Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOTERAPI

“Terapi Keluarga”

Disusun oleh
KELOMPOK 11:

Nurvia Adriyanti : 1715040018

Ayura Melyani : 1815040034

Indah Oktavianti Siregar : 1815040035

Dosen Pengampu:

RENA KINNARA, M. Psi., Psikolog

PRODI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA-AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

1442 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang selalu senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya dan hidayah-Nya pada kita semua. Shalawat dan salam pada pangkuan alam yakni
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari alam kegelapan kepada alam
yang penuh rahmat ini. Oleh karena itu, kelompok kami dapat mmenyelesaikan makalah
Psikoterapi ini, yang membahas tentang “Terapi Keluarga”. Kami akui bahwa makalah kami ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena, itu kami
harapkan kepada para pembaca ataupun pendengar dapat memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 27 Mei 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

C. Tujuan ......................................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2

A. Konsep Dasar Dalam Terapi Keluarga .......................................................................... 2

B. Unsur-unsur Terapi Keluarga ........................................................................................ 2

C. Teknik-teknik Terapi Keluarga ..................................................................................... 4

BAB III : PENUTUP .............................................................................................................. 7

Kesimpulan .............................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana seseorang menyusun aturan,
peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan pemecahan masalah
sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan
yang lain dikatakan bahwa keluarga dalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai
menurut tingkat persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari macam-macam
anggota keluarga.
Penyakit fisik dapat menimbulkan masalah psikososial yang terjadi baik pada pasien
sendiri maupun pada keluarga. Kesehatan fisik dan mental tidak dapat dipisahkan karena
saling mempengaruhi. Masalah kesehatan mental mendapat perhatian dari WHO karena
menjadi beban keluarga.
Terapi keluarga adalah salah satu cara untuk mengetahui permasalahan seseorang,
memahami perilaku, perkembangan simptom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga
dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis
keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara
yang satu dengan yang lain berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dalam terapi keluarga ?
2. Apasaja unsur-unsur dalam terapi keluarga ?
3. Apasaja teknik-teknik dalam terapi keluarga ?

C. Tujuan
1. Memahami bagaimana konsep dasar dalam terapi keluarga.
2. Mengetahui apasaja unsur-unsur dalam terapi keluarga
3. Mengetahui apasaja teknik-teknik dalam terapi keluarga

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Dalam Terapi Keluarga


Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi
keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern
& Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada
pada terapi individual mempunyai konekuensi dan konteks sosial. contohnya, klien yang
menunjukan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah
kembali pada keluarganya.
Pengertian Terapi Keluarga
Family (keluarga) adalah suatu kelompok individu yang terkait oleh ikatan
perkawinan atau darah. Secara khusus mencakup seorang ayah, ibu dan anak. Sedangkan
Therapy (terapi) adalah suatu perlakuan atau pengobatan yang ditujukan pada
penyembuhan suatu kondisi patologis (Kartono, 1985).
Dalam Kartini Kartono dan Gulo dalam kamus psikologi, family therapy adalah suatu
bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan
anggota-anggota keluarganya. Oleh karena itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam
usaha penyembuhan (Kartono, 1987).
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi
keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga. Terapi keluarga
muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual pempunyai
konsekwensi dan konteks sosial.

B. Unsur-unsur Terapi Keluarga


Terapi Keluarga didasarkan pada General System Theory-GST (Karl Ludwig von
Bertalanffy, 1969) yang terdiri dari tiga prinsip:
1. Kausalitas Sirkular
Merupakan peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam
sebab satu arah – efek perhubungan. Jadi tidak ada anggota keluarga yang menjadi

2
penyebab masalah lain, perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara
satu dengan yang lainnya.
2. Ekologi (lingkungan)
Mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi, tidak
sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku
salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
3. Subjektif
Artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota
keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah.
Peran Terapis dalam Terapi Keluarga
Untuk peran perawat dalam terapi keluarga adalah melakukan asuhan keperwatan
yang relevan dimana (a) untuk perawat yang tidak memiliki sertifikasi dalam
melaksanakan terapi perannya adalah memberikan psiko edukasi kepada para keluarga,
sedangkan (b) bagi yang memiliki sertifikasi tugasnya adalah memberikan terapi sesuai
dengan kondisi pasien.
Peran terapis/konselor dalam membamtu konseli dalam family therapy dan
perkawinan dikemukakan oleh Haley (dalam Weld & Eriksen, 2006), diantaranya sebagai
berikut:
1. Menciptakan kerjasama antar anggota keluarga,
2. Memberikan kepercayaan dan mendorong klien bahwa setiap orang dalam keluarga
memiliki kemampuan dan mengetahui fungsi dan peran serta dapat melakukan yang
terbaik buat dirinya dan keluarganya,
3. Membantu klien untuk ikut serta dalam setiap proses konseling agar setiap anggota
keluarganya dapat melaksanakan perannya,
4. Membantu keluarga agar memiliki kemampuan dalam mengelola emosi dan
mengembangkan kematangan diri setiap anggota keluarga,
5. Membantu memberikan pemahaman sebagai pribadi dan juga sebagai bagian dari
keluarga,
Konselor pada konseling keluarga diharapkan mempunyai kemampuan profesional
untuk mengantisipasi perilaku keseluruhan anggota keluarga yang terdiri dari berbagai
kualitas emosional dan kepribadian.

3
Tujuan Terapi Keluarga
Tujuan family therapy oleh para ahli dirumuskan secara berbeda. Bowen menegaskan
bahwa tujuan family therapy adalah membantu klien (anggota keluarga) untuk mencapai
individualitas, membuat dirinya menjadi hal yang berbeda dari sistem keluarga.
Menurut Glick dan Kessler (Goldenberg, 1983) mengemukakan tujuan umum
konseling keluarga, yaitu:
1. Memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota keluarga.
2. Memperbaiki peran yang terganggu, dan terjadinya saling berkelompok antar anggota
keluarga.
3. Sebagai model peran, pendidik, dan memberikan contoh pada anggota cara terbaik
untuk menghadapi pertengkaran dan konflik.
Berikut ini dikemukakan tujuan family therapy secara umum:
1. Membantu anggota-anggota keluarga belajar dan menghargai secara emosional bahwa
dinamika keluarga adalah kait-mengaitkan diantara anggota keluarga.
2. Untuk membantu anggota keluarga agar menyadari tentang fakta jika satu anggota
keluarga bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada persepsi, ekspektasi, dan
interaksi anggota-anggota lain.
3. Agar tercapai keseimbangan yang membuat pertumbuhan dan peningkatan setiap
anggota.

C. Teknik-teknik Terapi Keluarga


1. Terapi Keluarga Komunikasi dan Satir
Ciri khas pendekatan ini adalah kenaikan self-esteem anggota keluarga sebagai
sarana untuk mengubah sistem interpersonal keluarga. Pendekatan ini mengasumsikan
keberadaan keterkaitan antara self-esteem dan komunikasi, di mana kualitas yang satu
mempengaruhi kualitas yang lainnya. Teknik-teknik yang digunakan dalam
pendekatan ini adalah:
• Kronologi fakta kehidupan keluarga, riwayat keluarga holistik.
• Metaphor, yaitu diskusi tentang sebuah ide dengan menggunakan analogi.
• Drama, para anggota keluarga memainkan adegan-adegan yang diamb
dari kehidupan mereka.

