Anda di halaman 1dari 12

TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui tempat pengukuran denyut jantung.
2. Mengetahui karakteristik denyut jantung.
3. Mengetahui cara mengukur denyut jantung.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung.
5. Melakukan pengukuran denyut jantung.
6. Mengetahui tempat pengukuran tekanan darah.
7. Mengetahui cara mengukur tekanan darah.
8. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah.
9. Melakukan pengukuran tekanan darah.

B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu : Senin, 17 Mei 2019 pukul 13:50-16:20
Tempat : laboratorium anatomi fisiologi manusia.

C. LANDASAN TEORI
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran
limfe. Jantung adalah organ berupa otot, yang memompa darah lewat
pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Darah menyuplai
okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu menghilangkan sisa-sisa
metabolisme.
Jantung adalah pompa otot beruang empat yang mendorong darah
mengelilingi sirkulasi. Jantung terutama tersusun dari jaringan otot jantung.
Kedua atria mempunyai dinding yang relatif tipis dan berfungsi sebagai
ruangan penampungan bagi darah yang kembali ke jantung, dan hanya
memompa darah dalam jarak yang sangat dekat menuju ventrikel. Ventrikel
mempunyai dinding yang lebih tebal dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan
atrium-khususnya ventrikel kiri, yang harus memompa darah keluar ke seluruh
organ tubuh melalui sirkuit sistemik. Empat katub dalam jantung berfungsi
untuk mencegah aliran balik darah. (Majid, 2005).

1
Denyut nadi merupakan rambatan dari denyut jantung yang dihitung tiap
menitnya dengan hitungan repetisi (kali/menit), dengan denyut nadi normal 60-
100 kali/menit (Majid, 2005).
Denyut nadi adalah gelombang darah yang dapat dirasakan karena
dipompa kedalam arteri oleh kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut nadi
diatur oleh sistem saraf otonom.
Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung
seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara
palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau
merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Sedangkan pemeriksaan dikatakan
auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara
alami yang diproduksi dalam tubuh. Pada umumnya, pengukuran denyut nadi
dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri
carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri
temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Saladin, 2003: 94).
Tujuan mengetahui jumlah denyut nadi seseorang adalah: Untuk
mengetahui kerja jantung, Untuk menentukan diagnose, Untuk segera
mengetahui adanya kelainan-kelainan pada seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah usia, jenis
kelamin, keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas dan lama kerja,
sikap kerja, faktor fisik dan kondisi psikis (Muffichatum, 2006).
Usia : Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi
kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Pada masa remaja, denyut jantung
menetap dan iramanya terratur. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia
dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada
berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi
paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring
dengan pertambahan usia.
Jenis Kelamin : Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum,
sub maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Pada laki-laki muda
dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut per

2
menit, pada wanita 13 8denyut per menit. Pada kerja maksimal pria rata-rata
nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per
menit.
Keadaan Kesehatan : Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi
perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang
yang baru sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung meningkat.
Riwayat Kesehatan : Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi,
atau hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Demikian juga pada
penderita anemia (kurangdarah) akan mengalami peningkatan kebutuhan
oksigen sehingga mengakibatkan peningkatan denyut nadi.
Intensitas dan Lama Kerja : Berat atau ringannya intensitas kerja
berpengaruh terhadap denyut nadi,lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja
yang sesuai dengan kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi
frekuensi nadi sehingga tidak melampaui batas maksimal. Apabila melakukan
pekerjaan yang berat dan waktu yang lama akan mengakibatkan denyut nadi
bertambah sangat cepat dibandingkan dengan melakukan pekerjaan yang
ringan dan dalam waktu singkat.
Sikap Kerja : Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah.
Posisi berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan
dengan posisi kerja duduk. Sehingga pada posisi berdiri denyut nadi lebih cepat
dari pada saat mekakukan pekerjaan dengan posisi duduk.
Ukuran Tubuh : Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk
ukuran tubuh seseorang. Semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan
lebih cepat.
Kondisi Psikis : Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung.
Kemarahan dan kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang.
Ketakutan, kecemasan, dan kesedihan juga dapat memperlambat frekuensi nadi
seseorang.
Menurut Martuti (2009), secara umum ada dua komponen tekanan darah,
yaitu tekanan darah sistolik (angka atas) yaitu tekanan yang timbul 9 10 akibat
pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah dengan tekanan
terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada

3
saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam
keadaan mengembang (saat beristirahat).
Tekanan darah menurun saat jantung relaks diantara dua denyut nadi, ini
disebut tekanan diastolik. Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik
pertekanan diastolik sebagai contoh,120/80 mmHg (Kowalski, 2010)
Menurut Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam
satuan milimeter air raksa (mmHg).
Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri ketika
ventrikel kiri melakukan sistol kemudian diastole. Pengukurannya
menggunakan sfignomanometer. Tekanan darah sistol adalah tekanan darah
yang direkam selama kontraksi ventrikuler. Tekanan darah diastole adalah
tekanan darah yang direkam selama relaksasi ventricular. Tekanan darah
normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan denyutan adalah perbedaan antara
tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan denyutan normal kira-kira 40 mmHg
yang memberikan informasi tentang kondisi arteri (Soewolo dkk, 2005: 265-
261).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Stetoskop.
2. Sphigmomanometer.
3. Stopwatch.
4. Timbangan Badan.
5. Serbet.
6. Praktikan/Naracoba.

E. PROSEDUR KERJA
Kegiatan Praktikum 1: Mengukur Denyut Jantung
1. Timbang berat badan OP dengan timbangan kemudian catat.
2. Minta OP berbaring/duduk dengan tenang dalam keadaan istirahat.
3. Lepaskan pakaian OP sehingga dada bagian kiri dapat terlihat.
4. Berikan sinar pada dada bagian kiri di daerah intercostal kelima sebelah
dalam garis midklavikula agar denyut jantung terlihat lebih jelas.

4
5. Dengan palpasi, tentukan letak apek jantung (tepat dimana denyut jantung
teraba paling kuat).
6. Letakkan stetoskop pada apeks dan auskultasi bunyi jantung S1 dan S2
(terdengar seperti lub-dub).
7. Bila irama S1 dan S2 terdengar teratur, hitung kecepatannya selama 30
detik.
8. Ulangi langkah 1-6 sampai memperoleh hasil yang sama.
9. Minta OP berolahraga selama 10 menit dan lakukan pengukuran denyut
nadi dengan cara yang sama seperti langkah 1-7.
10. Catat seluruh hasil praktikum.
Kegiatan Praktikum 2: Mengukur Tekanan Darah
1. Minta OP berbaring/duduk dengan tenang dalam keadaan istirahat.
2. Letakkan manset di bagian lengan OP.
3. Siapkan stetoskop.
4. Tentukan letak arteri brakhialis pada fosa cubiti dan letakkan
stetoskop di atasnya.
5. Raba arteri radialis sambil memompa manset hingga arteri
radialis tidak teraba lagi.
6. Pompa kembali sebesar 30 mmHg.
7. Sambil memegang stetoskop, lepaskan pompa dengan
kecepatan 2-3 mmHg per detik.
8. Perhatikan bunyi yang terdengar melalui stetoskop.
9. Tentukan tekanan bunyi pertama yang terdengar dan terakhir
sesuai dengan fase korotkoff.
10. Catat hasil pengukuran.
11. Ulangi latihan 1-10 hingga memperoleh hasil yang serupa
12. Minta OP berolahraga selama 10 menit dan lakukan
pengukuran tekanan darah dengan cara yang sama seperti
langkah 1-10.
13. Catat seluruh hasil praktikum.

5
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan lima aktivitas fisik sebagai perbandingan
yaitu aktivitas duduk, aktivitas jalan, dan aktivitas jalan cepat, aktivitas berdiri
dan aktivitas berat yaitu berlari.
Jantung adalah pompa otot beruang empat yang mendorong darah
mengelilingi sirkulasi. Jantung terutama tersusun dari jaringan otot jantung.
Kedua atria mempunyai dinding yang relatif tipis dan berfungsi sebagai
ruangan penampungan bagi darah yang kembali ke jantung, dan hanya
memompa darah dalam jarak yang sangat dekat menuju ventrikel. Ventrikel
mempunyai dinding yang lebih tebal dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan
atrium -khususnya ventrikel kiri, yang harus memompa darah keluar ke seluruh
organ tubuh melalui sirkuit sistemik. Empat katub dalam jantung berfungsi
untuk mencegah aliran balik darah.
Denyut nadi adalah berapa kali arteri (pembuluh darah bersih)
mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respon terhadap detak
jantung. Jumlah denyut nadi sama dengan detak jantung. Ini karena kontraksi
jantung menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi di arteri.
Mengukur denyut nadi sama artinya dengan mengukur denyut jantung.Jumlah
denyut nadi seseorang bisa berbeda dari orang lain. Denyut nadi yang rendah
biasanya terjadi jika kita sedang beristirahat.Nadi manusia rata-rata berdenyut
sekitar 60-100 kali per menit. Semakin sehat seseorang, semakin rendah denyut
nadinya.
Dari data yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa keempat praktikan
melimiliki denyut nadi dalam posisi duduk yang normal dan bisa diketahui
bahwa eka memiliki kesehatan yang baik diantara yang lainnya karena eka
memiliki denyut nadi terendah.
Denyut nadi yang cepat dapat disebabkan oleh aktivitas olahraga;
anemia; mengonsumsi obat-obatan, stimulan (seperti kafein, amfetamin, pil
diet, rokok), dan alkohol; menderita demam atau beberapa jenis penyakit
jantung; serta kelenjar tiroid yang terlalu aktif, dan stres. Sedangkan denyut
nadi rendah saat istirahat bisa dikarenakan oleh penyakit jantung,
mengonsumsi obat-obatan untuk mengobati penyakit jantung, tingkat

6
kebugaran yang baik, kelenjar tiroid kurang aktif (hipotiroidisme). Dan denyut
nadi lemah bisa diakibatkan adanya bekuan darah di lengan atau kaki, penyakit
pembuluh darah, penyakit jantung, dan gagal jantung.
Denyut nadi normal pada anak-anak cenderung lebih tinggi daripada
orang dewasa. Suhu juga mempengaruhi. Ketika suhu dan kelembapan udara
tinggi, jantung memompa lebih banyak darah. Akibatnya, denyut nadi juga
akan meningkat sekitar 5-10 kali per menit.
Denyut nadi ketika kita sedang tiduran, duduk, atau berdiri, sama
saja. Terkadang ketika sedang duduk/berbaring kemudian berdiri, denyut
nadi dapat naik sedikit selama 15-20 detik. Namun, setelah beberapa menit,
denyut nadi akan tetap.
Denyut nadi ketika duduk dengan denyut nadi ketika berdiri
mengahsilkan hasil yang sama. Sedangkan ketika praktikan mengubah
aktivitasnya denyut nadi meningkat seperti praktikan Putri Tasya memiliki
denyut nadi 92 ketika duduk dan denyut nadi 96 ketika jalan dan praktikan
Jumilah yang memiliki denyut nadi 90 dalam keadaan duduk dan 96 ketika
jalan cepat. Kadek memiliki denyut nadi 120 ketika berlari. Sehingga semakin
berat aktivitas yang dilakukan seseorang makan semakin besar pula denyut
nadinya.
Emosi juga dapat meningkatkan denyut nadi, terutama jika sedang stres,
cemas, luar biasa senang, atau sedih. Selain itu juga ukuran tubuh dapat
mempengaruhi denyut jantung. Penderita obesitas kemungkinan memiliki
denyut nadi yang lebih tinggi, tetapi biasanya tidak lebih dari 100. Adapun
penggunaan obat-obatan yang memblokir hormon adrenalin cenderung
memperlambat denyut nadi. Sedangkan terlalu banyak mengonsumsi obat
tiroid akan menaikkan denyut nadi.
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota
tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung

7
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang
paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam
keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi
dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Tekanan darah dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan jantung
memompa darah dan untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang. Tekanan
darah dalam kehidupan seseorang. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang
bervariasi secara alami. Pada orang dewasa sehat, umumnya sistol sebesar 120
mmHg dan diastole sebesar 80 mmHg atau dapat juga ditulis sebagai tekana
arteri = 120/80 (sistol/diastol).
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi
kantong karet tiup. Ketika manset diikatkan pada lengan, inflasi dari kantong
karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet membengkak
untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus
melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer.
Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai
di mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan
sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi
teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran
dari nadi puncak atau tekanan sistolik.
Mekanisme kerja alat ini adalah ketika aliran darah mengalir melalui
arteri di bawah manset dengan cepat dan mempercepat kolom darah di cabang
arteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara khas, yang dapat didengar
melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam manset dikurangi lebih lanjut.
Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin melebar dan
arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah

8
bergelombang di bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara jantung
melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika tekanan dalam manset turun di
bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus menerus dan
suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus mengalir dan
derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih
rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar dan
aliran darah menjadi normal kembali. Adapun bunyi yang didengar saat
auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut dengan bunyi korotkoff, yakni
bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang ditimbulkan
karena oklusi parsial dari arteri brachialis.
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahawa keempat praktikan ini
mengalami hipertensi karena keempat praktikan memiliki tekanan darah lebih
dari 120/80 mmHg dalam keadaan aktivitas ringan. Dua praktikan lain dengan
aktivitas berat yaitu berlari, kadek memiliki tekanan darah dari normal
120/80mmHg menjadi 165/100 mmHg dan angel memiliki tekanan darah dari
normal 120/80mmHg menjadi 130/70mmHg. Selain aktivitas, tekanan darah
juga dipengaruhi oleh kesehatan tubuh, usia, jenis kelamin, konsumsi garam,
kelenturan dinding arteri, kekuatan gerak jantung, viskositas darah, curah
jantung, posisi tubuh, dan emosi.
Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan antara tekanan darah dan denyut jantung antara aktivitas normal,
aktivitas ringan, dan aktivitas berat. Pada aktivitas berat, tekanan darah
praktikan cenderung lebih tinggi dari pada aktifitas normal dan aktifitas ringan.
Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas tubuh sangat mempengaruhi tekanan
darah. Demikian pula pada pengamatan denyut jantung dimana semakin berat
aktifitas maka semakin tinggi denyut jantung yang terjadi.Adapun variasi
tekanan darah dan denyut jantung pada laki-laki dan perempuan, dimana
tekanan darah dan denyut nadi praktikan laki-laki cenderung lebih tinggi
daripada praktikan perempuan.

9
HASIL PENGUKURAN DETAK NADI/JANTUNG
No Nama OP L/P Duduk Jalan Jalan cepat lari Berat badan
1. Kadek L 90 96 120 64
2. Luthfi L 78 105,3 48
3. Angel P 81,3 79,3 82 57
4. Ramitha P 1,3 91, 46
5

HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH


No Nama OP Duduk Jalan Jalan cepat Lari
1. Kadek 133,3/83,3 136,67/83,3 165/100
2. Luthfi 130/90 120/70
3. Angel 166,67/80 100/73,9 130/70
4. Ramitha 166,67/76,6
7

G. KESIMPULAN
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh
permukaan yang tertutup; yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan
pembuluh darah. Tekanan darah berasal dari aksi pemompaan jantung
memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh.
Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir
melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung.
Secara umum tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg
(sistolik/diastolik).
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi
kantong karet tiup.
Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah
sistolik (angka atas) yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung
sehingga ia akan memompa darah dengan tekanan terbesar, dan diastolik
(angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada saat jantung
mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan
mengembang (saat beristirahat).
DAFTAR PUSTAKA

10
Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000.  Biologi, Edisi Kelima-
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function,
Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga

Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi manusia. Malang:


Universitas Negeri Malang.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Soewolo, dkk. Fisiologi Manusia. Malang: UNM
Smeltzer, C. S & Bare, G. B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
edisi 8. Jakarta. EGC
Hayens, B. et al, (2003). Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Jakarta: Ladang
Pustaka
Wiryowidagdo (2002). Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi,
&Kolesterol. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9.
Jakarta: EGC.
Asmadi. (2008). Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Kowalski, E. R. (2010). Terapi Hipertensi : Program 8 Minggu Menurunkan
Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Resiko Serangan Jantung dan Stroke
Secara Alami. Bandung: Qanita.

DAFTAR ISI

11
Cover
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Dftar Isi ...................................................................................................... ii

Tujuan Praktikum ...................................................................................... 1


Pendahuluan ............................................................................................... 1

DENYUT NADI JANTUNG ...................................................................... 1


A. Tujuan Praktikum ................................................................................. 1
B. Pelaksanaan Praktikum ........................................................................ 1
C. Landasan Teori .................................................................................... 1
D. Alat dan Bahan .................................................................................... 4
E. Cara Kerja ........................................................................................... 4
F. Hasil dan Pembahasan ........................................................................ 6
G. Kesimpulan ......................................................................................... 10

Daftar Pustaka ................................................................................................ 11

12

Anda mungkin juga menyukai