Anda di halaman 1dari 6

RESPON DAN ADAPTASI

NEUROMOSKULLAR
TERHADAP LATIHAN
Aldhika Nugraha W
140621604473
Respon

Respon adalah perubahan fungsi organ tubuh terhadap beban olahraga yang
sifatnya temporer/semenaran/spontan yang menghilang beberapa saat setelah
oalahraga dihentikan/ berakhir
Adaptasi adalahperubahan dan peningkatan kapasitas fungsiolal tubuh yang
memiliki sifat lebih menetap.
Neuromoskular

 Neuro adalah saraf yang berfungsi menerima sensor (penerima rangsaan) dan muskeler adalah
otot sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Muskuler (perototan)
fungsinya adalah mengerut/memendek/kontraksi. Dalam pemendekan , otot di rangsang
(dikontrol) oleh system neoru/saraf sehingga otot terkontrol kekuatan,akurasi, dan power –nya.
Hal ini di sebabkan semakin besar frekuensi beban latihan, semakin kuat dan cepat kontraksinya
sehingga tidak mungkin otot menampilkan kerjanya dengan baik tanpa sumbangan dari saraf.
 Neuromuskular merupakan tempat hubungan antara saraf dan otot dan terdapat sinaps yang
berbentuk cawan dengan membran presinapsnya dan membran postsinaps yang terbentuk dari
sarkolema yang mengelilingi sel otot. Ujung Saraf yang mempersarafi serat otot akan kehilangan
selubung mielinnnya dan bercabangng-cabang membentuk seperti terminal button. Komponen
presinaps yang melebar disebut end feet. Sedangkan komponen post sinaps disebut motor end
plate yang merupakan penebalan membran sel otot dan berlekuk-lekuk. End feet ini mengandung
vesikel neurotransmiiter dan letaknya mengikuti lekuk-lekuk dari motor end plate. Bagian motor
end plate terletak di bawah end feet dan membentuk lipatan sejajar yang disebut palisade. Pada
temapat ini terdapat reseptor yang spesifik. Satu serat saraf dapat membentuk hubungan dengan
satu atau lebih dengan serta otot.
Respon latihan pada otot

 Latihan fisik dengan dosis yang tepat dapat menimbulkan proses adaptasi
pada tingkat sistem, yaitu : sistem saraf, sistem hormon, sistem
kardiorespirasi, sistem metabolisme, sistem neuromuskuloskletal, dan sistem
ketahanan tubuh
 Latihan dengan jumlah frekuensi berbeda akan memberikan respon adaptasi
tubuh yang berbeda-beda. Latihan dengan pemberian beban yang terukur dan
program latihan teratur berpengaruh terhadap peningkatan kinerja fisikyang
merupakan akumulasi tehadap adaptasi tubuh terhadap latihan yang
dilakukan.
Adaptasi latihan pada otot

Plastisitas merupakan adaptasi aktivitas kontraksi yang berbeda akibat bentuk


latihan yang berbeda. Tiap jenis latihan tersebut merupakan rangsangan yg
sifatnya spesifik yang akan menghasilkan suatu bentuk adaptasi otot.
Peningkatan kekuatan otot disebabkan oleh peningkatan sistem saraf motorik
sehinggah terjadi perubahan struktur akibat latihan kekuatan, baik di
neuromuscular junction maupun di serat otot. Pada otot yang hipertrofi terjadi
peningkatan jumlah miofibril, aktin, miosin, sarkoplasma,dll. Mitokondria otot
meningkat jumlahnya disertai dengan peningkatan jumlah dan aktivitas enzim
oksidatif.
Meknisme

 Pertama adalah pasa saat impuls tiba. Maka selanjutnya ion Ca masuk
kedalam sel akibat dari rangsang listrik. Ion Ca ini sangat membantu dalam
pelepasan neurotransmitter dari vesikel melalui proses eksositosis.
Selanjutnya neurotransmitter dalm hal ini adalah asetilkolin masuk ke dalam
celah sinaps, dan akhirnya menuju ke reseptor-reseptor yang terdapat pada
motor end plate untuk berikatan dan bereaksi. Reaksi ini akan mengakibatkan
aktifnya kanal ion Na dank anal ion K. Ion Na akan masuk sedangkan Ion K
akan keluar. Dengan masuknya ion Na dan keluarnya ion K maka akan terjadi
proses depolarisasi. Bila depolarisasi ini cukup besar, maka membran sel otot
sekitar end plate akan terdepolarisasi sampai ambang letup, dan akhirnya
timbul potemsial aksi. Potensial aksi yang terbentuk kemudian menjalar
sepanjang sel otot, yang akan memulai kontraksi otot

Anda mungkin juga menyukai