Anda di halaman 1dari 18

Lb mengenal vaksin covid 19

Istilah vaksin berasal dari bakteri Variolae vaccinae yang pertama kali ditemukan dapat mencegah
smallpox atau cacar pada manusia pada tahun 1798. Edward Jenner, penemu tindakan preventif
tersebut menggunakan istilah ‘vaksinasi’. Istilah vaksin saat ini digunakan untuk seluruh preparat
biologis yang diproduksi dari mikroorganisme hidup untuk meningkatkan imunitas melawan penyakit,
mencegah (prophylactic vaccines), atau perawatan penyakit (therapeutic vaccines).

Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mempercepat penanggulangan COVID-19 di Indonesia bersama


dengan penerapan protokol kesehatan. Selain itu, vaksinasi ini diharapkan dapat memutus rantai
penularan secara menyeluruh, dengan mentargetkan sekitar 70% kelompok sasaran untuk mencapai
herd immunity. Pemerintah menetapkan enam jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia. Enam
jenis vaksin ini meliputi Sinovac Biotech Ltd, Pfizer Inc and BioN tech, PT Biofarma (Persero),
AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna. Vaksin Sinovac terdiri dari muatan yang telah dipastikan aman
dan terjamin mutunya oleh PT Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin ini
mengandung SARS-CoV-2 yang diinaktivasi oleh β-propiolactone serta alumunium hidroksida sebagai
adjuvannya.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ialah kejadian medis yang diduga berhubungan dengan vaksinasi.
Kejadian ini dapat berupa reaksi vaksin, kesalahan prosedur, ko-insidensi, reaksi kecemasan, atau
hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. KIPI diklasifikasikan serius apabila menimbulkan
kematian, kebutuhan untuk rawat inap, dan gejala sisa yang menetap serta mengancam jiwa.
enanggulangan reaksi ringan lokal, yakni nyeri, bengkak, dan kemerahan dapat ditangani dengan
melakukan kompres dingin pada lokasi dan meminum obat paracetamol sesuai dosis. Penanggulangan
reaksi ringan sistemik seperti demam dan malaise dapat dilakukan dengan minum lebih banyak,
menggunakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi air hangat, dan meminum obat paracetamol
sesuai dosis. Penanggulangan reaksi anafilaktik harus dilaksanakan dengan segera dan tepat dari
penegakkan diagnosis hingga terapi awal dan setelah stabil dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS
terdekat.

Permasalahan

Kurang pengetahuan masyarakat tentang apa itu vaksin. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
vaksin yang diberikan selama masa pandemi ini. Adanya anggapan bahwa setelah vaksinasi masyarakat
boleh tidak melakukan gerakan 6 M.Banyaknya masyarakat yang mendapat isu isu negatif tentang
vaksin yang diberikan saat ini membuat masyarakat resah dan tidak mau melakukan vaksin seperti
vaksin yang tidak halal, atau efek samping vaksin yang fatal

Prencanaan

Topik : Mengenal Lebih jauh Tentang Vaksin untuk Covid-19

Metode : Ceramah, tanya jawab


Materi : Apa itu Vaksin, Bagaimana pembuatan Vaksin, Vaksin Covid - 19 menurut BPOM, Bagaimana
vaksin berkerja dalam tubuh, KIPI, Syarat masyarakat untuk dapat melakukan vaksinasi

Sasaran : Masyarakat Banjar Jawa

Pelaksanaan

Waktu : 1 April 2020

Jam : 13 : 00

Sasaran : Para Lansia Banjar Jawa

Tempat : Banjar Jawa

Proses pelaksanaan : Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh peserta iship dan pegawai puskesmas
buleleng 1. Penyuluhan Tentang Vaksin berjalan dengan baik, peserta memperhatikan dengan seksama
dan berjalan kondusif. setelah itu diakhiri dengan sesi tanya jawab

Monitor

Monitoring dengan pemantauan rutin Peserta Lansia Banjar jawa yang melakukan vaksinasi di
Puskesmas Buleleng 1

LB mengenal lebih jauh diabet

Diabetes Melitus (DM) adalah merupakan penyakit Global endemik. Saat ini diperkirakan 171 juta pasien
menderita DM seluruh dunia dan diperkirakan tahun 2030 akan menjadi dua kalilipatnya. Penderita
Diabetes Melitus (DM) di Indonesia secara epidemiologi diperkirakan bahwa

pada tahun 2030 prevalensi mencapai 21,3 juta orang atau merupakan negara urutan keempat dengan
jumlah perkiraan penderita DM didunia. Semua pasien tersebut beresiko mengalami komplikasi baik
mikrovaskular maupun makrovaskular yang dapat menyebabkan tingginya biaya

perawatan dan pengobatan. Bertambahnya jumlah penderita DM yang meningkat terus menerus ini
dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, proses penuaan, urbanisasi dan pertambanhan jumlah
prevalensi obesitas dan physical inactivity. Sehingga diperlukan suatu upaya promotif dan preventif
terhadap penyakit DM. Bagi pasien yang telah terkena DM maka manajemen DM yang baik diharapkan
dapat menurunkan resiko komplikasi. Tujuan penatalaksanaan DM meliputi . Mencegah komplikasi,
meningkatkan kualitas hidup, dengan menormalkan kadar gula darah dan dikatakan DM terkontrol,
sehingga sama dengan orang normal.

masalah

Kurangnya pemahaman bagi peserta dalam hal ini yaitu para peserta posyandu lansia Banjar Jawa
mengenai Diabetes Melitus, dimana diharapkan para lansia tersebut dapat mengerti tentang
penyakitnya, mulai dari apa itu Diabetes Melitus, Faktor Resiko, Pencegahan, pengobatan yang baik bagi
penderita DM, maupun sekilas mengenai aturan dietnya.

Prencanaan

Topik : mengenal lebih jauh Diabetes Melitus

Metode : Ceramah, tanya jawab.

Media dan Alat : Monitor

Materi : Definisi Diabetes Melitus, Faktor Resiko, Pencegahan, pengobatan yang baik bagi

penderita DM, maupun sekilas mengenai aturan dietnya.

Sasaran : Semua lansia peserta Posyandu lansia Banjar Jawa

Pelaksanaan

Waktu : 11 Maret 2021

Tempat : aula posyandu banjar jawa

Jumlah Peserta : 23 lansia peserta Posyandu Lansia, Kader Kesehatan

Proses Pelaksanaan :

Kegiatan dimulai dengan pembukaan yaitu perkenalan, lalu diteruskan dengan pemberian materi

mengenai Diabetes Melitus. Dilanjutkan sesion tanya jawab.

Monitor

Hasil yang didapat pada kegiatan ini adalah berupa peningkatan pengetahuan mengenai Diabetes
Melitus. Peningkatan pengetahuan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi tingkat pengetahuan peserta
dengan cara sesion tanya jawab oleh pembicara dan peserta. Saran yang dapat saya berikan kepada
puskesmas adalah harus lebih sering mengadakan penyuluhan mengenai penyakit penyakit degeneratif,
terutama DM secara berkala tidak hanya kepada kader tetapi juga kepada para pasien penderita DM
yang ada di puskesmas.
LB pentingnya cucitangan

Kesehatan menjadi kata kunci untuk kebahagiaan anak. Hal itu bisa dicapai dengan perilaku hidup yang
sehat. Hal penting yang seringkali diabaikan sebagian anak- anak adalah mencuci tangan. Meskipun
kebiasaan kecil, jika dilakukan secara benar dan berlanjutan, hasilnya akan jauh lebih baik. Cuci tangan
dengan air saja, ternyata tidak cukup untuk melindungi seseorang dari kuman penyakit yang menempel
di tangan. Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat
membantu menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/lemak/kotoran di permukaan kulit serta
meninggalkan bau wangi. Sehingga dapat memperoleh kebersihan yang berpadu dengan bau wangi dan
perasaan segar setelah mencuci tangan dengan sabun, ini tidak akan di dapatkan jika hanya
menggunakan air saja. Kebiasaan baik itu tidak disadari oleh sebagian anak-anak. Anak-anak
memandang sabun hanya bermanfaat untuk menghilangkan kotor dan bau.

Untuk melakukan program cuci tangan dengan sabun, ketersediaan air dan sabun untuk mencuci
sebenarnya bukan menjadi masalah, tapi yang justru menjadi hambatan adalah faktor kebiasaan anak -
anak. Dari berbagai riset, resiko penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku cuci tangan pakai

sabun merupakan gerakan kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan cara lainnya
dalam mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, kecacingan dan diare pada
anak - anak. Bahkan hasil riset kesehatan dasar pada 2007 menyatakan penyebab terbesar
meninggalnya balita dan anak di Indonesia adalah diare dan ISPA, yakni sekitar 100 ribu jiwa per tahun
(www.sanglahhospitalbali.com). Sedangkan angka kematian anak- anak akibat diare dan ISPA di kota
Bandung mencapai 70% per tahun

permasalahan

Kurangnya perilaku cuci tangan dengan sabun yang merupakan salah satu perilaku hidup sehat pada
orang dewasa dan anak - anak. Kurangnya pemahaman terhadap penyakit-penyakit yang
ditimbulkan/ditularkan jika mereka tidak menerapkan perilaku cuci tangan dengan sabun. Faktor
kebiasaan melakukan cuci tangan dengan air dan tidak disertai dengan penggunaan sabun. Penggunaan
sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat membantu menghilangkan
kuman dan mencegah penularan penyakit. Tingginya angka penyakit penyebab terbesar meninggalnya
anak - anak di Indonesia, seperti diare, tifoid, dan flu burung, yang seharusnya bisa di kurangi dengan
perilaku hidup sehat seperti cuci tangan dengan sabun.

Perencanaan intervesi

Topik : Cuci tangan

Metode : Ceramah, tanya jawab, pelatihan cuci tangan pada anggota keluarga

Materi : Pentingnya cuci tangan, penyakit yang dapat ditimbulkan oleh cuci tangan, langkah-langkah cuci
tangan yang baik dan benar. Waktu-waktu yang diharuskan untuk cuci tangan.

Sasaran : Masyarakat

Pelaksanaan

Waktu : 16 Maret 2021

Tempat : Puskesmas Buleleng 1

Proses pelaksanaan : Penyuluhan dan pelatihan cuci tangan dengan sabun berjalan dengan baik, peserta
dapat mengikuti langkah-langkah cuci tangan dengan baik.

Monitor

emantauan lebih lanjut tentang kebiasaan cuci tangan pakai sabun di rumah masing-masing warga oleh
para kader.
Vaksinasi covid dengan target polisi / lansia dan kader desa -> jadi 2 laporan

stilah vaksin saat ini digunakan untuk seluruh preparat biologis yang diproduksi dari mikroorganisme
hidup untuk meningkatkan imunitas melawan penyakit, mencegah (prophylactic vaccines), atau
perawatan penyakit (therapeutic vaccines). Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh dalam bentuk cairan baik
melalui injeksi, oral, maupun rute intranasal. Pengembangan vaksin yang aman dan efektif untuk
mengendalikan pandemi sangat penting karena diharapkan dapat menghambat penyebarannya dan
mencegah terulangnya kembali di masa depan1. Selain itu, karena pandemi ini menyebar dengan cepat,
maka diperlukan vaksin yang dapat diproduksi dalam waktu yang cukup singkat, karena pada umumnya
pembuatan vaksin baru memerlukan waktu bertahun-tahun. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
No. 9860 Tahun 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19), Pemerintah menetapkan enam jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia. Enam
jenis vaksin ini meliputi Sinovac Biotech Ltd, Pfizer Inc and BioN tech, PT Biofarma (Persero),
AstraZeneca, Sinopharm, dan Moderna. Pelaksanaan vaksinasi di Indonesia dibagi ke dalam empat
tahapan yaitu tenaga kesehatan; petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia; masyarakat rentan
dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi; dan tahap terakhir pada masyarakat dan pelaku
perokonomian lainnya. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mempercepat penanggulangan COVID-19 di
Indonesia bersama dengan penerapan protokol kesehatan. Selain itu, vaksinasi ini diharapkan dapat
memutus rantai penularan secara menyeluruh, dengan mentargetkan sekitar 70% kelompok sasaran
untuk mencapai herd immunity.

Permasalaahn

Adanya beberapa masyarakat berasumsi bahwa vaksinasi merupakan obat untuk penyakit covid-19,
sehingga mereka tidak lagi mematuhi protokol kesehatan seperti gerakan 6m (memakai masker,
menjaga kebersihan tangan dengan benar⁣⁣, menjaga jarak⁣⁣, mengurangi mobilitas⁣⁣, menjaga pola makan
sehat dan istirahat cukup⁣⁣, menjauhi kerumunan ) dan gaya hidup bersih dan sehat

- Kurangnya informasi masyarakat tentang kegunaan dan manfaat vaksin. Beberapa pasien Poli
Puskesmas Buleleng I yang disarankan untuk melakukan vaksin menolak dengan beberapa alasan.
seperti vaksin menyebabkan autisme dan ada isu bahwa beberapa kandungan vaksin yang berbahaya
bagi Mereka

- Adanya Masyarakat yang memiliki kepercayaan bahwa vaksin covid dapat membuat mereka terkena
virus/penyakit covid 19 ini. Dimana Vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia tidak mengandung virus
hidup yang menyebabkan COVID-19. Dengan vaksinasi, diharapkan tubuh menciptakan imunitas untuk
mengenali dan melawan virus COVID-19. Hal ini memerlukan waktu beberapa minggu pasca vaksinasi.
Keadaan ini memungkinkan seseorang terinfeksi virus COVID-19 sebelum atau setelah vaksinasi dan
tetap terjangkit. Kejadian ini disebabkan vaksin belum memiliki waktu yang cukup untuk memberikan
perlindungan.

- Beberapa Peserta menanyakan tentang kehalal vaksin covid yang diberikan kepada mereka. dimana
Wakil Presiden Ma'aruf Amin yang juga menjabat sebagai Ketua MUI menjelaskan bahwa MUI terlibat
dari mulai perencanaan, pengadaan vaksin, pertimbangan kehalalan vaksin, hingga sosialisasi kepada
masyarakat. Beliau menekankan bahwa vaksin yang akan diberikan ke masyarakat harus mengantongi
sertifikat halal dari lembaga yang memiliki otoritas, dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia

Perencanaan

Perlunya dilakukan Pelaksanaan Vaksin Masal Serta Edukasi Kepada Masyarakat tentang Isu-Isu yang
beredar mengenai vaksin Covid.

Dalam pelaksanaan pemberian vaksin Covid-19 ada alur 4 meja. Alur 4 Meja Pelaksanaan Vaksinasi
Covid-19 adalah sebagai berikut :

Meja Pertama

Diisi petugas pendaftaran untuk verifikasi data. Di sini petugas akan memanggil sasaran penerima
vaksinasi ke meja pertama sesuai dengan nomor urutan kedatangan. Selanjutnya, petugas memastikan
sasaran menunjukkan nomor tiket elektronik (e-ticket) dan/atau KTP untuk dilakukan verifikasi sesuai
dengan tanggal pelayanan vaksinasi yang telah ditentukan. Kemudian, petugas akan melanjutkan
verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare Vaksinasi (pada komputer/laptop/HP) atau
secara manual.

Meja Kedua

Untuk melakukan skrining anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana, serta untuk melakukan edukasi
vaksinasi Covid-19. Di meja ini, petugas kesehatan melakukan anamnesa untuk melihat kondisi
kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid), serta melakukan pemeriksaan fisik
sederhana. Pemeriksaan meliputi suhu tubuh dan tekanan darah.

Meja Ketiga

Pada meja ketiga pelaksanaan vaksinasi dilakukan oleh vaksinator kepada penerima vaksin. Untuk vaksin
multidosis petugas harus menuliskan tanggal dan jam dibukanya vial vaksin dengan pulpen/spidol di
label pada vial vaksin. Di sini vaksin Covid-19 akan diberikan secara intra muskular atau melalui lengan
sebelah kiri sesuai prinsip penyuntikan aman. Kemudian, petugas menuliskan nama sasaran, NIK, nama
vaksin dan nomor batch vaksin pada sebuah memo. Memo akan diberikan kepada sasaran untuk
diserahkan kepada petugas di meja 4.

Meja Keempat
Petugas akan menerima memo yang diberikan oleh petugas meja 3 dan memasukkan hasil vaksinasi
yaitu jenis vaksin dan nomor batch vaksin. Bila tidak memungkinkan untuk menginput data langsung ke
dalam aplikasi hasil akan pelayanan dicatat di dalam format pencatatan manual. Petugas kemudian akan
memberikan kartu vaksinasi, manual dan/atau elektronik, serta penanda kepada sasaran yang telah
mendapat vaksinasi. Kartu tersebut ditandatangi dan diberi stempel lalu diberikan kepada sasaran
sebagai bukti bahwa sasaran telah diberikan vaksinasi. Petugas akan meminta penerima vaksinasi untuk
menunggu selama 30 menit di ruang observasi dan diberikan penyuluhan dan media KIE tentang
pencegahan Covid-19 melalui 3M dan vaksinasi Covid-19.

Pelaksanaan

Vaksinasi dilakukan oleh para dokter dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Buleleng I dan dilaksanakan
di Polres Buleleng secara rutin setiap hari Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu. Vaksinasi sesi 1 dilakukan pada
pukul 08.00 WITA sampai pukul 12.00 WITA, kemudian dilanjutkan dengan sesi 2 pada pukul 12.30 WITA
sampai pukul 14.30 WITA. Target peserta vaksin setiap hari adalah 300 orang. Vaksinasi sejauh ini
berjalan dengan baik.

Monitor

Kegiatan : Vaksinasi dilakukan di Polres Buleleng pada hari pada hari Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu

- Sasaran : Polisi

- Monitoring :

Vaksinasi diberikan kepada Lansia dan Kader wilayah kerja Puskesmas Buleleng I. Acara berjalan dengan
baik dan lancar. Para peserta vaksin tetap mengikuti protokol kesehatan dan mengikuti peraturan
vaksinasi.

- Evaluasi :

Sebagian besar peserta vaksinasi sudah mengikuti vaksinasi dengan baik


F3 Deteksi Ibu hamil resiko tinggi di poli KIA puskesmas buleleng 1

Latar

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan.
Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai
sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang
dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari Waktu ke waktu namun demikian upaya untuk
mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras
yang terus menerus.
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian
meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan
kematian yang terjadi lantaran indikasi yang sering muncul yakni pendarahan keracunan
kehamilan yang disertai kejang, aborsi, dan in&eksi. Oleh karena itu pandangan yang menganggap
kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian
dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh
pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami.
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan
ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah
adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin
serta ditangani secara memadai.
Deteksi dini risiko tinggi saat kehamilan dapat menggunakan KSPR yang mana dikelompokan menjadi
kehamilan risiko rendah, tinggi dan sangat tinggi

Permasalahaan

Masih rendahnya pengetahuan ibu serta suami tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan secara berkala.
Masih kurangnya pengetahuan ibu hamil serta suami tentang kehamilan yang berisiko tinggi.
Sebagian besar penduduk masih tidak mau untuk merencanakan persalinan dengan tenaga kesehatan

Perencanaan

-Memberikan konseling kepada ibu hamil mengenai bahaya atau resiko yang dapat terjadi
-Memperhatikan nutrisi yang tepat pada ibu hamil dan menjelaskan waktu kunjungan yang tepat untuk
memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan terdekat agar persalinan berjalan lancar dengan bayi
lahir sehat dan ibu selamat.
-Deteksi Ibu Hamil risiko tinggi menggunakan KSPR
Pelaksanaan
Hari/ tanggal ……. ( 09.00 WITA – selesai )

Tempat Poli KIA Puskesmas Buleleng 1

Identitas Ibu Ny K 21 th,156 cm, 65 kg Skor Poedji Rochyati 2 ( Kehamilan Risiko Rendah )

- Dokter melakukan anamnesa, pemriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium


- Dokter malukakan deteksi faktor risiko menggunakan kspr
- Dokter memberikan penjelasan mengenai hasi dan pengelompokan KSPR

Monitoring

Melihat angka cakupan deteksi dini ibu hamil risiko tinggi di wilayah kerja puskesmas buleleng 1 dan
membandingkan dengan angka kematian ibu diwilayah puskesmas. Semakin tinggiangka cakupan
deteksi dini ibu hamil risiko tinggi akan dapat menurunkan angka kematian ibu di wilayah kerja
puskesmas Buleleng 1
F3 Penyuluhan dan Pemberian Imunisasi Balita

Anak mendapat zat kekebalan dari ibunya baik yang dibawa sejak didalam kandungan
ataupun dari air susu ibu (ASI) tetapi tidak mencukupi untuk melindungi anak dari berbagai
penyakit infeksi dan menular. Oleh karena itu anak membutuhkan zat kekebalan buatan agar
anak terlindungi dari berbagai penyakit tersebut. Dan imunisasi adalah suatu upaya pencegahan
untuk melindungi seseorang terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan terhindar dari
penyakit infeksi tertentu sehingga walaupun nantinya orang tersebut mendapat infeksi tidak akan
meninggal atau menderita cacat. Anak yang diimunisasi akan terhindar dari ancaman penyakit
yang ganas dan menular tanpa bantuan pengobatan

Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah untuk mencapai Indonesia Sehat 2010.
Oleh karena itu, sekurang-kurangnya 70% dari penduduk suatu daerah harus mendapat imunisasi
dasar yang meliputi: BCG, Polio, Hepatitis B, Campak dan DPT. Namun di Indonesia masih
banyak ditemukan kasus penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi.

Oleh Karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi untuk meningkatkan
pemahaman keluarga tentang pentingnya imuisasi dasar pada balita agar keluarga mau
mengimunisasikan anaknya.

permasalahan

WHO (1991) melaporkan bahwa diperkirakan 1.7 juta bayi dan anak-anak meninggal karena
penyakit infeksi seperti, campak, difteri, pertusis, tetanus, dan TBC. Disamping itu Indonesia di
kelompokkan sebagai daerah endemic sedang sampai tinggi Hepatitis B di dunia. Hal ini
dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang imunisasi dan
pentingnya imunisasi bagi bayi.

Warga masyarakat kampong anyar para ibu-ibu yang masih mempunyai balita ternyata masih
banyak diantara mereka yang kurang memahami arti pentingnya imunisasi bagi anak mereka.
Selain ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya imunisasi untuk melindungi anak-anaknya
dari penyakit infeksi dan menular, banyak juga diantara mereka yang lebih mementingkan
pekerjaan dari pada mengantark ananak-anak mereka keposyandu atau tempat pelayanan
kesehatan untuk mendapatkanimunisasi. Hal ini dimungkinkan juga karena pendapatan rata-rata
masyarakat yang masih tergolong rendah.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Topik : Pentingnya Pemberian Imunisasi Balita

Metode : Ceramah, Tanya jawab.

Media dan Alat : Speaker dan mikrofon

Materi :

1. Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.

2. Menjelaskan tujuan imunisasi.

3. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.

4. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.

5. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi.

6. Menjelaskan carapemberian imunisasi.

7. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.

8. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.

9. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.

Sasaran : Ibu-ibu yang mempunyai balita peserta posyandu balita

PELAKSANAAN

Waktu :

Tempat : Banjar Kampung anyar

JumlahPeserta : 20 Ibu dari balita peserta posyandu

Proses pelaksanaan : penyuluhan berlangsung kondusif, pesertamemberikan beberapapertanyaan


tentang imunisasi.Pemberian imunisasi bagi balita sesuai usia balita.
MONITORING DAN EVALUASI

Secara keseluruhan, upaya pemberian imunisasi balita di posyandu berjalan dengan lancar dan
baik. Semua balita yang datang untuk imunisasi diberikan imunisasi kecuali bagi balita yang
tidak sesuai jadwal (usianya belum sesuai dengan jadwal pemberian).

Sementara itu, untuk kegiatan penyuluhan, mayoritas para ibu mengikuti penyuluhan sampai
selesai. Karena penyuluhan sendiri dilakukan setelah pemberianimunisasi selesai. Penyuluhan
dilakukan dengan metode diskusi agar lebih akrab dan memudahkan peserta yang hadir untuk
memahami materi.
F2 BAHAYA POLUSI ASAP ROKOK DALAM RUMAH

LATAR BELAKANG

Pembangunan dibidang kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional yang ditata dalam Sistem
Kesehatan Nasional diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dan produktif sebagai
perwujudtan dari kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam pembukaan undang-undang dasar
1945 dan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal bagi setiap penduduk, pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan
terpadu dalam pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan keluaraga maupun pelayanan
kesehatan masyarakat.
Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti membalikkan
telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, dimana penyakit yang terbanyak diderita
oleh masyarakat terutama pada yang paling rawan yaitu ibu dan anak, ibu hamil dan ibu menyusui serta
anak bawah lima tahun. Sebagai upaya mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, pemerintah telah
menyusun berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain kegiatan
Pemberantasan Penyakit Menular baik yang bersifat promotif preventif, kuratif dan rehabilatif di semua
aspek lingkungan kegiatan pelayanan kesehatan. Setiap tahunnya diperkirakan 4 dari 15 juta kematian
anak berusia di bawah 5 tahun. Proporsi kematian balita akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2007 sebesar 15,5%. Sebagai kelompok
penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan.
Sebanyak 40% – 60% kunjungan berobat di puskesmas dan 15% - 30% kunjungan berobat di bagian
rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit di sebabkan oleh ISPA. Menurut hasil survei mortalitas subdit
Bali, ISPA pada tahun 2005, sebanyak 22,30% bayi maupun balita meninggal karena ISPA. Dari angka
tersebut sebanyak 23,60% kematian disebabkan oleh pneumonia. Tahun 2013, angka cakupan
penemuan penderita pneumonia pada balita sebesar 22,5% mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2012 sebesar 14.98% (profil kesehatan kabupaten/kota 2007 – 2013) Penyakit saluran pernapasan
pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. Dimana
ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic obstructive pulmonary disease (WHO, 2003).
Infeksi saluran Pernapasan Atas (ISPA) dapat menyebapkan demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan.
Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan
bagian bawah. ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara
berkembang maupun dinegara maju.

PERMASALAHAN
Asap rokok dalam rumah merupakan penyebab terjadinya pencemaran udara dalam ruangan. Hasil
penelitian yang dilakukan Charles (2005) menyebutkan bahwa asap rokok dari orang yang merokok di
dalam rumah serta pemakaian obat nyamuk bakar juga merupakan resiko yang bermakna terhadap
terjadinya ISPA. Masih tingginya angka balita yang mengalami ISPA menjadi salah satu masalah di
wilayah kerja puskesmas Buleleng 1.
Diperlukan kemampuan ibu dalam membina perilaku rumah tangga/keluarga dalam penjegahan dan
perawatan kesehatan anak yang sakit. Untuk itu penting melengkapi pengetahuan ibu mengenai
pengertian, penyebab, tanda dan gejala pencegahan serta perawatan balita yang terkena ISPA agar
dapat mendorong perubahan kebiasaan ibu atau keluarga dalam melakukan tindakan pencegahan
maupun perawatan pada balita sehingga dapat mengurangi angka kejadian ISPA pada balita.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Sasaran : Ibu-ibu dan balita kampong bugis
Metode : penyuluhan dan Tanya jawab

PELAKSANAAN
Tanggal :
Tempat : Banjar Kampung bugis
Peserta : 25 orang
Materi : Bahaya polusi asap rokok dalam Rumah

MONITORING DAN EVALUASI


Diharap dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan kepada ibu- ibu posyandu desa sehingga
lebih memahami dan mengerti mengenai rumah bebas asap rokok dan dikemudian hari angka penderita
ISPA pada anak dapat menurun.
F4 Diet Diabetes Militus

Kesehatan Indonesia kini berfokus pada pengendalian terhadap Penyakit Tidak Menular

(PTM). Menular (PTM). International International Diabetes Diabetes Federation Federation

(IDF) menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Melitus di dunia adalah 1,9% Diabetes Melitus di

dunia adalah 1,9% dan sebagai penyebab kematian jadikan DM sebagai penyebab kematian

urutan ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus didunia adalah

sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe II adalah 95% dari

populasi dunia yang menderita diabetes mellitus.

Diabetes merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikontrol. Selain

dengan pengobatan yang teratur dan sesuai, diabetes dapat dikendalikan dengan gaya hidup

sehat. Salah satu aksi yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan untuk mencegah dan

mengontrol diabetes dan penyakit tidak menular lainnya adalah dengan “GERMAS”, yaitu

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses

penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh pada keadaan

gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan

gizinya, pengaruh tersebut bisa berjalan timbal balik. Hal tersebut diakibatkan karena tidak

tercukupinya kebutuhan gizi tubuh untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu

akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Disamping itu masalah

gizi lebih dan obesitas yang erat kaitannya dengan penyakit penyakit degenerative seperti

diabetes melitus, ,penyakit jantung koroner, dan darah tinggi memerlukan memerlukan terapi

gizi medis untuk penyembuhannya (Depkes RI, 200 RI, 2003).

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan harus

dilaksanakan secara merata, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sehubungan dengan itu, puskesmas sebagai unit pelayanan Kesehatan terdepan bertanggung

jawab untuk terus meningkatkan upaya memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan

dengan mutu yang lebih baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. (Azrul,

2002dalam Utari, 2002dalam Utari, 2009). Edukasi gaya hidup sehat kepada pasien sangat

penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran agar dapat bekerja sama dengan tenaga

kesehatan dalam pengelolaan  penyakit diabetes melitus.

PERMASALAHAN

1. Kesadaran yang kurang akan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat sebagai bagian dari

pengelolaan penyakit diabetes melitus.

2. Sebagian masayarakat dengan diabetes menjalankan diet yang belum sesuai dengan panduan gizi

untuk diabetes

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Dari permasalahan yang terjadi maka solusi yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan

penyuluhan tentang “Diet Diabetes Melitus”.

Sasaran : Prolanis DM

PELAKSANAAN

Tanggal :

Tempat : Banjar

Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung (direct communication/ face to face

communication). Penyuluhan dimulai dengan perkenalan dengan pembicara dilanjutkan  penyampaian

materi pengelolaan  makan pada penderita DM oleh dokter internsip dan kemudian ditutup dengan

tanya-jawab.
MONITORING DAN EVALUASI

Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan lancar. Peserta PROLANIS mengikuti seluruh rangkaian acara

degan antusias. Selain mengikuti penyuluhan, peserta juga aktif bertanya seputar diabetes melitus dan

dijawab oleh dokter internsip sesuai dengan panduan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai