Anda di halaman 1dari 13

Terjadinya Ruptur Ligamen Anterior Cruciate pada Lutut

Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta. Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510.
Telephone : ( 021 ) 5694-2061 (hunthing). Fax : (021) 563-17321.

Pendahuluan
ACL istilah cruciate berasal dari kata crux yang artinya (menyilang) dan crucial (sangat
penting).Cruciate ligament saling bersilangan satu sama yang lain. Menyerupai huruf X. ACL
adalah penyeimbang untuk persendian lutu pada aktivitas pivot (gerakan memutar tubuh ke
segala arah dengan poros satu kaki sebagai sumbunya). ACL mula berkembang pada minggu ke
14 usia gestasi atau kehamilan, berukuran sebesar jari kita dan panjangnya rata-rata 38mm dan
lebar rata-rata 10 mm, dan dapat menahan tekanan seberat 500 pon sekitar 226kg.1
Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Hal-hal yang
ditanyakan dalam anamnesis adalah berupa keluhan utama, riwayat penyakit sekarang (RPS),
riwayat penyakit dahulu (RPD), profil penderita dan riwayat medik keluarga.
Keluhan utama mencerminkan masalah sebagaimana yang diidentifikasikan oleh
penderita. Riwayat penyakit sekarang mengalir sesuai dengan keluhan utama untuk menyelidiki
lebih lanjut mengenai keluhan utama. Riwayat penyakit dahulu ditanyakan untuk mengetahui
apakah pasien sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit, penyakit-penyakit jangka lama yang
memerlukan pengobatan yang ekstensif, dan riwayat trauma berat. Profil penderita untuk
memperkenalkan masalah-masalah yang sangat pribadi dan sensitif, yang bukan merupakan
kebiasaan penderita untuk mendiskusikannya dengan orang yang tidak dikenal. Riwayat medik
keluarga untuk membentuk genogram (pohon keluarga) dari kesehatan dan penyakit, dan
pencarian terhadap pola familial rekuren yang umum. Hal ini berguna untuk survey terhadap
pola-pola penyakit.2
Pada kasus seperti ini dapat ditanyakan beberapa hal kepada pasien untuk memastikan
apa yang dialami oleh pasien. Pertanyaan yang dapat diajukan antara lain:

Sejak kapan rasa sakit dialami?

Apakah ada aktivitas yang mendahului rasa sakit tersebut?

Apakah ketika berdiri pasien terasa goyah?

Apakah terdengar suara pop saat terjadinya cedera?


Dari hasil anamnesa yang dilakukan, kita bisa mendapatkan beberapa informasi penting,

yaitu:
1 Pasien : laki-laki 25 tahun
2 Keluhan utama : nyeri pada lutut kiri
3 Riwayat penyakit sekarang (RPS) :
a Penyebab : keseleo karena gerakan memutar badan saat bermain sepak bola.
Waktu kejadian : 6 jam yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital (TTV) adalah nadi, pernapasan, suhu, dan tekanan darah. Semuanya
harus diukur dalam setiap pemeriksaan yang lengkap dan dalam banyak pertemuan singkat.
Mereka vital karena mengandung ukuran-ukuran klinis kuantitatif yang sangat besar nilainya.2
Nadi merupakan refleksi perifer dari kerja jantung dan penjalaran gelombang dari
proksimal ke distal. Kecepatan nadi normal pada dewasa yang sehat berkisar dari 50-100
denyut/menit. Kecepatan pernapasan normal adalah 12-18 kali/menit. Suhu tubuh manusia secara
fisiologis rata-rata adalah 37oC (98,6oF). tekanan darah normal pada kebanyakan orang dewasa
sehat berkisar antara 90/50 dengan 140/90.2
Pemeriksaan neurologis juga harus dilakukan dalam konteks pemeriksaan fisik umum.
Hal ini terutama untuk sistem kardiovaskular dan musculoskeletal. Hal-hal berikut penting
dinilai pada penyakit vascular sistem saraf yaitu, nadi, tekanan darah, murmur dan bruit (jantung,
karotis, kranial, atau spinal).3
Pada sistem muskuloskeletal, sangat penting untuk memeriksa tulang tengkorak, tulang
belakang dan deformitas sendi. Berbagai komponen pemeriksaan neurologis yang harus
diskrining pada setiap pasien yaitu, tingkat kesadaran, fungsi kognitif, cara berbicara, saraf
kranial, leher dan batang tubuh, ekstremitas (motorik dan sensorik), dan pola berjalan.3
Detil-detil yang diperlukan untuk setiap bagian akan terlihat saat anamnesis. Jadi, pada
banyak konsultasi rawat jalan standar, tingkat kesadaran dan fungsi kognitif dinilai dari
kemampuan pasien untuk mengemukakan riwayat penyakitnya secara pasti. Akan tetapi pada
keadaan gawat darurat, pasien tidak sadar misalnya karena kecelakaaan, atau pasien dengan
2

penurunan kesadaran di bangsal umum rumah sakit, maka aspek-aspek ini memerlukan penilaian
lebih lanjut yang mendetil.3
Pada kasus seperti ini dicurigai adanya robekan pada ligamen cruciatum anterior. Untuk
memastikan kecurigaan dapat dilakukan beberapa metode pemeriksaan untuk mengetahui apakah
benar ada robekan pada ligamen tersebut atau tidak. Metode pemeriksaan yang dilakukan antara
lain adalah anterior drawer test, pivot shift test, dan lachmans test. Pemeriksaan yang
memberikan hasil paling akurat dalam menegakkan diagnosis ruptur ligamen cruciatum anterior
adalah tes lachman dengan sensitivitas 87%-98% pada kasus akut. Sedangkan tes yang paling
sering dilakukan adalah anterior drawer test, akan tetapi anterior drawer test hanya positif pada
50% kasus cedera ligamentum cruciatum anterior (anterior cruciate ligamen/ACL) jika
posterior horn dari meniscus medialis dan kapsul posterior masih menempel.4
Lachmans test dilakukan dengan cara memposisikan pasien berbaring dengan keadaan
femur sedikit eksorotasi dan lutut dalam keadaan sedikit difleksikan untuk merelaksasikan otot
otot hamstring. Pemeriksa memegang femur dengan erat menggunakan satu tangan dan satu
tangan lagi memegang tibia di bawah persendian. Lalu pemeriksa menarik tibia ke anterior
dengan menahan femur pada posisi dengan mendorongnya ke posterior. Jika terjadi ruptur pada
ACL maka akan terjadi pergeseran berlebihan dari tibia ke arah anterior jika dibandingkan
dengan keadaan normalnya.4
Anterior drawer test dilakukan dengan memposisikan pasien berbaring dengan lutut
difleksikan. Pemeriksa memegang tibia di atas caput medial dan lateral dari musculus
gastrocnemius dengan kedua tangan dengan ibu jari diletakkan pada sisi dari ligamen patella.
Pemeriksa harus memastikan bahwa otot-otot hamstring dalam kondisi relaksasi sebelum
melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan dengan menarik tangan ke arah anterior
sehingga tibia tertarik ke arah anterior. Jika terjadi perpindahan abnormal dari tibia ke arah
anterior maka tes dikatakan positif yang menunjukkan bahwa ada cedera dari ACL.4,5
Pivot shift test dilakukan dengan mengangkan tungkai pasien dengan posisi fleksi dengan
sendi lutut ekstensi. Pemeriksa melakukan sedikit rotasi internal pada kaki lalu memfelksikan
lutut pasien. Jika terjadi pergeseran tibia ke arah lateral akibat rusaknya ligamen, tes dikatakan
positif.4,5 (Lihat gambar 1,2,3).

Gambar 1. Lachmans test4

Gambar 2. Anterior drawer test4

Gambar 3. Pivot shift test4


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menguatkan atau menunjang dan menyingkirkan
working diagnosis dan differential diagnosis.6
4

Magnetic Resonance Imaging (MRI) Proses pencitraan menggunakan gelombang radio


berpulsasi yang terdengar oleh penderita sebagai suara klik dan medan magnit. Pemeriksaan ini
membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit, dan selama pemeriksaan tersebut penderita tidak di
perkenankan bergerak. Bila tidak memungkinkan, diperlukan obat sedatif. Pencitraan ini
menciptakan gambar yang lebih baik dari jaringan lunak seperti ligamen anterior. Namun, MRI
biasanya tidak diperlukan untuk membuat diagnosis dari ACL yang robek.7,8
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan selain MRI adalah rontgen atau dengan
foto x-ray. Pemeriksaan x-ray rutin meliputi AP, lateral, dan tampak axial, akan membuat
informasi tambahan untuk proses evaluasi pada lutut yang cedera.8 Lihat gambar 4 dan 5.

Gambar 4. MRI ACL normal8

Gambar 5. MRI ACL yang ruptur8

Working Diagnosis
Ruptur Anterior Cruciatum Ligamen
Ada tiga tulang yang bertemu untuk membentuk lutut sendi yaitu, tulang paha (femur),
tulang kering (tibia), dan tempurung lutut (patella). Tempurung lutut anda berada di depan untuk
memberikan perlindungan. 6
Tulang yang terhubung ke tulang lainnya oleh ligamen. Ada empat ligamen utama pada
lutut. Mereka bertindak seperti tali yang kuat untuk menahan tulang bersama-sama dan menjaga
lutut stabil. 6
Kolateral ligamen ditemukan pada sisi lutut. Medial colateral ligamen (MCL) adalah
ligament pada sisi dalam dan lateral colateral ligament (LCL) adalah ligamen pada sisi luar.

Mereka mengontrol gerakan ke samping lutut Anda dan menahan untuk melawan gerakan yang
tidak biasa. 6
Cruciatum ligamen ditemukan dalam sendi lutut tetapi di luar kapsul sinovial. Mereka
saling silang untuk membentuk "X" dengan anterior cruciatum ligamen (ACL) di depan (dari
permukaan dalam condilus lateralis femoris ke arah anterior menuju area intercondilaris anterior
tibia) dan posterior cruciatum ligamen (PCL) di belakang (dari permukaan dalam condilus
medialis femoris ke arah posterior menuju area intercondilaris posterior tibia). Ligamen
cruciatum mengontrol bolak-balik gerakan lutut Anda. 6
Anterior cruciate ligamen berjalan diagonal di tengah lutut. Ini mencegah tibia tergelincir
di depan tulang paha, serta memberikan stabilitas rotasi lutut. 6
Sekitar setengah dari semua cedera pada ligamen anterior terjadi seiring dengan
kerusakan struktur lain di lutut, seperti tulang rawan artikular, meniskus, atau ligamen lainnya. 6
Ligamen terluka dianggap "keseleo atau terkilir" dan dinilai dari skala keparahannya: 6

Tingkat I
Pada tingkat ini terdapat sedikit hematom dan hanya beberapa serabut dari ligamen yang
putus yang disertai dengan nyari yang ringan dan bengkak.

Tingkat II
Pada tingkatan ini lebih banyak serabut ligamen yang putus dan ligamen tertarik dan
diperpanjang disertai dengan rasa sakit yang lebih dan memar. Ligamen biasanya akan
pulih tanpa perlu operasi dengan penurunan kekuatan dengan sedikit ketidakstabilan.

Tingkat III
Ligamen tertarik hingga sobek menjadi dua seringkali disertai dengan rasa nyeri yang
tidak begitu hebat akan tetapi sendi menjadi sangat tidak stabil.
Robek sebagian dari ligamen anterior jarang, kebanyakan cedera cruciatum anterior

ligamen lengkap atau mendekati robek lengkap. Ligamen cruciatum anterior dapat terluka dalam
beberapa cara: 6
1 Mengubah arah dengan cepat
2 Berhenti secara tiba-tiba
3 Memperlambat laju saat berlari
4 Salah mendarat setelah melompat
5 Kontak langsung atau tabrakan, seperti dijegal saat bermain sepakbola
6

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa atlet wanita memiliki insiden yang lebih tinggi
dari cedera Ligamen cruciatum anterior daripada atlet pria dalam olahraga tertentu. Hal ini
dikarenakan perbedaan kondisi fisik, kekuatan otot, dan kontrol neuromuskular. Kemungkinan
penyebab lainnya termasuk perbedaan keselarasan dalam pelvis dan ekstremitas bawah (kaki),
peningkatan kelonggaran pada ligamen, dan efek dari estrogen pada sifat ligamen. 6
Diperkirakan bahwa 70 persen dari cedera ACL terjadi melalui mekanisme non-kontak
sementara 30 persen adalah hasil dari kontak langsung dengan pemain lain atau objek.
Mekanisme cedera sering dikaitkan dengan perlambatan diikuti dengan pemotongan berputar
atau side stepping manuver, pendaratan canggung atau out of control play.9
Jatuh dari tangga atau hilang satu langkah di tangga adalah kemungkinan penyebab
lainnya. Seperti bagian tubuh lain, ACL menjadi lemah dengan semakin bertambahnya usia. Jadi
robekan terjadi lebih mudah pada orang tua dari usia 40.9
Bila ligamen anterior terluka, mungkin akan terdengar suara poppada lutut. Gejala khas
lainnya termasuk: 6
a Nyeri dengan pembengkakan. Dalam waktu 24 jam, lutut akan membengkak. Jika
diabaikan, pembengkakan dan rasa sakit dapat membaik sendiri. Namun, jika mencoba
untuk kembali ke olahraga, mungkin akan menjadi tidak stabil dan beresiko
b
c
d

menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada bantalan (meniskus) tulang rawan lutut.
Kehilangan rentang gerak penuh
Nyeri tekan di sepanjang garis sendi
Ketidaknyamanan saat berjalan
Pengobatan untuk robekan ACL bervariasi tergantung pada kebutuhan individu pasien.

Misalnya, atlet muda yang terlibat dalam olahraga ketangkasan kemungkinan besar akan
membutuhkan operasi untuk kembali berkegiatan. Yang kurang aktif, biasanya individu yang
lebih tua, mungkin dapat kembali ke gaya hidup yang lebih tenang tanpa operasi. 6
Robekan pada ACL tidak akan sembuh tanpa operasi. Tapi pengobatan tanpa operasi
mungkin efektif untuk pasien yang sudah lanjut usia atau memiliki tingkat aktivitas yang sangat
rendah. Jika stabilitas keseluruhan lutut masih utuh, tindakan tanpa operasi di rekomendasikan. 6
Dokter mungkin merekomendasikan brace (alat bantu) untuk melindungi lutut dari
ketidakstabilan. Untuk lebih melindungi lutut, mungkin akan diberi kruk untuk menopang berat
badan pada kaki. 6
Setelah pembengkakan menurun, program rehabilitasi hati-hati dimulai. Latihan khusus
akan mengembalikan fungsi lutut dan memperkuat otot-otot kaki yang mendukungnya. 6
Untuk pengobatan dengan operasi kita harus merekonstruksi ligamentum kembali.
Kebanyakan robekan ACL tidak dapat dijahit kembali. Untuk memperbaiki ACL dan
7

memulihkan stabilitas lutut, ligamen harus direkonstruksi. Ligamen yang robek akan digantikan
dengan cangkok jaringan. Cangkok ini bertindak sebagai perancah agar ligamen baru dapat
tumbuh. 6
Cangkok dapat diperoleh dari beberapa sumber. Seringkali mereka diambil dari tendon
patella, yang membentang antara tempurung lutut dan tulang kering. Tendon hamstring di bagian
belakang paha merupakan sumber umum dari cangkokan. Kadang-kadang tendon paha depan,
yang membentang dari tempurung lutut ke paha juga digunakan. 6
Ada keuntungan dan kerugian untuk semua pilihan sumber cangkokan. Sehingga
pencangkokan harus didiskusikan dengan dokter bedah ortopedi untuk membantu menentukan
mana yang terbaik. 6
Karena pertumbuhan kembali ligamen membutuhkan waktu, kira-kira enam bulan atau
lebih sebelum seorang atlet dapat kembali ke aktivitasnya setelah operasi. 6
Prosedur pembedahan untuk merekonstruksi kembali sebuah ligamen anterior dilakukan
dengan arthroskopik menggunakan sayatan kecil. Operasi arthroskopik kurang invasive
bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit dari operasi, mempersingkat waktu yang dihabiskan di
rumah sakit, dan waktu pemulihannya lebih cepat. 6
Komplikasi yang mungkin timbul meliputi infeksi, kekakuan pasca operasi dan nyeri
pasca operasi. Didapati juga 72% pasien ruptur ACL mengalami kerusakan pada bagian
meniskus.7 Selain meniskus, lemahnya otot khususnya m. quadriceps dan hamstring akibat
putusnya ACL yang tidak kunjung ditangani dengan segera.

Differential diagnosis
Ruptur medial collateral ligament
Cedera pada MCL dapat terjadi dalam mekanisme non kontak seperti saat bermain ski di
lereng atau olahraga kontak ketika seorang lawan jatuh mengenai lutuh dari lateral ke medial.
Robekan MCL digolongkan menjadi grade I (ringan), grade II (sedang) atau grade III
(parah). 7
Pasien dengan grade I, terdapat nyeri lokal pada medial femoral kondilus atau medial
tibial tetapi biasanya tidak terdapat pembengkakan. Sedangkan pemeriksaan pada grade II
menunjukkan tanda nyeri, kadang dengan pembengkakan lokal. Dan grade III sering berkaitan
dengan robeknya ACL. 6
Ruptur posterior collateral ligament
8

Cedera pada PCL jarang terjadi dibandingkan cedera ACL dan sering tidak dikenali. PCL
lebih luas dan kuat daripada ACL serta memiliki kekuatan regangan yang lebih besar. Cedera
sering terjadi ketika sebuah tekanan langsung pada bagian anterior dari proximal tibia ketika
lutut tertekuk. Hiperekstensi dan rotasi juga dapat mengakibatkan robekan pada PCL. Robekan
PCL juga digolongkan menjadi grade I (ringan), grade II (sedang) atau grade III (parah).
Biasanya juga rupture PCL ini tidak disertai dengan bnyi POP. 7
Beberapa differential diagnosis diatas menimbulkan efek yang hampir sama dengan
cedera ligamen ACL. Mereka menimbulkan rasa nyeri pada bagian lutut. Untuk membuang
differential diagnosis sebagai working diagnosis kita, maka pemeriksaan penunjang memiliki
peranan yang penting.

Penatalaksanaan
Pada kasus cedera ACL penatalaksanaan dapat dilakukan dengan tindakan bedah maupun
tidak tergantung dari seberapa parah cedera yang dialami. Pada kasus ruptur total dari ACL
diperlukan tindakan pembedahan untung mengganti ACL yang sobek agar kestabilan sendi lutut
dapat kembali dipertahankan seperti keadaan semula.5
Untuk penanganan cedera ACL tepat setelah terjadinya cedera yang bertujuan untuk
mengurangi nyeri dan bengkak. Selain itu penanganan yang tepat setelah mengalami cedera
dapat mengurangi komplikasi yang timbul setelah operasi dilakukan. Tindakan yang dapat
dilakukan setelah cedera adalah:7

Rest
Lutut diistirahatkan dan tidak digunakan sampai bengkak hilang.

Ice
Lutut dikompres dengan es atau air dingin yang bertujuan untuk mengurangi
pembengkakan dan rasa nyeri.

Compression
Lutut dibalut dengan compression bandage untuk mengurangi bengkak.

Elevation
9

Pasien berbaring dengan posisi tungkai lebih tinggi dari jantung yang bertujuan untuk
mengurangi pembengkakan.
Untuk tindakan pembedahan, kebanyakan sobekan pada ACL tidak boleh dijahit dan
disambung ke keadaan semula. Untuk melakukan tindakan rekonstruksi ACL yang bertujuan
untuk mengembalikan kestabilan lutut diperlukan sebuah graft atau transplan. Transplan yang
digunakan untuk rekonstruksi ACL biasanya berupa autograft atau transplan yang diambil dari
organ tubuh sendiri. Transplan untuk rekonstruksi ACL yang paling sering digunakan adalah
graft dari ligamentum patella atau dari tendon hamstring.2 Lihat gambar no 6.

Gambar 6. Struktur persendian lutut2

Pada penggunaan transplan dari ligamentum patella langkah-langkah yang dilakukan adalah:2
1

ACL yang rusak dibuang lalu dibuat lubang sedikit pada femur bagian distal.

Insisi dilakukan pada lutut dari patella sampai ke tibia

Melakukan pengeboran pada bagian femur distal dan tibia. Pengeboran ini bertujuan
untuk melakukan penanaman transplan yang akan dijadikan pengganti ACL yang rusak.

Graft diambil dari ligamentum patella.

Graft yang sudah diambil dimasukkan ke dalam lubang yang sudah di bor di femur dan
tibia lalu difiksasi.

10

Gambar 7. Proses rekonstruksi ACL2


Pada tindakan rehabilitasi pasca operasi, tindakan yang dilakukan bertujuan untuk
mengembalikan Range of Motion (ROM) dari sendi yang dilakukan rekonstruksi ACL. Tindakan
pertama yang dilakukan setelah operasi adalah melakukan pergerakan dari sendi lutut di ruang
operasi. Biasanya dilakukan anestesi lokal pada lutut agar pasien tidak merasakan nyeri ketika
memfleksikan lutut. Proses ini bertujuan untuk melihat apakah graft yang ditanam berada pada
kondisi yang baik, tidak terlalu kencang maupun tidak terlalu kendur.2
Proses berikutnya adalah dengan memicu pertumbuhan transplan dengan memberikan
tahanan beban dengan memfleksikan tungkai kontralateral. Hal ini bertujuan agar transplan dapat
cepat tumbuh sehingga keadaan lutut dapat digunakan seperti pada kondisi normal.2
Proses rehabilitasi ini merupakan suatu tindakan wajib dilakukan agar hasil operasi yang
dilakukan dapat optimal tanpa mengurangi fungsi dan pergerakan dari sendi tersebut.2
Edukasi
Cedera ACL merupakan cedera yang sering dialami oleh atlet-atlet maupun orang-orang
yang menekuni bidang olahraga tertentu seperti sepak bola. Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menghindari terjadinya cedera pada ACL antara lain adalah:2

11

Melakukan pemanasan sebelum melakukan olahraga. Hal ini bertujuan agar otot-otot
sudah siap digunakan saat berolahraga sehingga tidak terjadi kaget pada otot sehingga
meningkatkan resiko cedera

Hindari melakukan gerakan yang tiba-tiba.


Gerakan yang dilakukan secara mendadak cenderung akan memberikan gaya yang timbul
secara

mendadak

pada

bagian

tubuh.

Gerakan

memutar

tiba-tiba

misalnya,

mengakibatkan pergerakan abnormal dimana tibia masih berada pada posisi awal
sedangkan femur sudah melakukan rotasi. Hal ini akan menimbulkan gaya yang besar
pada ACL sehingga ACL dapat mengalami ruptur.

Usahakan

untuk

melakukan

pergerakan

memutar

menggunakan

kaki,

bukan

menggunakan lutut

Melatih otot-otot dan persendian dengan latihan yang teratur


Otot-otot dan persendian yang terlatih akan meningkatkan kekuatan dari komponenkomponennya dimana hal tersebut akan mengurangi resiko cedera.

Prognosis
Prognosis untuk kasus ACL umumnya baik. Penanganan yang tepat dalam kasus cedera
ligamen dapat mengembalikan ligamen yang rusak kembali ke kondisi yang optimal dengan
tindakan pembedahan sehingga tercapainya tujuan stabilisasi lutut dan pengembalian fungsi
normal. Umumnya penggunaan optimal kembali ligamen yang cedera untuk berolahraga dapat
dilakukan enam bulan setelah tindakan bedah dilakukan.2
Kesimpulan
Jika kita lihat dari kegiatan dan juga kejadiannya pasien tersebut kemungkinan besar
terkena rupture anterior cruciate ligament, karena ia mengalami sakit setelah melakukan putaran
ketika hendak menendang bola. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga ia terkena rupture pada
ligament lutut lainnya sehingga pemeriksaan penunjang penting dilakukan untuk memperkuat
diagnosis.
Daftar Pustaka

12

1. Siebold S, Dejour D, Zafagginini S. Anterior cruciate ligament reconstruction (a practical


surgical guide). Heidelberg: Springer;2010.p.30-1.
2. Willms JL, Schneiderman H. Diagnosis fisik : evaluasi diagnosis dan fungsi di bangsal.
Jakarta:EGC;2010.h.9-13,30-1.
3. Arnheim D.D. Modern principles of athletic training. United State of America:Times
Mirror/Mosby College Publishing.2011.p.63-79.
4. Johnson DH, Pedowitz RA. Practical orthopaedic: sports medicine & arthroscopy.
Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins; 2007. h.808-27
5. Szendroi M, Skaliczki G, Bartha M. Knee. Dalam: Szendroi M, Sim FH. Color atlas of
clinical orthopedics. Springer; 2009. h.425-7.
6. McRae R. Clinical orthopaedic examination. Elsevier; 2005. h.206-9.
7. Weiner HL, Levitt LP. Buku saku neurologi. Edisi ke-5. Jakarta:EGC;2001.h.265-9.
8. Swedan N. Womens sports medicine and rehabilitation. Maryland: Aspen
Publishers;2001. h.68-9.
RA, McPherson RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium.

9. Sacher

Jakarta:EGC;2004. h.639-40.

13

Anda mungkin juga menyukai