C3D
MK Gizi Olahraga Tanggal : 4 Desember 2014
Oleh :
Riska Amelia Mulyo I14120008
Latar belakang
Kesehatan dan kebugaran merupakan dua hal yang saling berkaitan erat
satu sama lain. Kesehatan optimal akan tercapai apabila kondisi tubuh dalam
keadaan bugar dan sebaliknya kebugaran akan didapatkan apabila tubuh sehat
optimal. Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara social dan ekonomi.
Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani,
rohani, social, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Dikatakan sehat secara fisik adalah orang tersebut tidak memiliki gangguan
apapun secara klinis. Fungsi organ tubuhnya berfungsi secara baik, dan dia
memang tidak sakit.
Menurut Sumosardjono (1992) kebugaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk menuaikan tugas sehari-hari dengan gampang tanpa lelah yang
berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati
waktu senggang dan untuk keperluan mendadak. Adapun kebugaran jasmani
menurut Irianto (2004) merupakan kemampuan fisik seseorang untuk dapat
melakukan kerj asehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang
berlebihan, sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Berdasarkan
berbagai pendapat tentang pengertian kebugaran jasmani, maka dapat disimpulkan
bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
aktivitas fisik dalam waktu yang relatif lama, yang dilakukan secara efisien, tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti.
Kesehatan dan kebugaran dapat dilihat dengan kriteria-kriteria atau
indikator khusus. Salah satunya adalah dengan mengetahui kadar lemak tubuh.
Semakin tinggi lemak tubuh seseorang maka kemungkinan besar tubuhnya kurang
bugar dan tidak sehat karena tingginya lemak akan menjadi faktor risiko
munculnya berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi,
dan lain-lain. Tingginya kadar lemak ini dapat dikontrol dengan olahraga yang
teratur dan pengaturan menu makan sehari-hari.
Oleh karena itu sebagai ahli gizi perlu mengetahui bagaimana cara
mengatur atau mengontrol tingginya massa lemak tubuh dengan memberikan
perlakuan terhadap makanan dan olahraga yang sesuai untuk tujuan tersebut.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberikan perlakuan yag tepat
dalam menurunkan massa lemak tubuh dengan intervensi makanan daan pola
olahraga yang sesuai.
PEMBAHASAN
Tes kebugaran
Meal Program
Assesment
Nama : Ny. R
Usia : 20 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Antopometri
Berat badan : 50.1 kg
Tinggi badan : 157.2 cm
Barat badan ideal : 51.99 kg
IMT : 20.32 (Normal) (Kemenkes 2013)
Klinis
Tekanan darah : 120/85 mmHg (N: 120/80 mmHg)
Denyut nadi : 96x/menit (N: 60-80x/menit)
% lemak tubuh : 21.5%
% air : 53.9%
Diet
Subjek makan secara teratur, tidak menyukai gorengan, sering
mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman instan.
Riwayat personal
Subjek jarang melakukan olahraga dan memiliki pantangan terhadap
makanan tertentu.
Diagnosis
Berat badan normal akan tetapi massa otot lebih kecil dari massa lemak
sehingga menurunkan tingkat kebugaran.
EMB = AMB x Fa
EMB = 655+(9.6BB)+(1.7TB)-(4.7U) x 1.7
= 655+(9.6x50.1)+(1.7x157.2)-(4.7x20) x 1.7
= 2225 kkal
Karena tujuan diet adalah untuk mengurangi massa lemak tubuh maka
diputuskan untuk meberikan diet rendah lemak untuk tujuan kebugaran dan
kesehatan yaitu dengan memberikan jumlah kalori secara bertahap dan
memberikan batasan asupan lemak dalam makanan. Sehingga diperoleh sebagai
berikut.
(persentase lemak 15% didasarkan subjek mengalami jumlah lemak yang cukup
tinggi dibandingkan dengan massa ototnya sehingga asupan lemak harus dibatasi)
Intervensi Gizi
Tujuan
Memberikan diet dengan lemak yang dibatasi dan cukup energi untuk
menurunkan massa lemak tubuh tanpa menyebabkan perubahan berat badan yang
cukup signifikan.
Implementasi
Diberikan diet dengan jumlah lemak yang dibatasi dan energi yang cukup
sebesar 1800 kkal dengan jumlah lemak dalam makanan sehari tidak lebih dari 60
gram dengan pola makan 3 kali sehari dan 2 kali selingan.
Adapun contoh perencanaan menu berdasarkan satuan bahan penukar yang
sudah disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan terdapat dalam lampiran 3.
Program olahraga
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha
yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah
dan rohaniah seseorang. Olahraga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh, serta untu mendukung tujuan diet
tertentu. Tidak ada diet tanpa olahraga yang akan berhasil secara utuh.
Berdasarkan case study yang terdapat dalam lampiran 2 terlihat bahwa subjek
ingin menurunkan kadar lemaknya dan meningkatkan massa ototnya oleh karena
itu, selain pengaturan pola konsumsi yang sesuai juga harus diimbangi dengan
olahraga yang sesuai dengan tujuan dala waktu yang di programkan.
Menurut Wood (2003) jenis olahraga yang sesuai untuk meningkatkan
massa otot dan meminimalisir massa lemak tubuh adalah dengan melakukan lari
atau jogging dengan jarak yang cukup jauh, minimal 400 meter, push up,sit up,
atau mengikuti interval training minimal 2 kali seminggu secara rutin diimbangi
dengan pola makan dan gaya hidup yang sesuai.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN