Anda di halaman 1dari 15

NAMA: AjcgalKC

110 111 111







FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAL MUSLIM INDONESIA
2014
COMPLETE SPINAL TRANSECTION
Spinal Cord Injury
The Spinal Cord
Complete Spinal Transection (Transeksi Medula
Spinalis) merupakan kerusakan total medula spinalis
akibat lesi transversal yang menyebabkan hilangnya
seluruh fungsi neurologis medula spinalis di bawah
area yang terkena.

Fungsi neurologis yang dimaksud adalah sensoris,
motoris, dan otonom.

Insiden tahunan Cidera Korda
Spinalis/Spinal CordInjury (SCI)
kira-kira 40 kasus per 1 juta
populasi di AS atau 12.000 kasus
per tahun.
Jumlah populasi di AS pada tahun
2012 yang hidup dengan SCI
sekitar 270.000 orang. Secara
keseluruhan, 80,6% SCI terjadi
pada pria. Rata-rata penderita
mengalami SCI pada usia 16 30
tahun.
Gambar 2 memaparkan berbagai
penyebab SCI.
Complete Spinal Transection/Transeksi Medula
Spinalis (TMS) dapat disebabkan oleh:
Kompresi Medula Spinalis:
Systemic degeneration
Infeksi
Autoimun

CEDERA PRIMER
FAKTOR LOKAL
Peradangan
Peningkatan
permeabilitas
Kegagalan
autoregulasi:
vasospasm,
thrombosis,
hemorrhage
Edema interstisial dan compresi medula
Release Glutamat
ISCHEMIA
Faktor sistemik: syok
neurogenik, gagal napas
Dampak vaskular
EKSITOTOKSISITAS
Perubahan pada potensial membran
dan aktivasi kanal ion
Aktivasi reseptor glutamat: NMDA,
metabotrobik
Perubahan pada ekspresi
gen
APOPTOSIS
KEMATIAN SEL
ROS
Reperfusi/
reoksigenasi
Microglia
Neutrofil
Kerusakan membran
sel
Sitokin
IL6, TNF, IL1
Patofisiologi Spinal Cord Injury (Penekanan pada Peran Faktor Lokal)
O
2
, Kegagalan energi
glukosa
Depolarisasi
membran
Vasospasme
Ca
2+
INTRASEL
ROS
Lipolisis
Kerusakan oksidatif protein,
lipid, DNA dan degradasi
membran
Kerusakan mitokondria
Aktivasi caspase dan
calpain
Proteolisis dan kerusakan
sitoskeleton
Transisi permeabilitas,
release sitokrom C
produksi ATP
APOPTOSIS
KEMATIAN SEL
CEDERA PRIMER
FAKTOR LOKAL: dampak
vaskular, kerusakan membran,
kompresi medula, release
glutamat, edema, peradangan
ISKEMIA
Faktor sistemik: syok
neurogenik, gagal napas
Pembengkakan sel
Patofisiologi Spinal Cord Injury (Penekanan pada Peran Iskemia)
Klasifikasi Complete Spinal Transection/Transeksi Medula
Spinalis (TMS) :
TMS Cervical
TMS Thoraks
TMS Lumbal
Sindrom Epikonus
Sindrom Konus



Gangguan Motorik
Flacid paralisis dari otot yang di sarafi medula spinalis
yang cedera.
Spinal Shock : hilangnya semua fungsi neurologi.
Gangguan Sensorik
Paraplegi pada sel-sel yang disarafi.
Kulit dibawah MS yang cidera akan mengalami anestesi.
Gangguan bladder dan bowel
Paralisis bladder terjadi pada hari-hari pertama setelah
injury selama periode spinal shock. Seluruh reflek
bladder dan aktivitas otot-ototnya hilang. Pasien akan
mengalami gangguan retensi diikuti dengan pasif
incontinensia (defekasi tak terkontrol).
Inspeksi: deformitas pada tulang belakang (akibat
trauma, proses destruktif neoplasma atau infeksi)
Palpasi: nyeri radikuler, krepitasi, tenderness di
tulang belakang (akibat trauma, proses destruktif
neoplasma atau infeksi).
Pemeriksaan khusus sensoris: menggunakan
pinprick dan sentuhan ringan pada tubuh.
Pemeriksaan khusus motoris: pasien diminta
menggerakan kelompok otot sesuai dengan
miotom masing-masing radiks medulla spinalis
Plain foto: Cervical, thoraks, abdomen/lumbal
(AP/Lat) untuk melihat adanya fraktur vertebrae.
Dapat ditambah posisi Odontoid (open mouth),
Swimmers view (untuk melihat C7 dan T1).
Tanda degenerasi spina
Darah lengkap, urin lengkap
Pungsi Lumbal analisis CSF
MRI Vertebral: merupakan definitive imaging
technique
Neurofisiologi: EMG (untuk memeriksa
continuitas myelin dan akson)
Tes perspirasi menilai fungsi saraf otonom

Anamnesa
Cara kejadian: trauma, riwayat infeksi
Usia muda: penyakit bawaan
Usia tua: keganasan
Durasi: akut (GBS, transverse myelitis, kompresi), kronis (MND,
polyneuropathy, muscle dystrophy)
Gangguan sfingter retensi urin/alvi
Nyeri radikuler
Keluhan unilateral/bilateral
Nyeri kepala
Nyeri punggung
Pemeriksaan fisik
Kesadaran lesi cerebral/spinal shock
Meningeal sign tanda infeksi meningen
Penilaian skor ASIA (motoris dan sensoris)
Pemeriksaan tonus otot, reflek fisiologis dan reflek patologis
Pemeriksaan fisik
Kesadaran lesi cerebral/spinal shock
Meningeal sign tanda infeksi meningen
Penilaian skor ASIA (motoris dan sensoris)
Pemeriksaan tonus otot, reflek fisiologis dan reflek
patologis

Pemeriksaan penunjang
Tes perspirasi menilai fungsi saraf otonom
Analisis CSF
X-ray cervical, thoracal, lumbal, sacral (AP/Lat/Obl)
menilai abnormalitas tulang
MRI vertebrae menilai abnormalitas medula spinalis
(jaringan lunak).

Lesi LMN
Poliomyelitis
MND
Myasthenia gravis
Muscular dystrophy
Lesi UMN cerebral:
Tumor
Thrombosis
Hydrocephalus

Pasien dengan cedera tulang belakang komplit
memiliki kesempatan kurang dari 5% unuk
pemulihan. Jika kelumpuhan komplit berlanjut
pada 72 jam setelah cedera, tingkat
kesembuhan adalah nol.

Anda mungkin juga menyukai