Kesanggupan Kardiovaskuler
OLEH:
KELOMPOK D3
Hilda Melisa Lumban Batu (102010062)
Sim Nabilah Tanjung (102012123)
Yessicha Bella (102012364)
Jeremia Andryanto (102013015)
Meyselina Iwan (102013054)
Luciana (102013159)
Anna Gracia (102013189)
Evialy Hady (102013287)
Jessy Maria Joltuwu (102013348)
Welly Surya (102013368)
Maria Angelika Irena.T (102013467)
Zain Aiman Bin Mohd Zain (102013523)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11470
Kesanggupan Kardiovaskuler
Tujuan: untuk mengetahui kesanggupan kerja jantung dari seseorang
Alat dan Bahan:
1.
2.
3.
4.
5.
B. Hasil percobaan
1. Percobaan OP berbaring 20 menit.
Tekanan
setelah
menit
110/70
10 menit kemudian
20
110/70
110/70
Setelah dikeluarkan
ke 30
110/70
dari air
110/70 (Tekanan basal)
110/80
C. Pembahasan
Pada data hasil percobaan di atas, terlihat secara umum bahwa
tekanan darah basal sistol dan diastol mengalami peningkatan setelah
tangan dimasukkan ke dalam air es. Hal ini sesuai dengan mekanisme
homeostatis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada temperatur
yang relatif lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit
(vasokonstriksi), terutama pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi
tersebut adalah untuk menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksi
tersebut berdampak pada naiknya tekanan darah sistol dan diastol.
Kemungkinan lain yang menyebabkan tekanan darah OP naik adalah
sebelum OP memasukkan tangan kirinya ke dalam air es atau sebelum
menjalani percobaan, OP merasa takut atau grogi akan dinginnya es yang
akan melingkupi tangannya sehingga tekanan darah OP meningkat. Di
samping itu, adanya respon stress yang ditimbulkan tubuh saat tangan OP
dimasukkan dalam es yang bersuhu 10-15oC juga mungkin menjadi alasan
naiknya tekanan darah OP. Suhu yang sangat dingin ini akan menyebabkan
tubuh
tidak
mampu
mempertahankan
kondisi
homeostasis,
sehingga
percobaan
serta
berikan
Penilaiannya:
Kurang dari 55
55-64
65- 79
80-89
Lebih dari 90
b. Cara cepat
Dengan rumus :
a. Indeks kesanggupan badan = lama naik turun dalam detik x 100
=kesanggupan kurang
=kesanggupan sedang
=kesanggupan cukup
=kesanggupan baik
=kesanggupan amat baik
Dengan daftar :
Pemulihan denyut nadi dari 0 hingga 30
Lamanya
40
45-
50-
55-
60-
65-
70-
75-
80-
85-
90-
latihan
49
54
59
64
69
74
79
84
89
0 29
030-
44
5
20
5
15
5
15
15
25
5
15
5
10
5
10
5
10
5
10
5
10
5
10
059
10-
30
30
25
35
20
20
20
20
15
15
15
129
130-
45
40
40
40
30
30
25
25
25
20
20
159
20-
60
50
45
45
40
35
35
30
30
30
25
229
230-
70
65
60
55
50
45
40
40
35
35
35
259
30-
85
75
70
60
55
55
50
45
45
40
40
329
330-
10
85
80
70
65
60
55
55
50
45
45
359
40-
0
11
100
90
80
75
70
65
60
55
55
50
429
430-
0
12
110
100
90
85
75
70
65
60
60
55
459
50
5
13
115
105
95
90
80
75
70
65
65
60
Petunjuk:
30 pertama
Indeks kesanggupan badan terdapat di persilangan baris dan lajur.
Penilaiannya:
Kurang dari 50 =kurang
50 80
=sedang
Lebih dari 80
=baik
Hasil Percobaan:
Lama percobaan OP turun naik bangku adalah selama 190 detik .
Frekuensi Denyut Nadi Sebelum OP 72 kali/menit
naik turun bangku
Frekuensi denyut nadi OP pada ( 0 - 46 kali/menit
30 )
Frekuensi denyut nadi OP pada ( 1 - 63 kali/menit
130)
2 X ( 46+63+ 66)
19000
350
= 54.29
b. CARA CEPAT
19000
253
= 75.10
Penilaian
indeks
kesanggupan
badan
bagi
cara
lambat
ialah
yang
telah
C. Pembahasan
Dalam percobaan ini orang coba diminta untuk melakukan aktivitas
fisik yaitu dengan naik turun bangku Harvard yang bertujuan untuk
mendeteksi dan/atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Percobaan ini
juga digunakan untuk mengukur kebugaran dan kemampuan untuk pulih
setelah latihan berat. Percobaan ini dimulai dengan mengukur denyut nadi
orang percobaan. Hasil pengukuran denyut nadinya yaitu 72 kali per menit.
