Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO D BLOK 5

Dosen Pembimbing :

dr. dr. Iskandar Z A, DTM&H, M.Kes, Sp.ParK

1. Putri Indah Sari : 702012003


2. Tasya Dwi Vayari : 702016047
3. Mona Novrilia Nastri : 702016049
4. Aisyah Putri Indah Lestari : 702016050
5. Jundi Zahid Ghufron : 702016053
6. M. Akhbarega : 702016058
7. Eriko Erenkwot : 702016061
8. Yanisa Afuah Defriva : 702016070
9. Mala Soleha : 702016071
10. Erika Alviyanti : 702016072

1
FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan tutorial skenario E Blok 5 Semester 2. Shlawat seiring salam selalu tercurah kepada
junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir
zaman.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun, guna perbaikan tugas-tugas selanjutnya .

Dalam penyelesain tugas tutorial ini,kami banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada
kesempatan ini kami sampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1. dr. Iskandar Z A, DTM&H, M.Kes, Sp.ParK selaku pembimbing tutorial kami

2.Semua Anggota dan pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang
telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu
pengetahuan.Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang,12 April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
2
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 3

1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial ...........................................................................................6

2.2 Skenario Kasus .......................................................................................6

2.3 Klarifikasi Istilah ...................................................................................7

2.4 Identifikasi Masalah...............................................................................7

2.5 Analisis Masalah.....................................................................................8

2.6 Kesimpulan …………………………………………………………...24

2.7 Kerangka Konsep …………………………………………………….24

DAFTAR PUSTAKA …………………………………...……………………25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Homeostasis, Stress, Adaptasi dan Metabolisme adalah blok pertama pada semester II dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan studi kasus skenario D yang memaparkan kasus tenttang
Mang Ujang mengalami mengeluh nyeri di daerah epigastrium dan tungkai terasa pegal, nafas sesak,
muka memerah ,banyak mengeluarkan keringat dan pingsan
1.2 Maksud dan Tujuan

3
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di
Fakults Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis pembelajaran
diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data tutorial


Tutor : dr. Iskandar Z A, DTM&H, M.Kes, Sp.ParK
Moderator : Mala soleha
Sekertaris meja : Erika alviyanti
Sekertaris papan : Aisyah Putri Indah Lestari
Anggota : Putri Indah Sari
Tasya Dwi Vayari
Mona Novrilia Nastri
Jundi Zahid Ghufron
M. Akhbarega

Eriko Erenkwot

Yanisa Afuah Defriva

Waktu : 1. Senin, 10 April 2017


2. Rabu, 12 April 2017
Pukul : 13.00 – 14.45 WIB

2.2 Skenario Kasus

Mang ujang 30 tahun, menerima tantangan dari temannya untuk mengikuti lomba lari sejauh 5 km di siang hari
yang panas terik di lapangan terbuka. Meskipun ia tidak pernah melakukan aktivitas tersebut. Satu jam sebelum
lari mang uajang makan yang banyak untuk menambah energinya. Mang ujang berlari kencang sekuat tenaga
tanpa pemanasan, tidak lama kemudian ia mulai merasakan nyeri didaerah ulu hati, pusing dan kaki terasa
pegal, mang ujang terus berlari meskipun nafasnya sudah mulai terasa sesak,wajahnya memerah dan banyak
mengeluarkan keringat. setelah berlari 3 km, mang ujang pingsan. setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim para
4
medis, didapatkan kondisi mang ujang dengan seluruh kulit teraba kering, wajah terlihat kemerahan, denyut
jantung 123x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi pernafasan 28x/menit, dan temperatur 40°C

2.3 Klarifikasi Istilah

1. Aktivitas : kegiatan atau kerjaan


2. Sesak : susah dan sulit bernapas
3. Paramedis : orang yang berkerja dilingkungan kesehatan dokter sebagai
pembantu
4. Pingsan : tidak sadar, tidak ingat
5. Pegal : berasa kaku (rentang tulang, sendi dan sebagainya)
6. Wajah terlihat kemerahan : wajah yang berwarna merah yang merupakan salah satu tanda dari
peradangan
7. Gejala : keadaan yang tidak biasa dan patut diperhatikan )
8. Banyak keringat : kondisi yang mengamarkan hilangnya/berkurang nya kadar
kelembaban
9. Pusing : sakit kepala, pening/ keadaan keseimbangan terganggu serasa
keadaan sekitar perputar
10. Denyut jantung : gerakan jantung berkembang kempis
11. Frekuensi pernapasan : menghitung jumblah pernafasan permenit
12. Tekanan darah : tegangan darah dalam arteri
13. Temperature : pernyataan tingkat panas /dingin dengan menggunakan skala

2.4 Identifikasi Masalah

1. Mang ujang 30 tahun, menerima tantangan dari temannya untuk mengikuti lomba lari sejauh 5
km di siang hari yang panas terik di lapangan terbuka. Meskipun ia tidak pernah melakukan
aktivitas tersebut (prioritas)
2. Satu jam sebelum lari mang uajang makan yang banyak untuk menambah energinya
3. Mang ujang berlari kencang sekuat tenaga tanpa pemanasan, tidak lama kemudian ia mulai
merasakan nyeri didaerah ulu hati, pusing dan kaki terasa pegal, mang ujang terus berlari
meskipun nafasnya sudah mulai terasa sesak,wajahnya memerah dan banyak mengeluarkan
keringat
4. Setelah berlari 3 km, mang ujang pingsan

5
5. setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim para medis, didapatkan kondisi mang ujang dengan
seluruh kulit teraba kering, wajah terlihat kemerahan, denyut jantung 123x/menit, tekanan darah
110/70 mmHg, frekuensi pernafasan 28x/menit, dan temperatur 40°C

2.5 Analisis Masalah

1. Mang ujang 30 tahun, menerima tantangan dari temannya untuk mengikuti lomba lari sejauh 5
km di siang hari yang panas terik di lapangan terbuka. Meskipun ia tidak pernah melakukan
aktivitas tersebut
a. apa dampak dari lari sejauh 5 km pada siang hari ?
jawaban :

1.dehidrasi , karena cuaca panas menyebabkan tubuh menjadi panas sehingga tubuh
berusaha untuk mengeluarkan keringat (evaporasi) yang apabila terjadi secara terus
menerus (heat exhaustion) akan menyebabkan terjadinya dehidrasi

2.hipertermia , karena aktivitas fisik (lari) pada tahap awal akan meningkat karena
penambahan panas melebihi pengeluaran panas dan jika terjadi panas terus menerus pada
tubuh maka akan berujung kepada heat stroke (Sherwood, 2011).

b. Apa saja jenis-jenis lari ?


jawaban :
Lari sprint 100 meter (sistem anaerob), lari sprint 200 meter (sistem anaerob), lari sprint
400 meter (sistem anaerob), lari sprint 800 meter (sistem anaerob dan aerob), jogging
(sistem aerob).
(Guyton, 2007)
c. Apa saja klasifikasi dari aktivitas fisik ?
jawaban :
Aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, sebagai berikut:
1) Kegiatan ringan : hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak
menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan (endurance). Contoh :
berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci kendaraan.
2) Kegiatan sedang : membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot yang
berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari kecil, tenis meja, bermain dengan
hewan peliharaan, bersepeda, bermain musik, jalan cepat.

6
3) Kegiatan berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan
kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh : berlari, bermain sepak bola,
aerobik, bela diri

( misal karate, taekwondo, pencak silat ) dan outbond. (Sherwood,2012).

d. bagaimana metabolisme tubuh saat berlari ?


jawaban :
Tubuh melakukan metabolisme katabolisme. Dari katabolisme ini tubuh mendapatkan
energi yang dapat digunakan selama proses lari. Akan tetapi saat berlari terus menerus
tubuh kekurangan O2 yang menyebabkan tubuh melakakukan metabolisme anaerob
untuk mendapatkan energi tetapi metabolisme anaerob ini menghasilkan asam laktat
yang apabila menumpuk dapat menyebabkan pegal.
(Sherwood,2011)
e. Termasuk jenis apa lari sejauh 5 km ?
jawaban :
Jadi lari sejauh 5 km merupakan jenis olahraga aerob karena membutuh kan ketahanan
tubuh sehingga pembentu kan energi harus terjadi dalam keadaan aerob (Sherwood,
2011).
f. Apa dampak mang ujang tidak pernah melakukan aktivitas tersebut ?
jawaban :

Keadaan tidak pernah melakukan aktivitas  berolahraga berpengaruh


pada respon ventilasi terhadap olahraga dan respon  kardiovaskular  terhadap olahraga.
Pada tubuh yang telah  terbiasa berolahraga, laju  ventilasi telah terbiasa meningkat
dan  hal  ini  sangat  baik  dalam  kadar oksigen yang dapat masuk kedalam system
pernafasan  sebagai  sumber pembentukan energy. Selain itu, pada system
kardiovaskular yang tidak terbiasa berolahraga curah jantungmeningkat empat kali lipat
pada saatberolahraga, dari 5 L/menit ke 20 L/menit, tetapi  pada  tubuh yang
telah terbiasaberolahraga, curah  jantung  dapat  meningkat enam hingga delapan kali,
mencapai 40x/menit.
Respon Ventilasi Terhadap Olahraga
Olahraga diasosiasikan dengan peningkatan  laju  dan  kedalaman  pernapasan
sehingga menyebabkan peningkatan ventilasi alveolar. Ketika olahraga dimulai,
mekanoreseptor  dan  proprioreseptor  pada
otot dan sendimengirimkan informasi mengenai pergerakan ke korteks motoric.

7
Jalur desenden dari korteks motoric menuju  pusat  pengendalian pernapasan di medulla
oblongata kemudian  akan  segera meningkatkan ventilasi (Silverthorn, 2013).

Dengan berlanjutnya kontraksi otot, informasi  sensorik  memberi  umpan  balik 


kepadapusat  pengendalian  pernapasan  untuk
memastikan bahwa ventilasi dan penggunaanoksigen jaringan tetap  seimbang.
Reseptorsensorik yang
terlibat dalam respon sekundermungkin meliputi kemoreseptor pusat, karotusdan aorta
yang memonitori PCO2, pH, dan pO2 (Silverthorn, 2013).
Respon Kardiovaskular Terhadap Olahraga
Saat olahraga dimulai, masukan mekanosensorik dari ekstremitas yang
bekerja bersamajalur desenden dari korteks motoric
mengaktivasi pusat pengendalian kardiovaskularpada medulla
oblongata.Pusat tersebutberespons dengan mengirimkan impuls  simpatis yang
meningkatkan  curah  jantung  dan menyebabkan  vasokonstriksi berbagai arteriolaperifer
(Silverthorn, 2013).
Selama olahraga berat, curah jatungmeningkat secara dramatis. Pada  individu yang
tidak terlatih, curah jantung meningkat empat kali lipat, dari 5 L/menit ke 20 L/menit.
Padaatlet terlaih, curah  jantung  dapat  meningkatenam hingga delapan kali lipat,
mencapai 40 L/menit.
Karena pengiriman oksigen merupakanfactor penentu utama toleransi olahraga,
atletterlatih lebih mampu melakukan olahraga beratdari pada orang yang tidak terlatih
(Silverthorn, 2013).
g. Apa manfaat dari latihan fisik terhadap tubuh ?

jawaban :

a. Mengurangi risiko kematian dini.

b. Mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung.

c. Mengurangi risiko timbulnya diabetes.

d. Mengurangi risiko timbulnya tekanan darah tinggi.

e. Membantu mengurangi tekanan darah pada orang pengidap tekanan darah tinggi.

f. Mengurangi risiko terkena penyakit kanker usus besar.

g. Mengurangi rasa depresi dan kecemasan.

8
h. Membantu mengendalikan berat badan.

i. Membantu membangun dan memelihara tulang, otot, dan sendi yang sehat.

j. Membantu dewasa tua menjadi lebih kuat dan lebih mampu bergerak leluasa tanpa
terjatuh.

k. Mendukung kesehatan psikologis

2. Satu jam sebelum lari mang uajang makan yang banyak untuk menambah energinya
a. Kapan Waktu ideal untuk melakukan olahraga setelah makan ?
Jawaban :
Dianjurkan makanan terakhir dimakan 3-4 jam sebelum memulai olahraga (Hartono, A.
2006).
b. Apa dampak makan banyak sebelum lari ?
Jawaban :

Makan banyak 1 jam sebelum olaahraga menyebabkan transport bahan makanan di


lambung terganggu (karena pada dasarnya sistem digestive itu mencerna makan dalam
waktu 4 jam, lalu refluks asam lambung atau secret empedu kedalam esophagus bagian
bawah mengiritasi mukosa sehingga menyebabkan nyeri pada ulu hati (Price dan Wilson,
2014).

c. Bagaimana sistem yang terlibat saat mang ujang makan ?


Jawaban :
Sistem pencernaan  atau sistem gastrointestinal (mulai dari
mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan
sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, Makanan dipotong-potong oleh gigi depan
(incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian
kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Tenggorokan (faring) merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot
pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. lambung, di

9
dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi. Dinding lambung berkontraksi,
menyebabkan gerak peristaltik. Gerak peristaltik dinding lambung
mengakibatkanmakanan di dalam lambung teraduk-aduk. usus halus. Usus halus terdiri
dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong(jejunum), dan usus
penyerapan (ileum). usus besar Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Rektum Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses dan anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh..
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu  pankreas, hati dan kandung empedu (Guyton,2007).

3. Mang ujang berlari kencang sekuat tenaga tanpa pemanasan, tidak lama kemudian ia mulai
merasakan nyeri didaerah ulu hati, pusing dan kaki terasa pegal, mang ujang terus berlari
meskipun nafasnya sudah mulai terasa sesak,wajahnya memerah dan banyak mengeluarkan
keringat
a. Apa dampak mang ujang lari kencang ?
Jawaban :
- Olahraga dalam cuaca panas menyebabkan pengeluaran cairan dalam jumlah besar
melalui keringat. Yaitu untuk mempertahankan suhu tubuh dalam menghadapi panas
tambahan ini, aliran darah kekulit ditingkatkan sehingga panas dari darah yang
hangat.
- Untuk mengurangi produksi panas dengan menurunkan aktivitas otot rangka dan
meningkatkan pengeluaran panas dengan memicu vasodilatasi kulit. Ketika
vasodilatasi maksimal kulit tidak mampu membuang panas yang berlebihan dari
tubuh, terjadi proses berkeringat untuk meningkatkan pengeluaran panas melalui
evaporasi.
(Sherwood, 2016)
b. Apa saja organ yang terlibat pada ulu hati ?
Jawaban :

10
Organ yang terdapat abdomen antara lain:
1. Hypochondrium dextra, yaitu regio kanan atas:
Hepar dan Vesica fellea

2. Epigastrium, regio yang berada pada ulu hati


Gaster, Hepar, Colon transversum

3. Hypochondrium sinistra, regio yang berada di kiri atas:


Gaster, Hepar, Colon Transversum

4. Lumbaris dextra, regio sebelah kanan tengah:


Colon ascendens

5. Umbilicalis, regio tengah:


Intestinum tenue, Colon transversum
6. Lumbaris sinistra, regio sebelah kiri umbilikalis:
Intestinum tenue, Colon descendens
7. Inguinalis dextra, regio kanan bawah:
Caecum, Appendix vermiformis

8. Hypogastrium / Suprapubicum, regio di tengah bawah:


Appendix vermiformis, Intestinum tenue, Vesica urinaria

9. Inguinalis sinistra, regio kiri bawah:


Intestinum tenue, Colon descendens, Colon sigmoideum (Paulsen, A dan Waschke, J.
2013).

c. Mengapa terjadi nyeri didaerah ulu hati ?


Jawaban :

Karena mang ujang makan pada saat 1 jam sebelum lari 5 km, menyebabkan makanan
yang baru dimakan belum sempat dicerna oleh sistem digestif (proses mencerna selama 4
jam) , dan mang ujang melakukan aktivitas lari 5 km sehingga Oksigen dan aliran darah
yang tadinya difokuskan ke sistem digestif berkurang, karena mang ujang sedang
melakukan aktivitas fisik (lari 5 km) sehingga suplai O2 dan darah lebih diutamakan ke
otak dan jantung. Hal ini menyebabkan gaster mengalami iskemik jaringan yang
kemudian dirasakan adanya nyeri pada bagian ulu hati (epigastrium) (Sherwood, 2011).

d. Bagaimana patofisiologi dari nyeri ulu hati, pusing, pegal ?


Jawaban :

11
Nyeri ulu hati

Makan  peningkatan aktivitas gastrointestinal  peningkatan aliran darah ke


gastointestinal bertujuan agar otot-otot gastrointestinal mendapat asupan O2 untuk dapat
melakukan aktivitasnya supaya makanan yang masuk tersebut dicerna kemudian setelah
1 jam Mang Ujang melakukan aktivitas fisik yang berat akibatnya aliran darah ke otot-
otot gastrointestinal menjadi berkurang karena otot-otot pada bagian lain khususnya
ekstremitas juga membutuhkan suplai O2 dari darah untuk metabolisme pembentukan
energi. Akibatnya pengosongan lambung menjadi terhambat hal inilah yang
menyebabkan regio epigastrium Mang Ujang menjadi nyeri.

Pusing

Aktivitas fisik berat  pengaktifan hormon stress  hipotalamus  hipofisis anterior 


ACTH meningkat  korteks adrenal  hormone kortisol meningkat  cadangan energi
adenosin menurun  otak kekurangan energi (O2 dan ATP)  pusing

Pegal

Aktivitas fisik berat  pengaktifan hormon stress  hipotalamus  hipofisis anterior 


ACTH meningkat  korteks adrenal  hormone kortisol meningkat  cadangan energi
adenosin menurun  glukagon meningkat  glikogenolisis

glukoneogenesis  penumpukan asam laktat 


pegal (Guyton& Hall, 2012).

e. Mengapa terasa pegal saat berlari kencang ?


Jawaban :

Mang ujang ini melakukan aktivitas fisik yang berat yaitu lari sejauh 5km
disaiang hari otomatis terjadi peningkatan metabolisme pembentukan energi pada otot-
otot sehingga pembentukan energi yang dapat menyediakan energi dalam waktu singkat
ialah sistem anaerob dimana pada sistem ini hasilnya akan berupa asam laktat yang
kemudian menyebabkan pegal. Kemudian selain itu pada skenarioini bahwa 1 jam
12
sebelum melakukan aktivitas berlari ia terlebih dahulu makan banyak untuk menambah
energinya. Otomatis akan terjadi peningkatan aktivitas motorik, sekretorik dan absorptif
gastrointestinal guna mencerna makanan tersebut. Hal ini mengakibatkan peningkatan
aliran darah ke gastrointestinal tersebut agar otot2 gastrointestinal mendapat suplai o2
yang lebih akibat dari peningkatan aktivitas gastrointestinal tadi. Akibatnya ketika Mang
Ujang berlari aliran darah yang harusnya terkonsentrasi pada ekstremitas inferior menjadi
berkurang karena bersaing dengan gastrointestinal tadi. Sehingga akibat aliran darah
berkurang suplai o2 juga akan berkurang yang mengakibatkan pembentukan energi akan
terjadi secara anaerob dimana hasil akhirnya berupa asam laktat yang kemudian
menyebabkan pegal (Sherwood, 2010).

f. Apa yang dimaksud dengan nyeri ulu hati ?


Jawaban :
Nyeri yang terletak di bagian tengah dan atas yang terletak di epigastrium
(Guyton,2007).

g. Bagaimana kompensasi tubuh (makna) saat berlari meski nafas sesak, wajah merah, dan
mengeluarkan banyak keringat ?
Jawaban :

Kompensasi tubuh saat berlari meski nafas sesak

Ketika terik matahari semakin panas maka suhu tubuh akan meningkat.
Kemudian jantung akan memompa darah lebih cepat terutama pada jaringan perifer.
Ekskresi keringat akan meningkat bertujuan untuk menormalkan suhu tubuh. Ketika
olahraga dimulai, mekanoreseptor yang mengatur curah jantung dan proprioreseptor yang
mengatur keseimbangan motorik mengirimkan informasi mengenai pergerakan ke
korteks motorik. Jalur desenden dari korteks motorik menuju pusat pengendalian
pernapasan di medulla oblongata kemudian akan segera meningkatkan ventilasi. Dengan
berlanjutnya kontraksi otot, informasi sensorik memberi umpan balik kepada pusat
pengendalian pernapasan untuk memastikan bahwa ventilasi dan penggunaan oksigen
jaringan tetap seimbang. Selama olahraga, terjadi pergeseran bermakna pada aliran
darah perifer karena adanya reaksi lokal dan refleks. Saat olahraga berat, kombinasi
peningkatan curah jantung dan vasodilatasi dapat meningkatkan aliran darah melalui otot
yang aktif hingga lebih dari 22 L/menit. Olahraga diasosiasikan dengan peningkatan laju
dan kedalaman pernapasan sehingga menyebabkan peningkatan ventilasi alveolar.

13
Hiperventilasi atau hiperpnea, disebabkan oleh kombinasi sinyal umpan maju dari neuron
sistem saraf pada korteks motorik dan umpan balik sensorik dari reseptor perifer.

Kompensasi tubuh saat mengeluarkan banyak keringat

Jadi yang pertama kali merespon jika terjadi peningkatan suhu tubuh ialah
hipotamus yang merupakan sistem termoregulator yang terdapat di otak. hal ini berarti
hipotalamus itu berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu. Ketika terjadi peningkatan
suhu tubuh hipotalamus akan merespon dengan meningkatkan aktivitas-aktivitas saraf
simpatis. Saraf simpatis kemudian akan menyekresikan asetilkolin ujung sarafnya yang
merupakan pembawa pesan kimia untuk mempengaruhi organ targetnya. Nah, pada
kelenjar keringat ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian duktus dan bagian bergelung.
Bagian bergelung ini merupakan tempat diekskresikannya keringat dan dipersarafi oleh
saraf simpatis tadi. Jadi kompensasi tubuh ketika terjadi peningkatan suhu ialah
hipotalamus akan meningkatkan aktivitas saraf simpatis, saraf simpatis akan
mempengaruhi kelenjar keringat untuk menyekresikan lebih banyak keringat akibat dari
peningkatan suhu tubuh tadi pembentukan keringat ini sendiri bertujuan untuk
menghilangkan panas di dalam tubuh atau menurunkan suhu inti tubuh.

Kelenjar keringat ini sama dengan kelenjar ekskresi lain seperti halnya ginjaldimana
cairan yang dieksresikannya berupa urin primer yang kemudian akan direabsorpsi zat-zat
yang masih dibutuhkan tubuh. Pada kelenjar keringat cairan yang dieksresikan pertama
kali itu berupa sekret primer/sekret prekursor. Komposisi sekret prekursor ini mirip
dengan yang terdapat pada plasman namun tidak mengandung protein plasma. Ketika
sekret ini melewati duktus-duktus zat yang penting dibutuhkan tubuh akan direabsoprsi
seperti elektrolit-elektrolit. Reabsorpsi ini sendri bergantung pada kecepatan keluarnya
keringat, jika sekret prekursor yang terbentuk banyak, maka reabsorpsi di duktus akan
tidak maksimal. Sehingga mengakibatkan zat-zat penting seperti elektrolit contohnya Na+
akan tidak tereabsorpsi, nah kehilangan elektrolit dan cairan plasma dalam jumlah yang
banyak ini bisa mengakibatkan dehidrasi. Jadi kompensasi tubuh ketika terjadi
peningkatan suhu ialah hipotalamus akan meningkatkan aktivitas saraf simpatis, saraf
simpatis akan mempengaruhi kelenjar keringat untuk menyekresikan lebih banyak
keringat akibat dari peningkatan suhu tubuh tadi (Sherwood & Lauralee, 2014).

h. Bagaimana mekanisme mengeluarkan keringat dan dampak nya ?


Jawaban :

14
Lari 5km pada waktu panas teris  meningkatnya metabolisme  panas pada tubuh 
tubuh melakukan kompensasi peneluaran panas dengan cara evaporasi  menstimulus
sistem saraf afferen  sistem saraf simpatis  sistem saraf efferen meneruskan sinyal
 glandula sudorifera  sekresi air dan garan ( keringat ) (Sherwood, 2011)

i. Apa dampak bila mang ujang lari terus meski sudah berkeringat banyak, wajah merah
dan nafas sesak ?
Jawaban :

Pada keadaan ekstrim lain, dua gangguan yang berkaitan dengan pajanan panas
yang berlebih adalah heat exhaustion dan heat stroke. Heat exhaustion adalah keadaan
kolaps biasanya bermanifestasi sebagai pingsan, akibat berkurangnya tekanan darah yang
disebabkan oleh kerja berlebihan mekanisme pengeluaran panas. Berkeringat ekstensif
mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume plasma dan vasodilatasi kulit
yang mencolok menyebabkan turunnya resistensi perifer total. Karena tekanan darah
ditentukan oleh curah jantung dikalikan dengan resistensi perifer total, terjadi penurunan
tekanan darah, penurunan jumlah darah yang disalurkan ke otak, dan pingsan. Ketikan
mekanisme pengeluran panas tidak mampu menghadapi penambahan panas yang
ditimbulkan oleh olahraga atau lingkungan yang panas, heat exhaustion berfungsi
sebagai katup pengaman yang mencegah heat stroke yang memiliki konsenkuensi lebih
serius.

Heat stroke adalah situasi yang amat berbahaya yang terjad karena kegagalan
total system termoregulasi hipotalamus. Heat exhaustion dapat berkembang jadi heat
stroke jika mekanisme-mekanisme pengeluran panas terus mendapat beban berlebihan.
Heat stroke lebih besar kemungkinannya yang terjadi saat olahraga berlebihan pada
lingkungan yang panas dan lembab (Sherwood,2016).

4. Setelah berlari 3 km, mang ujang pingsan


a. Apa hubungan mang ujang pingsan dengan gejala sebelumnya ?
jawab :

Pingsan tersebut karena sebagian oksigen hanya di fokuskan ke dalam sistem


digestif dan membuat sistem pernafasan tidak tertentu karena harus membagi oksigen.

Vasodilatasi karena panas menyebabkan sebagian darah tertimbun dikaki dan


volume ekstrasel menjadi berkurang. Akibatnya , curah jantung dan tekanan darah
menurun, terutama karena vasodilatasi pada kulit akan mengurangi resistensi pembuluh

15
darah perifer. Bahkan, pada suhu inti 39 derajat celcius dapat terjadi perasaan lemas,
pusing,mual dan kehilangan kesadaran akibat penurunan tekanan darah (Stefan, 2006).

b. Bagaimana mekanisme pingsan ?


jawaban :
Aktivitas fisik intensitas tinggi → peningkatan pansa yang luar biasa ( dihasilkan otot) →
hipertermi → gangguan termoregulasi di hipotalamus →heat stroke → pingsan
(Sherwood,2001).

5. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim para medis, didapatkan kondisi mang ujang dengan
seluruh kulit teraba kering, wajah terlihat kemerahan, denyut jantung 123x/menit, tekanan darah
110/70 mmHg, frekuensi pernafasan 28x/menit, dan temperatur 40°C
Interpretasi dan mekanisme
a. Bagaimana pemeriksaan fisik ?
Keadaan umum
Vital sign : tekanan darah, denyut jantung, frekuensi pernafasaan, temperature
Jawaban :

Denyut jantung 123/menit menunjukkan curah jantung yang akibat vasokontriksi


pembuluuh darah ( takikardi). Tekanan darah 110/70 termasuk hipotensi. Suhu
tubuh mang Ujang adalah 40 derajat Celsius terjadi hipertermi yang ditandai
dengan berkeringat dan sangat tidak nyaman karena suhu tubuh normal terbesar
36,5 derajat Celsius-37,5 deerajat Celsius

b. Spesifik : wajah terlihat kemerahan, kulit teraba kering ?


Jawaban :

Olahraga berat (pelari marathon di siang hari)  peningkatan produksi panas disertai
peningkatan suhu lingkungan  sistem pendingin tidak mengimbangi panas yang timbul
 suhu tubuh terus meningkat  pusat pengatur panas tidak berfungsi  pengeluaran
keringat menurun  wajah kelihatan merah

kulit terasa kering (Sherwood, 2014).

6. Apa pandangan islam pada kasus ini ?


Jawaban :

16
Hadits Bukhari 6615

‫سلَّ َم قَا َل إِنَّ ُك ْم‬ َ ‫ي عَنْ أَبِي ُه َر ْي َرةَ عَنْ النَّبِ ِّي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِّ ‫س ِعي ٍد ا ْل َم ْقبُ ِر‬
َ ْ‫ب عَن‬ ٍ ‫س َح َّدثَنَا ابْنُ أَبِي ِذ ْئ‬َ ُ‫َح َّدثَنَا أَ ْح َم ُد بْنُ يُون‬
‫ ُد‬d‫ستْ ا ْلفَا ِط َمةُ َوقَا َل ُم َح َّم ُد بْنُ َبشَّا ٍر َح َّدثَنَا َع ْب‬ َ ‫ض َعةُ َوبِ ْئ‬
ِ ‫ستَ ُكونُ نَدَا َمةً َي ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة فَنِ ْع َم ا ْل ُم ْر‬
َ ‫ست َْح ِرصُونَ َعلَى اإْل ِ َما َر ِة َو‬ َ
ُ‫ي عَنْ ُع َم َر ْب ِن ا ْل َح َك ِم عَنْ أَبِي ُه َر ْي َرةَ قَ ْولَه‬ َ ْ‫هَّللا ِ بْنُ ُح ْم َرانَ َح َّدثَنَا َع ْب ُد ا ْل َح ِمي ِد بْنُ َج ْعفَ ٍر عَن‬
ِّ ‫س ِعي ٍد ا ْل َم ْقبُ ِر‬

kalian akan rakus terhadap jabatan, padahal jabatan itu akan menjadi penyesalan dihari
kiamat, ia adl seenak-enak penyusuan & segetir-getir penyapihan. Muhamad bin Basyar
berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Humran telah menceritakan
kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far dari Sa'id al Maqburi dari Umar bin Al Hakam dari
Abu Hurairah seperti diatas. [HR. Bukhari No.6615].

2.6. Kesimpulan

Mang ujang, 30 tahun mengalami penurunan kesadaran, hipertemi dan kulit kering karena heat
stroke akibat gangguan sirkulasi

2.7 Kerangka konsep

Intensitas Aktivitas meningkat

evaporasi Metabolism, anaerob Panas terik

Dehidrasi Penumpukan asam Denyut nadi


laktat meningkat

Vital sign Pegal Heat stroke - evaporasi

17
Pingsan
18
DAFTAR FUSTAKA

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

Guyton. A.C and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC

(Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta:EGC)

Price dan Wilson.2014.Patofisologi.konsep klinis proses-proses penyakit .Jakarta:EGC

Stefan Silbernagl, Florian Lang. 2006. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta;EGC

Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Sherwood,Lauralee.2016.Fisiologi manusia : dari sel ke sistem.Jakarta:EGC)

Silverthorn, Dee Unglaub. 2013. Fisiologi Manusia. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai