Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Kamis/21 Februari 2019

Waktu : 08.30 – 11.00 WIB


Fisiologi Veteriner II Dosen : Dr. drh. Hera Maheswari MSc.
Asisten : Baita Dwi Rahayu
Esti Saraswati
Kelompok : 2

RESPIRASI 1

Kelompok 1/ 2

Afifah Arini Habib B04170104 .......


M. Ikhsan Zukri B04170106 .......
Fuyi Ziget Zozalbo B04170112 .......
Khansa Nibraszati Bayani B04170120 .......
Hasnan Ramadhan B04170128 .......
Viyata Pratiwi Risky B04170131 .......

DEPARTEMEN ANATOMI FISIOLOGI FARMAKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Dasar teori
Ketahanan fisik ialah ketahanan untuk melakukan kerja otot dengan memuaskan,
dibawah kondisi-kondisi khusus, dan ini sangat tergantung pada komponen-komponen
dari sistem-sistem: transport oksigen, pernapasan, kardiovaskuler, darah, otot dan
sistem enzim dalam tubuh seseorang.
Disamping itu ketahanan jasmani seseorang bergantung pada faktor genetik,
makanan sehari-hari, pekerjaan sehari-hari, serta aktivitas fisik yang dilakukannya.
Ketahanan/kondisi ini dapat dikembangkan dan diperbaiki dengan latihan-latihan yang
tertentu. Ketahanan ini pada tiap-tiap saat dapat diketahui dengan memeriksa
ketahanan jasmani seseorang pada waktu itu. Pemeriksaan ini dapat dilakukan antara
lain dengan faal alat pernapasan, faal jantung (frekuensi nadi dan tekanan darah),
ketahanan kerja otot, dan lain-lain.
Pemeriksaan frekuensi nadi dapat memberi gambaran kesanggupan sistem
sirkulasi dan pernapasan, walaupun tidak secara keseluruhan. Waktu kembalinya nadi
ke frekuensi istirahat setelah kerja merupakan ukuran dari kesanggupan sistem sirkulasi
dan pernapasan untuk menghilangkan sisa-sisa metabolisme dari dalam darah, dan ini
dapat memberi gambaran tentang kesanggupan tubuh.
Tujuan utama dari sistem respirasi adalah menyediakan oksigen untuk jaringan dan
mengeliminasi karbon dioksida. Selama melakukan aktivitas fisik, sistem respirasi
bekerja lebih banyak karena konsumsi oksigen, ventilasi pulmonal dan alveolar serta
kapasitas difusi oksigen meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi
terutama pada otot rangka.Karena kebutuhan oksigen yang diperlukan pada otot selama
melakukan aktifitas fisik meningkat, maka sistem kardiovaskuler pun harus
meningkatkan tekanan darah, volume sekuncup (stroke volume), denyut jantung (heart
rate), dan cardiac output untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh
jaringan otot. Agar hal tersebut terpenuhi, maka pada saat yang sama, tubuh
mengurangi aliran darah ke organ-organ yang tidak terlalu aktif selama melakukan
latihan fisik, seperti ginjal, hati dan organ-organ pada saluran pencernaan. Latihan fisik
yang dilakukan secara teratur akan membuat sistem kardiovaskuler lebih efisien dalam
hal memompa darah dan mengantarkan oksigen ke otototot yang dipergunakan saat
berolahraga. (Alamsyah D.A 2017)
Tingginya lemak tubuh akan menjadi penghalang dan memberikan beban
tambahan fungsi kardiorespirasi selama latihan fisik. Berkurangnya fungsi ini akan
berdampak pada rendahnya ambilan oksigen yang digunakan untuk metabolisme
intrasel, terutama sel-sel muskuloskeletal. Karena deposisi lemak yang tidak
proporsional, sistem muskuloskeletal gagaluntuk memperoleh jumlah oksigen yang
cukup selama melakukan latihan
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan menentukan ketahanan jasmani.
METODE

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan praktikum ini adalah Spigmomanometer, stopwatch
,dan Stetoskop.

Tata Kerja
Subyek disuruh lari di tempat selama 5 menit, setelah itu istirahat dengan
posisi duduk selama satu menit Pertama, hitung denyut nadi, frekuensi jantung,
respirasi dan tekanan darah dari satu menit sampai satu menit 30 detik, sesudah itu
istirahat lagi 30 detik Kedua, hitung denyut nadi, frekuensi jantung, respirasi dan
tekanan darah dari 2 menit sampai 2 menit 30 detik, sesudah itu istirahat lagi 30 detik.
Terakhir, hitung denyut nadi, frekuensi jantung, respirasi dan tekanan darah dari 3
menit sampai 3 menit 30 detik.

PEMBAHASAN

Praktikum ini dilakukan percobaan pengujian ketahanan jasmani dengan


mengukur denyut nadi, frekuensi jantung, respirasi ,dan tekanan darah dari dua orang
probandus yaitu Hasnan Ramadhan dan Viyata Pratiwi Rizky. Empat pengukuran ini
dilakukan satu menit setelah probandus lari selama lima menit.

Tabel 1. Pengukuran ketahanan jasmani pada laki-laki.


Indikator Normal/ 1 menit setelah 2 menit setelah 7 menit setelah
sebelum lari istirahat istirahat istirahat

Waktu
Denyut nadi 84 128 120 88
Frekuensi jantung 84 128 120 88
Respirasi 19 35 25 21
Tekanan darah 110/70 140/100 110/80 110/80

Tabel 2. Pengukuran Ketahanan jasmani pada perempuan.


Indikator Normal / 1 menit setelah 2 menit setelah 3 menit setelah
Sebelum lari istirahat istirahat istirahat
waktu
Denyut nadi 88 88 124 80
Frekuensi jantung 80 88 124 80

