PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teori
Otot lurik adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh dan digunakan
untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin. Otot ini disebut lurik, karena
pada otot ini tampak daerah gelap (aktin) dan terang (miosin) yang berselang seling.
Disebut juga otot rangka, karena melekat di rangka dan juga otot sadar, karena bekerja di
bawah kesadaran (volunter). Otot rangka di bentuk oleh sejumlah serabut yang
diameternya berkisar dari 10-80 m. Serabut ini terbuat dari rangkaian sub unit yang
lebih kecil sebagian besar otot rangka serabutnya membentang di seluruh panjang otot
kecuali pada sekitar 2 persen serabut , masing masing serabut biasanya hanya di persarafi
oleh ujung saraf yang terletak di bagian tengah serabut.
Bahan :
1. Katak
2. Larutan ringer
2.2.1 PERSIAPAN
Ada 4 tahap persiapan yang harus dilakukan yaitu:
A. Merusak otot katak dan medulla spinalis
Tujuannya :
Menghilangkan pengaruh SSP yang dapat mengganggu jalannya percobaan.
Katak percobaan tidak merasa sakit.
Caranya :
1. Pegang katak dengan tangan kiri, sedemikian rupa sehingga jari telunjuk
diletakkan dibagian belakang kepala dan ibu jari di bagian punggung. Tekan
jari telunjuk agar kepala sedikit tunduk, sehingga terdapat lekukan antara
cranium dan columna vertebralis (sela interspinalisnya lebar)
2. Bagian perut dan kaki katak jangan dipegang terlalu keras agar tidak rusak
3. Tusukkan jarum penusuk pada lekukan antara cranium dan columna
vertebralis
4. Arahkan jarum penusuk pada rongga tengkorak dan gerakkan kesana kemari
untuk merusak otak katak
5. Pindahkan arah jarum ke jurusan medulla spinalis. Putar jarum kea rah yang
berlainan untuk merusak medulla spinalis
6. Tanda bahwa jarum masuk ke dalam rongga dan medulla spinalis adalah
kekejangan dari kedua otot kaki
2.2.2 PELAKSANAAN
Satu saraf seperti n. Ischiadus terdiri dari banyak serabut saraf, dengan
masing-masing mempunyai sifat listrik yang berbeda-beda (waktu latent,
threshold, potensial aksi, dsb.).
Bila kita merangsang saraf dengan intensitas rangsangan yang bertahap
dari rangsangan yang paling kecil kemudian tiap kali diperbesar, maka kita akan
dapat membagi intensitas rangsangan menjadi:
Rangsangan Subliminal
Rangsangan Luminal
Rangsangan Supraliminal
Rangsangan Submaksimal
Rangsangan Maksimal
Rangsangan Supramaksimal
Cara Kerja :
After Loaded artinya setelah otot berkontraksi akibat rangsangan, barulah otot
mendapat pembebanan (After Stimulated Loaded).
1. Atur sekrup penyangga sehingga ujung sekrup menyangga penulis dan garis
dasar (base line) penulis tidak berubah. Dengan demikian panjang otot tidak
akan berubah (tidak diregangkan) oleh beban meskipun tempat beban diisi
beban.
2. Rasanglah dengan rangsangan tunggal yang maksimal (dengan voltage yang
diperoleh pada percobaan A, dan voltage yang dicapai ini dinaikan sedikit).
Jangan merubah voltage ini selama percobaan selanjutnya.
3. Putar kimograf cm setiap kali memberi rangsangan
4. Beri otot katak istirahat selama 20 detik antara satu rangsangan dengan
rangsangan berikutnya
5. Beri beban 10 gram, putar kimograf cm dan rangsanglah lagi
6. Ulangi tindakan no.7 dengan setiap kali menambah beban sebesar 10 grm
hingga otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
HASIL PRAKTIKUM
Menggunakan rangsangan pertama sebesar 0,01 V namun tidak terjadi kontraksi sampai
pada rangsangan sebesar 0,1 V barulah kontraksi terjadi, pada rangsangan ini disebut rangsangan
luminal. Setelah 1 V terjadi kontraksi maksimal yang kemudian rangsangan ini disebut
rangsangan maksimal, meskipun rangsangan ditambah hingga 1,1 V tetapi kontraksi yang sama
ditimbulkan melebihi rangsangan dari rangsangan maksimal disebut rangsangan supramaksimal
10 2.2 cm
20 2.6 cm
30 2.7 cm
40 2.8 cm
50 2.8 cm
d b
c a
Ket:
d = panjang kontraksi
a = pemendekan otot
c = jarak penulis dengan engsel = 20cm (2 x 10-1m)
b = jarak dari engsel ke beban = 25cm (25 x 10-2m)
Tugas:
1. Hitunglah kerja otot untuk tiap tiap beban pada percobaan A dan B
Rumus = pemendekan otot x beban
2. Gambarlah pada suatu grafik, kerja otot pada percobaan A dan B
Absys = besarnya beban
Ordinat = besarnya kerja otot
3. Beri kesimpulan dan diskusi tentanggrafik yang diperoleh tersebut
Jawaban Perhitungan:
Rumus :
= =
Kerja Otot = beban x pemendekan otot
=
=
=
Ket :
W = kerja otot (joule)
m = beban (kg)
g = percepatan grafitasi (10 m/s2)
a = pemendekan otot (m)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Diskusi
A. Kepekaan saraf perifer
1. Apakah bedanya antara rangsangan liminal dengan nilai ambang?
Rangsangan liminal adalah Keadaan dimana terdapatnya rangsangan terkecil yang
bisa merangsang potensial aksi untuk bekerja. Bilamana rangsangan meningkat
kemudian tiba tiba timbul potensial aksi yang baru itu disebut dengan nilai dari
ambang.
2. Apakah perbedaan antara rangsangan maksimal dan supramaksimal, kontraksi
maksimal dan supramaksimal?
Rangsangan maksimal adalah rangsangan kecil yang diterima tetapi sudah bisa
mengaktifkan serat saraf dan menimbulkan potensial aksi, dan rangsangan
supramaksimal adalah rangsangan yang diterima lebih kecil daripada rangsangan
maksimal tetapi sudah bisa merangsang sel saraf. Sedangkan kontraksi maksimal
adalah intensitas rangsangan yang lebih kecil daripada kontaksi supramaksimal tetapi
respon yang diterima adalah sama.
3. Bagaimana menerangkan hubungan antara hokum all or none dengan peristiwa
pada percobaan ini?
Bahwa setelah suatu potensial aksi dicetuskan pada satu tempat di membrane serabut
yang normal maka proses depolarisasi akan berjalan keseluruh membrane. Ia bisa
diterapkan untuk semua jaringan peka rangsang yang normal. Walaupun kadang
kadang bila serabut dalam keadaan abnormal, impuls akan mencapai suatu titik pada
membrane tempat potensial aksi tidak membentuk voltage yang cukup untuk
merangsang daerah membrane sekitarnya. Bila ini terjadi maka penyebaran
depolarisasi akan berhenti.
B. Kontraksi Tetani
1. Apakah bedanya antara summasi dan tetani ?
Sumasi adalah rangsangan yang diterima ketika sebelum akhir dari relaksasi
Tetani adalah rangsangan yang diterima pada saat awal dari relaksasi
2. Bila mana didapatkan kontraksi tetani bergerigi dan tetani lurus ?
Tetani bergerigi didapatkan saat awal relaksasi sehingga saat baru saja relaksasi dia
akan mendapatkan rangsangan lagi sedangkan tetani lurus adalah berupa rangsangan
yang sangat tinggi sehingga fase relaksasi tidak terjadi dan sampai pada akhirnya dia
akan fatigue (capek)
3. Apakah yang terjadi bila rangsangan multiple di berikan terus dalam waktu yang
lama ?
Akan meningkatkan kontraksi dengan menambah motor unit. Dan jika di berikan
dalam waktu yang lama, otot akan sakit dan kejang sehingga tidak akan
menghasilkan hasil yang akurat atau tidak akan mendapatkan hasil praktikum yang
maksimum.