Anda di halaman 1dari 8

I.

Tujuan
1. Menghitung denyut nadi (pulsus) pada arteri femoralis.
2. Menghitung Cardiac Output (CO)
3. Mengukur Tekanan Darah
II. Tabel Hasil Praktikum

No. Dokumentasi Keterangan


1. Ditempelkan ketiga jari pada Arteri
Femoralis dengan sedikit tekanan kemudian
kurangi tekanan tersebut sampai pulsus
terasa. Dihitung banyak denyutan selama 15
detik.
2. Dilakukan exercise pada probandus selama
10 menit.

3. Dilakukan pemeriksaan pulsus setelah


exercise, kemudian hasil dibandingkan
antara sebelum dan setelah exercise.
4. Dilakukan pengecekan tekanan darah
menggunakan sphygmomanometer.
Kemudian probandus dibiarkan exercise
selama 5 menit.

5. Dilakukan pengecekan tekanan darah


setelah exercise. Hasil dibandingkan antara
sebelum dan setelah exercise.
Pulsus dan Tekanan darah Hewan Coba

Kondisi Kucing Anjing


Tek Darah Pulsus Tek Darah Pulsus
Normal Sis : 140 76 Sis : 141 139
Dia : 87 Dia : 94
Setelah Sis : 125 93 Sis : 130 132
Exercise Dia : 100 Dia : 35

Pulsus Manusia

Kondisi Probandus A Probandus B


Normal 84 92
Setelah Exercise 144 184

III. Pembahasan
III.1 Analisa Prosedur
Pada praktikum kali ini, dilakukan dua pemeriksaan, yakni
pemeriksaan tekanan darah dan pulsus pada hewan dan hanya dilakukan
pemeriksaan pulsus pada manusia. Perhitungan pulsus pada hewan dilakukan
dengan meletakkan tiga jari pada arteri femoralis dan dihitung banyaknya
denyutan selama 15 detik. Pemeriksaan dilakukan sebelum dan setelah
exercise kemudian hasil dibandingkan. Untuk pengukuran tekanan darah
dilakukan dengan mencari pembuluh darah arteria branchialis dan dingerkan
bunyi desakan darah menggunakan stetoskop. Lengan kid praktikan yang tidur
terlentang dibebat sphygmomanometer, serta udara diisikan di dalam pembebat
sehingga air raksa menunjukkan angka 150 mm Hg. Keluarkan udara secara
perlahan-lahan dari sphygmomanometer sambil tetap mendengarkan bunyi
desakan udara melalui stetoskop. Dicatat tinggi permukaan air raksa tepat
ketika bunyi desakan darah pertama yang terdengar serta bunyi desakan udara
pertama kali menghilang sama sekali. Dilakukan pemeriksaan sebelum dan
sesudah probandus exercise.
Dibandingkan dengan litelatur, disebutkan bahwa pemeriksaan pulsus
pada anjing dan kucing dapat dilakukan melalui arteri femoralis. Arteri
femoralis berada di selangkangan (inguinalis) bagian atas sisi medial paha.
Teknik pengukuran darah menurut litelatur dapat delakukan dengan
sphygmomanometer dan stetoskop. Stetoskop digunakan untuk mendengar
suara Korotkoff saat mengukur tekanan darah. Pada penggunaan manset
sphygmomanometer otomatis, stetoskop tidak diperlukan (Maharani, 2016).
Sehingga pengukuran saat praktikum dan penjelasan litelatur sudah sesuai.
III.2 Analisa Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapat adalah pada
kucing sebelum exercise, pulsus menunjukkan angka 76/menit dan setelah
exercise menjadi 93/menit. Pada anjing sebelum exercise, pulsus menunjukkan
angka 139/menit dan setelah exercise menunjukkan angka 132/menit. Pada
probandus manusia A menunjukkan angka 84/menit sebelum exercise dan
angka 144/menit setelah exercise. Pada probandus B menunjukkan angka
92/menit sebelum exercise dan angka 184/menit setelah exercise. Menurut
Hidayati, dkk., (2021) pulsus kucing normal yaitu kisaran 100-120/menit dan
pada anjing 60-80/menit, hal ini menunjukkan bahwa terdapat abnormalitas
pada kucing atau Anjing pada praktikum. Abnormalitas tersebut bisa
dikarenakan stress,usia, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan tekanan darah hasil pada kucing didapatkan angka
systole 140 mmHg dan diastole 87 mmHg sebelum exercise. Setelah
melakukan exercise systole menunjukkan angka 125 mmHg dan diastole 100
mmHg. Pada anjing didapatkan angka systole 141 mmHg dan diastole 94
mmHg sebelum exercise. Setelah melakukan exercise systole menunjukkan
angka 130 mmHg dan diastole 35 mmHg. Dijelaskan oleh Solitare, dkk.,
(2019), angka tekanan systole dan diastole pada anjing berkisar di angka 130-
180 (systole) dan 60-100 (diastole). ). Sehingga hasil yang ditunjukkan pada
keadaan sebelum exercise normal dan sudah sesuai literatur, sedangkan pada
diastole setelah exercise pada anjing menunjukkan adanya abnormalitas
tekanan darah.
IV. Menjawab Pertanyaan
IV.1 Perhitungan pulsus pada manusia dapat dilakukan pada beberapa
arteri, sebutkan!
Frekuensi denyut jantung manusia bervariasi, tergantung dari banyak
faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal. Arteri radialis
(pergelangan tangan),terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba
diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai
secara rutin. Arteri femolaris (lipat paha), Arteri pulpotea, Arteri dorsalis pedis
(daerah dorsum peedis), Arteri temporalis (ventral daun telinga) (Hermawan,
dkk., 2012).

IV.2 Bagaimana mekanisme terjadinya pulsus?


Menurut Harahap dan Perangin-angin (2013), denyut jantung (pulsus)
diawali dari simpul SA membangkitkan impuls dengan rate normal sekitar 70
bpm (beat per menit). Impuls ini melalui bachmann’s bundle disebarkan ke
seluruh dinding atrium, sehingga membuat sel-sel dalam dinding atrium
mengalami depolarisasi. Depolarisasi pada atrium ini kemudian diikuti oleh
kontraksi atrium. Dari atrium, impuls diteruskan ke Simpul AV melalui
internodal fiber. Di dalam Simpul AV, impuls mengalami penundaan sekitar
100 ms yang fungsinya memberikan waktu kepada atrium untuk
menyelesaikan kontraksinya sebelum ventrikel mulai berkontraksi. Dari
Simpul AV, impuls diteruskan ke Bundle of His, ke Left dan Right Bundle
branches, dan menyebar ke seluruh dinding ventrikel melalui Purkinje fibers.
Menyebarnya impuls ke seluruh dinding ventrikel membuat ventrikel
mengalami depolarisasi yang kemudian diikuti dengan kontraksi ventrikel.
Setelah itu proses berulang kembali dimulai dari Simpul SA.
IV.3 Apa saja factor yang mempengaruhi perubahan pulsus?
Menurut Sandi (2016), Banyak hal yang mempengaruhi frekuensi
denyut nadi di antaranya adalah; jenis kelamin, umur, posisi tubuh, dan
aktivitas fisik. Pada hewan maupun manusia, umur yang lebih muda denyut
nadi lebih tinggi dari pada yang umurnya sudah dewasa.
IV.4 Apa saja factor yang mempengaruhi tekanan darah?
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah
faktor keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan
(obesitas), pola makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya
aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain, dan merokok.
Selain itu, factor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah
faktor keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis (Sasmalinda, dkk.,
2016).
IV.5 Apakah terdapat perbedaan hasil yang nyata pada data percobaan
di atas? Jelaskan!
Secara garis besar dari pemeriksaan pada praktikum kali ini didapatkan
hasil bahwa olahraga atau exercise sangat mempengaruhi tekanan darah. Hal
ini sesuai dengan penjelasan Solitare, dkk., (2019) bahwa tekanan darah penting
karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar dapat beredar ke seluruh
tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi ke
organorgan tubuh. Tekanan darah bervariasi untuk berbagai keadaan seperti usia,
aktivitas fisik dan perubahan posisi. Tekanan darah bisa bervariasi bahkan pada orang
yang sama misalnya pada saat berolahraga. Olahraga akan menyebabkan tekanan
darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal ketika berhenti
berolahraga. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada waktu pagi hari
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya
perbedaan tekanan darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi
tekanan darah sistolik terendah dalam sehari.
V. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pulsus serta
tekanan darah pada umumnya akan meningkat setelah melakukan exercise. Hal ini
karena olahraga atau aktifias fisik menjadi salah satu factor dari perubahan pulsus
maupun tekanan darah. Namun pada anjing yang diperiksa, terjadi penurunan
pulsus, hal ini mungkin terjadi karena adanya abnormalitas seperti anjing sedang
stress, dan lain-lain.
VI. Saran
Praktikum sudah berjalan tepat waktu, namun saat praktikum masih belum
terlalu kondusif. Kedepannya mungkin dapat lebih kondusif lagi agar praktikum
berjalan lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, A. N., dan Perangin-angin, B. 2013. Sistem Pengukuran Detak Jantung Manusia
Menggunakan Media Online Dengan Jaringan Wi-Fi Berbasis PC. Jurnal Univesitas
Sumatera Utara.

Hermawan, L., Subiyono, H. S., dan Rahayu, S. 2012. Pengaruh Pemberian Asupan Cairan
(Air) Terhadap Profil Denyut Jantung pada Aktivitas Aerobik. Journal of Sport
Sciences and Fitness 1(2): 14-20.

Hidayati, Z. M., Suartha, I. N., dan Soma, I. G. 2021. Studi Kasus: Canine Chronic
Ulcerative Stomatitis pada Anjing Pomeranian. Jurnal Sains dan Teknologi
Peternakan 2(2).

Maharani, L. 2016. Implementasi Pengukuran Dan Klasifikasi Tekanan Darah Berdasarkan


Pulse Transit Time Menggunakan Metode Transformasi Wavelet Dan Support
Vector Machines. [Tugas Akhir]. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Sandi,I. N. 2016. Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Frekuensi Denyut Nadi. Sport and Fitness
Journal 4(2).

Sasmalinda, L., Syafriandi., dan Helma. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan
Tekanan Darah Pasien di Puskesmas Malalo Batipuh Selatan dengan Menggunakan
Regresi Linier Berganda. Jurnal Universitas Negeri Padang.

Solitare, S., Lintong, F., dan Rumampuk, J. F. 2019. Gambaran Hasil Pengukuran Tekanan
Darah Antara Posisi Duduk, Posisi Berdiri Dan Posisi Berbaring Pada Siswa Kelas
Xi Ipa Sma Kristen 1 Tomohon. Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR) 1(3).

Anda mungkin juga menyukai