih banyak berkontraksi, tetapi volume sekuncupnya lebih sedikit. Hal inilah
yang menjadi alasan mengapa tekanan darah atlit lebih rendah dibanding yang biasanya
(kontraksi jantung lebih sedikit) (Doohan ,2000).
Dalam sirkulasi sistemik, tekanan darah tertinggi terletak pada arteri dan terendah
di pembuluh darah kecil. Tekanan darah tertinggi di arteri dan jatuh terus seperti darah
mengalir melalui sistem sirkulasi. Penurunan tekanan terjadi karena energi yang hilang
akibat hambatan dari pembuluh darah. Resistensi terhadap aliran darah juga berasal dari
gesekan antara sel-sel darah. Peningkatan tekanan yang cepat terjadi saat ventrikel kiri
mendorong darah ke aorta dapat ditinggalkan sebagai denyut nadi, atau tekanan
gelombang, diteruskan melalui arteri berisi cairan dari sistem kardiovaskular. Gelombang
tekanan sekitar 10 kali lebih cepat dari darah itu sendiri (Doohan, 2000).
B. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri, volume, dan laju
serta kekuatan (viskositas) darah. Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis. Tekanan
puncak terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio
tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari
100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80
mmHg (Smeltzer & Bare, 2002).
Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka atas)
yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah
dengan tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan
pada saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan
mengembang (saat beristirahat). Tekanan darah normal (normotensi) sangat dibutuhkan
untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi.
Tekanan darah ada dalam pembuuh darah, sedangkan tekanan darah tertinggi ada dalam
arteri terbesar (Martuti, 2009).
Secara umum tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg (sistolik/diastolik). Batas
normal adalah bila tekanan sistolik tidak lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik tidak
lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah termasuk kategori tinggi jika tekanan sistolik lebih dari
160 mmHg dan diastolik di atas 99 mmHg, dalam 3 kali pemeriksaan berturut11 turut selama
selang waktu 2-8 minggu. Menurut WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari
135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut
digolongkan normal tinggi (Martuti, 2009).
Dapus
Andrajati, Retnosari dkk. 2008. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Depok :
Departemen Farmasi FMIPA UI
Smelzer, S.C., & Bare, B.G. 2002. Textbook of Medical-Surgical Nursing (10th ed.), Philadhelpia
: Lippincott Williams & Wilkins.