Ngimron Rosai
201366104
A. Latar Belakang
Stroke merupakan gangguan pada pembuluh darah ke
otak sekaligus penyebab kematian nomer dua. Secara
global, sekitar 80 juta orang menderita akibat stroke.
Terdapat sekitar 13 juta korban stroke baru tiap tahun,
dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12
bulan.Terdapat sekitar 250 juta anggota keluarga yang
berkaitan dengan para pengidap stroke yang bertahan hidup.
(Feigin,2006)
Stroke merupakan penyakit atau gangguan otak yang
berupa kelumpuhan saraf (deficit neurogik) akibat
terhambatnya aliran darah ke otak karena sumbatan (stroke
ishemik) atau perdarahan (stroke hemoragik).
B. Identifikasi Masalah
Pola hidup yang tidak sehat menjadi salah satu penyebab
terjadinya arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Jika
sudah mengalami arterosklerosis, maka akan beresiko terkena
stroke.
Masalah yang tampak ketika penderita stroke datang ke
fisioterapi adalah gangguan motorik, penderita bisa
menggunakan kursi roda atau jalan dengan pola yang kurang
benar.
Pada gangguan motorik, gangguan keseimbangan,
gangguan sensorik serta keseimbangan sangat menyulitkan
penderita stroke dalam menjalankan aktivitas sehari harinya
(ADL).
BAB II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
DL (activity daily living) adalah kegiatan melakukan
pekerjaan rutin sehari-hari. ADL merupakan aktivitas pokok
bagi perawatan diri. ADL meliputi antara lain : ketoilet,
makan, berpakaian (berdandan), mandi, dan berpindah
tempat.(Sugiarto, 2005).
ADL terdiri dari aspek motorik yaitu kombinasi gerakan
volunter yang terkoordinasi dan aspek propioseptif sebagai
umpan balik gerakan yang dilakukan. ADL dasar
dipengaruhi oleh ROM sendi, kekuatan otot, tonus otot,
propioseptif, persepsi visual, kognitif, koordinasi,
keseimbangan.
MEKANISME KEMAMPUAN ADL
visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan, pemberi informasi,
serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi
sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan
saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang
perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Masukan
(input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit di telapak
kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat
berdiri maupun duduk. Jika keseimbangan sudah baik maka akan
tercipta koordinasi gerak yang baik. Jika kordinasi dan
keseimbangan baik maka baik pula kemampuan ADLnya.
Motor Re-Learning Programme (MRP)
Merupakan suatu program untuk melatih kembali control motorik spesifik
dengan menghindarkan gerakan yang tidak perlu ataupun salah yang
melibatkan proses kognitif, ilmu perilaku dan psikologi, pelatihan,
pemahaman tentang anatomi dan fisiologi saraf, serta tidak berdasarkan
pada teori pengembangan normal (carr & shepherd, 1982)
re-learning me-reorganisasi
aktifitas kemampuan
fungsional plastisitas otak
Informasi yang
diterima oleh informasi
reseptor-reseptor
visual,, vestibular
dan diolah Meningkatkan
somatosensoris menjadi Kemampuan ADL
akan diteruskan respon
ke otak di motorik di
terjemahkan oleh teruskan
kortek serebri ke efektor
yaitu otot
latihan koordinasi merupakan suatu aktivitas beberapa
sistem tubuh dan pola pergerakan untuk membentuk gerakan
individu dan keterampilan yang diperlukan untuk tujuan
tertentu dengan berbagai kesukaran dengan cepat penuh
ketepatan, serta mengontrol pergerakan tubuh dalam kerja
sama dengan fungsi sensorik.
propoiseptif
Medula Kortek
Input aferen
spinalis serebri
m.agonis
Kemampuan Medula
eferen
ADL spinalis
m.antagonis
MEKANISME PENINGKATAN KESEIMBANGAN
BERDIRI PADA STROKE
mengakibatkan
Gangguan ADL
kelemahan otot
Gangguan sistem pnrunan fleksibilitas
informasi (visual, jrgn lunak,
vestibular dan serta Gg. kontrol
somatosensorik motorik dan sensorik
hilangnya
kemampuan ADL
PENGUKURAN DENGAN BARTHEL INDEKS
ADL dapat diukur dengan FIM (functional
independence measure) dan barthel index.
Barthel index terdiri dari 10 item yang
mengukur fungsi sehari-hari seseorang
khususnya aktivitas hidup sehari-hari dan
mobilitas. Item termasuk makan, bergerak dari
kursi roda ke tempat tidur dan kembali,
perawatan, mentransfer ke dan dari mandi,
toilet, berjalan di atas permukaan yang rata,
akan naik dan turun tangga, berpakaian,
kontinensia dari perut dan kandung kemih.
(Sugiarto,2005
arteri hemisfer lobus
OTAK
Arteri anterior
cerebri kiri frontal temporal parietal
occipital
kanan
Arteri medius
-Komplikasi -Komplikasi
serebri sisi kanan sisi kiri
Arteri karotis
-Gg.
Kmunikasi
-Gg.
Persepsi
motorik memori sensori visual
interna -belajar motorik
peragaan -Gg. Daya
Arteri posterior -Blajar dari ingat
serebri kesalahan -kurang
penilaian
Arteri vertebra
basiler
STROKE
-Umur Factor tidak Factor dapat -Hipertensi
-Jenis kelamin dapat di kontrol di kontrol -Diabetes
-Riwayat mellitus
keluarga -Merokok
-Kolestrol
-Stress,depresi
Hemoregik iskemik dll
Komplit Progresif
Thrombus Emboli Arterosklerosis Campur
Gg.
fungsi
HIPOTESIS
Kuasi experimen
Metode pre-test post-test control group design
Dibagi atas kelompok 1 dan kelompok 2
Instrument
a. Variable dependen: Peningkatan kemampuan ADL
Penelitian
Variable Independent : latihan Motor Re-Learing program
dan latihan Koordinasi
1. Uji Persyaratan Analisa
a. Uji normalitas = Shapiro Wilk test
Teknik
Analisis
b. Uji homogenitas = levenes test
Data
2. Uji Hipotesis
a. Menguji signifikasi dua sample
yang saling berpasangan pada
kelompok perlakuan 1 = T test
related jika normal, Wilcoxon
jika tidak normal.
b. Menguji signifikasi dua sample
yang saling berpasangan pada
kelompok perlakuan 2 = T test
related jika normal, Wilcoxon
jika tidak normal
c. Menguji signifikan komparatif dua
sample yang tidak berpasangan
pada kelompok perlakuan 1 dan
kelompok perlakuan 2 = T test
independet jika normal, Mann
Whitney test jika tidak normal
Sekian
DAN
Terima Kasih