RASIONAL DI FKTP
1
Antimicrobial resistance
Daikos GL, et al. Expert Rev Anti Infect Ther 2012;10:1393–404; Navarro-San Francisco C, et al. CMI 2013;19:E72–9; Smith R, Coast J. BMJ 2013;346:f1493; Marston
HD, et al. JAMA 2016;316:1193–204.
KPRA KEMENKES 4
Mengapa muncul MDRO
• Pemakaian antibiotik yang tidak bijak
• Underuse
• Overuse
• Missuse
5
Circumsisi
Partus pervaginam
Cabut Gigi
FAM
Tonsilectomy
Pencetus
resistensi
Layanan kedokteran
Peternakan
Masyarakat
8
9
Penyebab Resistensi antimikroba
1. Fenomena alami bakteri
• Walaupun tidak pernah mengalami paparan (exposure) langsung
dengan antimikroba, bakteri dapat menjadi resisten terhadap
antibiotik, dengan mekanisme:
• mutasi genetik secara spontan, perpindahan materi genetik dari satu sel
bakteri ke sel bakteri lainnya,
• meskipun berbeda genus, dengan cara :
• konjugasi
• transformasi
• transduksi
• yang menyebabkan perubahan sifat dari peka menjadi resisten atau kebal terhadap
antibiotik.
10
2. Tekanan selektif (selective pressure)
• Di komunitas mikroba terdapat sejumlah kecil mikroba bermutasi atau
berubah resisten terhadap antimikroba tertentu (mikroba Xm) dan
sejumlah besar mikroba lain yang masih sensitif (mikroba X).
• Jika diberi antimikroba tertentu (antimikroba A), maka kelompok mikroba X
dapat dibunuh atau dihambat pertumbuhannya oleh antimikroba A,
sedangkan mikroba Xm akan tetap bertahan hidup.
• Selanjutnya, mikroba Xm berkembang biak cepat → mencapai jumlah yang
besar dan membentuk koloni → menyebabkan penyakit, yang tidak dapat
diatasi dengan antimikroba A, karena telah resisten terhadap antimikroba
A.
• Individu dengan koloni mikroba resisten → sumber infeksi akibat mikroba
resisten bagi orang atau pasien di lingkungannya.
11
Selective pressure
12
10 -5 – 10 -8
13
Selection Pressure
17
3. Penyebaran
18
Terjadi di mana?
• Di fasilitas pelayanan kesehatan:
• Rumah sakit
• Rumah perawatan untuk pasien usia lanjut (nursing homes)
• Puskesmas, Klinik Pratama, Praktek Mandiri Dokter/Dokter gigi,
• Infeksi yang didapat ketika pasien dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan
→ health care-associated infections (HAIs).
• Pengelompokan HAIs:
• infeksi aliran darah (blood stream infection, BSI)
• infeksi saluran kemih karena penggunaan kateter (catheter-associated urinary tract
infection, CAUTI)
• pneumonia rumah sakit (hospital-acquired pneumonia, HAP)
• pneumonia akibat penggunaan ventilator (ventilator-associated pneumonia, VAP)
• infeksi daerah operasi/IDO (surgical site infection, SSI)
19
Ketidak tepatan penggunaan antibiotik
• Tidak ada indikasi (tanpa bukti infeksi bakteri), misalnya pasien DB dan
malaria
• Antibiotik profilaksis pada operasi bersih yang tidak membutuhkan
antibiotik profilaksis
• Andikasi tidak tepat (tidak didukung data klinis dan laboratorium yang
akurat)
• Tidak aman untuk kondisi pasien, pasien gagal ginjal diberi antibiotik yang
berpotensi meracuni ginjal (nephrotoxic antibiotic), padahal masih ada
antimikroba lain yang lebih aman
• Dosis tidak tepat (terlalu rendah atau terlalu tinggi)
• Tidak mempertimbangkan parameter PK/PD antimikroba
• Rute pemberian tidak tepat (dapat secara oral, tetapi diberikan suntikan)
20
Definisi MDRO:
• Multidrugs Resistance Organisms (MDRO):
• Mikroorganisme yang resisten terhadap satu atau lebih jenis antibiotik
21
WHO's 'priority pathogens' list highlights urgent need for
new drugs
Priority 1: Critical
• Acinetobacter baumannii, carbapenem-resistant
• Pseudomonas aeruginosa, carbapenem-resistant
• Enterobacteriaceae, carbapenem-resistant, ESBL-producing
Priority 2: High
• Enterococcus faecium, vancomycin-resistant
• Staphylococcus aureus, methicillin-resistant, vancomycin-intermediate and resistant
• Helicobacter pylori, clarithromycin-resistant
• Campylobacter spp., fluoroquinolone-resistant
• Salmonella, fluoroquinolone-resistant
• Neisseria gonorrhoeae, cephalosporin-resistant, fluoroquinolone-resistant
Priority 3: Medium
• Streptococcus pneumoniae, penicillin-non-susceptible
• Haemophilus influenzae, ampicillin-resistant
• Shigella spp., fluoroquinolone-resistant
23
Tidak termasuk:
Mutidrug-Resistant Tuberculosis (MDR-TB)
• Mekanisme penyebaran
24
ESBL PRODUCING
BACTERIA
Prevalence of ESBL in Indonesia
70
66
60
50
presentage
40 40
35 WHO-
PPRA ESBL
30 28 26-56%
20 RSDS
RSDS
10 9 AMRIN
Study
0
2000 2005 2010 2013 2016
Dampak MDRO di Fasyankes
• Meningkatkan resistensi
26
Edisi 2021
27
Antibiotik kelompok Access :
3
3
Access 4
29
4
Antibiotik kelompok Watch :
5
5
Watch 6
6
7
Watch
Amikasin Sefoperazon-
Azitromisin sulbaktam
Fosfomisin (oral) Sefotaksim
Klaritromisin Seftazidim
Levofloksasin Seftriakson
Moksifloksasin Siprofloksasin (inj)
Sefiksim Polimiksin E (oral)
32
7
7
Watch
Amikasin Sefoperazon-
Azitromisin sulbaktam
Fosfomisin (oral) Sefotaksim
Klaritromisin Seftazidim
Levofloksasin Seftriakson
Moksifloksasin Siprofloksasin (inj)
Sefiksim Polimiksin E (oral)
33
7
Antibiotik kelompok Reserve :
8
8
9
Reserve
➢ Aztreonam ➢ Piperasilin-
➢ Daptomisin** tazobaktam
➢ Fosfomisin (inj) ➢ Polimiksin B**
➢ Kotrimoxazol (inj) ➢ Polimiksin E (inj)**
➢ Linezolid ➢ Sefepim
➢ Meropenem ➢ Seftarolin
➢ Teikoplanin
➢ Tigesiklin
➢ Vankomisin
35
9
Alur Pra-Otorisasi untuk Penggunaan Antimikroba AWaRe
10
Unit Pelayanan
Pasien Perawat Antimikroba Farmasi
Access Ya
DPJP
Konsultasi
Watch Infeksi
Setuju ?
Resep
Antimikroba Reserve KPRA
Tidak
Farmasi
Klinik
36
10
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
37
Prosentase penggunaan antimikroba
rasional di Fasyankes Tingkat Pertama
Baseline Terget 2024
ISPA non Pneumoni 21,28% < 20%
Diare non spesifik 18,27% < 8%
38
Antibiotik diberikan hanya Infeksi Bakteri
2 dari 4 kriteria:
• Suhu > 38 atau < 36 C
• Jumlah leukosit abnormal (>12.000 atau < 4.000)
• Pada kondisi khusus jumlah leukosit naik: neonates (N: 9.000-30.000), ibu
pasca persalinan (Leukosit normal: 9.000-25.000)
• Nadi > 90 x/menit
• Respirasi > 20x/menit dewasa
39
Terapi Empiris
• Diberikan pada kasus infeksi atau diduga infeksi bakteri yang belum
diketahui penyebabnya dan pola kepekaannya.
• Ditemukan syndrome klinis mengarah ke infeksi bakteri
• Pemilihan antibiotic berdasarkan data epidemiologi dan pola
resistensi bakteri yang tersedia di komunitas atau RS setempat
• Rejimen dosis sesuai
• Kondisi klinis pasien
• Ketersediaan antibiotik
40
Pertimbangkan
• Kemampuan antibiotic masuk ke jaringan/organ yang terinfeksi
• Rute pemberian:
• Oral pilihan pertama
• Intravena: infeksi sedang atau berat
• Terapi empiris 3-5 hari
41
Penutup
• Tentukan apakah pasien mengalami: infeksi bakteri, virus, jamur,
protozoa
• Tidak semua peradangan di organ memerlukan antibiotik
• Jika memerlukan antibiotik: tepat jenis, lama, oral/intravena,
• Pilhan antibiotic sesuai AWARE (Access, Wacth, Reserve)
• Manfaatkan buku: “Panduan Penatagunaan Antibiotik “
42
Terimakasih
43