Anda di halaman 1dari 24

Pergerakan dan

mekanisme otak terait


pergerakan
Kelompok 6 :
Rahma Wahyuni : 1715040020
Reviza Mayhart : 1815040003
Lova Indriani : 1815040025
Naila Shofiyati : 2015040106
Pergerakan

01 02 03

Mekanisme Gangguan
Kendali
Otak terkait Pergerakan
Pergerakan
Pergerakan
01 Kendali pergerakan
Otot Polos

3 Kategori
Otot Rangka / Lurik
Otot
Vertebrata
Otot Jantung
• Persimpangan neuronmuskuler adalah sinapsis antara
akson neuron yang lebih besar dan serat otot.
• Pada otot rangka, setiap akson melepaskan asetilkolin di
persimpangan neuronmuskuler, dan asetilkolin selalu
merangsang otot untuk berkontraksi. Defisit asetilkolin
atau reseptornya menyebabkan gerakan. Setiap otot
hanya membuat satu gerakan kontraksi. Tidak ada pesan
yang menyebabkan relaksasi; otot hanya rileks ketika
tidak menerima pesan untuk berkontraksi. Dan juga tidak
ada pesan untuk menggerakan otot ke arah yang
berlawanan. Menggerakan kaki atau lengan bolak-balik
membutuhkan set otot yang berlawanan, yang disebut
otot antagonis (antagonistic muscles) (Kalat, 2014).
Otot Cepat dan Lambat

serat otot cepat (fast twitch fibers)


 menghasilkan kontraksi cepat tetapi mudah lelah.
 proses anaerobik

serat otot lambat (low twitch fibers)


 menghasilkan kontraksi lebih lambat tanpa lelah.
 proses aerobik
Pengendalian Otot Melalui Proprioreseptor
Proprioreseptor adalah sebuah reseptor yang
mendeteksi posisi atau pergerakan bagian tubuh,
yang dalam hal ini adalah otot.

Proprioreseptor otot mendeteksi regangan

dan ketegangan sebuah otot kemudian


mengirimkan informasi tersebut sehingga
sumsum tulang belakang dapat
menyesuaikan sinyalnya.
Ketika otot diregangkan, sumsum tulang belakang
mengirimkan sinyal refleksif untuk
mengontraksikan otot.
Contoh : Gelendong Otot
Gerak Volunteer dan involunterr
Gerak Involunteer  gerakan yang
terjadi secara otomatis tanpa kendali
korteks kesadaran.
Contoh : gerakan pengecilan pupil,
mengejap, batuk, bersin, sekresi saliva,
gerak peristaltik.

Gerak Volunteer  adalah gerakan


yang terbentuk oleh kemauan dan
kesadaran penuh.
Contoh : menulis, membaca, bermain
bola, dan lain-lain.
02 Mekanisme otak terkait Pergerakan
Tujuan praktis otak mengendalikan pergerakan adalah untuk
menolong penderita kerusakan sumsum tulang belakang atau
orang yang mengalami amputasi anggota badan.

Korteks
Serebrum Cerebellum Basal ganglia
Korteks serebrum
Akson dari korteks motorik melintas ke batang otak dan sumsum tulang
belakang, kedua bagian tersebutlah yang menghasikan pola aktivitas
pengendali otot.

Secara khusus korteks serebrum berperan penting untuk


tindakan komplek seperti berbicara, menulis dan sikap tangan, dan
tidak berperan dalam tindakan seperti batuk, bersin, tersedak,
tertawa atau menangis.

Korteks motorik terletak tepat di depan korteks somatosensori. Area motor


yang bertanggung jawab untuk memindahkan bagian tubuh tertentu
selaras dengan area somatosensori yang bertanggung jawab untuk
merasakan bagian tubuh tersebut.

Area otak yang mengendalikan tangan kiri berada di dekat area


yang merasakan tangan kiri, area yang mengontrol kaki kiri berada
di dekat area yang merasakan kaki kiri, dan sebagainya.
Korteks serebrum
Area Otak di dekat
Hubungan dari otak Korteks Motorik
ke sumsum tulang Utama
belakang

• Semua Informasi yang berasal dari otak pada • stimulus listrik yang langsung ditunjukan ke
akhirnya harus mencapai medula dan sumsum
korteks motorik utama pada girus
tulang belakang yang akan mengendalikan otot. prasental pda korteks frontal yang
letaknya pada sisi anterior siklus sentral
• Beraneka ragam akson yang berasal dari otak tersusun dapat menimbulkan pergerakan.
kedalam dua lintasan (traktus) yaitu: traktus dorsoventral
dan traktus ventromedia. Hampir semua pergerakan
bergantung pada kombinasi kerja kedua lintasan
tersebut, tetapi banyak juga pergerakan yang lebih
bergantung pada salah satu lintasan saja .

• Gangguan pada sumsum tulang belakang : paralisis,


paraplegia, quadriplegia, hemiplegia, tabes dorsalis,
poliomielitas, Sklerosis Lateral Amiotropik.
Cerebellum

• fungsi utama sebagai mengontrol gerak dan dan kesetimbangan dan membantu belajar dan
mengingat kemampuan motorik.
• Otak kecil akan menerima informasi sensorik mengenai posisi dari sendi dan panjang dari otot,
sama baiknya dengan masukkan dari auditorik dan sistem visual.
• Otak kecil juga memonitor perintah motorik yang dihasilkan dari otak besar.
• Otak kecil mengintegrasi informasi ini dan dikerjakan sebagai koordinasi dan pemindaian kesalahan
selama pelaksaan fungsi motorik dan perseptual.
• Jika otak kecil rusak, maka mata akan mengikuti gerak benda tetapi tidak akan berhenti tepat di
mana benda itu berhenti.
• Dampak dari kerusakan serebelum pada individu adalah individu mengalami kerusakan untuk
melakukan pergerakan yang cepat yang memerlukan ketepatan sasaran dan waktu. Contohnya,
individu penderita kerusakan serebelum kesulitn untuk mengetuk sesuai dengan ritme, bertepuk
tangan, menunjuk objek yang sedang bergerak, berbicara, menulis, mengetik, atau memainkan alat
musik.
Pengorganisasian Sel
Otak kecil menerima input dari sumsum tulang belakang, dari
masing- masing sistem sensorik melalui inti saraf kranial, dan
dari korteks serebral. Informasi itu akhirnya mencapai korteks
serebelar, permukaan otak kecil.
Basal ganglia • Merupakan sekelompok struktur
subkortikal besar dalam otak
• Caudate nucleus dan putamen
dikenal sebagai striatum dan dorsal
striatum. Striatum menerima
masukan dari korteks serebral dan
substantia nigra dan mengirim keluar
ke globus pallidus, kemudian
mengirimkan output ke thalamus,
yang menyampaikan ke frontal
korteks.
 Jalur Basal Ganglia :
• Jalur langsung  dari striatum menghambat globus pallidus yang menghambat bagian
thalamus.
• Jalur tidak langsung

 kedua jalur aktif sebelum pergerakan dan tidak aktif ketika binatang beristirahat.

 Peneliti menemukan bahwa merusak jalur tidak langsung sangat memperlambat peningkatan
kemampuan belajar untuk menekan satu tuas atau lainnya tergantung pada nada apa yang
mereka dengar.

 Tugas Basal Ganglia : mengatur tenaga gerakan.

 Sel-sel merespon lebih kuat dengan adanya sinyal yang menunjukkan respon akan menghasilkan
sebuah hadiah yang lebih besar atau lebih pasti. Setelah kerusakan striatum, hewan masih
belajar untuk memilih respon yang menghasilkan hadiah lebih besar, tetapi mereka tidak
merespon penuh semangat untuk hadiah yang lebih besar, seperti penyakit Parkinson.
03 Penyakit pergerakan

Parkinson Huntington

Merupakan penyakit
yang mengganggu
Gangguan saraf akut,
pergerakan dan
yang menjangkiti 1 di
merupakan penyakit
antara 10.000 orang di
degeneratif sistem
Amerika serikat
saraf pusat yang
paling umum setelah
Alzheimer.
Penyakit parkinson

