Diagnosis?
Ruptur organ
Organ Gejala
Ginjal Nyeri di pinggang, hematuria
Ureter Nyeri dapat menjalar ke selangkangan,
jarang terjadi, hematuria
Fimosis Parafimosis
• Emergensi
• Bukan emergensi
• Prepusium yang ditarik ke
• Prepusium tidak bisa belakang tidak bisa ditarik
kembali terjepit dan edema
ditarik ke belakang • Gejala umum kulit prepusium
edema, terdapat cincin menjepit
• Gejala umum ujung penis bisa iskemia
penis menggembung • Tatalaksana:
• Manual reduksi
• Tatalaksana • Cairan hipertonik kompres
• Pungsi
sirkumsisi • Aspirasi
• Insisi vertikal
• Sirkumsisi urologi
Jawaban Lainnya
• A. Hipospadia lubang MUE di ventral
• C. Epispadia lubang MUE di dorsal
• D. Striktur uretra BAK bercabang
• E. Anorkismus ketiadaan kedua testis; penyakit
genetik
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
2 B. Fimosis
3 A. Varikokel
Hidrokel Varikokel
• Biasanya asimptomatik, • Asimptomatik, namun
hanya teraba testis berhubungan dengan
membesar dan tidak infertilitas dan
simetris terkadang bisa nyeri
• Testis teraba skrotal
• Tes transiluminasi (+) • Teraba kantong cacing
• Tes transiluminasi (-)
Varikokel
Jawaban Lainnya
• B. Hidrokel transiluminasi (+)
• C. Hernia ingunalis reponibel benjolan keluar
masuk, tidak ada perabaan seperti kantung cacing,
transiluminasi (-)
• D. Epididimitis nyeri pada bagian belakang
skrotum, bengkak (+), merah, bisa berlanjut
menjadi orchitis
• E. Hernia skrotalis benjolan sampai ke skrotum,
transiluminasi (-)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
3 A. Varikokel
4 B. Orchitis
4 B. Orchitis
5 A. Nefrolitiasis
5 A. Nephrolithiasis
6 A. Priapismus
https://www.auanet.org/education/guidelines/priapism.cfm
Jenis Priapismus
• Priapismus Iskemik (veno-oklusif, low flow) adalah ereksi
persisten non seksual dikarakteristikan dengan sedikit atau
tidak ada sama sekali aliran darah di kavernosa dan adanya
gas darah abnormal di kavernosa (hipoksik, hiperkarbik dan
asidosis). Korpus kavernosa kaku dan teraba tender. Nyeri
(+). Merupakan keadaan emergensi
• Priapismus Non iskemik (arterial, high flow) adalah ereksi
persisten non seksual disebabkan oleh aliran arteri
kavernosa yang tidak teregulasi. Gas darah kavernosa tidak
hipoksik ataupun asidosis. Umumnya penis tidak terlalu
kaku dan tidak nyeri. Bukan keadaan emergensi.
• Stuttering (intermittent) priapism adalah bentuk rekuren
priapismus iskemik.
https://www.auanet.org/education/guidelines/priapism.cfm
Tatalaksana priapismus
Priapismus iskemik
- Aspirasi
- Injeksi simpatomimetik secara intrakavernosa, obat
yang direkomendasikan adalah fenilefrin.
Fenilefrin diencerkan dengan normal salin hingga
konsentrasinya 100 sampai 500 mcg/mL kemudian injeksi
1 mL setiap 3 sampai 5 menit selama 1 jam atau sampai
terjadi resolusi
- Kavernogranular shunt (surgical)
Priapismus non iskemik observasi (aspirasi/injeksi tidak
dianjurkan), umumnya resolusi sendiri, bila pasien minta
boleh dilakukan selective arterial embolization
Jawaban Lainnya
• B. Strangulasi penis jeratan pada penis, terjadi
umumnya karena penggunaan benda-benda
seksual
• C. Torsio testis nyeri testis akut, phren sign (-)
• D. Epididymitis nyeri testis akut, phren sign (+)
• E. Hidrocele benjolan buah zakar, transiluminasi
(+)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
6 A. Priapismus
D. Rujuk untuk direncanakan
7 operasi koreksi lubang kencing
(uretroplasti terencana)
• lubang kencing berada di dorsal
Bagaimana penanganan pasien tersebut
selanjutnya?
Epispadia
• Kelainan kongenital dimana meatus
uretra eksternus berada di dorsal
penis
• Jenis :
• Glanular epispadias: MUE pada kepala
penis
• Penile epispadias: MUE pada shaft
penis
• Penopubic epispadias: MUE dekat
tulang pubis
• Tatalaksana : operasi (2 jenis : The
Modified Cantwell Technique dan
The Mitchell Technique)
http://www.urologyhealth.org
Jawaban Lainnya
• A. Diberikan antibiotik bukan karena infeksi
• B. Sirkumsisi elektif di dokter umum harus
diuretroplasti
• C. Sirkumsisi cito bukan disirkumsisi tapi di
uretroplasti, lagipula bukan kasus cito
• E. Ditunggu hingga pasien berusia 17 tahun tidak
ada batasan umur, namun lebih baik sebelum usia
sekolah. Lagipula tidak ada indikasi menunggu pada
pasien ini
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
D. Rujuk untuk direncanakan
7 operasi koreksi lubang kencing
(uretroplasti terencana)
D. Pembesaran prostat
20 jinak
• Tn. Ucok, usia 70 tahun, harus mengejan saat
ingin buang air kecil sejak 1 minggu yang lalu
• Sebelumnya kencing masih bisa keluar sedikit-
sedikit namun tidak lampias
• BAK tambah sering
• Demam dan penurunan berat badan disangkal
• RT didapatkan prostat teraba membesar,
permukaan halus, tidak bernodul-nodul dengan
konsistensi kenyal.
Diagnosis ?
BPH (benign prostat hyperplasia)
• Pembesaran prostat jinak • α-blocker (terazosin,
doxazosin, prazosin,
• Keluhan sulit kencing tamsulosin, alfulosin,
• RT lunak, pool atas silodosin) menyebabkan
relaksasi otot polos prostat di
tidak teraba leher buli, kapsul prostat dan
• 2 kelas obat yang dapat uretra pars prostatika.
diberikan • 5α-reductase inhibitor
• α-blocker (finasteride, dutasteride)
• 5α-reductase inhibitor bekerja dengan mengurangi
ukuran kelenjar prostat.
• α-blocker bisa digunakan
untuk hipertensi, yang paling
sering digunakan prazosin,
Mild : 0-7
Moderate : 8-19
Severe : 20-35
Rectal Grading BPH
• Stage 0 : prostat teraba < 1 cm, berat < 10 gr
• Stage 1 : prostat teraba 1-2 cm, berat 10-25 gr
• Stage 2 : prostat teraba 2-3 cm, berat 25-60 gr
• Stage 3 : prostat teraba 3-4 cm, berat 60-100 gr,
tepi atas sulit teraba
• Stage 4 : prostat teraba > 4 cm, berat > 100 gr, tepi
atas tidak teraba
* CC = gr
Jawaban Lainnya
• A. Karsinoma prostat RT : permukaan bernodul-
nodul/bedungkul, PSA meningkat, BB turun
• B. Prostatitis demam, saat RT nyeri tekan (+)
• C. TB prostat jarang, tanda dan gejala tidak jelas,
bisa menyerupai uretritis, striktur atau fistula,
umumnya ditemukan secara tidak sengaja saat turp
• E. Abses prostat saat RT teraba fluktuatif
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
9 D. Oligoastenozoospermia
10 A. Hidrokel
Hidrokel Varikokel
• Biasanya asimptomatik, • Asimptomatik, namun
hanya teraba testis berhubungan dengan
membesar dan tidak infertilitas dan
simetris terkadang bisa nyeri
• Testis teraba skrotal
• Tes transiluminasi (+) • Teraba kantong cacing
• Tes transiluminasi (-)
Jawaban Lainnya
• B. Varikokel transiluminasi (-), teraba kantung
cacing
• C. Omfalokel protrusi usus dilapisi selaput
peritoneum
• D. Spermatokel kantung abnormal/kista yang
terisi cairan dan sperma mati pada bagian
epididimis, asimtomatik, massa di skrotum
• E. Hernia transiluminasi (-), bisa disertai gejala
obstruksi
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
10 A. Hidrokel
11 C. Proteinuria ringan
Nefritik Nefrotik
• Dominan hematuria • Dominan proteinuria
• Hipertensi • Hipoalbuminemia
• Biasanya post- • Gejala yang sering
streptoccal dikeluhkan bengkak
Jawaban Lainnya
• A. Kolesterol total 350 mg/dl
hiperkolesterolemia pada sindrom nefrotik
• B. Albumin 1,5 hipoalbuminemia berat khas
pada sindrom nefrotik bukan GNAPS
• D. ASTO menurun harusnya meningkat
• E. C3 meningkat harusnya menurun
Jadi, hasil pemeriksaan yang
menunjang diagnosis pasien ini
adalah…
11 C. Proteinuria ringan
E. Gangguan Kesadaran
12 Organik
• Tiba-tiba mengamuk raptus
• Banyak anak-anak yang mengganggunya
padahal kenyatannya tidak ada halusinasi
• Lab : ureum 300 dan kreatinin 3,0 ada
kelainan organik yang dialami oleh pasien
• Diagnosis yang paling mungkin ?
Gangguan Kesadaran Organik
• = Gangguan mental organik
• Gangguan dimana terdapat suatu patologi yang dapat
diidentifikasi
• Menurut PPDGJ III :
• berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar
penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit,
cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak.
• Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan
ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau
sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang
menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau
sistem tubuh. Pada kasus hiperuremia
Jawaban Lainnya
• A. Skizoafektif pada kasus ada patologi yg jelas
• B. Skizofrenia pada kasus ada patologi yg jelas
• C. Skizoid gangguan kepribadian tidak suka
berhubungan sosial, tidak ada teman dekat
• D. Skizotipal pada kasus ada patologi yg jelas
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
E. Gangguan Kesadaran
12 Organik
13 A. Waham bizarre
15 C. Parkinsonism
16 C. Gejala Withdrawal
• lemas seluruh tubuh dan nyeri seluruh
persendian
• cemas, berkeringat, dan gemetar
• menggunakan obat-obatan terlarang jenis
suntik
• terakhir menggunakan obat tersebut 2 hari
yang lalu berhenti
• PF : pupil midriasis dan tangan tremor, banyak
ingus dari hidung (flu-like syndrome), dan
berkeringat opioid withdrawal symptom
Kasus ini menampilkan kesan...
Withdrawal symptom narkotika
• Jenis narkotika yang digunakan melalui suntikan contohnya
adalah morfin, heroin/putauw, amfetamin/ekstasi, benzodiazepin
• Golongan opioid mencakup heroin, morfin,
opium,methadone,petidin
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Substance withdrawal (Putus
Zat) :
• A. Terjadinya sindroma zat spesifik karena penghentian
mendadak (atau pengurangan) penggunaan zat yang lama dan
berat.
• B. Sindroma diatas menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara klinis atau gangguan dalam hal sosial,pekerjaan atau area
fungsi-fungsi penting lainnya
• C. Gejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum ataupun
gangguan mental lainnya.
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria
for Opioid withdrawal (Putus Zat)
A. Salah satu dari berikut ini:
1. penghentian mendadak (atau reduksi) penggunaan yang berat dan lama (beberapa
minggu atau lebih)
2. pemberian antagonis opioid setelah suatu periode penggunaan opioid.
B. Tiga atau lebih hal-hal berikut terjadi dalam hitungan menit sampai beberapa hari
setelah kriteria A:
1.mood disforik.
2.nausea atau vomitus
3.nyeri otot.
4.lakrimasi atau rhinorrhea.
5.midriasis,piloerection, atau persipirasi.
6.diare.
7.sering menguap.
8.febris.
9.insomnia.
C. Gejala-gejala kriteria B diatas menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam hal sosial,pekerjaan atau area fungsi-fungsi penting lainnya
D. Gejala-gejalanya tidak karena kondisi medis umum ataupun gangguan mental lainnya.
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria
for Benzodiazepin withdrawal (Putus
Zat)
Terdapat beberapa tanda yang timbul pada keadaan penghentian
penggunaan benzodiazepin: mereka menunjukkan gejala kecemasan yang
sebenarnya (rekuren), pemburukan gejala kecemasan yag sebenarnya
(rebound) atau kedaruratan gejala baru (true withdrawal) :
• Perubahan mood dan kognisi
• Cemas, khawatir , disforia, pesimis, iritabilitas, obsessif terhadap masa
lalu, dan paranoid
• Perubahan jam tidur
• Insomnia, perubahan jam tidur dan megantuk pada siang hari.
Tanda dan gejala fisik
• Takikardia dan peningkatan tekanan darah, hiperefleksi, ketegangan
otot, gelisah, tremor, mioklonik, nyeri otot dan persendian, mual,
coryza, diaforesis, ataxia, tinitus dan kejang grand mall.
• Perubahan persepsi
• Hiperakusis, depersonalisasi,penglihatan yang kabur, ilusi dan halusinasi.
Alcohol withdrawal Benzodiazepine withdrawal
Opioid withdrawal
Nicotine withdrawal
16 C. Gejala Withdrawal
17 B. Somatisasi
17 B. Somatisasi
A. Haloperidol HCl injeksi
18 IM
• Seorang laki-laki mengamuk raptus
• sering mendengarkan suara-suara yang
mengajaknya bicara dan mengatakan ada
orang-orang yang ingin membunuhnya
psikotik
• belum pernah mendapatkan pengobatan
dari psikiater.
Terapi farmakologis apakah yang perlu
diberikan saat ini?
Gangguan Psikotik Akut
Kriteria diagnosis:
• Onset akut, <1 bulan gejala psikotik menjadi nyata dan
mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan fungsi
sosial sehari-hari
• Sindrom yang khas berupa polimorfik (berubah-rubah cepat,
beraneka ragam), atau schizophrenia-like (gejala skiofrenia +)
• Ada stress akut yang berkaitan (tidak selalu harus ada)
• Walaupun mungkin terdapat gejala emosional, tapi tidak
memenuhi kriteria episode manik maupun depresi
• Tidak ada penyebab organik
Tatalaksana psikotik akut dengan agitasi
• Haloperidol 2-5 mg IM short acting
• strain bila perlu
Sumber: Medscape
Tatalaksana Insomnia
• CBT-I (Cognitive Behavioral Therapy for Insomnia) dikatakan paling efektif, kombinasi
terapi perilaku dengan kognitif; melibatkan psikoedukasi, strategi perilaku, terapi kognitif,
dan relaxation training
• Terapi relaksasi cocok untuk pasien yang sulit relaks atau dengan keluhan somatis
multipel, beberapa strategi seperti : abdominal breathing, meditasi, autogenic training
• Terapi kontrol stimulus termasuk terapi perilaku, menghindari aktivitas-aktivitas yang
tidak boleh dilakukan saat masuk jam tidur dan yang boleh dilakukan untuk mempercepat
masuk ke dalam tidur
• Sleep restriction therapy memperkecil sleep window, (lama di kasur – lama tidur), sleep
efficacy ([total sleep time/total in bed] × 100) goal for a person with insomnia should be
around 85%
• Sleep hygiene education edukasi mengenai diet, olahraga, penggunaan substansi-
substansi tertentu, faktor lingkungan tempat tidur meliputi cahaya, bising, temperatur
• Paradoxical intention therapy cocok untuk pasien dengan preokupasi yang intens ttg
tidur, kekurangan tidur dan konsekuensinya. Dilakukan dengan cara menyuruh pasien
melakukan hal sebaliknya yaitu tetap terjaga di atas kasur sehingga kecemasan/preokupasi
tsb menghilang dengan perlahan hingga tertidur.
• Terapi kognitif meliputi didactic focus, paradoxical intention, distraction and imagery
techniques, dan cognitive restructuring
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC355497
0/
Jawaban Lainnya
• A. Sleep Hygiene Education salah satu terapi
insomnia
• B. Relaksasi salah satu terapi insomnia
• C. CBT salah satu terapi insomnia
• E. Sleep restriction mengurangi waktu tidur di
luar jam tidur yang seharusnya
Jadi, tatalaksana yang tidak tepat
untuk pasien ini adalah…
D. Group terapi dengan
19 token ekonomi
D. Gangguan waham
20 menetap
• Seorang laki-laki berusia 35 tahun suka marah-
marah, cemburu dan menuduh istrinya
selingkuh sejak 3 tahun lalu kemungkinan
adanya waham curiga
• Pasien masih bisa melakukan aktivitas sehari-
hari dan bergaul dengan orang lain dengan baik
• Pasien hanya curiga pada istrinya saja
waham curiga
• Pasien tidak memiliki riwayat penyakit atau
pengobatan apapun sebelumnya
Diagnosis yang paling mungkin?
Gangguan Waham Menetap
• Menurut PPDGJ-III kriteria diagnostik untuk gangguan
waham menetap adalah:
• Waham merupakan satu-satunya ciri klinis yang khas atau
gejala yang paling menonjol. Waham tersebut harus sudah
ada sedikitnya tiga bulan lamanya dan harus bersifat khas
pribadi bukan budaya setempat.
• Gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif lengkap
mungkin terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa
waham-waham tersebut menetap pada saat-saatp tidak
terdapat gangguan afektif itu.
• Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak.
• Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-
kadang saja ada dan bersifat sementara.
• Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham
dikendalikan, siar pikiran, penumpukan afek, dsb)
Jawaban Lainnya
• A. Psikotik akut lir skizofrenia pada kasus hanya ada
waham, tidak ada halusinasi, dan masih bisa berfungsi sosial
dgn baik. Berlangsung < 1 bulan, sebab jika >1 bulan akan
berubah menjadi skizofrenia
• B. Skizofrenia paranoid pada kasus hanya ada waham,
tidak ada halusinasi, dan masih bisa berfungsi sosial dgn
baik
• C. Skizoafektif pada kasus tidak terdapat episode depresif
berat, manik atau campuran yang terjadi secara bersama-
sama
• E. Gangguan penyesuaian tidak ada waham, Onset
biasanya terjadi dalam satu bulan setelah terjadinya
kejadian yang “stresful” dan gejala biasanya tidak bertahan
melebihi 6 bulan, bisa dengan mood depresi, kecemasan
atau kombinasi
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Gangguan waham
20 menetap
21 C. Reaksi Stres Akut
22 C. Trikotilomania
23 D. Aksis IV
• Laki-laki, 45 tahun
• Batuk sejak 1 bulan disertai dahak
berdarah sejak 3 hari yang lalu
• Riwayat OAT 6 bulan lengkap 2 tahun lalu
• BTA saat ini -/-/+
• Diagnosis pasien?
PNPK TB, 2014
PNPK TB, 2014
Jawaban Lainnya
• B. TB – lost to follow-up sudah OAT min. 1 bulan
lalu putus berobat 2 bulan atau lebih
• C. TB – gagal pengobatan jika os TB BTA (+) yang
BTA masih (+) pada akhir bulan ke-5 pengobatan;
atau os TB BTA (-) yang menjadi BTA (+) pada akhir
bulan ke-2 pengobatan atau radiologi ulang
mengalami perburukan
• D. TB – MDR resisten INH & Rifampisin
bersamaan
• E. Bukan TB Saat ini cukup 1 dari 3 tes sputum
positif sudah dianggap TB
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
24 A. TB – kambuh
C. Asma episodik sering,
25 serangan sedang
• Anak 6 tahun dengan “ngik”
• Dapat berbicara beberapa kata, gelisah &
duduk serangan sedang
• Serangan terakhir terjadi 3 minggu lalu
episodik sering
• Wheezing pada fase ekspirasi serangan
ringan/sedang
• Diagnosis?
Klasifikasi Asma
pada Anak
PDPI Asma
Tatalaksana
Serangan Asma
pada Anak
• Diagnosis?
Pneumotoraks
• Sering disebut kolaps paru
• Akibat penimbunan udara dalam kavum pleura
• Pneumotoraks traumatik
• Akibat cedera traumatik pada dada (tajam dan tumpul)
atau akibat tindakan medis
Tension pneumotoraks
• Dikatakan tension jika ada gg. pernapasan &/
kardiovaskular yang hanya membaik dengan
dekompresi
• Tanda vital tidak stabil
• Bisa ditemukan keadaan tension tanpa deviasi trakea!
• Jangan lakukan foto toraks, karena diagnosis harus
dapat ditegakkan dari klinis pasien!
• Tindakan paling utama adalah needle decompression
• Gunakan jarum infus, misalnya, dan tusukkan di sela iga
kedua linea midclavicularis pada sisi paru yang dicurigai
tension pneumotoraks
• Jika benar, akan terdengar udara yang keluar dari jarum
• Jangan lupa untuk pasang WSD setelah tindakan awal ini
26 A. Tension pneumotoraks
27 D. Streptomisin
• 36 tahun
• Pusing berputar setelah bangun
tidur/berjalan
• Pandangan tiba-tiba gelap
• Pengobatan OAT Kategori 2
27 D. Streptomisin
28 B. Pneumonia aspirasi
• Diagnosis?
Pneumonia aspirasi
• Gangguan refleks
menelan risiko
aspirasi
• Flora normal mulut +
asam lambung iritatif
• Komplikasi : abses paru.
Tatalaksana
• Stabilisasi jalan nafas
• Antibiotik , dipertimbangkan pada pasien :
- Tidak ada perbaikan dalam 48 jam
- Obstruksi usus bawah
- Pasien pengguna antasid
• Pilihan antibiotik :
- Inisial :
1) Tanpa gejala toksik : seftriakson + makrolid atau quinolon
respirasi
2) Dengan gejala toksik : imipenem/cilastatin + vankomisin
3) Aspirasi kronik, sekret batuk berbau busuk curiga
anaerob : tambahkan klindamisin
28 B. Pneumonia aspirasi
29 D. PPOK eksaserbasi akut
• Diagnosis?
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Definisi: • Manifestasi Klinis:
• Hambatan aliran udara yang tidak • Sesak progresif, persisten,
sepenuhnya reversibel, progresif, memberat dengan aktivitas, berat,
berhubungan dengan respon inflamasi sukar bernapas
paru terhadap partikel/gas berbahaya, • Batuk kronik
• Batuk kronik berdahak
disertai efek ekstraparu
• Riwayat faktor risiko
• Gabungan antara obstruksi saluran
napas kecil & kerusakan parenkim
• Pemeriksaan Penunjang:
• Spirometri
• Faktor Risiko: • DPL & AGD
• Asap rokok, polusi udara, stres • Radiologi toraks
oksidatif, genetik, tumbuh kembang (hiperinflasi/hyperaerated lungs,
hiperlusens, ruang retrosternal
paru, sosial ekonomi melebar, diafragma mendatar,
jantung pendulum)
PDPI PPOK, 2010
Foto toraks PPOK dijumpai:
• Hiperinflasi/Hiperlusen
• Diafragma mendatar
• Corakan bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Jawaban Lainnya
• A. Asma kronik sesak, wheezing, riwayat atopi
• B. Gagal jantung DOE/OP/PND, JVP >>>, edema
tungkai, ro kardiomegali
• C. Edema paru sesak, pink frothy sputum, CHF,
ronkhi basah halus
• E. Bronkiektasis keluhan batuk berdahak >>>,
sputum 3 lapis, ronkhi basah kasar, CXR honeycomb
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Diagnosis?
Efusi pleura
• Sudut kostofrenikus
menghilang
• Meniskus sign (+)
concave surface of the
fluid level due to
surface tension with
pleura
• Densitas homogen
• Hilangnya siluet jantung
dan diafragma
Analisis cairan pleura
• Normal: • Purulen: empyema
• Jernih • Bau busuk: anaerobic
• pH 7.60-7.64 empyema
• Protein < 2% (1-2 g/dL) • Seperti susu, opalescent:
• WBC < 1000/mm3 chylothorax
• Glukosa sama dengan • Darah (Grossly bloody
plasma
• LDH < 50% nilai plasma fluid): trauma, keganasan,
asbestosis
• Ht cairan pleura > 50%
hematothorax
• Hitam: Aspergillus niger,
Rizopus oryzae, melanoma
maligna, Ca paru
• Kuning (seroxantokrom)
TBC
Medscape, 2016
Light Criteria for Pleural Effusion
Jawaban Lainnya
• A. Bronkhitis akut batuk berdahak, demam, low
pitched wheezing yang menghilang setelah pasien
batuk
• B. Bronkhopneumonia ronkhi basah halus,
demam, ro infiltrat, sering pada anak & usia tua
• C. Bronkhiektasis batuk dahak >>>, sputum 3
lapis, ronkhi basah kasar, CXR honeycomb
• E. Pneumotoraks perkusi kanan (di soal)
seharusnya hipersonor, ro hiperlusen
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
30 D. Efusi pleura
31 B. Bordetella pertusis
• Diagnosis?
Pertusis
• Diagnosis: klinis (batuk persisten, whooping cough,
konjungtiva kemerahan).
Pertusis
• Etiologi: Bordetella pertusis
http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-timeline.jpg
• Tatalaksana • Perawatan penunjang
• Antibiotik: azitromisin 10 • Hindarkan sejauh mungkin segala
tindakan yang dapat merangsang
mg/kgBB selama 5 hari, terjadinya batuk
eritromisin oral (12.5 • Jangan memberi penekan batuk,
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) obat sedatif, mukolitik atau
selama 10 hari atau jenis antihistamin.
makrolid lainnya. • Obat antitusif dapat diberikan bila
batuk amat sangat mengganggu.
• Oksigen: bila pernah terjadi • Jika anak demam (≥ 39º C) yang
sianosis atau berhenti napas dianggap dapat menyebabkan
atau batuk paroksismal berat. distres, berikan parasetamol.
• Tatalaksana jalan napas: • Beri ASI atau cairan per oral. Jika
anak tidak bisa minum, pasang
Selama batuk paroksismal, pipa nasogastrik dan berikan
letakkan anak dengan posisi makanan cair porsi kecil tetapi
kepala lebih rendah dalam sering untuk memenuhi kebutuhan
posisi telungkup, atau miring, harian anak.
untuk mencegah aspirasi
muntahan dan membantu
pengeluaran sekret. PPM IDAI, Jilid 2
Jawaban Lainnya
• A. Streptococcus pneumonia pneumonia
(demam, batuk, retraksi, takipnea)
• C. Ebstein-barr virus Karsinoma Nasofaring
(obstruksi hidung, epistaksis, gg. penglihatan, gg.
pendengaran, tinnitus)
• D. H. Influenza dapat menyebabkan pneumonia
• E. Rhinovirus selesma (common cold, batuk
pilek)
Jadi, jawaban soal ini adalah…
31 B. Bordetella pertusis
32 E. H5N1
• Etiologi?
Singkatnya..
• Suspek:
• klinis + kontak
• Probable:
• Suspek + serologi tidak spesifik (misal: hanya H5 saja)
• Suspek yang meninggal
• Confirmed:
• terbukti serologi spesifik H5N1
Terapi Flu Burung
• Oseltamivir oral
• Terapi: 2 x 75mg selama 5 hari dalam 2 hari setelah gejala
influenza
• Profilaksis: diberikan pada kontak. 1 x 75mg minimal 7 hari
(diberikan dalam 2 hari setelah kontak)
• Zanamivir inhalasi
• Dosis: 2x10mg (2 puff) selama 5 hari
32 E. H5N1
33 B. Hipertrofi adenoid
• Anak 4 tahun
• Riwayat keluar cairan dari telinga & hidung
sejak 2 bulan
• Bernapas pakai mulut
• PF mulut terbuka, gigi atas prominen,
pandangan kosong
• Diagnosis?
Adenoid facies
Hipertrofi Adenoid
• Adenoid merupakan
organ limfoid
• Dapat mengalami
pembesaran gejala
obstruksi
Hipertrofi Adenoid
• Adenoid: jar. limfoid pada dinding posterior nasofaring,
termasuk rangkaian cincin Waldeyer
• Normalnya, adenoid membesar pada anak usia 3 tahun
& mengecil-hilang pada usia 14 tahun
• Bila sering terjadi infeksi sal. napas atas, adenoid dapat
membesar gejala sumbatan koana, sumbatan tuba,
dan gangguan tidur
• Akibat sumbatan koana, pasien akan bernapas melalui mulut
sehingga (a) fasies adenoid, (b) faringits & bronchitis, (c)
gangguan ventilasi & drainase sinus paranasal sinusitis
kronik
• Akibat sumbatan tuba, terjadi OMA berulang OMSK
• Gangguan tidur kronis menurunkan asupan O2 retardasi
mental & pertumbuhan fisik berkurang
33 B. Hipertrofi adenoid
34 C. Malignansi paru
• 65 tahun
• Batuk darah sejak 3 bulan, sesak nafas
• Riwayat merokok lama
• CXR: konsolidasi hemitoraks kiri yang
mendorong trakea
• Diagnosis?
Deviasi Trakea
• Trakea tertarik ke sisi paru yang bermasalah
• Atelektasis
• Fibrosis paru
• Aplasia paru
• Pneumonektomi
• Trakea terdorong menjauhi sisi paru yang
bermasalah
• Pneumotoraks
• Efusi pleura
• Keganasan
Karsinoma Paru
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Batuk dengan/tanpa dahak • Hemitoraks tertinggal,
• Batuk darah fremitus mengeras, suara
napas menghilang (akibat
• Sesak napas pemadatan)
• Serak • Cek KGB untuk staging
• Nyeri dada
• Sakit menelan CXR
• Benjolan di pangkal leher • Gambaran konsolidasi
• Penurunan BB • Efusi pleura
• Rokok sebagai faktor risiko • Atelektasis bisa terjadi
34 C. Malignansi paru
35 C. Croup
• Diagnosis?
Croup (Laringotrakeobronkitis)
• Etiologi utama: parainfluenza virus type 1
• Gambaran “steeple sign/wine bottle”
Croup (Laringotrakeobronkitis)
• Infeksi pada saluran napas atas, sebagain besar
karena virus (parainfluenza virus tipe 1, 2, 3)
• Penyebab tersering stridor pada anak
• Gejala: barking cough, stridor inspirasi, demam,
suara serak; pada kasus berat (penggunan otot
bantu napas dan retraksi sela iga)
• Rontgen: didapatkan penyempitan area glotis dan
subglotis steeple sign
35 C. Croup
36 B. Pembayaran per kapita
http://www.jkn.kemkes.go.id
Jenis Kartu yang termasuk dikelola/klaim BPJS Kesehatan
Jawaban Lainnya
• A. Mengobati pasien dan meminta untuk membayar
tidak usah, karena bisa diklaim secara BPJS
• B. Merujuk ke fasilitas kesehatan yang menerima JKN
umumnya petugas kesehatan keliru mengartikan
jenis kartu karena ada tulisan JKN, apapun kartunya bila
ada tulisan JKN berarti terkelola oleh BPJS
• C. Meminta pasien datang ke fasilitas JKN tidak
tepat, karena puskesmas secara otomatis menerima
JKN
• E. Menyuruh pasien membuat kartu BPJS tidak usah,
kartu pasien bisa digunakan untuk klaim
Jadi, yang seharusnya dilakukan
dokter adalah…
• Penanganan?
4 Gambaran EKG yang perlu diingat saat kasus
Henti jantung / Cardiac arrest (Tanpa Nadi)
Ventricular
Tachycardia (VT)
Ventricular
Fibrillation (VF)
Asystole
Pulseless Electric
Activity (PEA)
Semua gambaran EKG tanpa nadi kecuali VT dan VF
adalah PEA
Jawaban Lainnya
• A. Adenosin IV untuk kasus takikardia stabil
reguler
• B. Pijat Karotis untuk kasus takikardia stabil
dengan QRS sempit
• D. Kardioversi untuk kasus takikardia tidak stabil
• E. Epinefrin IV dilakukan setelah defib
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
38 C. DC Shock
39 E. II, III, aVF
• Lead bermasalah?
Dasar teori
• ACS spektrum gejala klinis PJK akibat
penurunan mendadak aliran darah ke jantung
iskemi miokard •Nyeri dada
• 2 dari: •Di dada, terasa berat
•Menjalar ke lengan kiri, punggung, dan
• Gejala Iskemik rahang
-Lama Nyeri 1 jam
• Perubahan EKG -Gejala sistemik: mual + keringat dingin
• Kenaikan marker enzim jantung
(Troponin/CKMB)
• Tatalaksana awal : MONACO ; Morfin-‐oksigen-‐
nitrogliserin -‐aspirin -‐clopidogrel
No Segmen Jantung Lead EKG Pembuluh darah
yang mengalami
gangguan
1 Anteroseptal V1 – V3 LAD
2 Anterior V1 – V4 LAD
• First-‐degree AV block
– Prolongasi interval PR lebih dari 0.20 detik .
– Terjadi pada 15% kasus IMA, terutama inferior
• Second-‐degree AV block
– Mobitz type I/Wenckebach terjadi pada, 10% kasus IMA dan 90%
kasus IMA dengan AV blok derajat 2.Paling banyak terkait IMA inferior
– Mobitz type II terjadi pada < 1% kasus IMA, terkait infark anterior
• Third-‐degree AV block
– 5-‐15% kasus IMA dapat terjadi karena infark anterior atau inferior
hLp://lifeinthefastlane.com/ecg-‐library/
basics/inferior-‐stemi/
Jawaban Lainnya
• A. V1-4 anterior
• B. V1-6 anterior ekstensif
• C. V5-6 lateral, gejala lebih ke penurunan CO &
LHF
• D. I, aVL, V5-6 anterolateral, lebih ke penurunan
CO & LHF
Jadi, letak EKG bermasalah adalah…
• Tatalaksana terbaik?
Syok Anafilaksis
• Reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE)
• Terjadi sistemik di seluruh tubuh
- Sistem saluran napas: hiperaktivitas bronkus,
edema laring
- Sistem kardiovaskuler: perubahan vaskuler,
vasodilatasi sistemik
- Sistem saluran cerna: mual, muntah, diare
- Mata: angioedema, konjungtivitis
- Kulit : urtikaria, angioedema
http://science.unctv.org/content/peanut-solution-0
Syok Anafilaktik
pada anak
• Diagnosis?
• Penegakan diagnosis hipertensi: 2 pengukuran
pada 2 kunjungan yang berbeda
• Berdasarkan JNC 7
41 D. Hipertensi grade II
42 D. Limfangitis
• Diagnosis?
Limfangitis
• Infeksi pembuluh limfe
yang mengaliri suatu lokus
inflamasi
• Organisme patogen
memasuki saluran limfatik
langsung melalui abrasi atau
luka atau sebagai komplikasi
infeksi.
42 D. Limfangitis
43 B. UAP
• Diagnosis?
Spektrum penyakit jantung iskemik
• Angina pektoris stabil
43 B. UAP
44 D. Cor pulmonale
• Laki-laki, 60 tahun sesak napas memberat 1
bulan terakhir
• Nyeri perut kanan atas kongestif di liver?
• Riwayat perokok berat & sering batuk berdahak
• S2 mengeras hipertensi pulmonal?
• Gallop (+)
• JVP meningkat, pitting edema tanda kongesti
• CXR: hiperinflasi paru (dengan risk rokok =
PPOK?)
• Diagnosis?
• EKG
– Right axis deviation
– P pulmonal
– Low QRS voltages (most obvious in
the limb leads).
– RVH
Cor pulmonale
• Perubahan struktur dan fungsi ventrikel kanan akibat
gangguan pada sistem respirasi
• Gejala:
• Gejala gangguan paru: sesak napas, batuk lama
• Peningkatan tekanan RV: peningkatan JVP, hepatomegali,
edema perifer
Cor Pulmonale
• Pemeriksaan
• PF jantung: S2 mengeras, murmur e.c insufisiensi
trikuspid dan pulmonal, gallop S3 dan S4 mengeras saat
inspirasi
• Rontgen:
• Gangguan paru yang mendasari: PPOK paling sering
• Pembesaran ventrikel kanan
• Pembesaran arteri pulmonal
Jawaban Lainnya
• A. Gagal jantung kongestif Ro tampak hilus melebar
& corakan vascular meningkat, tidak ada tanda-tanda
keterlibatan paru
• B. Gagal jantung kanan lebih ke kongesti saja (edema
tungkai, tidak nyaman di perut kanan atas ec
pembesaran hati, JVP >>>)
• C. Gagal jantung kiri DOE, OP, PND, ronkhi basah
halus, S2 mengeras, gallop S3 (gg. sistolik), gallop S4
(gg. diastolic)
• E. Penyakit jantung koroner angina pain, enzim
jantung, abnormalitas di ST segmen EKG dan Q wave
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
44 D. Cor pulmonale
45 B. Atrial flutter
• Diagnosis?
Narrow QRS
(masalah dari atas ventrikel)
Atrial Fibrilasi Atrial Flutter
• Ireguler (jarak R-R) • Reguler (jarak R-R)
• Gelombang P • Saw-tooth appearance
menghilang (gigi gergaji)
Narrow QRS
• Supraventrikular takikardi
• Reguler (jarak R-R)
• Gelombang P tidak jelas (tertutup oleh T)
Wide QRS
(masalah di ventrikel)
45 B. Atrial flutter
46 A. Deep vein thrombosis
• Diagnosis?
Deep Vein Thrombosis (DVT)
• Adanya trombus pada vena dalam yang menghalangi
aliran darah ke jantung
• Jika tidak ditangani, dapat terjadi emboli paru
• Gejala: nyeri, swelling, kemerahan, hangat, dan
pembesaran vena superfisial, unilateral
• Pencegahan : Heparin
Virchow’s Triad
Homan’s sign
Nyeri yang timbul saat
dorsofleksi pasif dari kaki
• Lily textbook
Insufisiensi vena kronik
• Insufisiensi katup vena darah mengalir kembali
(tidak ke jantung)
• Gejala umum hiperpigmentasi pada kulit
(biasanya ekstremitas bawah), bengkak yang
membaik bila pasien berjalan dan tungkai dielevasi,
nyeri memberat terutama saat darah mengumpul
di vena (stasis vena semakin jelas dan
menimbulkan gejala)
• Tempat paling sering area medial kaki atau tumit
(drainase melalui vena safena magna)
Limfangitis
• Infeksi pembuluh limfe
yang mengaliri suatu lokus
inflamasi
• Organisme patogen
memasuki saluran limfatik
langsung melalui abrasi atau
luka atau sebagai komplikasi
infeksi.
• Diagnosis?
Perikarditis
• Inflamasi pada pericardium
• Etiologi
• Inflamasi SLE, rheumatoid
arthritis
• Infeksi viral, bacterial,
tuberculosis
• Metabolik renal failure,
hypothyroidism,
hypercholesterolemia
• Neoplasma, obat-obatan,
trauma dll
47 E. Perikarditis
48 B. Trikuspid regurgitasi
Asianotik Sianotik
Medscape
Transposition of Great Arteries
TGA
• Kesalahan posisi
• Aorta yang keluar dari
ventrikel kanan
• Arteri Pulmonalis yang keluar
dari ventrikel kiri
• Sianosis dari lahir
• Darah kotor dari sistemik melewati
RV dan kembali ke sistemik
• Darah bersih dari vena pulmonalis
melewati LV dan kembali ke arteri
pulmonalis ke paru, tanpa
melewati aliran sistemik
Transposition of Great Arteries
Signs:
• S2 tunggal dan keras
katup aorta berada di
depan pulmonal
• Murmur (-) tidak ada
perbedaan tekanan
bermakna di dalam
jantung setelah bayi
dilahirkan
• Foto Egg shaped Heart
(khas untuk TGA)
Pathophysiology of heart
disease Lilly
Jadi, jawaban soal ini adalah…
48 B. Trikuspid regurgitasi
C. Penyakit jantung
49 rematik
• Perempuan, 16 tahun sesak saat
beraktivitas sejak 6 bulan yang lalu
• Nyeri sendi sejak 2 tahun yang lalu
• Riwayat radang tenggorok saat kecil
• PF: pansistolik murmur di apeks
• Riwayat nodul subkutan
• Diagnosis?
Rheumatic RHD merupakan komplikasi dari Rheumatic
heart disease fever (RF). Salah satu gejala RF yaitu faringitis
yang disebabkan oleh group A beta-
hemolytic streptococcal.
Manifestasi RHD: poliartritis, karditis, nodul
subkutan, eritema marginatum, dan
Sydenham chorea
Bacterial Infeksi pada endocardial jantung,
endocarditis menyebabkan gangguan katup. FR: riwayat
cabut gigi katup mitral (Strep. Viridans),
riwayat jarum suntik katup tricuspid
(Staph. Aureus)
• Diagnosis?
Penyakit Raynaud
• Gejala khas ujung-ujung jari baik kaki maupun
tangan membiru karena udara dingin
• Etiologi masih belum jelas. Patofisiologi karena
adanya vasospasme pada pembuluh darah perifer
akibat paparan suhu dingin
• Sering terjadi pada pekerja kantoran yang berada di
ruangan AC
• Tatalaksana hindari faktor risiko, gunakan sarung
tangan, dihangatkan, kurangi merokok
3 fase pada Reynaud:
• Awal: saat terjadi vaskonstrksi (putih/pucat – skin pallor)
• Hipoksia: ditandai dengan kebiruan (cyanosis)
• Eritema reperfusi: merah
Raynaud’s
Buerger’s
Jawaban Lainnya
• A. Tromboflebitis Peradangan dan pembekuan
darah di dalam suatu vena superfisial
• C. Tromboangitis obliterans FR: rokok, nyeri bila
beraktivitas, ujung jari kehitaman
• D. Buerger’s disease = trombogangitis obliterans
• E. Arteritis takayasu tekanan darah kanan dan
kiri berbeda, akibat vaskulitis pada pembuluh darah
relatif besar
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
50 C. Raynaud’s disease
51 A. Classic Migrain
• Wanita 20 tahun
• Nyeri kepala sebelah kiri, berdenyut
• Disertai mual dan muntah
• Nyeri ketok wajah (-)
• Melihat cahaya, sekitar 30 menit
International Clasification of
Headache Disorder
Sakit kepala Primer Sakit kepala sekunder
Migrain Sakit kepala karena
Tension type • Trauma kepala danleher
Cluster • Kelainan neurovaskular
Other: (cold stimulus headache) • Penyakit psikitiarik
• Infeksi
• Penggunaan zat
• Penyakit THT dan sinus
Red flag
Imunosupresi, gejala neurologis, kaku kuduk, pasca
trauma, papillaedema, sakit kepala lebih sakit dari
biasanya
Klasifikasi sakit kepala primer
Migrain
• Mnemonic Migrain: POUND
Pulsatile quality, One day duration, Unilateral,
Nausea and Vomitng, Disabling Intensity
• Kriteria diagnosis
• Nyeri kepala 4 – 72 jam
• Disertai 2 dari gejala berikut
• Diperberat oleh aktivitas
• Nyeri sedang hingga berat
• Pulsatil
• Unilateral
• Salah satu: mual muntah atau fotofobia/afonofobia
Migrain dengan Aura (Classic)
• Penyakit kepal berulang mengikuti gejala neurologis
yang muncul perlahan 5- 20 menit dan bertahan
hingga 60 menit
• Aura, dapat berupa (tanpa kelemahan motor)
• Gangguan bicara disfasik yang reversible
• Gejala sensoris reversible: ditusuk tusuk (pin and
needles) atau kebas
• Gejala visual: melihat cahaya atau garis, atau kehilangan
penglihatan
Jawaban Lainnya
• B. Common migrain tanpa aura
• C. Stroke gejala neurologis irreversible, akibat
kelainan neurovaskular
• D. Tension type headche nyeri bilateral, seperti
terikat
• E. Cluster headache nyeri retroorbita , disertai
injeksi, lakrimasi (gejala otonom di sisi unilateral
tersebut)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
51 A. Classic Migrain
D. A. serebral media
52 dextra
• Bicara pelo
• Kelemahan sesisi kiri, dengan lebih
dirasakan di ekstremitas atas
• Hilang lapang pandang separuh sisi kiri
hemianopia homonim
• Sadar dan koheren sugestif non
hemoragik
• Dx: Stroke non-hemoragik
(Stroke . 2013;44:2064-2089.)
Jawaban Lainnya
• A. a. serebral anterior dextra gangguan visual
tidak ada
• B. a. basiler gangguan visual tidak ada. Dominan
gangguan nervus kranial sesuai level batang otak,
dengan dapat timbul gejala vertigo sentral
• C. a. serebral medial sinistra seharusnya
hemiparese dextra
• E. a. serebral posterior sinistra keluhan visual
tanpa hemiparese
Jadi, lesi vaskular pada pasien ini
adalah…
52 D. A. Serebral Media
E. Pada CT scan kepala ditemukan
53 penebalan mukosa rongga sinus
maksilaris
• Nyeri hilang timbul sisi kanan
• Belakang bola mata
• Mata merah, berair hidung tersumbat
• Dx: Cluster headache
Headache Classification Subcommittee of the International Headache Society. Cephalalgia.
2004; 24(suppl 1):9-160.
Jacqueline WA. Am Fam Physician. 2013;88(2):122-128
Am Fam Physician. 2013;88(2):122-128
Penebalan mukosa sinus pada
sinusitis kronik
Jawaban Lainnya
• A. Salah satu terapi pilihan utama pada kasus ini
adalah sumatriptan betul
• B. Pemeriksaan TIO menunjukkan nilai normal
diagn betul, karena diagnosis kerja cluster, tidak
terkait dengan patologi pada mata
• C. Frekuensi keluhan dapat dikendalikan dengan
pemberian verapamil betul
• D. Tatalaksana awal dapat diberikan terapi oksigen
sungkup 10 lpm betul
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
E. Pada CT scan kepala ditemukan
53 penebalan mukosa rongga sinus
maksilaris
54 C. Tiamin
Tiamin berperan dalam metabolisme glukosa. Defisiensi tiamin sebabkan sel kekurangan energi
sehingga menyebabkan kematian sel, khususnya sel syaraf
• Anak 6 tahun
• Sering melamun & pandangan kosong 5-10
detik
• Kembali normal seperti sediakala
• Dx: Absans tipikal
Jawaban Lainnya
• A. Carbamazepine bukan terapi kejang absans
• C. Gabapentin bukan terapi kejang absans
• D. Tiagabine bukan terapi kejang absans
• E. Valproate bukan terapi lini pertama kejang
absans
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
57 B. Ethosuximide
D. Parese N. VII sinistra
58 tipe (UMN)
• Bibir mencong ke kanan kelemahan sisi
kiri
• Kerutan dahi simetris lesi sentral
• Kelemahan ekstremitas sisi kiri
• Mual muntah (-)
• Dx: Stroke non hemoragik
Jawaban Lainnya
• Analisis: mencong ke kanan lemah sisi kiri
• Dikonfirmasi lagi dengan kelemahan pada anggota
gerak kiri
• lokasi lesi di hemisfer kanan
• Namun soal ini menanyakan tentang temuan yang pailng
tepat pada kasus ini
• Terdapat kelemahan n. VII kiri (karena mencong ke kanan), dan
terdapat pula kelemahan anggota gerak sehingga kemungkinan
besar tipe UMN (tipe sentral)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Parese N. VII sinistra
58 (UMN)
59 B. Tumor intrakranial
59 B. Tumor intrakranial
A. Plasma hipotonik, urin
60 hipertonik, status volume
euvolemia
• Penurunan kesadaran 2 hari setelah kejadian
• Post trauma
• Hiponatremia 118 meq/L
• Dx: SIADH post trauma
Jawaban Lainnya
• B. Plasma hipotonik, urin hipertonik, status volume
hipervolemia seharusnya euvolemia
• C. Plasma isotonik, urin hipertonik, status volume
hipovolemia seharusnya hipotonik, euvolemia
• D. Plasma hipertonik, urin hipotonik, status volume
hipovolemia seharusnya hipotonik, urin
hipertonik, euvolemia
• E. Plasma hipertonik, urin hipotonik, status volume
euvolemia seharusnya hipotonik, urin hipertonik
Jadi, keadaan pasien ini adalah…
A. Plasma hipotonik, urin
60 hipertonik, status volume
euvolemia
C. Melakukan persiapan tindakan
61 bedah CITO untuk mengevakuasi
hematoma intrakranial
• Pasca benturan kepala
• Sadar penuh koheren
• Nyeri kepala & penurunan kesadaran
beberapa jam kemudian lucid interval
• CT scan: lesi hiperdens bikonveks
• Dx: Hematoma epidural
• Memerlukan tindakan penurunan TIK
surgikal CITO
Jawaban Lainnya
• A. Seharusnya dimintakan kepada keluarga inti jika
ada
• B. Pemberian mannitol bersifat suportif namun
bukan tatalaksana utama
• D. Dapat dilakukan jika tidak ada indikasi bedah
• E. Pemeriksaan GDS, elektrolit, dan fungsi ginjal
persiapan pemberian mannitol
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
C. Melakukan persiapan tindakan
61 bedah CITO untuk mengevakuasi
hematoma intrakranial
62 A. Tumor otak
62 A. Tumor otak
B. Pasang semirigid collar
63 neck
• Pasca KLL
• Tidak sadar penuh CKS/CKB
• Darah mengalir dari telinga (otorrhea) dan
hidung (rhinorrhea) susp. fr. Basis kranii
• Jejas pada dada dan perut kiri
• Dx: Traumatic brain injury
Jawaban Lainnya
• A. Evaluasi jalan napas, lakukan head tilt-chin lift
NO HEAD TILT pada kasus multiple trauma. Curigai
cedera servikal sampai terbukti sebaliknya
• C. Lakukan pemeriksaan status neurologis pada
secondary survey
• D. Lakukan pemeriksaan CT-Scan CITO setelah
primary survey
• E. Lakukan pemeriksaan FAST setelah primary
survey
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
B. Pasang semirigid collar
63 neck
64 D. CKB, GCS 8
64 D. CKB, GCS 8
65 A. Penyakit Meniere
65 A. Penyakit Meniere
A. Dislokasi panggul
66 posterior kiri
• Pasca KLL
• Tungkai kiri terbentur aspal
• PF: adduksi, endorotasi
• Dx: Dislokasi panggul posterior kiri
Anterior hip dislocation
Minimally displaced
Jawaban Lainnya
• A. Dislokasi anterior humerus
• B. Dislokasi posterio humerus
• D. Fraktur radius lengan kanan bawah dbn
• E. Fraktir scapula jarang terjadi, perlu tenaga
besar, kerap disertai fraktur dinding dada, tampak
deformitas dari inspeksi punggung
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
68 C. Fraktur klavikula
69 B. Vulnus laseratum
69 B. Vulnus laseratum
C. Anterior cruciate
70 ligament injury
• Pasca KLL, tidak stabil untuk berjalan di
daerah lutut & bengkak
• Lachman test (+) anterior drawing test (+)
• Dx: ACL injury
Jawaban Lainnya
• A. Ruptur tendon achiles Thompson test (+)
• B. Ruptur tendon patela patella tertarik ke
proksimal, tungkai bawah tidak bisa ekstensi
• D. Posterior crutiate ligamen injury posterior
drawing test (+)
• E. Medial collateral ligamen injury valgus test (+)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
C. Anterior cruciate
70 ligament injury
71 B. Paget disease
• Laki-laki, 55 tahun
• Nyeri paha kanan
• Xray: fraktur femur, resorpsi tulang,
penebalan korteks & deformitas tulang
• Lab: Peningkatan alkalin fosfatase
• Dx: Paget disease
Popcorn appearance
Jawaban Lainnya
• A. Osteokondroma tidak tampak massa eksofitik
dari korteks
• C. Osteosarkoma massa (-), reaksi periosteal
(sunburst) tidak ada
• D. Granuloma eosinofilik Histiositosis sel
Langerhans, lesi litik, umumnya anak & dewasa
muda
• E. Kondrosarkoma tidak disertai penebalan
korteks, popcorn appearance (-)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
71 B. Paget disease
72 C. Rontgen genu bilateral
• Anak, 5 tahun
• Tungkai bawah deformitas menyerupai
busur
• Tulang iga menonjol seperti manik-manik
(Rosary beads)
• Lab: Kadar vit D rendah
• Dx: Rickets (BUKAN RICKETSSIA)
Blue sclerae
Osteogenesis imperfecta:
Kelainan pada kolagen tipe I
Jawaban Lainnya
• A. Osteogenesis imperfecta tanpa deformitas,
sklera biru (-)
• B. Displasia fibrosa tumbuhnya jaringan ikat
pada tulang, menyebabkan tulang lebih lemah
rentan fraktur, umumnya hanya satu tulang bukan
sistemik, umumnya anak/dewasa muda
• C. Osteoporosis sesudah cakram epifisis
menutup dan usia lanjut
• E. Akondroplasia tidak ada gangguan
mineralisasi, tidak ada tulang melengkung sampai
seperti busur
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
73 D. Rickets
74 E. Ruptur Meniskus
74 E. Ruptur Meniskus
D. Osteogenesis
75 imperfecta
• Anak, 4 tahun. Bengkak betis setelah
terjatuh
• Krepitasi fraktur
• Bekas fraktur lama multipel
• PF: sklera biru
• Dx: Osteogenesis imperfecta
Blue sclerae
Osteogenesis imperfecta:
Kelainan pada kolagen tipe I
Jawaban Lainnya
• A. Osteoporosis usia lanjut
• B. Osteopeni setelah cakram epifisis menutup
• C. Child abuse Tampak bekas trauma pada
jaringan lunak sekitar tulang
• E. Displasia fibrosa lesi tulang tidak banyak,
umumnya tunggal
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Osteogenesis
75 imperfekta
76 C. Pheniramin maleat
• keluhan mata merah, gatal, terasa mengganjal, dan
berair.
• Banyak benjolan di balik palpebra superior yang
menyerupai tumpukan batu bata.
http://emedicine.medscape.com/article/1191467-differential
Pilihan Lain
• A. Dexametason steroid, terutama untuk
mencegah kekambuhan, penggunaan jangka
panjang menimbulkan ES >>>
• B. Kloramfenikol antibiotik
• D. Fenilefrin vasokonstriktor
• E. Asiklovir antiviral
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
76 C. Pheniramin maleat
77 B. Pterigium
• Mata terasa mengganjal dan sering berair
• Bekerja sebagai pengupas keras di pinggir pantai.
• Gambaran selaput fibrovaskular kekuningan di
medial mata.
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/963/treatment/details.html
Pilihan Lain
• A. Pinguekula nodul kekuningan, akibat iritasi
kronik
• C. Pseudopterigium seperti pterigium, tetapi
masih bisa dilalui dengan tes sonde.
• D. Hordeolum nodul kecil yang hiperemis (+),
nyeri (+)
• E. Kalazion nodul, hiperemis (-), nyeri (-)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
77 B. Pterigium
78 E. Presbiopia
• Usia 53 tahun
• Pandangan kabur untuk membaca dekat
• Segmen anterior mata dalam batas normal. Visus
ODS 6/6.
ADISI LENSA
Usia 40 – 44 th Usia 45-49 th Usia 50 – 54 th Usia 55 – 59 th > Usia 60 th
+1.0 D +1.5 D +2.0 D +2.5 D +3.0 D
Jaeger Test/ Chart/ Card
• Untuk pemeriksaan visus jarak dekat/ membaca.
• Terdiri dari 7 paragraf; ukuran J10 (terbesar) sampai J1
(terkecil).
• Jarak baca sekitar 14 inch
Pilihan Lain
• A. Astigmatisme dikoreksi dengan lensa silinder.
• B. Hiperopia = hipermetropia = rabun dekat
dikoreksi dengan Sferis positif terkuat
• C. Hipermetropia
• D. Miopia = rabun jauh dikoreksi dengan Sferis
negatif terlemah.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
78 E. Presbiopia
79 B. Skleritis
• Nyeri disertai pandangan buram pada mata kanan.
• Mata kanan merah, berair, dan tampak injeksi
sklera profunda
• Nodul sklera yang tidak dapat digerakkan.
• Kemungkinan diagnosis ?
Episkleritis Skleritis
79 B. Skleritis
80 B.Dakriosistitis
• Bengkak pada daerah sakus lakrimalis mata kanan,
hiperemis, nyeri dan keluar sekret putih kekuningan
dari punctum lakrimalis.
80 B.Dakriosistitis
81 D. Blefaritis anterior
• Kedua mata merah dan pedih
• Konjungtiva hiperemis
• Inspeksi margo palpebra tampak edema, ditemukan
lesi berbentuk kolaret, skuama, dan ulkus.
81 D. Blefaritis anterior
82 C Rujuk Spesialis Mata
• Mata berair dan perih, terasa mengganjal
• Bekerja sebagai tukang las
• Korpus alienum di daerah kornea, melewati limbus.
• Diagnosis?
HIFEMA
• Darah di bilik mata depan, sering akibat trauma
tumpul.
Tatalaksana
Suportif :
• Acetaminophen kurangi nyeri
• Antifibrinolytic / As.tranexamat mencegah
perdarahan sekunder
• Antiglaukoma topical / oral menurunkan TIO
• Tirah baring total
• Posisi tidur tegak dengan sudut minimal 45◦
83 C. Hifema derajat 3
D. Glaukoma primer sudut
84 tertutup
• Pandangan kabur, melihat seperti pelangi, dan
terasa cekot-cekot.
• Pada pemeriksaan ditemukan pupil midriasis, iris
bombe (+).
86 C. Anisometropia
B. Non-proliferative
87 diabetic retinopathy
• Riwayat DM selama 10 tahun
• Neovaskularisasi (-), dot hemorrhagic (+), hard
exudates (+), macula edema (-), refleks fovea
normal.
Tatalaksana:
• Cegah progresivitas penyakit,
terutama kontrol diabetes dan
faktor risiko lainnya
• Fotokoagulasi laser
• Injeksi intraviteral antiVEGF
• Stemsel (dalam penelitian)
Stadium RD
Stadium Hasil oftalmoskopi
88 B. Kelenjar meibom
89 D. Ceftriaxone
• Mata merah sejak lahir
• Kotoran mata kental berwarna kekuningan disertai
edem palpebra.
• Pemeriksaan swab konjungtiva terdapat diplococus
gram negatif.
89 D. Ceftriaxone
90 C. Vitamin A 200.000 IU
• Anak 3 tahun dengan keluhan penurunan
pandangan terutama saat menjelang sore hari.
• Ditemukan bitot spot pada konjungtiva.
Diberikan pada
hari ke 1, 2, dan 14
Pilihan Lain
• A. Vitamin A 50.000 IU untuk usia < 6 bulan
• B. Vitamin A 100.000 IU untuk usia antara 6
bulan -12 bulan
• D. Vitamin C
• E. Asam folat
Jadi, terapi pasien ini adalah…
90 C. Vitamin A 200.000 IU
91 D. Snowball sampling
• Meneliti tentang hubungan homoseksual dengan
kejadian infeksi menular seksual
• Populasi homoseksual di daerah itu kurang dari 1
persen.
• Terdapat keterbatasan waktu, dana dan sedikitnya
populasi yang akan dipilih menjadi subjek penelitian
91 D. Snowball sampling
92 D. Uji korelasi Pearson
• Meneliti tentang apakah berat bayi lahir berkaitan
dengan kenaikan berat badan ibu saat hamil.
Cohort
KOHORT KASUS POTONG
• 2 Jenis: KONTROL LINTANG
• Prospective cohort
• Retrospektif • Deskriptif, sewaktu
• Retrospective/historic
• Dapat melihat kausalitas • HUBUNGAN ASOSIASI
al cohort
• Umum digunakan pada TIDAK KAUSALITAS
• Subjek diikuti untuk
KASUS LANGKA • CEPAT DAN MURAH
periode tertentu
• Menghitung ODDS • Menghitung RELATIF
• SANGAT BAIK
RATIO (OR) RISK (RR)
menilai KAUSALITAS
• Relatif LAMA dan
MAHAL
• Menghitung RELATIF
RISK (RR)
ANALISIS SOAL
• Ingin dilakukan penelitian yang efisien waktu dan
biaya desain penelitian yang sesuai : cross
section , case control.
• Pada soal telah ditetapkan variabel bebas dan
variabel tergantung. Artinya, penelitian tersebut
tetap ingin mencari hubungan sebab akibat.
• Mencari hubungan sebab akibat secara efisien
waktu dan biaya desain penelitian case control.
Pilihan Lain
• A. Case study = laporan kasus
• C. Cohort dapat mencari hubungan sebab
akibat, tetapi perlu waktu dan biaya besar.
• D. Cross sectional tidak dapat mencari hubungan
sebab akibat
• E. Case report = laporan kasus
Jadi, design penelitiannya adalah…
93 B. Case control
94 D. 25%
• Subjek 400 pasien penderita karsinoma tyroid, dan
400 pasien sehat.
• Didapatkan 100 hasil positif diantara pasien yang
terdeteksi karsinoma tyroid oleh hasil biopsi, serta
didapatkan 50 hasil positif pada pasien sehat.
D
UJI BARU (-) 300 (C) 350 (D) NPV = C + D
Total 400 400
SENSITIVITAS SPESIFISITAS
A D
A+C B+ D
Uji Diagnostik
Sensitivitas a
Dari yang sakit, berapa yang
hasilnya positif? a+c
Spesifisitas d
Dari yang tidak sakit, berapa b+d
yang hasilnya negatif?
Uji Diagnostik
94 D. 25%
95 D. Bias recall
• Pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan angka
kejadian dermatitis atopik.
• Setelah menetapkan kriteria inklusi dan melakukan
validasi kuesioner, penelitian dilakukan selama 7
hari.
• Selama proses pengisian kuesioner, responden
didampingi oleh peneliti.
• Setelah terkumpul, ternyata banyak bagian yang
tidak terisi.
95 D. Bias recall
96 A. Uji chi square
• Meneliti hubungan jenis-jenis pekerjaan ibu-ibu
dalam memilih kontrasepsi.
• Pekerjaan dibagi menjadi pegawai negeri, pegawai
swasta, dan wiraswasta
• Kontrasepsi dibagi menjadi memakai kontrasepsi
dan tidak memakai kontrasepsi.
Cohort
KOHORT KASUS POTONG
LINTANG
• 2 Jenis:
• Prospective cohort
KONTROL • Deskriptif, sewaktu
• Retrospective/historic • HUBUNGAN ASOSIASI
al cohort • Retrospektif
TIDAK KAUSALITAS
• Subjek diikuti untuk • Dapat melihat • CEPAT DAN MURAH
periode tertentu kausalitas • Menghitung RELATIF RISK
• SANGAT BAIK • Umum digunakan (RR)
menilai KAUSALITAS pada KASUS
• Relatif LAMA dan LANGKA
MAHAL
• Menghitung RELATIF • Menghitung ODDS
RISK (RR) RATIO (OR)
ODDS RATIO
+ - axd
+ a b
Faktor
risiko
bxc
- c d
Imunitas Imunitas
baik buruk
Kualitas 50 200 250
tidur baik
Kualitas 150 100 250
tidur buruk
200 300 500
OR = (100x50) : (150x200)
Jadi, nilai OR adalah…
97 C. (100x50)/(200x150)
98 A. Pasien sendiri
• Dibawa ke UGD dengan menggunakan ambulans
setelah mengalami kecelakaan.
• Pasien diantar istri dan adik perempuannya.
• Pasien kompos mentis, tampak luka terbuka
multipel di kedua tangan dan kaki.
• Dokter hendak melakukan tindakan.
• Pilihan B, C, D:
• Bila pasien tidak kompeten, maka persetujuan berhak diberikan
oleh keluarga terdekat (suami/istri, orang tua kandung, anak
kandung, saudara kandung) atau wali
Jadi, yang berhak adalah…
98 A. Pasien sendiri
C. Non maleficience vs
99 autonomi
• Dirawat dengan penurunan kesadaran.
• Telah dipasang ventilator sebagai alat bantu.
• Namun, keluarga pasien meminta dokter untuk
melepaskan ventilator karena tidak ada biaya.
Beneficence
Non-maleficence
• First do no harm.
• Sering dalam keadaan cito.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Autonomi
Justice