Anda di halaman 1dari 6

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

a) Definisi :

Adanya infeksi (perkembang biakan bakteri) dalam saluran kemih meliputi infeksi di

parenkim ginjal s/d kandung kemih dengan bakteriuria yang bermakna  jika

ditemukan perkembangan bakteri di >100.000/ ml urin segar

b) Etiologi :

Mikroorganisme penyebab ISK paling banyak yaitu bakteri gram negatif yang

terdapat pada saluran pencernaan yang bermigrasi ke saluran kemih.

 Esherichia coli (75-90%)

 Staphylococcuc Saprophticus (5-15%)

 Proteus

 Kelbsiela

 Enterococcus

 Citrobacter

c) Epidemiologi

Paling banyak terjadi pada usia wanita kecuali pada bayi (<1 tahun) dan usia tua (>50

tahun)

Pada bayi laki-laki karena mengalami kelainan saluran kemih kongenital

Pada usia (> 50 tahun) antara wanita dan pria sama hal ini disebabkan oleh mulai

adanya obstruksi saluran kemih akibat hipertrofi prostat

d) Faktor Resiko

1. Higiene kurang

2. Kebiasaan menahan air kecing

3. Penggunaan instrumen pada saluran kemih, seperti diafragma, kondom,

spermisida, kateter

4. Riwayat batu saluran kemih

5. Riwayat operasi saluran kemih

6. Riwayat dm , hiperplasi prostat jinak

7. Riwayat pengunaan imunosupresan, terapi hormon


8. Kelainan anatomis genital ( terutama pada anak), seperti fimosis, hipospadia,

epispadia dan sinekia vulva

9. Hipertensi

e) Klasifikasi

f) Manifestasi klinis

Sistem Organ Gejala dan Tanda


Umum Demam, Takikardia
Nefrologi Disuria, Frekuensi, Hematuria, Polyuria, Polakisuria
Abdomen Mual, Muntah, Nyeri Tekan Suprapubik, Nyeri Abdomen Dan Nyeri

CVA
Manifestasi Khusus

Sistitis  Gejala Tipikial : Disuria (Nyeri BAK,) Frekuensi, Ugensi , Urine

Berbau Tidak Sedap

 Gejala Lain: Polakisuria (sering BAK), Nokturia ( BAK sering pd

malam hari ), Hesitansi (Urine keluar secara tiba tiba), nyeri

suprapubik, hematuria

 Pemfis : Nyeri tekan suprapubik


Uretritis - Disuria : nyeri saat BAK

- Gejala saluran kemih bawah: urgensi, frekuensi (polakisuria),

enuresis

- Demam lebih rend

Pemeriksaan fisik: OUE hiperemis, sekret (+) keluar dari OUE


Pielonefritis  Demam hingga mengigil, mual muntah, nyeri abdomen, nyeri
pinggang dan nyeri pada BAK tidak ditemukan.

 Dapat didahului dengan gejala sistitis.

 Dapat disertai komplikasi berupa abses yang ditandai dengan

demam yang tidak membaik dengan antibiotik

 Pemfis : Nyeri Ketok CVA


Ureteritis  Nyeri pinggang menjalar keselangkangan , nyeri abdomen, mual

muntah, nyeri BAK (-)

 Pemfis: Nyeri Ketok CVA


Prostatitis  Gejala Berupa Disuria

 Frekuensi, Nyeri Pada Pelvis Prostatika, Dan Area Perineal,

 Demam Dan Gejala Obstruksi Saluran Kemih


Bayi Dapat ditemukan anoreksia, berat badan sulit naik

Neonatus Gejala dapat menyerupai sepsis: demam, apatis , berat badan sulit

naik, muntah mencret, anoreksia /sulit minum

g) Cara menegakkan diagnosis

Anamnesis :

Sistitis: nyeri bak (disuria)

Pionefritis: demam, mual dan muntah

Pem. Fis

Sistitis: nyeri tekan suprapubik

Pionefritis: nyeri ketok CVA

Pem. Penunjang

 Urinalisis  leukositoria, nitrit, leukosit esterase, protein, darah.

 pem. Darah  utk membedakan ISK atas/bawah

1) Lab : darah rutin , kimia darah ( ureum dan kreatinin), elektrolit darah

( urin acid calcium), urin lengkap

2) Radiologi : untuk melihat apakah ad massa pd ginjal dan prostat

3) BNO : untuk melihat apakah ada hidronefrosis ginjal

4) CT Scan abdomen : untuk melihat apakah ada tumor

 kultur urin
Bakteriuria bermakna

Aspirasi supra pubik: berapa pun jumlah kuman.

Kateterisasi urin: kuman > 50.000 cfu/mL

Urin pancar tengah: kuman > 100.000 cfu/mL

Urine collector: kuman > 100.000 cfu/mL

Gejala ISK bagian atas ISK bagian bawah

Demam + +/-

Nyeri saat berkemih + +


(disuria)

Berkemih tidak lampias - +


(polakisuria)

Sering berkemih (urgensi) + +

Nyeri di sudut costo + -


vertebral

Nyeri pinggang + -

h) Diagnosis Banding

i) Komplikasi

Pada ISK komplikata dapat terjadi komplikasi berupa abses perinefritik,

pielonefritis, atau sistitis, emfisematosa hingga nekrosis ginjal dan syok septik

yang lebih banyak terjadi pada pasien DM

j) Progonsis : dubia ad bonam

k) SKDU : 4

l) Tatalaksana (antibiotik empirik) belum di ketahui penyebab infeksinya

1) Sistitis Akut non komplikata

Lini pertama trimetropim-sulfametokazol (TM-SMX) ; 2X 960 mg selama

tiga hari PO atau Nitrofuration 2x 100 mg selama 5-7 hari

Mekanisme kerja

TM-SMX : Bekerja dengan menghambat sintesis folat pada bakteri.


Nitrofuration: cara menghambat pembentukan protein penyusun dinding

sel bakteri.

2) Pielonefritis akut non komplikata

Lini pertama yaitu golongan flurokuinolon 3-7 hari : siprofloksasin PO

2X500 mg selama 7 hari atau TM-SMX PO 2x960 mg selama 14 hari

Mekanisme kerja

Siprofloksasi  menghentikan pertumbuhan bakteri atau bakteriostatik.

Ciprofloxacin bekerja dengan menghambat mekanisme kerja yang umum

enzim DNA girase yang berperan dalam pembelahan sel bakteri.

Untuk isk komplikata lihat dlu kultur urin

Anda mungkin juga menyukai