4
2. Terapi Keluarga Eksperiensial
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya mengalami dan mengekspresikan
emosi here-and-now. Tipe terapi ini cenderung menekankan pada promosi proses
pertumbuhan alamiah dalam keluarga, sambil sekaligus memberikan perhatian pada
perebutan tipikal antara otonomi dan interpersonal belonging yang terjadi dalam
keluarga. Terapi jenis ini membantu para anggota keluarga untuk meningkatkan rasa
memiliki keluarga, sambil meningkatkan kemampuan keluarga itu untuk memberikan
kebebasan sebagai individu kepada setiap anggotanya.
3. Terapi Keluarga Milan
Terapi keluarga Milan melihat bahwa manusia terlibat dalam interaksi-interaksi
resiprokal yang mengakibatkan evolusi berkelanjutan dalam keluarga.
Konsekuensinya, masalah yang tampak dianggap merupakan fungsi keluarga dan
bukan sebagai gejala-gejala patologis yang melekat pada individu tertentu. Biasanya
klinisi membantu keluarga menemukan aturan permainan keluarga itu dan
memberdayakan mereka untuk mengubah aturan itu untuk memperbaiki hasilnya.
Terapis berupaya untuk tetap bersikap netral dan memfasilitasi prosesnya dan bukan
menjadi ikut terorganisasi ke dalam sistem keluarga itu. Teknik-teknik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
• Circular questioning, yaitu memungkinkan akses ke persepsi/reaksi anggota-
anggota keluarga.
• Prescriptions, yaitu instruksi-instruksi paradoksal untuk menangani gejala.
• Hipotesis, terapis mengusung ide-ide terdidik dalam sesi.
4. Terapi Keluarga Konstruktivis atau Naratif
Fokus dari pendekatan ini adalah perkembangan makna atau cerita tentang
kehidupan orang dan peran yang dimainkan orang dalam kehidupannya. Cerita-cerita
ini menjadi fokus intervensi. Pengubahan proses-proses evaluasi dan pemaknaan yang
dilakukan oleh seluruh anggota sistem itu, dan sistem itu sendiri, guna memperbaiki
fungsi unit keluarga itu secara keseluruhan dan mengurangi kepedihan dan penderitaan.
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adakah:
• Dekonstruksi, yaitu mengurangi riwayat permasalahan.

5
• Rekonstruksi/re-authoring, yaitu proses pengembangan kisah keluarga yang
baru.
• Tim yang melakukan refleksi. Sekelompok professional pengamat
mendiskusikan tentang keluarga itu.
5. Terapi Keluarga “Bowenian” atau Transgenerasional
Menurut pendekatan ini, keluarga dilihat sebagai sebuah unit yang saling
tergantung secara emosional, dengan pola-pola perilaku yang terbentuk seiring
perjalanan waktu dan sering kali diulangi kembali dari generasi ke generasi. Keluarga
menciptakan iklim emosional dan pola perilaku yang akan diduplikat oleh anggota-
anggotanya dalam hubungan-hubungan di luar setting keluarga.

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Terapi keluarga merupakan salah satu terapi modelitas yang melihat masalah individu dalam
konteks lingkungan khususnya keluarga. Terapi Keluarga adalah model terapi yang bertujuan
mengubah pola interaksi keluaga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga.
Terapi Keluarga didasarkan pada General System Theory yang terdiri dari tiga prinsip: Kausalitas
Sirkular, Ekologi (lingkungan) dan Subjektif.
Dalam terapi keluarga terdapat lima macam teknik, yaitu:
a. Terapi Keluarga Komunikasi dan Satir
b. Terapi Keluarga Eksperiensial
c. Terapi Keluarga Milan
d. Terapi Keluarga Konstruktivis atau Naratif
e. Terapi Keluarga “Bowenian” atau Transgenerasional
Terapi keluarga tidak bisa digunakan jika sebuah keluarga tidak mungkin untuk
mempertahankan atau memperbaiki hubungan antar anggota keluarga. Tanpa adanya kesadaran
akan pentingnya menyelesaikan masalah pada setiap anggota inti keluarga, maka terapi keluarga
sulit dilaksanakan. Bahkan jika seliruh anggota keluarga datang atau mau terlibat, namun beberapa
system dalam keluarga akan sangat rentan untuk terlibat dalam terapi keluarga.
Manfaat peran keluarga dalam proses terapi pasien dapat diperbesar melalui terapi keluarga.
Dengan terapi keluarga diharapkan selain bermanfaat untuk terapi dan rehabilitasi pasien juga
dapat memperbaiki kesehatan mental dari keluarga, termasuk tiap-tiap anggota keluarga dalam arti
memperbaiki peran dan fungsi atau hubungan interpersonalnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bertalanffy, L. von. (1969). General System Theory. New York: George Braziller
Goldenberg, Irene & Herbert G. (1985). Family Therapy: an Overview. California: Brooks/Cole
Publishing Company
Kartono, Kartini. (1985). Peranan Keluarga Memandu Anak. Jakarta: Rajawali
Kartono, K & Gulo, D. (1987). Kamus Psikologi. Bandung: CV Pionir Jaya
Latipun. (2003). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press

Anda mungkin juga menyukai