• Tanda-tanda : bradikinesia (melambatnya gerak anggota tubuh), kekakuan


dan tremor, dan gejala mental.
• Penderita penyakit parkinson tidak lumpuh atau lemah, mereka hanya tidak
mampu menginisiasi pergerakan spontan tanpa adanya stimulus yang
memandu tindakan mereka.(Kalat, 2014).
• Penyebab : kematian neuron yang terjadi secara bertahap dan bertambah
banyak seiring dengan waktu.
• Gejala awal penyakit ini umumnya muncul secara asimetris tanpa adanya
gejala atipikal (disfungsi otonom, hilangnya kemampuan sensorik kortikal, dan
kelumpuhan supranuklear vertikal). Seiring dengan perkembangan penyakit,
gejala motorik akan semakin memburuk dan dapat terjadi gejala non-motorik
seperti penurunan indra penciuman, disfungsi otonom, nyeri, kelelahan,
gangguan tidur, gangguan kognitif dan psikiatrik.
• Karakteristik :
1. Gejala motorik : tremor pada saat istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan
hilangnya refleks postural tubuh.
2. Gejala nonmotorik : depresi, rasa cemas, halusinasi, psikosis, delusi,
dan gangguan tidur yang diikuti dengan gejala motorik lambat seperti
ketidakstabilan postural, kekakuan dalam gaya berjalan, serta kesulitan
berbicara dan menelan.

• Penderita penyakit parkinson juga lamban dalam melakukan tugas


kognitif, misalkan membayangkan sebuah peristiwa atau tindakan
bahkan ketika mereka tidak perlu melakukan pergerakan apapun.
5 tingkatan (stadium) :
1. Stadium 1 : gejala ringan dan tidak menggangu aktifitas

2. Stadium 2 : pada tahap ini gejala sudah mulai terasa

3. Stadium 3 : gerak tubuh mulai melambat, dan mulai menggangu aktifitas


penderita

4. Stadium 4 : mulai kesulitan untuk berdiri dan berjalan, gerak tubuh


penderita akan terasa lambat sehingga penderita membutuhkan orang lain
utnuk melakukan aktifitasnya

5. Stadium 5 : sudah mulai kesulitan atau bahkan tidak bisa bedridiri,


penderita juga dapat mengalami waham (delusi) dan halusinansi.
Pengobatan :
Jika penyebab penyakit Parkinson adalah defisiensi dopamin, maka seharusnya tujuan
pengobatan adalah memulihkan kadar dopamin. Akan tetapi penggunaan pil dopamin tidak akan
efektif, karena dopamin tidak dapat melintasi sawar darah otak. L-dopa adalah prekursor
dopamin yang dapat melintasi sawar darah otak. Pil L-dopa digunakan setiap hari, kemudian
prekursor tersebut mencapai otak dan diubah oleh neuron menjadi dopamin.

Daftar alternatif dan suplemen yang memiliki potensi untuk terapi penyakit Parkinson
(Oktariza, dkk., 2019):
1. Obat antioksidan untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut.
2. Obat yang menstimulasi reseptor dopamin secara langsung.
3. Neurotrofin untuk mendorong kesintasan dan pertumbuhan neuron yang tidak rusak.
4. Obat yang mencegah apoptosis (kematian sel yang terprogram) pada neuron yang tidak
rusak.
5. Stimulasi listrik frekuensi tinggi pada globus palidus atau nukleus subtalamus (nukleus dalam
talamus). Prosedur tersebut sangat efektif untuk mencegah tremor.
Penyakit Huntington

• Gejala motorik biasanya diawali dengan sentakan pada tangan dan kemudian
kedutan pada wajah, lalu tremor mulai menyebar ke seluruh tubuh sehingga
tubuh menggeletar yang semakin lama mengganggu aktivitas berjalan,
berbicara dan pergerakan volunter lainnya.
• Penyakit Huntington diasosiasikan dengan adanya kerusakan otak yang
bertahap dan meluas terutama di bagian nukleus kaudatus, putamen, globus
palidus serta korteks serebrum.
• Penderita penyakit Huntington juga mengalami gangguan psikologis seperti:
depresi, gangguan ingatan, gugup, halusinasi, delusi, penilaian yang tidak
tepat, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat dan gangguan seksual, mulai
dari hilangnya respon terhadap stimulasi seksual, hingga promiskuitas tanpa
mempedulikan siapa pasangannya.
Penyakit Huntington adalah penyakit yang dapat diwariskan.
Penyakit Huntington dikendalikan oleh sebuah gen autosom dominan
(artinya bukan gen pada kromosom X atau kromosom Y). Sebagai
ketetapan, sebuah gen mutan yang menyebabkan hilangnya fungsi tubuh
adalah gen resesif. Fakta bahwa gen untuk penyakit Huntington adalah
gen dominan maka hal tersebut mengindikasikan terjadinya kemunculan
fungsi yang tidak diinginkan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai