Anda di halaman 1dari 1

NAMA : dr.

Mila Damayanti Wahyunngsih


NIM : 1980721013

Sistem muskuloskeletal memegang peranan utama dalam proses pergerakan untuk


melakukan aktivitas sehari-hari yang dikontrol oleh sistem saraf pusat dalam integrasi dan
koordinasi bersama sistem saraf dalam melaksanakan fungsi tubuh yang berhubungan dengan
komponen biomotorik. Faktor yang berpengaruh dalam tumbuh kembang muskuloskeletal adalah
faktor intraseluler dan ekstraseluler. Prinsip dasar muskuloskeletal itu sendiri yaitu otot sebagai
sebuah sel sehingga memerlukan asupan energi untuk menjalankan fungsinya. Fungsi otot yaitu
untuk kontraksi, kerangka dan melakukan gerakan. Kontraksi otot terjadi oleh komponen otot
utama yaitu aktin dan myosin dan didukung oleh kalsium, troponin, tropomyosin dan ATP. Besar
stimulasi muskuloskeletal akan mempengaruhi kekuatan kontraksi dan penurunan stimulasi yang
akan mempengaruhi kontraksi otot.
Proses kontraksi otot diawali lepasnya kalsium dari sisterna yang terikat pada troponin
sehingga mengakibatkan aktin terbuka dan berikatan dengan miosin. Pada kepala miosin terdapat
enzim ATP-ase yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Posfat (P). Reaksi memindahkan
energi dari ATP ke kepala miosin menyebabkan kepala miosin berikatan dengan tempat aktif
pada aktin sehingga menghasilkan power stroke berkontraksi sehingga terjadi sliding
mechanisme. Sliding Mechanisme adalah ikatan antara aktin dan miosin yang menyebabkan
kedua filamen ini saling menarik ke arah tengah dan ini yang disebut dengan kontraksi otot. Hal
yang tidak kalah penting dalam timbulnya kontraksi otot adalah adanya stimulasi dari saraf yang
melewati medulla spinalis menuju saraf tepi kemudian saraf motorik. Adapun pertemuan system
saraf dan otot disebut “Neuromuscular junction (NMJ)” yang merupakan pertemuan akson
terminal dengan sel otot. Adapun bagian-bagian dari NMJ tersebut adalah akson terminal yang
terdapat vesikel menuju neurotransmitter, celah sinaps yang terdapat enzim di dalamnya dan
motor end plate sbg reseptor. Pada motor end plate dapat terjadi mekanisme eksitasi kontraksi.
Otot juga dapat mengalami perubahan seperti atrofi dan hipertrofi. Atrofi adalah
pengecilan otot yang terjadi karena tidak adanya potensial aksi dari akson yang disebabkan oleh
akson motoris putus. Sedangkan Disuse Atrofi adalah otot yang tidak digunakan dalam jangka
waktu lama sehingga menyebabkan terjadinya Sarcopenia yaitu penurunan massa dan fungsi otot
rangka yang disebabkan oleh aging (penuaan). Hipertrofi adalah otot bertambah besar terjadi jika
otot digunakan teratur dengan beban maksimal yang mengakibatkan aktin dan myosin bertambah
banyak, sirkulasi meningkat mengakibatkan suplai oksigen dan makanan meningkat sehingga
terjadi Hiperplasia. Hipertrofi otot disebabkan juga oleh peningkatan jumlah kolagen otot yang
diteruskan ke otot, tendon dan tulang. Musculoskeletal dapat mengalami penuaan. Latihan fisik
yang rutin dan sesuai dapat menghambat penuaan pada muskuloskeletal, latihan fisik yang dapat
dilakukan adalah resistance exercise yang berfungsi untuk meningkatan massa serta kekuatan
otot dan aerobic exercise yang diketahui meningkatkan sensitivitas insulin dan kapasitas
mitokondria. Peningkatan kapasitas mitokondria meningkatkan kapasitas otot myofibrillar untuk
menghasilkan ATP dan meningkatkan aktifitas enzim oksidatif. Olahraga dapat menjaga struktur
dan fungsi musculoskeletal agar tetap optimal. Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan
kekuatan otot, daya tahan otot pada usia lanjut dibandingkan dengan usia muda sepanjang
mendapat dosis pelatihan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai