Anda di halaman 1dari 7

1.

Divya Zandheva 20190310075


2. Arista Wilapastuti 20190310073
3. Ilham Pambudi 20190310080
4. Bintang Mukti Asmara Jati 20190310074
5. Astriana Reza Pahlevi 20190310082
6. Safinatun najah 20190310083
7. Venska Ghaniiyyu Putri Permana 20190310076
8. Muhammad Kemal P 20190310077
9. Anindya Kalyzca Nedra K 20190310081
I. DASAR TEORI

Kebugaran jasmani merupakan tolak ukur seseorang dikatakan sehat atau tidak.
Kebugaran dibutuhkan oleh setiap jenjang umur, mulai dari anak-anak sampai lanjut
usia. Kebugaran jasmani pengertiannya yaitu kemampuan tubuh seseorang untuk
melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (Perdana,
2008). Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan
kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien
dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti
dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas lainnya.
Olahraga merupakan salah satu bentuk kegiatan meningkatan kebugaran jasmani.
olahraga ini sendiri memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem kardiovaskular
dan respirasi. Dapat dilihat saat berolahraga, otot-otot sering mengalami kontrasi
besar, kontraksi ini memerlukan suatu energi berupa ATP. ATP akan disintesis
dengan bantuan oksigen dan nutrisi. hasil lain sintesis ATP ini adalah panas dan CO 2.
Meningkatnya kebutuan oksigen dalam jaringan dan kadar CO2 merangsang suatu
kompensasi berupa meningkatnya fungsi kardiovaskuar da respirasi.
Perubahan yang terjadi saat olahraga adalah 1) meningkatkan aliran darah ke otot
rangka 13 kali waktu keadaan istirahat. 2) meningkatkan curah jantung 4-5 kali. 3)
denyut jantung dapat meningkat maksimum hingga 195 kali/menit. 4) ventilasi paru-
paru meningkat 20 kali waktu istirahat. 5) meningkatnya suhu tubuh
Apabila olahraga telah dimulai maka mekanisme lokal akan mempertahankan
tingginya aliran darah dengan cara antara lain meningkatnya PCO2 jaringan,
penumpukan K+,metabolit vasodilator lain, peningkatan suhu tubuh, menurunan PH
dan penurunan afinitas hemoglobin dalam menyerap oksigen .
Kontraksi rangka akan mempengaruhi pembuluh darah di dalamnya seperti saat
kontraksi maksimum pembuluh darah vena akan mengalir lancar sehingga otot
mengalami relaksasi. olahraga yang mningkatkan aliran darah dan oksigenasi otot
disebut olahraga aerob. Sedangkan Olahraga yang menyebabkan aliran darah dan
oksigenasi jaringan terhenti disebut olahraga anaerob.
Aktivitas tubuh yang tinggi membutuhkan energi yang tinggi pula. sintesis energi
di mitokondria memlukan substrat makanan berupa glukosa, asam lemak atau asam
amino dan oksigen. Apabila tubuh melakukan aktivitas makan PO2 darah akan
menurun dan PCO2 darah akan menigkat. Hal ini memacu peningkatan fungsi
pernafasan di medulla oblongata utuk memperoleh O2 dan mengeluarkan CO2 yang
lebih banyak.
Peningkatan fungsi respirasi juga menimbulkan peningkatan fungsi sirkulasi
darah. hal ini dikarenakan bahwa O2 dan CO2 diedarkan melalui pembuluh darah.
agar kedunya selalu dalam batas normal sesuai dengan kebutuhan tubuh maka perlu
ditingkatkan sirkulasi aliran darah.
Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernafasan dan volume tidal adalah tekanan
parsial O2 dan CO2 serta PH darah yang dipengaruhi oleh tekanan lingkungan,
kebutuhan energi, dan Kemapuan tubuh memperoleh O2 dan mengeluarkan CO2.
Salah satu tes kebugaran jasmani yang sangat mudah dilakukan adalah Harvard
Step Test. Tes ini bertujuan untuk mengukur kapasitas aerobik untuk kerja otot dan
kemampuannya pulih dari kerja. Harvard step test ini dilakukan dengan cara naik
turun bangku selama maksimal 5 menit mengikuti irama metronom dengan ketukan
120 bpm. Saat sudah mencapai kelelahan atau irama langkah peserta tidak sesuai,
maka tes dihentikan kemudian waktunya dicatat dan dihitung nadi pada arteri radialis.
Menurut Annisa Falihati (2010) faktor yang mempengaruhi indeks kebugaran
jasmani pada latihan tes bangku Harvard adalah daya tahan kardiovaskular seseorang
yang dipengaruhi oleh:
1. Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT didapatkan dari hasil berat badan (kilogram) dibagi kuadrat dari tinggi
badan (meter). IMT dapat menggambarkan adiposa yang terkandung pada
tubuh seseorang. Kategori IMT dapat dikategorikan sebagai underweight,
normal, overweight dan obesitas.
2. Umur
Umur dapat mempengaruhi daya tahan kardiovaskular pada seseorang
dimana pada usia 10-20 tahun, ketahanan kardiovaskular dengan nilai indeks
jantung normal kira-kira 4 L/menit/m2. ketahanan kardiovaskular menurun
seiring dengan bertambahnya usia, bahkan pada usia 80 tahun nilai normal
indeks jantung hanya tinggal 50%. hal ini terjadi karna penurunan kekuatan
kontraksi otot jantung, kapasitas vital paru-paru dan kapasitas oksidasi otot
skeltal.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin penentu karena daya tahan kardiovaskular pria dan wanita itu
berbeda pada masa pubertas. Lemak pada wanita 10 kali lebih banyak
dibanding pria dikarenakan ukuran otot dan proporsinya dalam tubuh
4. Aktivitas fisik/ olahraga
Kebiasaan olahraga akan mempengaruhi daya tahan kardiovaskular
seseorang. orang yang terlatih akan memiliki otot yang lebih kuat, lentur, dan
daya tahan kardiorespirasi yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang
kurang berolahraga.

Perhitungan dalam Hardvard step test ini menggunakan frekuensi denyut nadi.
Denyut nadi normal sekitar 60- 100 kali/ menit. Apabila terjadi peningkatan aktivitas
fisik maka akan disertai dengan peningkatan denyut nadi yang sesuai. Tinggi
rendahnya frekunsi denyut nadi yang dicapai tergantung pada tingkat kebugaran
jasmani seseorang. Maka apabila seseorang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani
yang tinggi lalu melakukan aktitas fisik yang ditentukan denyut nadi yang dihasilkan
akan sesuai dengan tinggkat kebugaran jasmaninya.
Menurut AHA (American Heart Association), terdapat faktor lain yang
mempengaruhi frekuensi denyut nadi, yaitu
1. Suhu ruangan
Suhu lingkungan yang meningkat membuat pompa jantung bekerja lebih
keras, sehingga menyebabkan kenaikan denyut jantung.
2. Posisi tubuh
Posisi tubuh berdiri selama 15-20 detik pertama, denyut jantung akan
meningkat, namun dengan cepat kembali normal.
3. Emosi
Keadaan stress, khawatir, senang atau sedih berlebihan akan
meningkatkan denyut jantung.
4. Indeks masa tubuh
Ukuran tubuh yang melebihi normal atau IMT >30 biasanya memiliki
denyut jantung lebih tinggi.
5. Obat-obatan
Zat yang menghambat adrenalin atau beta blocker dapat menurunkan
denyut jantung. Obat yang meningkatkan fungsi tiroid akan meningkatkan
denyut jantung.

II. ALAT DAN BAHAN

- Bangku setinggi 40 cm (diletakkan menghadap tembok)


- Metronom
- Stopwatch
- Sphygmomanometer
- Termometer badan infra red
III. CARA KERJA

 Pemeriksa memilih probandus yang akan dinilai indeks kebugaran jasmani.


 Probandus diminta untuk menandatangani surat oernyataan dalam kondisi
sehat.
 Probandus ditanya nama dan usia.
 Probandus diukur berat badan dan tinggi badan untuk menghitung indeks masa
tubuh.
 Probandus ditanya mengenai kebiasaan aktivitas olahraga.
 Probandus ditanya makan dan minum terakhir.
 Probandus diminta untuk duduk selama 5 menit, kemudian pemeriksaan
menguhitung frekuensi denyut nadi istirahat probandus dan tanda vital (vital
signs) yang lain.
 Pemeriksa memasang metronom pada 120 ketukan/menit (30 langkah
lengkap).
 Probandus diminta berdiri menghadap bangku Harvard.
 Probandus di inta untuk melakukan latihan HST dengan naik turun bangku
dalam 4 hitungan (satu:kaki kiri/kanan naik; dua:kaki kanan/kiri naik, lutut
lurus; tiga:kaki kiri/kanan turun; empat:kaki kanan/kiri turun), sebanyak 2-3
kali sebelum HST sesungguhnya dilakukan. HST selalu dimulai dengan kaki
yang sama dan setiap langkah kaki probandus harus sama dengan ketukan
metronom.
 Probandus diminta untuk melakukan HST yang sesungguhnya. Pada saat HST
dimulai, pemeriksa memberi aba-aba “ya” dan menekan tombol stopwatch
sebagai tanda waktu dimulainya tes.
 Pada saat probandus tidak sanggup melakukan HST atau durasi waktu sudah
mencapai 5 menit, pemeriksa memberi aba-aba “stop” dan segera menekan
tombol stopwatch (menghentikan stopwatch). Pemeriksa mencatat durasi
waktu naik turun bangku probandus tersebut.
 Pemeriksa segera menekan kembali tombol stopwatch agar jarum stopwatch
kembali ke posisi 0 dan meminta probandus untuk duduk kembali.
 Pemeriksa segera menekan tombol stopwatch sekali lagi sebagai awal waktu
untuk menghitung frekuensi denyut nadi pemulihan.
 Pemeriksaan menghitung denyut nadi pemulihan pada:
 Menit ke-1 s.d. menit ke-1,5 setelah naik turun bangku (30” kesatu).
 Menit ke-2 s.d. menit ke-2,5 setelah naik turun bangku (30” kedua).
 Menit ke-3 s.d. menit ke-3,5 setelah naik turun bangku (30” ketiga).
 Pemeriksaan mengukur tanda vital (vital signs) yang lain.
 Pemeriksa menghitung Indeks Kebugaran Jasmani (Physical Fitness Index)
dengan formula :
 Cara Lambat
IKJ = Durasi waktu tes dalam detik x 100
2(Jumlah ketiga frekuensi denyut nadi pemulihan)

 Cara Cepat
IKJ = Durasi waktu tes dalam detik x 100
5,5(frekuensi denyut nadi pemulihan 30” pertama)

IV. HASIL

I II III IV
Nama Billy Ilham Kemal Riken
Usia 19 18 18 18
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Berat badan (kg) 64 56 84,5 82
Tinggi badan (m) 1,72 1,7 1,67 1,59
Indeks massa tubuh 21,6 19,4 30,3 32,4
Kebiasaan aktivitas olahraga 1- 1x/mingg 2- 1x/mingg
(perminggu) 2x/minggu u 3x/minggu u
Makan minum terakhir 4 jam yll 4,5 jam 4 jam yll 3 jam yll
yll
Frekuensi denyut nadi istirahat 91 80 80 96
(x/menit)
Frekuensi respirasi istirahat 18 22 20 20
(x/menit)
Tekanan daah istirahat (mmHg) 130/80 120/80 120/90 110/70
Suhu badan istirahat (derajat 35,9 36,5 36,4 36,5
celcius)
Durasi waktu tes (detik) 167 142 160 132
Frekuensi denyut nadi pemulihan 30 61 74 64 53
menit pertama
Frekuensi denyut nadi pemulihan 30 62 69 50 52
menit kedua
Frekuensi denyut nadi pemulihan 30 60 56 46 43
menit ketiga
Frekuensi respirasi pemulihan 42 32 28 32
(x/menit)
Tekan darah pemulihan (mmHg) 135/80 130/80 150/100 130/80
Suhu badan pemulihan (derajat 36,5 36,5 36,1 36,2
celcius)
Nilai dan kategori kebugaran 49,78 34,89 45,54 45,28
jasmani cara cepat
Nilai dan kategori kebugaran 45,63 35,68 50,00 44,59
jasmani cara lambat

V. PEMBAHASAN
Dari hasil praktik untuk menguji Hadvard Step Test yang kami dapatkan, terbukti
bahwa olahraga dapat mengubah hasil dari pengukuran kardiovaskular dan respirasi
atau biasa disebut dengan vital sign. Contohnya pada pengukuran frekuensi respirasi,
respirasi keempat probandus akan meningkat 2-3x dibandingkan ketika istirahat.
Selain itu tekanan darah juga dapat meningkat drastis hingga maksimal 195x/menit,
dalam hasil praktik ini keempat probandus mengalamai kenaikan tekanan darah 10-30
mmhg. Denyut nadi probandus Hadvard Step Test akan mengalami peningkatan
frekuensi per menit dikarenakan beberapa faktor, yaitu suhu ruangan/lingkungan,
posisi tubuh, emosi, IMT, dan obat-obatan yang dikonsumsi. Pengukuran suhu dalam
hasil praktik kali ini didapatkan tidak sejalan dengan dasar teori dikarenakan
pengukuran suhu dilakukan pada ruangan yang ber-AC sehingga suhu tubuh yang
diukur bercampur dengan suhu lingkungan yang dingin.

Perolehan IKJ (Indeks Kebugaran Jasmani) oleh probandus Kemal dengan cara
lambat 50, sedangkan cara cepat 45,45. Probandus Billy dengan cara lambat
memperoleh 45,63, sedangkan dengan cara cepat 49,78. Probandus Ilham dengan cara
lambat memperoleh 35,68, sedangkan cara cepat 34,89. Probandus Riken dengan cara
lambat memperoleh 44,59, sedangkan dengan cara cepat 45,28.

Terdaapat perbedaan pada keempat probandus yang dapat mempengaruhi hasil


IKJ yang didapatkan. Contohnya pada Indeks Masa Tubuh, usia, dan frekuensi
olahraga tiap minggu yang dilakukan. Probandus Kemal berusia 18 tahun, dengan
IMT 30,3 dan terbiasa melakukan olahraga 3x dalam seminggu. Probandus Billy
berusia 19 tahun, dengan IMT 21,6 dan terbiasa melakulan olahraga 2x dalam
seminggu. Probandus Ilham berusia 18 tahun, dengan IMT 19,4 dan terbiasa
melakuakn olahraga 1x dalam seminggu. Probandus Riken berusia 18 tahun, dengan
IMT 32,4 dan terbiasa melakukan olahraga 1x dalam seminggu. Jenis kelamin juga
dapat berpengaruh pada hasil IKJ yang didapatkan, namun dalam praktik kali ini
probandus memiliki jenis kelamin sama yaitu laki-laki.

VI. KESIMPULAN
1. Rutinitas olahraga dapat mengubah hasil dari pengukuran kardiovaskular dan
respirasi atau biasa disebut dengan vital sign
2. Terdapat perbedaan pada keempat probandus yang dapat mempengaruhi hasil IKJ
yang didapatkan. Contohnya pada Indeks Masa Tubuh, usia, dan frekuensi olahraga
tiap minggu yang dilakukan, dan jenis kelamin
3. Menurut data IKJ yang didapatkan dari keempat probandus sama sama memiliki
perolehan kriteria yang buruk dengan cara lambat maupun cara cepat

VII. REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai