Anda di halaman 1dari 61

REHABILITASI PENDERITA

STROKE

Oleh :
Dr.Eka Poerwanto SpKFR
SubDep Rehabilitasi Medik
RSAL Dr.Ramelan Surabaya
STROKE :
 This is not just a disease
--> THIS IS A DISASTER.

Malapetaka yang berat bagi manusia,krn :


- gangguan fungsi luhur
- otak terdapat pusat -2 penting untuk
pengaturan : motoris, sensoris,
otonom, keseimbangan, pernafasan,
sirkulasi darah, daya ingat, bahasa dll.
 PENYEBAB KEMATIAN :

1. Penyakit kardiovaskuler

2. Kanker

3. Stroke
SEBAGAI PENYEBAB KECACATAN :

STROKE adalah
JUARANYA

… It is the single most expensive disease, costing some $ 1.2 billion a


year, even before the costs of physicians services and nursing home and other
nonhospitalized care are figure in… (Stroke Foundation inc, N.Y)
Sering menimbulkan kecacatan :

 IMPAIRMENT : tingkat organ

 DISABILITY : tingkat manusia

 HANDICAP : tingkat lingkungan


Luasnya dampak kecacatan :
- Manajemen rehabilitasi luas cakupannya.
- Tehnik rehabilitasi banyak macam &
variasi.

Tergantung :
- Keadaan penderita
- Fasilitas yang tersedia
- SDM terampil.
Stroke :
 Adalah : penyakit gaya hidup

4 Faktor resiko utama


(Framingham study) :
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Penyakit jantung
Dislipidemia
FAKTA-FAKTA TENTANG STROKE :

1. Tidak selalu / harus fatal

2. Bisa dicegah

3. Umumnya mempunyai prognosa


fungsional yang cukup baik
PROGNOSA FUNGSIONAL STROKE :

1. 75 % dari penderita stroke mampu mencapai tingkat


kemampuan merawat diri yang mandiri atau dengan
bantuan minimal.
2. 75 % bisa mencapai tingkat ambulasi yang mandiri atau
dengan memakai alat bantu (cane,walker).
3. Hampir semua penderita mampu mengontrol BAB dan
BAK.
4. Hanya 10 % yang jatuh pada kondisi berat dan selalu
tergantung pada orang lain.
Penyembuhan / hasil akhir tergantung :
- Penyebab stroke
- Berat ringan nya
- Lokasi
- Usia penderita
- Motivasi, kepribadian premorbid
- Dukungan keluarga
- Kondisi sosial ekonomi
- Defisit neurologis khusus
- Awal, lama dan intensitas terapi rehab
- Tim Rehabilitasi Medik.
PENATALAKSANAAN STROKE :

1. Konservatif  Neurologi.

2. Operatif  Bedah saraf.

3. Rehabilitasi Medik.
REHABILITASI MEDIK

 Rumusan Departemen Kesehatan RI


tentang Rehabilitasi Medik:

“Proses pemulihan untuk memperoleh fungsi


penyesuaian diri secara maksimal atau usaha
mempersiapkan penderita cacat secara fisik,
mental, sosial dan kekaryaan, untuk suatu
kehidupan yang penuh, sesuai kemampuan
yang ada padanya”
 Pelayanan Rehabilitasi Medik berbeda
dengan pelayanan medik lainnya.
 Dilakukan oleh team :
- Dokter Sp RM/KFR
- Fisioterapis
- Terapis Okupasional
- Terapis Wicara
- Pekerja Sosial Medik (PSM)
- Ortotis-Prostesis
- Perawat rehabilitasi
- Psikolog
- Penderita & keluarganya.
PROGAM REHABILITASI MEDIK
PENDERITA STROKE :

- Tidak pernah sederhana / selalu komplek

- Tidak pernah sama untuk setiap


penderita

- Harus direncanakan secara individual


“ TAILOR MADE PROGAM “
LANGKAH PROGAM REHAB MEDIK.
Menentukan diagnosa/masalah-2 :
1. Stroke perdarahan atau infark
2. Sirkulasi darah otak yang terkena
(sistem karotid / vertebro-basilaris)
3. Stroke belahan otak (cerebral
hemisphere) kiri atau kanan
4. Keadaan / komplikasi yang sering
terjadi, misal : subluksasi sendi
bahu,sholder hand syndrome dll.
KENAPA INI PENTING ?

 Untuk
mengantisipasi semua
masalah yang bisa terjadi.

 Untukmenentukan strategi progam


rehabilitasi medik yang tepat.
Stroke infark vs perdarahan
 Stroke infark (trombosis & emboli), tanpa
komplikasi  mobilisasi (latihan aktif)
dimulai hari 2-3.
 Stroke infark pada penderita infark
miokard  mobilisasi setelah mgg ke3.
Jika segera stabil, aritmia - , mobilisasi
dengan hati-hati pada hari ke 10.
 Stroke perdarahan  mobilisasi setelah
mgg ke 2.
ANATOMI.
Arcus Aorta, 3 cabang :
1. A. Brachiocephalica, 2 Cabang :
- A. Subklavia kanan  A. Vertebralis kanan.
- A. Karotis komunis kanan, 2 cabang utama:
A. Karotis intern & A. Karotis ekstern kanan.
2. A. Karotis komunis kiri, 2 cabang utama :
A. Karotis intern & A. Karotis ekstern kanan.
3. A. Subklavia kiri  A. Vertebralis kiri.
Vertebro- basilar system
( posterior system )

Carotid system
( anterior system )
SISTEM KAROTIS.
- Cabang utamanya : A. Serebri media &
A. Serebri anterior.
- Merawat otak bag depan ( lobus frontalis,
parietalis dan bag atas lobus temporalis ).

SISTEM VERTEBRO-BASILARIS.
- A. Vertebralis kanan & kiri  A. Basilaris
- Cabang terpenting : A. Serebri posterior.
- Merawat : Lobus oksipitalis, Serebelum
dan Batang Otak.
CAROTID
SYSTEM

VERTEBRO-
BASILAR
SYSTEM
ACA

MCA
KAROTIS VS VERTEBRO-BASILARIS

GANGGUAN SISTEM KAROTIS


Gejala / tanda yang sering dijumpai :
- Hemiparesis kontralateral
- Gangguan hemisensoris kontralateral
- Kebutaan monokuler
- Gangguan hemisensoris wajah kontralat
- Disartria
- Gangguan lapang penglihatan
GANGGUAN VERTEBRO-BASILARIS

Fungsi otak belakang :


1. Korteks penglihatan ( lobus oksipitalis)
2. Pusat tertinggi sistem sensoris (talamus)
3. Pusat pengatur keseimbangan
(serebelum)
4. Lokasi nuklei dari nervus kranialis
III s/d XII
Gangguan pada sistem Vertebro-Basilaris
umumnya memberi gejala / tanda sbb :
- Ataksia
- Gangguan hemisensoris kontralateral
- Vertigo
- Hemiparesis kontralateral
- Disartria, Disfagia
- Nyeri kepala
- Gangguan pendengaran, tinnitus
- Diplopia
- Sindroma PICA (Wallenberg)
- Sindroma AICA
- Sindroma Dejerine-Roussy,Sindroma
Parinaud,Benedict,Weber, Foville,Millard-
Gubler,Raymond-Cestan, Gasperini.
Sistem Vertebro-Basiler.

 Otak bag. belakang : lebih kompak & rapat


 stroke batang otak : manifestasi bilateral
 Mengenai : ” penetrating tiny vessels”  lesi
kecil  prognosa baik dgn tinggalkan
gangguan fungsi ringan.
ARTERY MAIN PROBLEMS REHABILITATION
STRATEGY
Hemiparesis ( LE>UE) Gait training
ACA
Foot drop Orthoses
Hemianesthesia Sensory stimulation
UE Apraxia Language training
Transcortical motor aphasia DH Language training
Mental confusion Psychological counseling
Hemiplegia, UE = LE ( main stem ) Gait and ADL
MCA
UE > LE (upper div.)
Hemianesthesia Sensory stimulation
Homonymous hemianopsia Positioning, Ambulation Ex.
Unhibited Neurogenic bladder Bladder training
Dysphagia Feeding exercise
DH : Global aphasia (main stem) Language training
Broca aphasia, Apraxia (upper div.) Language training
Wernicke aphasia Language training
NDH : Aprosody Language training
Visuo-spatial deficit Ambulation training
Neglect syndrome
ARTERY MAIN PROBLEMS REHABILITATION
STRATEGY

Hemiparesis Movement & ambulation Ex.


PCA
Homonymous hemianopsia Positioning, Ambulation Ex.
Ataxia, Tremor, Choreo-athetoid Balance and coord. exercise
Sup. sensation deficits Sensory & motor exercise
Pain (Dejerine-Roussy Syndr)
Memory deficits Cognitive training

V-B Ataxia, Choreiform movements, Motor and sensory Exercises


Horner’s syndr, Deafness, Sensory Language training
SYSTEM deficits, Dysphagia, Dysphonia, Feeding exercise, etc
Nystagmus.
Hemialternans syndr.: Benedikt,
Parinaud,Weber, Foville, Millard-
Gubler, Raymond-Cestan,
Gasperini
STROKE BELAHAN OTAK KIRI VS
STROKE BELAHAN OTAK KANAN
SBOka :
- Gangguan perseptual visio-motor, memori
visual dan “left-side neglect”.
- Impulsif
- ADL tak terkoordinasi baik.
- Gangguan sensibilitas
- Kemampuan verbal baik.
- Tak dapat belajar dari kesalahan yang
dibuat.
SBOki :
masalah utama : komunikasi / bahasa
 latihan / aktifitas harus diberikan
dengan cara memberi demonstrasi
secara visual / tidak memakai perintah
dengan kata-kata.
SASARAN PROGAM REHAB MEDIK

 Mencegah (Promotif), mengenal dan


menangani kondisi-2 medik resiko stroke
(Preventif tk I), mencegah serangan ulang
(Preventif tk II).
 Memaksimalkan kemandirian fungsionil
melalui berbagai progam latihan.
 Memfasilitasi terjadinya adaptasi kehidupan
psikologis dan sosial penderita dan
keluarga.
 Mendorong reintegrasi dalam kehidupan
di masyarakat dan tempat kerja.
 Memperbaiki kualitas hidup penderita.
KAPAN PROGAM REHABILITASI
MEDIK STROKE DIMULAI ?

Seharusnya dimulai sejak penderita MRS 


progam pasif ( proper positioning,turning,lat
ROM).
Tujuan progam rehab medik dini :
- memaksimalkan potensi perbaikan /
penyembuhan.
- mencegah sedini mungkin komplikasi
akibat immobilisasi lama.
Progam rehabilitasi medik aktif :
dapat dimulai apabila keadaan penderita
stabil, tidak ada komplikasi dan tak ada
kondisi medis yang membahayakan jiwa
(life threathening).

Berdasarkan ini disepakati, progam


rehabilitasi medik aktif untuk :
- Stroke infark : 3 hari sesudah serangan.
- Stroke perdarahan : 2 – 3 minggu
sesudah serangan.
TEHNIK REHAB MEDIK STROKE
Ada 2 aliran :

1. Terapi Konvensional / Tradisional.


Disebut juga : “Rehabilitasi Kompensasi
/Pola pendekatan unilateral.
* Penekanan : penggunaan / pemanfaatan
sisi yang sehat guna kompensasi sisi
yang sakit.
* Akibatnya : timbul kondisi asimetri
(hemiplegic gait).
2. Terapi “Neurodevelopmental”
atau Pola pendekatan Bilateral.

* Upaya melatih kembali secara optimal sisi


yang sakit.
* Hasil yang didapat lebih baik 
menggeser posisi pola tradisional.
* Keunggulan  didukung oleh konsep :
- “Neuroplastisity” pada SSP.
- Konsep perkembangan refleks
sehubungan perkembangan motorik.
Tehnik :

a. Rangsangan sensoris untuk fasilitasi /


inhibisi fungsi motor.
b. Gunakan urutan normal perkembang
fungsi motor pada manusia.
c. Fasilitasi / inhibisi fungsi motor melalui
refleks-2 primitif.
d. Gunakan prinsip perbanyak repetisi
gerakan-2 motoris.
Terapi Neuro developmental.

e. Integrasikan tubuh dan segmen-2nya


dalam satu kesatuan fungsi.
f. Penekanan pentingnya interaksi
penderita dan terapis.
TEHNIK
NEUROFISIOLOGI/DEVELOPMENTAL

 Tehnik Brunnstrom
 Tehnik Rood
 Tehnik Bobath
 Tehnik Kabat,Knott dan Voss
(Proprioceptive Neuromuscular
Facilitation /PNF)
PROBLEM KHUSUS REHAB STROKE

 SPASTISITAS
 AFASIA
 NYERI BAHU
 NEUROGENIC BLADDER & BOWEL
 PROBLEM ORO-FASIAL(asimetris fasial
& kesulitan menelan,drooling)
 LAMBAT PULIHNYA FUNGSI TANGAN
RINGKASAN

 Stroke adalah suatu malapetakan yang


berat bagi manusia.
 Dampaknya bukan hanya pada penderita
tapi juga pada keluarganya.
 Mengakibatkan kecacatan fisik pada
berbagai tingkatan mulai impairment,
disability sampai handicap.
 Perlu ditangani oleh team yang mengikut
sertakan berbagai disiplin ilmu
kedokteran,kesehatan dan sosial.
 Kontribusi bidang Rehabilitasi Medik cukup
besar, dan melibatkan semua disiplin ilmu
yang ada di dalamnya.
 Secara umum prognosa fungsional cukup
baik  optimis.
 Progam rehabilitasi medik harus dilakukan
sedini dan seefektif mungkin.
 Prognosa fungsional kurang baik :usia terlalu
tua, komorbiditas : MI,DM, stroke yg berat (kelumpuhan
berat,keseimbangan duduk jelek,gangguan
visuospasial,perubahan mental,nilai ADL rendah),interval
antara awal seangan stroke dan progam rehab terlalu
lama.
 Penanganan stroke terbaik :
“JANGAN PERNAH MAU KENA
STROKE ”  pencegahan :
1. Penanganan faktor-faktor resiko
2. Pola hidup sehat :
@ Makan sederhana – bergizi
@ Tidur cukup
@ Tidak stres
@ Olahraga rutin.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai