PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Diabetes : Setiap kelainan yang ditandai dengan ekskresi urin yang berlebihan (Dorland :
29).
2. Sakit maag : Peradangan pada mukosa lambung (Dorland : 29).
3. Insulin :Hormone protein yang di bentuk dari pro insulin di Sel beta pulau langer hans
pancreas (Dorland : 29).
4. Etiket : Secarik kertas, kain, dsb yang bertuliskan nama dsb yang diletakkan pada botol
dsb (KBBI).
5. Antasida syrup : Zat kimia yang berbentuk sirup yang berfungsi Untuk menetralkan asam
lambung ( Dorland : 29).
6. Keringat dingin : Air yang keluar melalui pori-pori tubuh dengan suhu yang sangat rendah
(KBBI).
7. Nyeri dada : Rasa yang menimbulkan penderitaan pada bagian dada(KBBI).
8. Pemeriksaan fisik : Proses, cara, perbuatan memeriksa badan atau jasmani (KBBI).
9. Tablet : Bentuk dosis padat yang mengandung zat pengobatan dengan atau tanpa
pelarut yang sesuai (Dorland : 29).
10. Isosorbit dinitrat : Suatu golongan obat nitrat yang digunakan secara farmakologis sebagai vaso
dilator, khususnya pada kondisi Angina Pektoris juga pada CHF (Dorland:29).
3
2.5 Prioritas Masalah
Nomor : 2.Sorenya anak Pak Jaya mendapati ayahnya tersandar lemah dengan badan keringat dingin,
dan menurut ibunya, ayahnya menyuntikkan obat tersebut tiga kali.Anak Pak Jaya menduga keluhan
yang dialami ayahnya ini terjadi akibat kesalahan penggunaan Insulin.
PADAT
a) Pulvis dan Pulvures (Serbuk)
Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan
berbentuk serbuk dan relatif satbil serta kering.Serbuk dapat digunakan untuk obat luar
dan obat dalam.
Contoh :Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius)Oralit (Pulvis untuk obat dalam ) dalam
kemasan sachet
b) Tablet
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk
pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa
bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan.
Contoh :- Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin
-Sediaan generic : Tablet parasetamol, Tablet
amoksisilin
c) Tablet Hisap (Lozenges)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan
dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan
dalam mulut.
Contoh : Kalmicyn lozenges
d) Trochici
°
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan dalam suhu kamar 28
C.
Sifat :- Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah tersedak.
5
e) Tablet Sublingual
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Contoh : Tablet Cedocard
f) Tablet Kunyah
Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak
dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit, tablet ini
umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai pengikat dan pengisi
yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan
penampilan dan rasa.
Contoh : Tablet Plantacid
g) Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat dengan
atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya terbuat dari
gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya larut obat langsung dapat
diabsorbsi.- Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres
CAIR
a) Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
b) Sirup
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :1. Bentuk sediaan Cair yang mengandung
Saccharosa atau gula ( 64-66% ).2. Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.3.
Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi
oral.Contoh sirup : Biogesic sirup, Dumin sirup
c) Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk
menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi
d) Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi jumlah
6
etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi etanol
harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya
sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet
e) Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau
senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat mengandung
10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain mengandung 20% bahan
tumbuhan.
f) Gagarsima
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan Contoh : Betadine
190 ml
g) Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.Contoh : Sofradex 3 ml,
Kemicort 5 ml
h) Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit.Contoh : Tolmicen 10
ml
SETENGAH PADAT
a) Unguenta (salep)
1
Sediaan /2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada kulit dan
tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu.
b) Gel
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu kontak
dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak.
Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g
c) Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan perasaan
sejuk bila dioleskan pada kulit
7
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1Og
d) Pasta
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk dalam
jumlah besar ( 40 — 60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar tidak
berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabunContoh : Pasta Lassari
b) Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan
lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
Contoh : Aminophylin vial 10 ml Dilantin ampul 2m1 Glukosum flacon 10 ml ATS
ampul 1 ml Delladyl vial 15 ml
d) Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara
penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu rongga tubuh.Suppositoria
yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal dan bertujuan untuk efek lokal
atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina disebut ovula, untuk efek lokal
Contoh :Anusol Obat dimasukkan kedalam dubur, pagi atau sore hari setelah BAB
FlagylDulcolax 10 mgPrimperan 10 mg atau 20 mg (Tri Murini, 2008)
9
3. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.Tanda
khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis
tepi berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat, semua obat antibiotik (ampisilin, tetrasiklin,
sefalosporin, penisilin, dll), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
diabetes, obat penenang, dll).
