0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan58 halaman
Pasien mengalami kelumpuhan separuh badan dan bicara pelo akibat kemungkinan stroke iskemik. Hal ini diduga disebabkan riwayat hipertensi dan diabetes melitus pasien yang menyebabkan gangguan sirkulasi darah otak.
Pasien mengalami kelumpuhan separuh badan dan bicara pelo akibat kemungkinan stroke iskemik. Hal ini diduga disebabkan riwayat hipertensi dan diabetes melitus pasien yang menyebabkan gangguan sirkulasi darah otak.
Pasien mengalami kelumpuhan separuh badan dan bicara pelo akibat kemungkinan stroke iskemik. Hal ini diduga disebabkan riwayat hipertensi dan diabetes melitus pasien yang menyebabkan gangguan sirkulasi darah otak.
Step 1 1. Paresis kelemahan, jika paralisis atau plegi itu yang sudah lumpuh 2. Bicara Pelo merupakan bicara dengan nada yg tidak jelas, ada kerusakan di nervus hypoglosus 3. Ekstremitas atas 3/5 kekuatan otot yg jika diangkat dia jatuh sendiri tanpa adanya tahanan 4. Ekstremitas bawah 3/5 kekuatan otot yg jika diangkat dia jatuh sendiri tanpa adanya tahanan Step 2 1. Anatomi dan vaskularisasi otak! 2. Menerangkan gambaran klinis utama yang berkaitan dengan insufisiensi darah arteri ke otak dari a. carotis interna, sistem vertebrobasiler, dan a. serebri anterior, media dan posterior! 3. memahami dan menjelaskan patogenesis terjadinya gangguan serebrovaskuler iskemik dan hemorargic! 4. tanda-tanda dan gejala-gejala gangguan serebrovaskuler sesuai dengan pembulluh darah serebri yang terkena? 5. faktor resiko gangguan serebrovaskuler (modifiable and unmodifiable)? 6. Aspek biomolekuler, patogenesis dan manajemen stroke? 7. Autoregulasi cerebral blood flow? 8. Apa penyebab pasien mengalami lemah anggota gerak sebelah kanan? 9. mengapa saat bangun tidur tiba-tiba tak bisa berjalan, dan mengapa wajahnya perot dan bicaranya pelo? 10. Apa hubungan riwayat DM dan hipertensi dengan manifestasi yg ada? 11. Jelaskan tentang kekuatan otot! 12. DD Step 3 1. Anatomi dan vaskularisasi otak! Vaskularisai sirkulus arteriosus wilisi dibentuk dari dua a.vertebralis dan 2 a. carotis interna yg memberikan cabangnya dari 2 a. vertebralis a. basilaris melewati sulcus a. basilaris pd pons bercabang jd a. inferior anterior serebeli, sepasang a. labyrinthis, 2 pasang a. pontis, 2 pasang a.mesensefalika, a superior serebeli, a. posterior serebri a. carotis uinterna dext et sin cabang: a. com. posterior (menghubungkan a. car interna dg a. serebri post) a. serebri media, a serebri anterior (dext et sin membentuk seperti lingkaran dihubungankan a. com anterior) a. vertebralis didapatkan dr arcus aorta ( truncus braciocephalica a subclavia dextra et sinistra) Vena ( sinus venosus / sinus duramatris) superopost sinus berkumpul dan bermuara ke confluens sinuum - sinus sagitalis post CS - sinus sagitalis inf sinus rectus CS - sinus marginalis sinus occipitalis CS dr Cs snus transversus sinus sigmoid bulbus sup v. jugularis foramen jugularis masuk ke v. jugularis interna v. anonima VCS sirkulasi lewat atrium dext anteroinferior - sinus spenoparietal sinus cavernosus sinus petrosus sup sinus transversi; sinus petrosus in blubus sup v. jugularis
2. Menerangkan gambaran klinis utama yang berkaitan dengan insufisiensi darah arteri ke otak dari a. carotis interna, sistem vertebrobasiler, dan a. serebri anterior, media dan posterior! 1. di a . car interna lesi : bifurcatio a carotis comunis gejala: kebutaan pd satu mata ( amourosus fugaks) muncul di eks atas (tangan lemah,baal); kelumpuhan tipe supranukleus (wajah) 2. a. cerebri media manifes : disfasia, hemiparesis, mono parasis kontralateral 3. a. cerebri anterior : kebingungan, demensia ,gerakan menggenggam patologik, disfungsi pada lobus frontalis 4. sistem vertebrobasiler : pada sirkulus post manifest: bilateral, babinski bilateral 5. a. cerebri posterior; lesi otak tengah (thalamus) : koma
3. memahami dan menjelaskan patogenesis terjadinya gangguan serebrovaskuler iskemik dan hemorargic! gangguan serebrovaskuler ( non hemoragik) berhub dg peningkatan kadar kolesterol, ketika kadar kolesterol meningkat saat tidur metab melambat aliran darah lambat lama lama di aliran darah terbentuk plak (aterosklerosis (kekakuan)) berhubungan dengan DM suplai darah ke otak tergganggu disfungsi otak manifestasi pd anggota gerak ketika bangun tidur tidak bisa bergerak lesi di batang otak, - mual, - muntah, - kejang, saraf otonom bagus
awalnya dr stenosis (penyempitan) (pasien perokok) Hemorargik gangguan pd tekanan darah, jika meningkat tidak tertangani pembuluh darah pecah perdarahan kompresi jaringan otak pada saat aktivitas manifestasi, mual, muntah, kejang, hilang kesadaran
jika akibat trauma bisa ngga? bisa, tapi kausanya trauma
4. tanda-tanda dan gejala-gejala gangguan serebrovaskuler sesuai dengan pembulluh darah serebri yang terkena? seperti nomer 2
5. faktor resiko gangguan serebrovaskuler (modifiable and unmodifiable)? unmodifiable - umur - jenis kelamin - ras - gen - penyakit turunan - penyakit PD bawaan modifiable - BB - riwayat hipertensi - DM - perokok - life style - kenaikan kadar koleterol - penggunaan terapi hormon - penggunaan obat - alkohol
6. Aspek biomolekuler, patogenesis dan manajemen stroke? Patogenesis hipertensi, dm, perokok TIK didapat dr tekanan sistemik- tekanan otak/komponen lain (CVR) dipengaruhi viskositas darah, keadaan dinding PD, kekuatan tonus PD - jk hipertensi PD sempit - DM viskositas tinggi TIK rendah perfusi ke otak sedikit - batas aliran darah 50-60cc/ 100gr otak/menit jika tidak terpenuhi fungsi neuronal terhenti - ambang aktivitas listrik minimal 15 cc/100gr otk/menit agar tidak iskemi Manajemen konservatif 5b (blood, brain,bowel, blader,...) Penyebabnya - dilihat dari manifestasi lihat Dm tipe berapa bisa di modifikasi dg life style atau tidak (jika tidak :insulin) - Hipertensi:kontrol tekanan darah penderita
7. Bagaimana autoregulasi cerebral blood flow? fungsinya untuk melindungi otak saat terjadi penurunan atau kenaikan mendadak (normalnya 50-60mmhg; jk hipertensi: 180-220mmhg) 3 faktor yg berpengaruh pada CBF Intrinsik) 1. CO2, O2, pH 2. jika Co2 meningkat, pH turun, O2 turun vasodilatasi otak aliran darah ke otak meningkat 3. jika CO2 turun, pH naik, O2 naik vasokonstriksi otak otak berada pada tempat yg luasnya tetap, jadi vol darah otak, vol LCS, dan vol darah harus konstan Hukum Monroe Kellie biasanya vol otak dan vol LCS berubah, yg bisa mengkompensasi hanya CBF nya agar tetap konstan dg cara autoregulasi. yang mempengaruhi: 1. ekstrinsik diluar cranial - tekanan darah sistemik bisa normal pada tknan darah 60-80. biar tidak tinggi kompensasi vasokonstriksi - kemampuan jantung memompa - kualitas PD (plak, lesi) - faktor darahnya sendiri ( DM viskositas meningkat) 2. intrinsik - ion H mempengaruhi keasaman PCO2 naik 70 persen CBF meningkat 2kali lipat co2 fusi dg H2o h2co3 dipecah lagi autoregulasi sifatnya regional, akan mengkompensasi daerah yg rusak. mempengaruhi vasomotor jk kadar PO2 rendah (turun 20%) harus vasodilatasi jika sangat rendah vasodilatasi terus orang hipoventilasi CO2 naik terus vasokonstriksi terus menerus vasospasme
8. Apa penyebab pasien mengalami lemah anggota gerak sebelah kanan? pengaturan tubuh ada di otak (persilangan (decussatio) jika ada kelemahan pada anggota gerak sebelah kanan kemungkinan ada lesi di kontralateral nya (lesi di hemisfer sinsistranya pd kasus ini)
stroke non hemoragik (kemungkinan) berdasar vaskuler ada daerah a. car interna dan a. vertebrobasilaris untuk membedakan arterinya : jika a. car interna bersifat unilateral (daerah frontal, parietal, temporal) biasanya di pembuluh a. serebri media, yg terkena adalah kontralateralnya (pd kasus ini yang sinistra) bisa terjadi hemiparesis, gangguan n. facialis (wajah perot) a. vertebrobasilaris sifatnya bilateral (occipital, thalamus, ...) n. facialis sentral ; dahi masih bisa dikerutkan karena dapat 2 inervasi n. facialis perifer : semuanya terkena mulai dari dahi sampai bawah (lumpuh) tesnya dengan melihat lesi (sikomotorik dan volunter (menutup mata, jika masih bisa berarti masih normal, mengerutkan dahi jika yg sentral: masih bisa)) pengaruh CBF, lesi pada vsakularserebral yg terganggu adalah pada daerah yg terganggu. LMN dipengaruhi UMN GAMBARNYA! 9. mengapa saat bangun tidur tiba-tiba tak bisa berjalan, dan mengapa wajahnya perot dan bicaranya pelo? gangguan serebrovaskuler ( non hemoragik) berhub dg peningkatan kadar kolesterol, ketika kadar kolesterol meningkat saat tidur metab melambat aliran darah lambat lama lama di aliran darah terbentuk plak (aterosklerosis (kekakuan)) berhubungan dengan DM suplai darah ke otak tergganggu disfungsi otak manifestasi pd anggota gerak ketika bangun tidur tidak bisa bergerak
bicara pelo lidah dipersarafi n.hipoglosus jika lesi jadi bicaranya kurang jelas
Wajah perot n. facialis sentral ; dahi masih bisa dikerutkan karena dapat 2 inervasi n. facialis perifer : semuanya terkena mulai dari dahi sampai bawah (lumpuh) tesnya dengan melihat lesi (sikomotorik dan volunter (menutup mata, jika masih bisa berarti masih normal, mengerutkan dahi jika yg sentral: masih bisa)) lesi n. facialis sentral (persarafan bilateral)
10. Apa hubungan riwayat DM dan hipertensi dengan manifestasi yg ada? DM teori glikosilasi merupakan reaksi non enzimatis antara gula darah dan protein menghasilkan AGE yg bersifat toksik DM gula darah tinggi glikosilasi banyak toksiknya banyak merusak endotel PD PD disfungsi proses kompleks: vasodilatasi terganggu, vasokontriksi yg disebabkan endotel yg rusak yg memperbaiki diri dengan zat endotelin yg akhirnya menyumbat jika menyebar sampai otak stroke
stres oksidatif DM peningkatan pelepasan 3 radikal bebas di darah stresoksodatif menyebabkan penebalan PD menghambat bahkan menghentikan laju dari sirkulasi PD pasoka untuk ke otak terhenti infark stroke
resistensi insulin insulin membaantu glukosa masuk ke sel, jika tidak bisa masuk ke vaskuler lagi jadi bertambah kental alirannya lambat jika di darah banyak plak yg menempel yg dianggap benda asing bisa sampai iskemik dll orang DM viskositas naik CBF turun penggunaan insulin berlebihan juga berbahaya metabolisme di otak butuh glukosa
Hipertensi menyebabkan kerusakan endotel menyempit darah ke otak sedikit sel kekurangan oksigen iskemik stroke
kompensasi dari CBF jika hpt terus menerus, vaskuler yg di serebral vasokonstriksi (autoregulasi) terus menerus jk ada serangan langsung vasospasme stroke
iskemik dulu diikuti stroke atau stroke dulu baru iskemik? hipertensi dan diabetes dapat merusak endotel 11. Jelaskan tentang kekuatan otot! 5 : normal 4 : melawan rravitasi tapi tidak bisa mengangkat barang berat 3: bisa melawan gravitasi tapi tidak menahan tahanan (jatuh) bisa mengangkat tapi tidak bisa melawan gravitasi 2: tidak bisa melawan gravitasi (menggeser tangan) 1: bisa gerak tetapi lemah (menggerakan jari tangan) 0: lumpuh
paresis 1. monoparesis : yg terkena hanya satu anggota gerak saja 2. paraparesis : sepasang anggota gerak 3. tetraparesis : semua anggota gerak 4. hemiparesis : salah satu sisi
12. DD (definisi, etiologi, px penunjang, px fisik, px neurologis,dll) Sebutkan pembagian stroke berdasarkan anatomi (letak), lamanya serangan (durasi) , dan vaskularisasinya! Stroke Definisi: ganguan neirologik yang mendadak, akibat terhentinya aliran darah arteri ke otak Etiologi : 1. trombotik 2. embolik 3. hemoragik berdasar penyakit serebrovaskuler iskemik dibagi 2 : oklusi trombotik dan oklusi embolik Stroke iskemik: trombosis (aterosklerosis, vaskulitis, polisitemia); embolisme(gangguan di jantung), vasokontriksi (vasospasme serebrum setelah PSA) Step 4 Step 5 1. Anatomi dan vaskularisasi otak! GAMBARNYA !
2. Menerangkan gambaran klinis utama yang berkaitan dengan insufisiensi darah arteri ke otak dari a. carotis interna, sistem vertebrobasiler, dan a. serebri anterior, media dan posterior!
3. memahami dan menjelaskan patogenesis terjadinya gangguan serebrovaskuler iskemik dan hemorargic! jika akibat trauma bisa ngga? bisa, tapi kausanya trauma
4. tanda-tanda dan gejala-gejala gangguan serebrovaskuler sesuai dengan pembulluh darah serebri yang terkena?
5. faktor resiko gangguan serebrovaskuler (modifiable and unmodifiable)?
6. Aspek biomolekuler, patogenesis dan manajemen stroke?
7. Bagaimana autoregulasi cerebral blood flow?
8. Apa penyebab pasien mengalami lemah anggota gerak sebelah kanan? GAMBARNYA! 9. mengapa saat bangun tidur tiba-tiba tak bisa berjalan, dan mengapa wajahnya perot dan bicaranya pelo?
10. Apa hubungan riwayat DM dan hipertensi dengan manifestasi yg ada? iskemik dulu diikuti stroke atau stroke dulu baru iskemik? hipertensi dan diabetes dapat merusak endotel
11. Jelaskan tentang kekuatan otot! 12. DD (definisi, etiologi, px penunjang, px fisik, px neurologis,dll) Sebutkan pembagian stroke berdasarkan anatomi (letak), lamanya serangan (durasi) , dan vaskularisasinya!
2. Menerangkan gambaran klinis utama yang berkaitan dengan insufisiensi darah arteri ke otak dari a. carotis interna, sistem vertebrobasiler, dan a. serebri anterior, media dan posterior! a. A.karotis interna - Dapat terjadi kebutaan satu mata ( episodik dan disebut amaurosis fugaks), disis arteri yang kena akibat insufisiensi a. retinalis - Gejala sensorik dan motorik di ekstremitas kontralateral karena insufisiensi a. serebri media - Lesi dapat terjadi di daerah antara arteria serebri anterior dan media atau arteri serebri media. Gejalanya mula-mula timbul di ekstremitas atas, misalnya tangan lemah, baal) dan mungkin mengenai wajah( kelumpuhan tipe supranukleus). Pabila lesi di hemisfer dominan, maka terjadi afasia ekspresif ( karena keterlibatan daerah bicara-motorik Broca. b. A. serebri media( tersering) - Hemiparesis atau monopareis kontralateral (biasanya mengenai tangan) - Afasia global( apabila hemisfer dominan terkena): gangguan semua fungsi yang berkaitan dengan bicara dan komunikasi. - Kadang-kadang hemianopsia ( kebutaan) kontralateral - Disfasia
c. A. serebri anterior - Kelumpuhan kontralateral yang lebih besar di tungkai, lengan proksimal, gerakan volunteer yang bersangkutan terganggu - Deficit neurologic kontralateral - Demensia, gerakan menggegam, reflex patologik ( disfungsi lobus frontalis) d. System vertebrobasiler ( sirkulasi posterior: manifestasinya biasanya bilateral) - Kelumpuhan di satu sampai keempat ektremitas - Meningkatkan respon tendon - Ataksia - Tanda babinski bilateral - Gejal-gejala serebellum: tumor intervention, vertigo - Disfagia - Disartria - Sinkop,strupor, koma, pusing, gangguan daya ingat, disorientasi - Gangguan penglihatan( diplopia, nistagmus, ptosis, paralisis satu gerakan mata, hemianopsia homonym) - Tinnitus, gangguan pendengaran. - Rasa baal di wajah, mulut atau lidah e. A. serebri posterior - Koma - Hiperparastesis kontralateral - Afasia visual atau buta kata ( aleksia) - Kelumpuhan saraf cranial III: hemianopsia, koreoatetosis Sumber: Patofisiologi sylvia
Tambahan: -ataxia: kegagalan koordinasi otot ketidakteraturan otot -disatria: gangguan artikulasi, enumerasi dan irama bicara akibat melemahnya otot-otot bicara -disfonia: gangguan vokalisasi sehingga suara terdengar parau -afasia: istilah umum yang menyatakan hilangnya kemampuan untuk memahami, mengeluarkan, dan menyatakan konsep bicara. * afasia motorik: hilangnya kemampuan untuk menyatakan pemikiran dalam percakapan ataupun tulisan * afasia sensorik: hilangnya kemampuan untuk memahami bahasa percakapan / bahasa tulisan -koreoatetosis: atetosis ganda./ atetosis gerakannya seperti cacing, melintir, ritmis, dan perlahan-lahan yang biasanya muncul di bagian perifer ekstremitas atas, khusunya jari dan tangan. Wajah, leher, lidah, bibir, dan ekstremitas bawah dapat terserang. -nistagmus: mata bergoyang cepat ke arah lateral atau medial. -disfagia: kesulitan menelan. -diplopia: penglihatan ganda -ptosis:kondisi dimana kelopak mata tidak bisa membuka dengan sempurna. -stupor: diam, mungkin tampaknya tidur; berespon terhadap rangsang suara yang keras; terganggu oleh cahaya; berespon baik terhadap rangsanagn rasa sakit. -koma: tidak sadar; tubuh flaccid; tidak berespons terhadap rangsang nyeri maupun verbal.
Sumber: Patofisiologi Sylvia
3. memahami dan menjelaskan patogenesis terjadinya gangguan serebrovaskuler iskemik dan hemorargic! jika akibat trauma bisa ngga? bisa, tapi kausanya trauma Stroke non hemorargik a. Manifestasi terlihat setelah bangun tidur. Saat tidur metabolisme melambat aliran darah ikut melambat faktor risiko terbentuknya plak arteriosklerosis mengaktifkan mekanisme pembekuan darah menghasilkan bekuan untuk membentuk dan menghambat arteri menyebabkan hilangnya fungsi otak secara akut pada daerah yang terlokalisasi bangun tidur timbul manifestasi. Stroke Hemoragik b. Biasanya terjadi saat aktivitas Tekanan darah tinggi mengakibatkan salah satu pembuluh darah pecah/rupture perdarahan mengakibatkan terjadi kompresi pada jaringan otak setempat Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall
Ischemic strokes are caused by a lack of blood flow to the brain and account for about 70 percent of all strokes. Atherothrombosis: large artery disease, is caused by a clot (thrombus) that blocks blood flow in an artery. The narrowing leads to a low flow state referred to as watershed ischemia. Clots usually do not occur in healthy arteries, but tend to form at or adjacent to an area of a vessel damaged by atherosclerosis. In the atherosclerotic process, plaquean amalgam of fatty substances, cholesterol, waste products of cells, calcium, and a blood-clotting material called fibrin-builds up as thick, irregular deposits on the inner lining of an artery. The irregular surface that plaque deposits create provide ideal places for clots to form and grow. It tends to occur at times when blood pressure is lowat night during sleep, or early in the morning before majority activities start.
Embolism: this type is caused by a wandering clot (embolus) that forms in one part of the body, breaks loose, and travels in the bloodstream until it lodges in an artery in the brain or in a vessel leading to the brain. Emboli can be formed from calcium, air, cholesterol, blood proteins, platelets, or by-products of an infection of the hearts inner linning(endocarditis). The most common cardiac conditions associated with emboli are atrial fibrillation, valvular disease, the presence of a prosthetic heart valve, endocarditis, congestive heart failure, and myocardial infarction.
Lacunar infraction: caused by blood clotting. These strokes are the result of occlusion (complete block- age) of arterioles, the very small ends of the arteries that penetrate deep into the brain.
Hemorrhagic stroke caused by bleeding into the brain or adjacent tissues. Brain or intracerebral hemorrhage: blood leaks from small vessels at the base of the brain. Long-term expossure to high blod pressure is thought to weaken the walls of these small arteries, and eventually they brust. About two-thirds of patients with an intracerebral hemorrhage have a history of hypertension; diabetes and atherosclerosis accelerate the damage. Other causes of bleeding into the brain include brain tumor, trauma, arteriovenous malformation (AVM), and stimulant drugs such as amphetamines and cocaine. The onset of symptoms is usually acute, with severe headaches and decreased consciousness. Subarachnoid hemorrhage: o Aneurysm: outpouching(evagination) in the wall of a blood vessel that forms at a point where the wall is weak and may suddenly rupture. o Arteriovenous malformation: tangle of arteries and veins without the small vessels that normally connect the two. The walls of vessels are often thin and have high rates of blood flow, conditions that predispose to bleeding. http://doc.med.yale.edu/heartbk/18.pdf
Complete cessation of cerebral blood flow causes loss of consciousness within 1520 seconds (!p. 342) and irreversible brain damage after seven to 10 minutes. Occlusion of individual arteries results in deficits in circumscribed regions of the brain (stroke). The basic mechanism of damage is always energy deficiency caused by ischemia (e.g., atherosclerosis, embolism). Bleeding (due to trauma vascular aneurysm, hypertension; also causes ischemia by compressing neighboring vessels.
By inhibiting Na+/K+-ATPase, energy deficiency causes the cellular accumulation of Na+ and Ca2+ as well as an increased extracellular concentration of K+, and thus depolarization. This results in the cellular accumulation of Cl, cell swelling, and cell death (!A; see also p.10). It also promotes the release of glutamate, which accelerates cell death via the entry of Na+ and Ca2+.
Cell swelling, release of vasoconstrictor mediators, and occlusion of vessel lumina by granulocytes sometimes prevent reperfusion, despite the fact that the primary cause has been removed. Cell death leads to inflammation that also damages cells at the edge of the ischemic area (penumbra) (diujung dari sel yg iskemik, yg masih bisa diselamatkan, yg direperfusi adalah penumbranya.) sel yg sudah bengkak yg fungsinya tidak baik.
The symptoms are determined by the site of the impaired perfusion, i.e., the area supplied by the vessel (!B).
4. tanda-tanda dan gejala-gejala gangguan serebrovaskuler sesuai dengan pembulluh darah serebri yang terkena?
5. faktor resiko gangguan serebrovaskuler (modifiable and unmodifiable)?
Jenis Kelamin: laki-laki banyak merokok dan mengonsumsi alkohol. Faktor Resiko Menurut AHA (American Heart Association) Guideline (2006), faktor resiko stroke adalah sebagai berikut: I. Faktor resiko yang tak dapat diubah 1. Umur 2. Jenis Kelamin. 3. Berat Lahir Yang Rendah 4. Ras 5. Faktor Keturunan 6. Kelainan Pembuluh Darah Bawaan : sering tak diketahui sebelum terjadi stroke
II. Faktor Resiko Yang Dapat Diubah
1. Hypertensi/ tekanan darah tinggi 2. Merokok 3. Diabetes 4. Penyakit Jantung/Atrial Fibrilation 5. Kenaikan kadar cholesterol/lemak darah 6. Penyempitan Pembuluh darah Carotis 7. Gejala Sickle cel 8. Penggunaan terapi sulih hormon. 9. Diet dan nutrisi 10. Latihan fisik 11. Kegemukan
III. Faktor Resiko Yang Sangat Dapat Diubah 1. Metabolik Sindrom 2. Pemakaian alkohol berlebihan 3. Drug Abuse/narkoba 4. Pemakaian obatobat kontrasepsi (OC) 5. Gangguan Pola Tidur 6. Kenaikan homocystein 7. Kenaikan lipoprotein 8. Hypercoagubility
6. Aspek biomolekuler, patogenesis dan manajemen stroke?
Terapi pembedahan Indikasi tindakan pembedahan: * Pasien dengan perdarahan serebelar > 3 cm yang secara neurologis memburuk atau yang mengalami kompresi batang otak dan hidrocefalus akibat obstruksi ventricular * Perdarahan intraserebral dengan lesi structural seperti aneurisma, malformasi arteriovena, atau angioma kavernosa dapat diangkat jika keadaan pasien stabil * Pasien usia muda dengan perdarahan lobus yang sedang atau besar yang secara klinis memburuk Indikasi terapi konservatif dengan medikamentosa : * Pasien dengan perdarahan kecil (< 10 cm3) atau deficit neurologi yang minimal * Pasien dengan GCS 4, kecuali dengan perdarahan serebelar disertai kompresi batang otak
referensi : Manajemen Stroke, dr. Abdul Gofir, Sp.S (K)
Penatalaksanaan Konservatif : 5B : - Breathing : o2 yg cukup - Brain : manitol - Blood : menjaga tekanan darah, kadar Hb dan glukosa - Bowel : nutrisi cukup dan NGT - Bladder : urine atau pembuangan yang baik Pada penyebab: - Prevalensi terjadinya koagualasi - Platelet anti agregasi : obat utama (aspirin dosis 650-975 mg/hr) alternative ( ticlopidin dosis 500mg/hr) - Anti koagulan : heparin, fraksiparin - Memeperbaiki aliarn darah otak : hemodilusi - Neuroprotect : ca bloker (nimodipin, metabolic activator) - Pengobatan fact resiko : o tekanan darah ( clonidine, nipedipin sublingual) o Gula darah ( insulin) o TIK (manitol dosis 100cc.jam dlm waktu 20 menit) aspirin side effectnya di gaster, hatihati dengan penderita maag. Penanganan pada hemorargik dan non hemorargik ??
Rehabilitasi medic ??? Tahap 1 : 1-21 hari Terjadi sangat luas variasinya, sebagian dapat pulih kembali dalam beberapa jam tetapi ada pula yang mengalami kematian. Tahap 2 : 21 hari-1 tahun Latihan dan stimuli sangat sedikit sekali manfatnya terhadap pemulihan fungsi neuron, hasil yg baik umumnya dicapai dalam usia yang muda. Pada golongan lanjut usia masih diragukan apakah ada perbaikan semacam ini. Tahap 3 : lebih dari 1 tahun Penderita berlatih untuk mencapai kemnadirian dan memperthankannya agar mencapai hasil yang baik maka sejak awal sudah dijaga agar tidak timbul penyulit berupa ankilosis dan kontraktur otot maupun tendonya. Tindakan preventif pada pencegahannya ??? A. Pencegahan primer 1. Strategi kampanye nasional yg terintegrasi dengan program pencegahan penyakit vaskuler lainnya 2. Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas strok Menghindari: rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebih, obat2tan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan Mengendalikan: hipertensi, DM, penyakit jantung (misalnya fibrilasi atrium, infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), penyakit vaskuler anterosklerotik lainnya Menganjurkan: konsumsi gizi seimbang, dan olah raga teratur B. Pencegahan sekunder 1. Modifikasi gaya hidup berisiko strok dan faktor risiko misalnya: Hipertensi: diet, obatantihipertensi yg sesuai DM : diet, obat hipoglikemik oral/insulin Penyakit jantung aritmia nonvalvular (antikoagulan oral) Dislipidemia: diet rendah lemak dan obat antidislipidemia Berhenti merokok Hindari alkohol, kegemukan, dan kurang gerak Hiperurisemia: diet, antiperusemia polisitemia 2. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin 3. Obat-obatan yg digunakan Asetosal (asem asetil slisilat) digunakan sebagai obat pilihan pertama dengan dosis berkisar berkisar antara 80-320 mg/hr Antikoagulan oral (warfarin/dikumaro) diberikan pada pasien dgn faktor risiko penyakit jantung (fibrilasi atrium, infark miokard akut, kelainan katup), Pasien yg tidak tahan asetosal, dapat diberikan tiklopidin 250- 500 mg/hari
Komplikasi - Pneumonia - Decubitus - Incontinensia - Rekurensi stroke - Gangguan psikologis dan social ekonomi
Prognosis - Biasanya pada 50% penderita kembali memenuhi kebutuhan sendiri, tapi pada lengan dan tungkai yang hemiparesis tidak dapat kembali seperti semula - Meninggal, biasanya pada pasien dengan gangguan pernafasan dan gangguan fungsi jantung
7. Bagaimana autoregulasi cerebral blood flow? Autoregulasi otak: kemmapuan otak normal mengendalikan volume aliran darahnya sendiri di bawah kondisi tekanan darah arteri yang selalu berubah-ubah. Fungsi ini dilakukan dengan mengubah ukuran pembuluh-pembuluh resistensi untuk mempertahankan tekanan aliran darah ke otak dalam rentang fisiologik 60-160mmHg tekanan arteri rata-rata( MAP). Pada pengidap hipertensi, rentang otoregulasi ini meningkat sampai setinggi 180-200mmHg( Guyton 2000). Apabila tekanan arteri sistemik rerata turun mendadak ke tekanan yang lebih rendahdi dalam rentang fisiologik, arteriol-arteriol berdilatasi untuk menurunkan resistensi shg aliran darah ke jaringan otak dipertahankan konstan. Sebaliknya, apabila tekanan arteri sistemik meningkat mendadak di dalam rentang fisiologik, arteriol-arteriol berkonstriksi untuk mempertahankan aliran darah ke kapiler otak walaupun terjadi peningkatan tekanan dorongan darah arteri. Bila tekanan-tekanan yang ekstrim melebihirentang fisiologik, mekanisme autoregulasi protektif ini dapat gagal aliran darah ke otak secara pasif mengikuti tingkat tekanan di sirkulasi sistemik. Ada 3 faktor metabolic yang dikenal baik mempengaruhi CBF yaitu konsentrasi CO2( PaCO2), konsentrasi ion hydrogen/ keasaman darah (pH), dan konsentrasi oksigen (PaO2). -bila hiperkapnia( meningkatnya PaCO2), asidemia ( menurunnya Ph), dan hipoksemia ( menurunnya PaO2) sendiri-sendiri atau berkombinasi dengan satu / lebih factor metabolic lain vasodilatasi otak aliran darah melalui pembuluh-pembuluh otak meningkat. Meningkatnya CBF dpt menyebakan meningkatnya tekanan di dalam cranium saat terdapat cedera dan pembengkakan otak. -hipokapnia( menurunnya PaCo2) dan alkalemia ( meningkatnya Ph) vasokonstriksi otak.
Selain itu, factor yg mempengaruhi CBF: volume dan kekentalan darah,tekanan perfusi dan TIK.
Sumber: Pathophysiology Sylvia faktor-faktor ekstrinsik yang berpengaruh terhadap sirkulasi serebral adalah tekanan darah sistemik kemampuan jantung untuk memompa darah ke sirkulasi sistemik kualitas pembuluh darah karotikovertebral kualitas darah yang menentukan viskositasnya. faktor-faktor intrinsik yang berpengaruh terhadap sirkulasi serebral adalah Autoregulasi arteri serebral Faktor faktor biokimiawi regional Sumber : Neurologi Klinik Dasar
http://www.docstoc.com/docs/112473211/Pathophysiology-of-Stroke Kemampuan pembuluh darah arteriol otak untuk mempertahankan ADO ( aliran darah otak) tetap meskipun terjadi perubahan pada tekanan perfusi otak. Fisiologisnya tekanan arterial rata2 50-150 mmHg pada penderita normotensi. Pembuluh darah cerebral akan berkontraksi akibat peningkatan tekanan darah sistemik dan dilatasi bila penurunan tekanan darah sistemik. Keadaan inilah yang mengakibatkan perfusi otak tetap konstan. Autoregulasi berfungsi baik apabila sistoliknya 60-200 mmHg ( 60 mmHg = ambang ischemic), diastolnya 60-120 mmHg iskemik : reversibel infark : sudah mati, pada organ nekrosis : BEDANYA APA? 8. Apa penyebab pasien mengalami lemah anggota gerak sebelah kanan? GAMBARNYA! Pada saat bangun tidur, 40 persen aliran darah normal di otak dialihkan ke otot untuk mengembalikan energi. Bila otak tidak mendapat suplai darah yang cukup selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark. Bisa timbul hemiparese yang tiba tiba.
HEMIPARESIS TIBA2 ? Pengaturan motorik anggota gerak di persarafi oleh jaras kortikospinalis (piramidalis). Jaras ini akan menyilang ke kontralateral pada decussatio piramidalis di medulla oblongata. Sehingga lesi di salah satu hemisfer akan menimbulkan efek pada sisi kontralateralnya. Jaras piramidalis saat melewati crus posterior kapsula interna akan berdampingan dengan saraf afferent (sensorik). Sehingga jika terjadi lesi pada daerah tersebut, maka akan terjadi hemihipestesia kontralateral. Otak merupakan suatu organ yang sangat memerlukan aliran darah terus menerus dalam jumlah yang secara proporsional jauh lebih tinggi dari pada organ tubuh lain. Untuk menjamin suplai darah ini, otak disuplai oleh dua pasang pembuluh darah yang didalam rongga tengkorak membentuk suatu system jaringan anastomosis sehingga kekurangan dari yang satu dapat segera ditambah dengan yang lain. Terdapat juga autoregulasi yang dapat mempertahankan aliran darah ke otak walaupun terjadi perubahan tensi sistemik hingga batas2 tertentu. Sekitar 20% dari seluruh curah jantung dialirkan keotak yang beratnya hanya sekitar 2% dari berat tubuh. Satu titik lemah dalam tata susunan pembuluh darah otak adalah bahwa arteri yang menembus substansia otak (penetratik arteries) merupakan end arteries yang kolateralnya sangat tidak mencukupi karena itu oklusi dari arteri penembus ini selalu berakibat terjadinya infark. Bila otak tidak mendapat suplai darah yang cukup selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark. Dalam hal ini kemungkinan terjadi infark di kapsula interna, a. lentikulostriata yang meemperdarahi bagian anterior putamen dan nukleus caudatus, anteroinferior kapsula interna, yang menyebabkan kelemahan wajah dan lengan kontralateral. Sumber : Patofisiologi, Sylvie A.Price jilid II
Akibat penurunan suplai darah, misalnya pada arteri vetebra basilaris akan mempengaruhi fungsi dari otot facial (oral terutama ini diakibatkan kerusakan diakibatkan oleh kerusakan N.VII (fasialis), N.IX (glosofaringeus) N.XII (hipoglosus),karena fungsi otot fasial/oral tidak terkontrol maka akan terjadi kehilangan dari fungsi tonus otot fasial/oralsehingga terjadi kehilangan kemampuan untuk barbicara atau menyebuit kata-kata dan berakhir dangan kerusakan artikulasi,tidak dapat berbicara (disfasia). Pengaturan motorik anggota gerak di persarafi oleh jaras kortikospinalis (piramidalis). Jaras ini akan menyilang ke kontralateral pada decussatio piramidalis di medulla oblongata. Sehingga lesi di salah satu hemisfer akan menimbulkan efek pada sisi kontralateralnya. Jaras piramidalis saat melewati crus posterior kapsula interna akan berdampingan dengan saraf afferent (sensorik). Sehingga jika terjadi lesi pada daerah tersebut, maka akan terjadi hemihipestesia kontralateral. Inti motorik n.VII terletak di pons. Otot-otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari 2 sisi. Karena itu, terdapat perbedaan antara gejala kelumpuhan n.VII jenis sentral dan perifer. Pada gangguan sentral, sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan dari 2 sisi, tidak lumpuh; yang lumpuh adalah bagian bawah dari wajah. Pada gangguan n.VII jenis perifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf) maka semua otot sesisi wajah lumpuh dan mungkin juga termasuk cabang saraf yang mengurus pengecapan dan sekresi ludah yang berjalan bersama saraf fasialis. Bagian inti motorik yang mengurus wajah bagian bawah mendapat persarafan dari korteks motorik kontralateral, sedangkan yang mengurus wajah bagian atas mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral). Karenanya kerusakan sesisi pada upper motor neuron dari N VII (lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik) akan mengakibatkan kelumpuhan pada otot-otot wajah bagian bawah, sedangkan bbagian atasny tidak. Lesi supranuklir (upper motor neuron) N VII sering merupakan bagian dari hemplegia. Hal ini dapat dijumpai pada stroke dan lesi-butuh-ruang (space occupying lesion) yang mengenai korteks motorik, kapsula interna, thalamus, mesensefalon ,dan pons di atas inti N VII. Sumber : Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Prose-Proses Penyakit. Ed: 6. Jakarta: EGC. Mardjono dan Sidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke-12. Jakarta: Dian Rakyat
9. mengapa saat bangun tidur tiba-tiba tak bisa berjalan, dan mengapa wajahnya perot dan bicaranya pelo? WAJAH PEROT Pada kerusakan sebab apapun di jaras kortikobulbar atau bagian bawah korteks motorik primer, otot wajah muka sisi kontralateral akan memperlihatkan kelumpuhan jenis UMN. Ini berarti otot wajah bagian bawah lebih jelas lumpuh dari pada bagian atasnya, sudut mulut sisi yang lumpuh tampak lebih rendah. Jika kedua sudut mulut disuruh diangkat maka sudut mulut yang sehat saja yang dapat terangkat. Mardjono dan Sidharta. 2003. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. Inti motorik n.VII terletak di pons. Otot-otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari 2 sisi. Karena itu, terdapat perbedaan antara gejala kelumpuhan n.VII jenis sentral dan perifer. Pada gangguan sentral, sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan dari 2 sisi, tidak lumpuh; yang lumpuh adalah bagian bawah dari wajah. Pada gangguan n.VII jenis perifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf) maka semua otot sesisi wajah lumpuh dan mungkin juga termasuk cabang saraf yang mengurus pengecapan dan sekresi ludah yang berjalan bersama saraf fasialis. Bagian inti motorik yang mengurus wajah bagian bawah mendapat persarafan dari korteks motorik kontralateral, sedangkan yang mengurus wajah bagian atas mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral). Karenanya kerusakan sesisi pada upper motor neuron dari N VII (lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik) akan mengakibatkan kelumpuhan pada otot-otot wajah bagian bawah, sedangkan bagian atasnya tidak. Lesi supranukleus (upper motor neuron) N VII sering merupakan bagian dari hemiplegia. Hal ini dapat dijumpai pada stroke dan lesi-butuh-ruang (space occupying lesion) yang mengenai korteks motorik, kapsula interna, thalamus, mesensefalon ,dan pons di atas inti N VII. Snell, Richard S. 2007. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Ed : 5. Jakarta: EGC. Sidharta, Priguna. 2008. Neurologi Klinis dalam Praktik Umum. Cetakan ke-6. Jakarta: Dian Rakyat.
Pada saat tidur, 40 persen aliran darah normal di otak dialihkan ke otot untuk mengembalikan energi. Bila otak tidak mendapat suplai darah yang cukup selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark. Bisa timbul hemiparese yang tiba tiba. Bicara Pelo Akibat penurunan suplai darah, misalnya pada arteri vetebra basilaris akan mempengaruhi fungsi dari otot facial (oral terutama ini diakibatkan kerusakan diakibatkan oleh kerusakan N.VII (fasialis), N.IX (glasferingeus) N.XII (hipoglakus),karena fungsi otot fasial/oral tidak terkontrol maka akan terjadi kehilangan dari fungsi tonus otot fasial/oralsehingga terjadi kehilangan kemampuan untuk barbicara atau menyebuit kata-kata dan berakhir dangan kerusakan artikulasi,tidak dapat berbicara (disatria).
Pada gangguan n.VII jenisperifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf) maka semua ototsesisi wajah lumpuh dan mungkin juga termasuk cabang saraf yangmengurus pengecapan dan sekresi ludah yang berjalan bersama saraf fasialis.Bagian inti motorik yang mengurus wajah bagian bawah mendapatpersarafan dari korteks motorik kontralateral, sedangkan yang menguruswajah bagian atas mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral). Karenanya kerusakan sesisi pada upper motor neuron dari NVII (lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik) akanmengakibatkan kelumpuhan pada otot-otot wajah bagian bawah,sedangkan bbagian atasny tidak. Lesi supranuklir (upper motor neuron) NVII sering merupakan bagian dari hemplegia. Hal ini dapat dijumpai padastroke dan lesi-butuh-ruang (space occupying lesion) yang mengenaikorteks motorik, kapsula interna, thalamus, mesensefalon ,dan pons di atasinti N VII.Kerusakan N XII akan menyebabkan afasia. Fungsi bicara di aturoleh daearah wernick dan area broca di cerebrum. Sehingga jika terjadi lesipada daerah tersebut maka akan ditemukan afasia pada pasien. Sumber : Harsono, 1999, Gangguan Peredaran Darah Otak. Dalam: Buku Ajar Neurologi Klinis, Ed 1, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Pengaturan motorik anggota gerak di persarafi oleh jaras kortikospinalis (piramidalis). Jaras ini akan menyilang ke kontralateral pada decussatio piramidalis di medulla oblongata. Sehingga lesi di salah satu hemisfer akan menimbulkan efek pada sisi kontralateralnya. Jaras piramidalis saat melewati crus posterior kapsula interna akan berdampingan dengan saraf afferent (sensorik). Sehingga jika terjadi lesi pada daerah tersebut, maka akan terjadi hemihipestesia kontralateral. Inti motorik n.VII terletak di pons. Otot-otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari 2 sisi. Karena itu, terdapat perbedaan antara gejala kelumpuhan n.VII jenis sentral dan perifer. Pada gangguan sentral, sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan dari 2 sisi, tidak lumpuh; yang lumpuh adalah bagian bawah dari wajah. Pada gangguan n.VII jenis perifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf) maka semua otot sesisi wajah lumpuh dan mungkin juga termasuk cabang saraf yang mengurus pengecapan dan sekresi ludah yang berjalan bersama saraf fasialis. Bagian inti motorik yang mengurus wajah bagian bawah mendapat persarafan dari korteks motorik kontralateral, sedangkan yang mengurus wajah bagian atas mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral). Karenanya kerusakan sesisi pada upper motor neuron dari N VII (lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik) akan mengakibatkan kelumpuhan pada otot-otot wajah bagian bawah, sedangkan bbagian atasny tidak. Lesi supranuklir (upper motor neuron) N VII sering merupakan bagian dari hemplegia. Hal ini dapat dijumpai pada stroke dan lesi-butuh-ruang (space occupying lesion) yang mengenai korteks motorik, kapsula interna, thalamus, mesensefalon ,dan pons di atas inti N VII.
Sumber : Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Prose- Proses Penyakit. Ed: 6. Jakarta: EGC. Mardjono dan Sidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke-12. Jakarta: Dian Rakyat
Pelo Otot-otot lidah yang menggerakan lidah terdiri dari m.stiloglosus, m.hipoglosus, m.genioglosus, longitudinalis inferior et superior. Mereka semua dipersarafi n.hipoglosus. kontraksi otot stiloglosus menggerakkan lidah ke atas dan ke belakang. Jika otot genioglosus berkontraksi, lidah keluar menuju kebawah. Kedua otot longitudinal memendekkan dan mengankat lidah bagian garis tengah. Dan otot hipoglosus menarik lidah ke belakang dan ke bawah. Lesi n.XII sering terletak diperifer. Maka atrofi otot cepat terjadi . garis tengah menjadi cekung, belahan lidah yang lumpuh menjadi tipis dan keriput. Pada kelumpuhan unilateral, lidah akan menyimpang ke sisi yang lumpuh apabila dikeluarkan. Karena lidah berperan dalam mekanisme menelan dan artikulasi, maka gejala kelumpuhan paralisis n.XII berupa sukar menelan dan bicara pelo. Neurologi Klinis Dasar hipoglosus sentral dan perifer (biasanya ada atrofi). N XII menginervasi otot intrinsik dan ektrinsik lidah dapat yg kontralateral dan ipsi, m genioglosus hanya dapat kontralateralnya saja, jadi jika ada lesi, m genioglosus tidak bisa bergerak, tidak bisa kontraksi, jadi tertarik ke m genioglosus yg lainhya, jadi seolah olah terlihat yg menarik yang sehat.
10. Apa hubungan riwayat DM dan hipertensi dengan manifestasi yg ada? iskemik dulu diikuti stroke atau stroke dulu baru iskemik? hipertensi dan diabetes dapat merusak endotel
Teori Glikosilasi Glikosilasi adalah reaksi nonenzimatis antara gula darag dan protein yang menghasilkan AGE (Advanced Glycation End products) AGE bersifat racun: merusak sel-sel endotel (pelapis dinding pembuluh darah) Disfungsi yang mengganggu intergritas pembuluh darah Dinding dalam pembuluh darah mudah diterobos monosit Melakukan upaya destruktif dengan mengajak kolesterol LDL Rentetan proses kompleks yang merusak struktur dan fungsi pembuluh darah: o vasodilatasi terganggu karena kekurangan Nitrit Oksida (NO) o pembuluh menciut karena kelebihan endotelin (zat-zat yang dihasilkan endotelin bersifat menciutkan pembuluh darah).
Glikosilasi AGE sel-sel endotel rusak disfungsi integritas pembuluh darah monosit + LDL mendestruksi pembuluh darah rentetan proses kompleks yang merusak struktur dan fungsi pembuluh darah. Menakluklan Pembunuh No.1. Dr. A. Fauzi Yahya, Sp.J.P.(K), FIHA sebenarnya AGE itu ada, tapi jika keadaanya berlebih(pada kondisi glukosa yang tinggi) dapat merusak pembuluh darah.
hipertensi yg terus menerus dan autoregulasinya tidak berjalan bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak. tekanan sistemik meningkat, yg harus PD vasokonstriksi, karena ambangnya terlalu tinggi autoregulasi tidak berjalan semestinya.
Ketika tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh serebral akan berkonstriksi. Derajat konstriksi tergantung pada peningkatan tekanan darah. Bila tekanan darah meningkat cukup tinggi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, akan menyebabkan hialinisasi pada lapisan otot pembuluh serebral. Akibatnya, diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi tetap. Hal ini berbahaya karena pembuluh serebral tidak dapat berdilatasi atau berkonstriksi dengan leluasa untuk mengatasi fluktuasi dari tekanan darah sistemik. Bila terjadi penurunan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi ke jaringan otak tidak adekuat. Hal ini akan mengakibatkan iskemik serebral. Sebaliknya, bila terjadi kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding kapiler menjadi tinggi. Akibatnya, terjadi hiperemia, edema, dan kemungkinan perdarahan pada otak
Diabetes Melitus Penyakit diabetes merupakan faktor risiko mayor untuk terkena stroke, di mana diabetes dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak serta dapat menimbulkan kematian pada sel atau jaringan otak (infark subkortikal). Penyakit diabetes mellitus dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dalam darah, yang kemudian berdampak pada terjadinya stress oxidative.Stres jenis ini merupakan faktor risiko akibat terjadinya pengerasan/penebalan pembuluh darah. Pembuluh darah yang mengeras dan menebal akan menghambat laju peredaran darah, bahkan menyumbat aliran darah. Jika sumbatan itu terjadi pada pembuluh darah di otak, tentu akan berpotensi menyebabkan stroke.
Kolesterol kolesterol yang merupakan substansi lemak terdapat dalam setiap sel tubuh. Selain sebagai sumber energi seperti halnya lemak, kolesterol juga berperan dalam pembentukan hormon dan membran sel. Di dalam tubuh, kolesterol berkaitan dengan substansi protein membentuk ikatan kompleks lemak-protein alias lipoprotein.
"Jika substansi kolesterolnya lebih banyak dari protein akan membentuk senyawa lipoprotein berkepadatan rendah atau LDL.Sebaliknya, kalau kolesterolnya lebih sedikit sedangkan proteinnya lebih banyak, ikatannya dinamakan lipoprotein berkepadatan tinggi (high density lipoprotein/ HDL) atau dikenal dengan sebutan kolesterol baik," paparnya.
Endapan Lemak
LDL disebut kolesterol jahat karena LDL banyak mengandung lemak yang memudahkan terbentuknya endapan lemak pada dinding dalam pembuluh darah, yang biasa disebut arteriosklerosis."Makin lama endapan bisa makin tebal, sehingga menyumbat saluran pembuluh darah.Nah, dari sinilah awalnya penderitaan PJK," ucapnya.
Sementara HDL kadar lemaknya sedikit dan proteinnya jauh lebih tinggi. Kondisi itu membantu mengusir kolesterol LDL yang jahat dari jaringan tubuh.Prosesnya sederhana. Jika pembuluh darah lebih banyak diisi oleh HDL, maka LDL tak akan kebagian banyak tempat di dalam pembuluh darah. Sehingga tidak terjadi endapan lemak pada dinding pembuluh darah. "Nah, karena jasanya itulah maka HDL dinamai kolesterol baik
13. DD (definisi, etiologi, px penunjang, px fisik, px neurologis,dll) Sebutkan pembagian stroke berdasarkan anatomi (letak), lamanya serangan (durasi) , dan vaskularisasinya!
Definisi WHO : o Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jaan, atau berakhir dengan maut, tanpa ditentukannya penyebab selain dari pada gangguan vaskular. o Stroke adalah suatu jenis penyakit berupa gangguan yang terjadi secara mendadak akibat terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Rusaknya otak menyebabkan oksigen dan nutrisi penting tidak dapat diserap dengan baik,hal inilah mengakibatkan otak tidak dapat berfungsi dengan baik. Patofisioligi Konsep Klinis Proses Penyakit Jilid 2 Prince And Wilson
Etiologi - Aliran darah otak yang terhenti - Penyumbatan pada pembuluh darah - Pembuluh darah pecah menghambat aliran darah yg normal - Penyakit dinding pembuluh darah - Gangguan susunan normal komponen darah - Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yan gpecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.
- www.medicastrore.com
Klasifikasi - Stroke non hemorargik o TIA (transient ischemic attack) o Stroke in evolution o Trotimbotic stroke o Embolic stroke o Stroke akibat kompresi terhadap arteri oleh proses di luar arteri, seperti tumor, abses, granuloma - Stroke hemorargik o Perdarahan subarachnoid Spontan primer Sekunder Perdarahan intra cerebral Menurut WHO Akut Sub akut Sub kronis
o Perdarahan intra cranial non spesifik dan yang lain Perdarahan ekstradural atau epidural non traumatic Perdarahan atau hematoma subdural non traumatic 1) Stroke non-hemoragik/ Stroke Iskemik, yang mencakup: Klasifikasi a. Serangan iskemik sepintas /TIA (transient ischemic attack) : gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam b. Defisit neurologik iskemik sepintas/RIND (reversible ischemic neurological defisit) : gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu c. Stroke progresif (stroke in evolution) : gejala neurologik makin lama makin berat d. Stroke komplit (permanent stroke) : gejala klinis sudah menetap
Patologi Secara patologik suatu infark dapat dibagi dalam : a. Trombosis pembuluh darah (trombus serebri) b. Emboli a.l dari jantung (emboli serebri) c. Arteritis / arteritis temporalis Iskemik otak dianggap sebagai kelainan gangguan suplai darah ke otak yang membahayakan fungsi neuron tanpa memberi perubahan yang menetap. Infark otak timbul karena iskemia otak yang lama dan parah dengan perubahan fungsi dan struktur otak yang ireversibel. Ganguan aliran darah otak akan timbul perbedaan daerah jaringan otak : i. Pada daerah yang mengalami hipoksia akan timbul edema sel otak dan bila berlangsung lebih lama, kemungkinan besar akan terjadi infark ii. Daerah sekitar infark timbul daerah penumbra iskemik dimana sel masih hidup tetapi tidak berfungsi iii. Daeral diluar penumbra akan timbul edema lokal atau daerah hiperemis berarti sel masih hidup dan berfungsi
Patofisiologi Infark iskemik serebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis (terbentuknya ateroma) dan arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan manifestasi klinik dengan cara : a. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran darah b. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya trombus atau perdarahan aterom c. Merupakan terbentuknya trombus yang kemudian terlepas sebagai emboli d. Menyebabkan dinding pembuluh menjadi lemah dan terjadi aneurisma yang kemudian dapat robek
2) Strokehemoragik Perdararahan intraserebrum Terjadi akibat cidera vascular yang dipcu oleh hipertensi atau ruptur salah satu dari arteri kecil yang ada di dalam otak/ bukan disebbakna oleh kerena trauma Pembagian klinis: Akut, memburuk dalam 24 jam Subakut, dengan krisis antara 3-7 hari Subkronis, bila krisisnya 7 hari
Factor resiko - Umur, biasanya rentan pada usia tua - Hipertensi - Penyakit jantung - Perokok - Alcohol - DM, karena disertai hipertensi - Neoplasma - Hamartoma - Obesitas
Patofisiologi Ketika arteri tersumbat secara akut oleh thrombus dan emboli maka area SSP yg diperdarahi akan mengalami infark. Jika tidak ada perdarah kolateral yg adekuat disekitar zona necrotic central yang tedapat penumbra ischemic yang tetap viabel untuk suatu waktu.
Secara fisio tergantung pada : Tekanan darah aterosklerosis Tahan perifer autoregulasi Viskositasnya viskositas kental menyebabkan hipertensi Daya beku daya beku tinggi menyebabkan thrombus
Manifestasi Klinik - Hemiparesis, lengan sama tungkai sesisi lumpuh sama beratnya atau yg sisi lebih lumpuh daripada sesisinya - Hemiparestesia - Hemiparesis dan hemiparestisia - Diplegia,kedua sisi tubuh memeperlihatkan tanda2 kelumpuhan UMN - Afasia atau disfasia sensorik atau motoric bicara kurang lancar dan kesulitan memahami ucapan - Expresi wajah terganggu - Reflex menurun Hemorargik ??? Non hemorargik ?? Stroke iskemik (non hemoragik) Gejala neurologik tergantung berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya Timbulnya deficit neurologist secara mendadak/sub akut, didahului gejala prodormal terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun, biasanya terjadi pada usia > 50 tahun. Pungsi lumbal, LCS jernih, tekanan normal dan eritrosit < 500
Stroke hemoragik - Perdarahan intraserebral (PIS) Gejala2 klinis : Gejala prodormal tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan seringkali disiang hari, saat aktivitas, emosi/marah Sifat nyeri kepala : nyeri hebat sekali Mual, muntah yang sering terjadi di awal serangan Hemiparesis/hemiplegi Kesadaran menurun koma - Perdarahan subarachnoid (PSA) Gejala prodormal : nyeri kepala hebat Kesadaran terganggu, sangat bervariasi dari tak sadar sebentar, sedikit sampai koma Tanda rangsang meningeal (+) yaitu tanda kernig, kaku kuduk Fundus okuli : pada 10% penderita mengalami edema papil beberapa jam setelah perdarahan. Sering terdapat perdarahan subhialoid karena pecahnya eneurisma pada a. komunikans anterior atau carotis interna Gejala2 neurologik fokal : bergantung pada lokasi lesi Gangguan fungsi saraf otonom : demam setalah 24 jam, demam ringan Karena rangsangan meningeal dan demam tinggi bila dilihatkan hipotalamus. Bila berat terjadi ulkus peptikum disertai hematemesis dan malena (stress ulcer), sering kali disertai peninggian kadar gula darah, glukosuria, albuminuria dan perubahan pola EKG Kapita Selekta Neurology, Dr Harsono, DSS
Tanri PP : - Funduscopi - Fungsi lumbal - Arteriografi - Echoencephalografi - CT scan gold standart o Hipodensitas non hemorargik o Hiperdensitas hemorargik Beda perdarahan dan infark ??? Tanda perdarahan infark Funduscopi
Lumbal Pungsi - tekanan - warna - eritrosit Arteriografy Echo-enchepalografi CT scan Perdrahan di retina & korpus vitreum
Merah > 1000/mm3 Ada shift Shift-mid line-echo hiperdens Crossing phenomen silverwire arteries
N Jernih < 500/mm3 Oklusi Di tengah hipodens
Penatalaksanaan Konservatif : 5B : - Breathing : o2 yg cukup - Brain : manitol - Blood : menjaga tekanan darah, kadar Hb dan glukosa - Bowel : nutrisi cukup dan NGT - Bladder : urine atau pembuangan yang baik Pada penyebab: - Prevalensi terjadinya koagualasi - Platelet anti agregasi : obat utama (aspirin dosis 650-975 mg/hr) alternative ( ticlopidin dosis 500mg/hr) - Anti koagulan : heparin, fraksiparin - Memeperbaiki aliarn darah otak : hemodilusi - Neuroprotect : ca bloker (nimodipin, metabolic activator) - Pengobatan fact resiko : o tekanan darah ( clonidine, nipedipin sublingual) o Gula darah ( insulin) o TIK (manitol dosis 100cc.jam dlm waktu 20 menit) Penanganan pada hemorargik dan non hemorargik ??
Rehabilitasi medic ??? Tahap 1 : 1-21 hari Terjadi sangat luas variasinya, sebagian dapat pulih kembali dalam beberapa jam tetapi ada pula yang mengalami kematian. Tahap 2 : 21 hari-1 tahun Latihan dan stimuli sangat sedikit sekali manfatnya terhadap pemulihan fungsi neuron, hasil yg baik umumnya dicapai dalam usia yang muda. Pada golongan lanjut usia masih diragukan apakah ada perbaikan semacam ini. Tahap 3 : lebih dari 1 tahun Penderita berlatih untuk mencapai kemnadirian dan memperthankannya agar mencapai hasil yang baik maka sejak awal sudah dijaga agar tidak timbul penyulit berupa ankilosis dan kontraktur otot maupun tendonya. Tindakan preventif pada pencegahannya ??? C. Pencegahan primer 3. Strategi kampanye nasional yg terintegrasi dengan program pencegahan penyakit vaskuler lainnya 4. Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas strok Menghindari: rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebih, obat2tan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan Mengendalikan: hipertensi, DM, penyakit jantung (misalnya fibrilasi atrium, infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), penyakit vaskuler anterosklerotik lainnya Menganjurkan: konsumsi gizi seimbang, dan olah raga teratur D. Pencegahan sekunder 4. Modifikasi gaya hidup berisiko strok dan faktor risiko misalnya: Hipertensi: diet, obatantihipertensi yg sesuai DM : diet, obat hipoglikemik oral/insulin Penyakit jantung aritmia nonvalvular (antikoagulan oral) Dislipidemia: diet rendah lemak dan obat antidislipidemia Berhenti merokok Hindari alkohol, kegemukan, dan kurang gerak Hiperurisemia: diet, antiperusemia polisitemia 5. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin 6. Obat-obatan yg digunakan Asetosal (asem asetil slisilat) digunakan sebagai obat pilihan pertama dengan dosis berkisar berkisar antara 80-320 mg/hr Antikoagulan oral (warfarin/dikumaro) diberikan pada pasien dgn faktor risiko penyakit jantung (fibrilasi atrium, infark miokard akut, kelainan katup), Pasien yg tidak tahan asetosal, dapat diberikan tiklopidin 250- 500 mg/hari
Komplikasi - Pneumonia - Decubitus - Incontinensia - Rekurensi stroke - Gangguan psikologis dan social ekonomi
Prognosis - Biasanya pada 50% penderita kembali memenuhi kebutuhan sendiri, tapi pada lengan dan tungkai yang hemiparesis tidak dapat kembali seperti semula - Meninggal, biasanya pada pasien dengan gangguan pernafasan dan gangguan fungsi jantung