Setelah orang coba melakukan naik turun bangku Harvard selama 190 detik,
maka denyut nadi diukur kembali. Denyut nadi setelah 30 pertama (F1)= 46
kali permenit, setelah 1 menit (F2) = 63 kali permenit, dan setelah 2 menit
(F3) = 66 kali permenit. Kemudian dilakukan penghitungan IKB dari orang
coba dan berdasarkan hasil IKB orang coba adalah 54,29 atau kesanggupan
tubuh kurang. Hal ini belum tentu menunjukkan bahwa kesanggupan orang
coba kurang karena mungkin terdapat beberapa faktor misalnya beban kerja
yang diberikan tidak terlalu berat, frekuensi naik turun Harvard kurang
maksimum, atau standar yang dipakai pada rumus ini merupakan standar
dari luar negeri dimana orang barat dominan memiliki kapasitas kerja lebih
dibandingkan kita orang Indonesia, misalnya karena faktor pemenuhan gizi
atau perbedaan pola hidup dalam pekerjaan sehari-hari.
Pada orang coba dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan denyut nadi.
Hal ini disebabkan oleh kardiak output jantung. Karena ativitas yang
meningkat, organ tubuh lain juga akan memerlukan suplai O2 dan nutrisi
yang di dapatkan dari jantung. Oleh karena itu, kardiak output juga perlu
ditingkatkan agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Karena peningkatan kardiak
output inilah darah akan lebih banyak dipompa melalui aorta sehingga
berpengaruh dalam peningkatan tekanan darah dimana peningkatan ini
mengakibatkan gelombang tekanan yang berjalan di sepanjang arteri
semakin cepat dan selanjutnya akan mengakibatkan denyut nadi meningkat.
Dalam
pengaliran
darah
ke
seluruh
tubuh
ketika
beraktivitas,
sehingga
denyut
nadi
meningkat.
Perlu
diketahui
bahwa
dapat dijelasan pula bahwa seorang atlit dan orang biasa memilki kardiak
output yang sama. Akan tetapi, yang membedakan adalah pada kualitas
volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan jantung setiap kontraksi).
Setiap kali jantung berkontraksi akan menghasilkan darah yang lebih banyak
dibandingkan orang biasa. Sehingga untuk menghasilkan kardiak output
yang sama dengan atlit, jantung orang biasa akan lebih banyak berkontraksi.
Seperti yang kita ketahui kardiak output didapatkan dari pengalian denyut
jantung dengan volume sekuncup. Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa
kontraksi jantung pada atlit lebih sedikit tetapi karena volume sekuncup
lebih banyak sehingga bisa menyamai kardiak output dari orang biasa yang
jantungnya lebih banyak berkontraksi, tetapi volume sekuncupnya lebih
sedikit. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa tekanan darah atlit lebih
rendah dibanding yang biasanya (kontraksi jantung lebih sedikit).
III.
Elektrokardiogram(EKG)
Tujuan
1. Definisi
Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu
elektrokardiograf.
Alat ini
merekam
aktivitas
listrik
jantung
pada
gelombang
dan
vektornormal
depolarisasi
dan
repolarisasi
EKG
biasanya
dibuat
pada
kertas
yang berjalan
dengan
depolarisasi
ventrikel
kanan
dan kiri.Kompleks
QRS
merupakan
garis
5. Gelombang T :
iso-elektrik yang
3. Jenis-jenis sadapan:
No
Sadapan
badan
bipolar
Lead I
Indifferen
(+)
electrode
LA (tangan kiri)
(-)
RA
(tangan
(tangan
Lead II
LF (kaki kiri)
kanan)
RA
Lead III
LF (kaki kiri)
kanan)
LA (tangan kiri)
dan dihubungkan
pada
ujung
positif
electrocardiograph;
dengan ujung
negative,
sedangkan
ujung
ketiga
No
Sadapan
Kutub (-)
badan
unipolar
Lead I
1
2
Lead II
Lead III
RA (tangan kanan)
RA
(tangan
LA (tangan kiri)
kanan)
RA
(tangan
LF (kaki kiri)
kanan)
LA (tangan kiri)
Vektor
jantung
yang
dipakai
adalah
vektor
kompleks
QRS.
aVR
aVL
aVF
5. Kesimpulan
Pemeriksaan
EKG
memegang
peranan
yang
sangat
penting
dalam
DAFTAR PUSTAKA
1.Guyton, A & Hall, J. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2002