Anda di halaman 1dari 2

Jaringan otot mempunyai kemampuan untuk ekstensibilitas yaitu kemampuan otot

untuk mengulur atau memanjang. Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali
kepanjang semula atau normal. Irritabilitas yaitu kemampuan otot untuk merespon
rangsang. Kontraktibilitas yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan memendek,
kemampuan ini dimiliki oleh semua jenis otot baik otot jantung, otot rangka atau skeletal
maupun otot polos.
Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Segala gerakan yang
dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon
motorik. Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik
berupa menahan beban eksternal (eksternal force) maupun beban ekternal (ekternal
force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuscular yaitu seberapa
besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga
semakin banyak serabut otot yang teraktivasi, maka semakin besar pula kekuatan yang
dihasilkan otot tersebut (Nugroho, 2011).
Mekanisme kontraksi otot dimulai dari pelepasan asetil kolin dari ujung serabut saraf
ke asetil kolin yang kemudian akan merangsang ion kalsium yang berada diantara sel
otot, kemudian akan keluar dan menuju kedalam otot sekaligus mengangkut troponin dan
tropomiosin keaktin sehingga posisi aktin berubah dan mempengaruhi
filamen penghubungnya.
Sehingga aktin dan miosin bertemu membentuk aktomiosin sehingga benang sel
menjadi pendek dan berkontraksi. Setelah terjadi kontraksi maka ion kalsium akan masuk
kembali kedalam plasma sel sehingga ikatan aktin dan miosin akan terputus dan pada saat
inilah otot dikatakan berelaksasi sehingga pada saat otot berkontraksi maka otot tersebut
akan menegang.
Dalam sistem muskuloskeletal, sistem vaskularisasi berperan sangat penting karena
melalui sistem inilah baik tulang sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak aktif
mendapatkan asupan nutrisi, kalsium dan oksigen keseluruh tubuh diangkut oleh
pembuluh darah sebagai bahan dasar dalam melakukan kerja seperti kontaksi dan
relaksasi. Ketika otot menegang maka otot mempunyai kekuatan dan gaya untuk
melakukan suatu kerja, otot dikatakan dalam kondisi isotonik jika tegangan otot lebih
besar dari beban sehingga otot akan memendek, namun jika tegangan otot lebih kecil dari
bebannya maka otot tidak akan memendek, keadaan inilah yang disebut dengan
isometrik.
Efisiensi dari kontraksi otot itu di dapat hanya sekitar 20% dari energy yang
dimasukan untuk mengubah menjadi kerja otot, 50% dari energy dari makanan digunakan
dalam pembentukan ATP, jika kontraksi otot lambat atau tanpa gerakan, energy akan
hilang dan digunakan untuk pemeliharaan panas dan jika kontraksi otot cepat, energy
akan digunakan untuk mengatasi gesekan (Sherwood, 2001).

Untuk menghitung repetisi maksimal (1RM), digunakan rumus:

95 % 1 rep

75% 5 rep

50% 10 rep

Anda mungkin juga menyukai