Respirasi 19 46 36 20
Tekanan darah 100/70 120/80 100/80 100/80

Ketahanan jasmani dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan,


lingkungan,faktor genetik, makanan sehari-hari, pekerjaan sehari-hari, serta aktivitas
fisik yang dilakukannya. Pengujian ketahanan jasmani dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kesehatan dan kebiasaan seseorang.
Pada keadaan istirahat, sistol tipikal individu (normal) adalah 110-140 mmHg dan
60-90 mmHg untuk tekanan diastol. Selama aktivitas fisik tekanan bisa meningkat
sampai 200 mmHg dan maksimal pada 250 mmHg yang biasa terjadi pada atlet (
Guyton 2007). Secara teoritis, tekanan darah diastolik adalah tekanan darah dalam
keadaan istirahat. Bila tekanan diastolik tinggi penampang saluran darahnya mengecil
sehingga jumlah darah yang dialirkan menjadi sedikit, akibatnya akan mengganggu
kapasitas oksigen yang diperoleh tubuh. Pada kedua pengujian, tekanan darah
probandus meningkat 15-40% dari keadaan semula pada menit pertama dan kembali
normal pada menit kedua. Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan
aktivitas. Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan
darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh
memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin
cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh darah
akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin besar. Akibat adanya
vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang
menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktupun bertambah
sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan tekanannya pun meningkat.
Dapat dikatakan bahwa volume darah yang masuk dari arteri ke jantung meningkat
(Handayani G et.al 2016). Berdasarkan data pada kedua tabel diatas, kedua probandus
memiliki tekanan darah normal baik sebelum maupun setelah berlari selama lima menit
dan tekanan darah kedua probandus dapat kembali pada keadaan awal setelah istirahat
selama satu menit.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan denyut nadi yang
signifikan terutama pada probandus laki-laki yang menunjukkan respon kardiovaskular
terhadap adanya kontraksi otot. Data pengukuran denyut nadi probandus perempuan
terdapat kekeliruan karena kesalahan praktikan dalam mengukur denyut nadi
probandus pada menit pertama. Pengaturan kardiovaskular terlihat dengan segera
seturut dengan latihan. Kerja ini juga berfungsi untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan
oleh otot untuk melakukan kontraksi selama latihan. Saat jantung dalam keadaan
istirahat, denyut nadinya akan lebih sedikit. Denyut nadi normal adalah 60-100 kali per
menit (Sandi N.I 2013) dan bagi mereka yang tidak pernah olahraga denyut jantung
umumnya 80 kali per menit karena kerja jantung yang cukup berat. Denyut nadi kedua
probandus diatas 80 kali per menit dan semakin meningkat setelah melakukan
olahraga. Hal ini menandakan kedua probandus jarag melakukan olahraga. Dua tabel
diatas menjelaskan bahwa keadaan tubuh probandus pertama dapat kembali pada
keadaan normal dalam waktu lebih kurang tujuh menit dan probandus kedua dalam
waktu 3 menit dalam keadaan istirahat. Hal ini menunjukkan tubuh probandus kedua
lebih memiliki ketahan jasmani dari pada probandus pertama jika aspek lain selain jenis
kelamin diabaikan.
Seorang dewasa normal melakukan 14-18 kali respirasi setiap menit , dan dalam
keadaan istirahat sebanyak 12-15 kali. Selama ini paru-paru mempertukarkan udara
didalamnya dengan atmosfer. (Basoeki S, dkk 2000). Berdasarkan tabel diatas,
respirasi kedua probandus meningkat dua kali lipat setelah istirahat satu menit dan
kembali pada keadaan normal setelah tujuh menit pada probandus pertama dan tiga
menit pada probandus kedua. Hal ini disebabkan tubuh probandus yang membutuhkan
banyak oksigen untk kembali pada kondisi normal. Perbedaan waktu untuk kembali
pada keadaan normal disebabkan oleh perbedaan bobot badan probandus. Probandus
pertama memiliki bobot badan yang lebih besar dibandingkan probandus kedua.
Tingginya lemak tubuh akan menjadi penghalang dan memberikan beban tambahan
fungsi kardiorespirasi selama latihan fisik. Berkurangnya fungsi ini akan berdampak
pada rendahnya ambilan oksigen yang digunakan untuk metabolisme intrasel, terutama
sel-sel muskuloskeletal.

KESIMPULAN

Pengukuran ketahanan jasmani dapat dilakukan dengan faal hitung denyut nadi,
frekuensi jantung, respirasi dan tekanan darah dalam keadaan normal dan dibandingkan
dengan keadaan setelah beraktifitas. Ketahanan jasmani seseorang bergantung pada
faktor genetik, makanan sehari-hari, pekerjaan sehari-hari, serta aktivitas fisik yang
dilakukannya. Praktikum ini menunjukkan bahwa kedua probandus memiliki
ketahanan jasmani yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah D.A,Hestiningsih R,Saraswati L.D. 2017.Faktor-faktor yang


berhubungan dengan kebugaran jasmani pada remaja siswa kelas XI SMK
Negeri 1Semarang11. Jurnal Kesehatan Masyaraka (e-Journal). 3(5):77-87
Handayani G,Lintong F, Rumampuk JF .2016. Pengaruh aktivitas berlari terhadap
tekanan darah dan shu pada pria dewasa normal. Jurnal e-Biomedik (eBm).4(1) : 1-5
Sandi N.I. 2013. Hubungan antara tinggi badan, berat badan, indeks masa tubuh, dan umur
terhadap frekuensi denyut nadi istirahat siswa SMKN 5 Denpasar. Sport and fitness
Journal.1(1): 38-44.

Guyton AC, Hall JE .2007.Alih bahasa, Irawati Setiawan. Buku ajar fisiologi
kedokteran. Ed 9. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC
Basoeki S, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang :
IMSTEP JICA.

Anda mungkin juga menyukai