Obat keras ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.
4. Obat Psikotropika dan Narkotika
a. Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, ekstasi, sabu-sabu
Obat psikotropika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.
b. Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin
Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :
Narkotika golongan I
Contohnya : Tanaman Papaver Somniferum L kecuali bijinya, Opium
mentah, Opium masak, candu, jicing, jicingko, Tanaman koka, Daun
koka, Kokain mentah, dll
Narkotika golongan II
Contohnya: Alfasetilmetadol, Alfameprodina, Alfametadol, Alfaprodina, dll
Narkotika golongan III
Contohnya: Asetildihidrokodeina, Dekstropropoksifena, Dihidrokodeina, Etilmo
rfina, dll
Obat narkotika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter
10
Lebih jelasnya lihat 5 artikel Narkotika, Penggolongan Narkotika, dan
Narkotika golongan I, II, III dan UU Narkotika No. 35 thn 2009
di : LABEL NARKOTIKA
11
e. Karena obat/zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormone
tiroid, diazoxid, aldosteronoma, lainnya
f. Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya
g. Imunologi ( jarang ); sindrom “ Striffman “, antibodi anti reseptor insulin, lainnya
h. Sindroma genetic lain: sindrom Down, sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom
Wolfram’s, ataksia Friedriech’s, chorea Huntington, sindrom Laurance Moon Biedl
distrofi miotonik, profiria, sindrom Prader Willi, lainnya
3. Diabetes Gestasional
Didefinisikan berupa setiap kelainan kadar glukosa yang ditemukan pertama kali pada
saat keamilan.
i. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat antasida sirup dan insulin yang
dikonsumsi oleh Pak Jaya
Jawaban:
Farmakokinetik antasida
Antasida adalah basa lemah yang bereaksi dengan asam hidroklorida lambung untuk
membentuk garam dan air. Mekanisme kerja utamanya adalah mengurangi keasaman
intralambung. Setelah makan , asam lambung dihasilkan dengan kecepatan kira-kira
45 meq/jam. Dosis tunggal 156 meq antasid yang diberikan 1 jam sebelum makan
menetralkan asam lambung secara efektif selama 2 jam.Makanan dalam saluran
gastrointestinal dapat menggangu pengenceran dan absorpsi antasid sehingga antasid
lebih efektif diberikan pada saat sebelum makan. Hubungan dosis respons dengan
antasid bervariasi tergantung kapasitas sekresi lambung dan kecepatan pengosongan
antasida dari lambung. Umumnya tablet-tablet antasid mempunyai memiliki
kemampuan netralisasi lemah, sehingga diperlukan tablet dalam jumlah besar untuk
12
regimen dosis yang tinggi ini. Antasid yang akan menetralisasi asam lambung secara
maksimal selama periode 24 jam yaitu 140 meq antasid dalam bentuk cairan yang
diberikan 1 dan 3 jam setelah makan dan pada waktu tidur. Variabel penting yang
terakhir, adalah rasanya yang enak.
Farmakodinamik antasida
Efek samping antasida sering berupa perubahan dalam kebiasaan usus besar seperti
garam magnesium memiliki efek pencahar dan aluminium hidroksid dapat
menimbulkan konstipasi. Masalah lain berkaitan dengan absorpsi kation
(Na,Mg,aluminium,Ca) dan alkalosis sistemik namun hal ini menjadi masalah klinik
hanya pada penderita dengan ganguan ginjal dan dalam dosis besar Na pada antasid
menjadi faktor penting pada penderita gagal jantung kongestif. Meskipun demikian,
antasid ternyata tidak banyak pengaruhnya pada riwayat alamiah penyakit.
Farmakokinetik Insulin
Hati dan ginjal adalah organ yang membersihkan insulin dari sirkulasi.Hati
membersihkan darah kira-kira 60% dari insulin dan ginjal membersihkan 35-40%.
Namun, pada pasien diabetes yang mendapatkan pengobatan insulin, rasio tersebut
menjadi terbalik, sebanyak 60% insulin eksogen yang dibersihkan oleh ginjal dan
hati membersihkan tidak lebih dari 30-40%. Waktu paruh waktu insulin dalam
sirkulasi adalah 3-5 menit.
Farmakodinamik Insulin
Insulin mempunyai efek penting yang memudahkan gerak glukosa menembus
membran sel. Insulin membantu meningkatkan penyimpanan lemak dan glukosa ke
dalam sel-sel sasaran, mempengaruhi pertumbuhan sel serta fungsi metabolisme
berbagai macam jaringan.Insulin bekerja pada hidrat arang, lemak serta protein, dan
kerja insulin ini pada dasarnya bertujuan untuk mengubah arah lintasan metabolik
sehingga gula, lemak dan asam amino dapat tersimpan dan tidak terbakar habis.
2 Sorenya anak Pak Jaya mendapati ayahnya tersandar lemah dengan badan keringat dingin, dan
menurut ibunya, ayahnya menyuntikkan obat tersebut tiga kali. Anak Pak Jaya menduga keluhan
yang dialami ayahnya ini terjadi akibat kesalahan penggunaan Insulin.
a. Bagaimana prosedur menyuntikkan insulin?
Jawaban:
1) Tentukan lokasi mana yang akan disuntik, perut / lengan, pinggul / paha.
2) Bersihkan permukaan kulit dengan kapas alkohol.
13
3) Pegang insulin pen seperti memegang pensil / empat jari memegang pen, ibu jari
menempel pada tempat menekan tombol.
4) Tarik permukaan kulit pada lokasi yang akan disuntik.
5) Suntikkan secara perlahan
6) Suntikkan sesuai dosis yang disetel dengan cara menekan penuh tombol di ujung
bawah, sampai petunjuk dosisi kembali ke posisi nol, tunggu paling sedikit 6 detik.
7) Tarik insulin pen dan usap bagian yang disuntik agar rasa sakit sedikit berkurang. Tetap
tekan penuh tombol penyuntikkan sampai benar-benar insulin pen tercabut.
8) Pasang kembali tutup luar besar jarum dan putar ke arah luar.
9) Buanglah jarum suntik bekas pakai ke tempat sampah.
14
mencampur insulin kerjasingkat dengan insulin long-acting. Mulai kejanya sesudah
1-1,5 jam, puncaknya sesudah 4-12 jam dan bertahan 16-24 jam
e. Mengapa pak Jaya tersandar lemah dengan badan keringat dingin setalah menyuntikan
insulin 3x ?
Jawaban:
Terapi insulin merupaka salah satu cara untuk mengatasi penyakit diabetes. Tetapi apabila
dosis yang diberikan lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk mempertahankan kadar
glukosa normal, akibatnya terjadi hipoglikemia (kekurangan kadar glukosa). Gejalanya
seperti lemah, berkeringat, gemetar.
(Price and Wilson, 2006)
Efek Toksikadalah aksi tambahan dari obat yang lebih berat dibanding efek samping
dan merupakan efek yang tidak diinginkan, hal ini tergantung pada dosis yang
diberikan.
3 Pak andi, 52 tahun berobat juga ke klnik Dokter OZ karena nyeri dada. Setelah melakukan
pemeriksaan fisik, dokter OZ memberikan obat 1 tablet Isosorbit Dinitrat untuk diletakan di bawah
lidah, namun pasien langsung menelan obat tersebut dan keluhan Pak Andi tidak segera berkurang.
a. Apa saja factor yang dapat menyebabkan seseorang nyeri dada ?
Jawaban:
-angina
-infark miokard
-dermatologis
-pulomonal
16
atau sebaliknya menjauhi mereka. Yang tidak kita sadari, sebenarnya kita telah
melakukan inspeksi.
Secara formal, pemeriksa menggunakan indera penglihatan berkonsentrasi untuk
melihat pasien secara seksama, persisten dan tanpa terburu-buru, sejak detik pertama
bertemu, dengan cara memperoleh riwayat pasien dan, terutama, sepanjang pemeriksaan
fisik dilakukan. Inspeksi juga menggunakan indera pendengaran dan penciuman untuk
mengetahui lebih lanjut, lebih jelas dan memvalidasi apa yang dilihat oleh mata dan
dikaitkan dengan suara atau bau yang berasal dari pasien. Pemeriksa kemudian akan
mengumpulkan dan menggolongkan informasi yang diterima oleh semua indera
tersebut, baik disadari maupun tidak disadari, dan membentuk opini, subyektif dan
obyektif, mengenai pasien, yang akan membantu dalam membuat keputusan diagnosis
dan terapi.
2) PALPASI
Palpasi, yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah langkah kedua pada
pemeriksaan pasien dan digunakan untuk menambah data yang telah diperoleh melalui
inspeksi sebelumnya. Palpasi struktur individu,baik pada permukaan maupun dalam
rongga tubuh, terutama pada abdomen, akan memberikan informasi mengenai posisi,
ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas/gerakan komponen-komponen anatomi yang
normal, dan apakah terdapat abnormalitas misalnya pembesaran organ atau adanya
massa yang dapat teraba. Palpasi juga efektif untuk menilai menganai keadaan cairan
pada ruang tubuh. Pemeriksa yang ahli akan menggunakan bagian tangan yang paling
sensitif untuk melakukan setiap jenis palpasi. Pads atau ujung jari pada bagian distal
ruas interphalangeal paling baik digunakan untuk palpasi, karena ujung saraf spesifik
untuk indera sentuh terkelompok saling berdekatan, sehingga akan meningkatkan
kemapuan membedakan dan interpretasi apa yang disentuh.
Pada awal selalu digunakan palpasi ringan, dan kekuatan palpasi dapat ditingkatkan
terus sepanjang pasien dapat menoleransi. Jika pada awal palpasi, anda melakukan
terlalu dalam, anda mungkin melewatkan dan tidak mengetahui jika terdapat lesi
permukaan dan palpasi anda akan mengakibatkan rasa nyeri yang tidak perlu pada
pasien. Palpasi ringan bersifat superfisial, lembut dan berguna untuk menilai lesi pada
permukaan atau dalam otot.Juga dapat membuat pasien relaks sebelum melakukan
palpasi medium dan dalam.Untuk melakukan palpasi ringan, letakkan/tekan secara
ringan ujung jari anda pada kulit pasien, gerakkan jari secara memutar.
Palpasi medium untuk menilai lesi medieval pada peritoneum dan untuk massa, nyeri
tekan, pulsasi (meraba denyut), dan nyeri pada kebanyakan struktur tubuh. Dilakukan
17
dengan menekan permukaan telapak jari 1-2 cm ke dalam tubuh pasien, menggunakan
gerakan sirkuler/memutar.
Palpasi dalam digunakan untuk menilai organ dalam rongga tubuh, dan dapat dilakukan
dengan satu atau dua tangan.ika dilakukan dengan dua tangan, tangan yang di atas
menekan tangan yang di bawah 2-4 cm ke bawah dengan gerakan sirkuler. Bagian yang
nyeri atau tidak nyaman selalu dipalpasi terakhir.Kadang, diperlukan untuk membuat
rasa tidak nyaman atau nyeri untuk dapat benar-benar menilai suatu gejala.
3) PERKUSI
Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan tubuh secara
ringan dan tajam, untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur atau cairan
atau udara di bawahnya. Menepuk permukaan akan menghasilkan gelombang suara
yang berjalan sepanjang 5-7 cm (2-3 inci) di bawahnya. Pantulan suara akan berbeda-
beda karakteristiknya tergantung sifat struktur yang dilewati oleh suara itu.
Prinsip dasarnya adalah jika suatu struktur berisi lebih banyak udara (misalnya paru-
paru) akan menghasilkan suara yang lebih keras, rendah dan panjang daripada struktur
yang lebih padat (misalnya otot paha), yang menghasilkan suara yang lebih lembut,
tinggi dan pendek. Densitas jaringan atau massa yang tebal akan menyerap suara,
seperti proteksi akustik menyerap suara pada ruang “kedap suara”.
Ada dua metode perkusi, langsung (segera) dan tak langsung (diperantarai).Perkusi
diperantarai (tak langsung) adalah metode yang menggunakan alat pleksimeter untuk
menimbulkan perkusi. Dari sejarahnya, pleksimeter adalah palu karet kecil, dan
digunakan untuk mengetuk plessimeter, suatu obyek padat kecil (biasanya terbuat dari
gading), yang dipegang erat di depan permukaan tubuh. Ini merupakan metode yang
disukai selama hampir 100 tahun, tetapi pemeriksa merasa repot untuk membawa
peralatan ekstra ini. Sehingga, perkusi tak langsung, menggunakan jari telunjuk dan jari
tengah atau hanya jari tengah satu tangan bertindak sebagai pleksimeter, yang mengetuk
jari tengah tangan yang lain sebagai plessimeter, berkembang menjadi metode pilihan
sekarang.
Kini, jari pasif (plessimeter) diletakkan dengan lembut dan erat pada permukaan tubuh,
dan jari-jari lainnya agak terangkat di atas permukaan tubuh untuk menghindari
berkurangnya suara.Pleksimeter, mengetuk plessimeter dengan kuat dan tajam, di antara
ruas interphalangeal proksimal.Setelah melakukan ketukan cepat, jari segera diangkat,
agar tidak menyerap suara.Perkusi langsung dan tak langsung juga dapat dilakukan
dengan kepalan tangan Perkusi langsung kepalan tangan melibatkan kepalan dari tangan
yang dominan yang kemudian mengetuk permukaan tubuh langsung.Perkusi langsung
18
kepalan bermanfaat untuk toraks posterior, terutama jika perkusi jari tidak berhasil.Pada
perkusi tak langsung dengan kepalan, plessimeter menjadi tangan yang pasif, diletakkan
pada tubuh ketika pleksimeter (kepalan dari tangan yang dominan) mengetuk.Kedua
metode prekusi bermanfaat untuk menilai, misalnya, nyeri tekan costovertebral angle
(CVA) ginjal.
4) AUSKULTASI
Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung,
pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen.Umumnya, auskultasi adalah teknik
terakhir yang digunakan pada suatu pemeriksaan.Suara-suara penting yang terdengar
saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorax dan
viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular.Suara
terauskultasi dijelaskan frekuensi (pitch), intensitas (keraslemahnya), durasi, kualitas
(timbre) dan waktunya. Pemeriksa akan mengauskultasi suara jantung, suara tekanan
darah (suara Korotkoff), suara aliran udara melalui paru-paru, suara usus, dan suara
organ tubuh.
Auskultasi dilakukan dengan stetoskop.Stetoskop regular tidak mengamplifikasi
suara.Stetoskop regular meneruskan suara melalui ujung alat (endpiece), tabung pipa
(tubing), dan bagian ujung yang ke telinga (earpiece), menghilangkan suara gangguan
eksternal dan demikian memisahkan dan meneruskan satu suara saja.Stetoskop khusus
yang mengamplifikasi suara juga tersedia dengan akuitas suara yang lebih rendah.Yang
penting diperhatikan adalah kesesuaian dan kualitas stetoskop.Ujung yang ke telinga
harus diletakkan pas ke dalam telinga, dan tabung/pipa tidak boleh lebih panjang dari
12-18 inci.
Bagian endpiece harus memiliki diafragma dan bel. Diafragma digunakan untuk
meningkatkan suara yang tinggi-pitch-nya., misalnya suara nafas yang terdengar dari
paru- paru dan suara usus melalui abdomen dan ketika mendengarkan suara jantung
yang teratur (S1 dan S2). Bel dipergunakan khususnya untuk suara dengan pitch-rendah
dan mengamplifikasi suara-suara gemuruh murmur jantung, turbulensi arteri (bruits)
atau vena (hums), dan friksi organ.Karena aliran darah memberikan suara dengan pitch
yang rendah, bel juga digunakan untuk mengukur tekanan darah; namun, peletakan bel
dengan tepat pada beberapa pasien kadang-kadang cukup sulit dilakukan.Oleh karena
itu, diafragma sering juga digunakan untuk mengukur tekanan darah.
d. Apa makna pemberian 1 tablet obat isosorbit dinitrat di letakkan di bawah lidah?
Jawaban:
19
Sediaan obat berbentuk tablet atau compressi salah satu sediaan padat yang mengandung
bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.Menggunakan cara pemberian sublingual (di
letakkan di bawah lidah).
Hati mengandung nitrat organic reduktase berkapasitas tinggi yang mampu memindahkan
gugus nitrat dari molekul induknya secara bertahap sehingga menginaktivasi obat. Oleh
karena itu, bioavailabilitas nitrat organic oral yang biasa digunakan (misalnya isosorbid
dinitrat) sangatlah rendah (biasanya <10-20%). Karena Alasan ini, jalur sublingual, yang
tidak melalui metabolism lintas-pertama, lebih dianjurkan untuk mencapai konsentrasi
terapeutik dalam darah dengan cepat. Isosorbit dinitrat, diabsorbsi dengan efisien dijalur
ini, dan mencapai kensenttrasi terapeutik dalam darah dalam waktu beberapa menit. Akan
tetapi, dosis total yang diberikan melalui jalur sublingual ini harus dibatasi agar tidak
terjadi efek yang berlebihan; karena itu, total durasi efeknya sangatlah singkat (15-30
menit).
c. Inhalasi
Penggunaannya dengan cara disemprot ke mulut. Keuntungannya yaitu absorpsi jadi
cepat dan homogeny, kadar obat dapat dikontrol, terhindar dari efek lintas pertama,
dapat dberikan langsung pada bronkus.
Kerugiannya yaitu diperlukan alat dan metode khusus, sering mengiritasi epitel paru,
toksitas pada jantung.
20
d. Rektal
Cara penggunaannya melalui dubur atau anus.Tujuannya mempercepat kerja obat
serta sifatnya local dan sistemik.
e. Suntikan
Diberikan bila obat idak diabsorpsi di saluran cerna serta dibutuhkan kerja cepat.
(Nafrialdi dan Setiawati, 2007).
h. Apa perbedaan mekanisme penyerapan obat yang diletakkan di bawah lidah dengan yang
langsung ditelan ?
Jawaban:
1) Perbedaan penyerapan obat dibawah lidah ialah hanya untuk obat yang sangat larut
dalam lemak, karena luas permukaan absorpsinya kecil, sehingga obat harus
melarut dan absorpsi dengan sangat cepat, misalnya nitrogliserin, isosorbid dinitrat.
Karena aliran darah dari mulut langsung ke vena kava superior dan tidak melalui
vena porta, maka obat yang diberikan sublingual ini tidak mengalami metabolisme
lintas pertama oleh hati.
2) Dan obat yang diberikan per oral maka dengan cara ini tempat absorbs utamanya
adalah usus halus karena memiliki permukaan absorpsi sangat luas, yakni 200m2
(panjang 280 cm, diameter 4 cm disertai dengan vili dan mikrovili)
Metode absorpsi
- Transport pasif
Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses difusi obat
dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi ke daerah dengan
22
konsentrasi rendah. Transport aktif terjadi selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi
sepanjang membrane dan berhenti bila konsentrasi pada kedua sisi membrane seimbang.
- Transport Aktif
Transport aktif membutuhkan energy untuk menggerakkan obat dari daerah
dengan konsentrasi obat rendah ke daerah dengan konsentrasi obat tinggi
b. Distribusi
Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan
dan cairan tubuh.
c. Metabolisme
Metabolisme/biotransformasi obat adalah proses tubuh merubah komposisi obat
sehingga menjadi lebih larut air untuk dapat dibuang keluar tubuh. Obat dapat
dimetabolisme melalui beberapa cara:
Menjadi metabolit inaktif kemudian diekskresikan;
Menjadi metabolit aktif, memiliki kerja farmakologi tersendiri dfan bisa
dimetabolisme lanjutan.
Beberapa obat diberikan dalam bentuk tidak aktif kemudian setelah dimetabolisme
baru menjadi aktif (prodrugs).
Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di membran endoplasmic
reticulum (mikrosom) dan di cytosol. Tempat metabolisme yang lain
(ekstrahepatik) adalah : dinding usus, ginjal, paru, darah, otak, dan kulit, juga di
lumen kolon (oleh flora usus).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang nonpolar (larut lemak)
menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan
perubahan ini obat aktif umunya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian berubah
menjadi lebih aktif, kurang aktif, atau menjadi toksik.
d. Ekskresi
Ekskresi obat artinya eliminasi/pembuangan obat dari tubuh. Sebagian besar
obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui
paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan taraktusintestinal.
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat diekskresi melalui ginjal dalam
bentuk utuh maupun bentuk metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif
merupakan cara eliminasi obat melui ginjal. Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3
proses, yakni filtrasi glomerulus, sekresi aktif di tubulus. Fungsi ginjal mengalami
23
kematangan pada usia 6-12 bulan, dan setelah dewasa menurun 1% per tahun. Ekskresi
obat yang kedua penting adalah melalui empedu ke dalam usus dan keluar bersama
feses. Ekskresi melalui paru terutama untuk eliminasi gas anastetik umum.
j. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat yang dikonsumsi Pak Andi ?
Jawaban:
1) FARMAKOKINETIK
Hati mengandung nitrat organik reduktase berkapasitas besar yang mengeluarkan
gugus nitrat secara bertahap dari molekul induk dan akhirnya menginaktifkan obat.
Karena itu, bioavaibilitas oral nitrat organik tradinasional (mis. Nitrogliserin dan
isosorbit dinitrat) rendah (biasanya <10-20%). Oleh sebab itu, rute sublingual,
yang menghindari efek first-pass, lebih disukai untuk mencapai kadar terapeutik
dalam darah secara cepat. Nitrogliserin dan isosorbid dinitrat diserap secara efesien
melalui rute ini dan mencapai kadar terapeutik dalam darah dalam hitungan menit.
Namun, dosis totol yang diberikan melalui rute ini perlu dibatasi untuk
menghindari efek yang berlebihan; karena itu, lama efek singakat (15-30 menit).
Jika diperlukan lama kerjanya lebih panjang, dapat diberikan sediaan oral yang
mengandung jumblah obat yang memadai untuk menghasilkan kadar darah obat
induk plus metabolit aktif yang dapat bertahan. Rute lain pemberian yang tersedia
untuk nitrogliserin adalah transdermis lepas-lambat.
Setelah diserap, senyawa dinitrat yang belum berubah memiliki waktu-paruh hanya
2-8 menit.Metabolit-metabolit denitrasi parsial memiliki waktu-paruh yang jauh
lebih lama (hingga 3 jam).Dari berbagai metabolit nitrogliserin (dua bentuk
dinitrogliserin dan dua mononitro), turunan 1,2-dinitro memiliki efek vasodilatasi
signifikan dan mungkin menghasilkan sebagian besar dari efek terapeutik
nitrogliserin yang diberikan per oral. Metabolit 5-mononitrat dari isosorbid dinitrat
merupakan metabolit aktif dan tersedia untuk pemakaian oral sebagai isosorbid
mononitrat. Obat ini memiliki bioavaibilitas 100%.
Eksresi, yang terutama dalam bentuk turunan glukuronida metabolit denitrasi,
terutama melalui ginjal.
2) FARMAKODINAMIK
Isosorbit dinitrat menurunkan dan kebutuhan dan meningkatkan suplai oksigen
dengn cara memperharui tanus vascular.Hal ini menyebabkan berkurangnya air
baik darah kedalam jantung, sehingga tekanan pengisian vartikel kiri dan kanan
menurun. Tekanan vaskuler paru menurun dan ukuran jantung mengecil karena
24
kapasitas vena meningkat maka obatnya dapat terjadi hipotensi ortostatik dan
sinkop
4 NNI
َ اِ َّن هللاَ اَ ْن َز َل ال َّدا َء َو ال َّد َوا َء َو َج َع َل لِ ُك ِّل دَا ٍء َد َوا ًء فَتَدَا َووْ ا َو الَ تَتَد
ابو داود صحيح.َاووْ ا بِ َح َر ٍام
Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan juga obat(nya). Dan Dia telah
mengadakan obat bagi tiap-tiap penyakit. Maka berobatlah, dan jangan berobat dengan
(barang) yang haram. [HSR Abu Dawud]
احمد.ُاِ َّن هللاَ لَ ْم يُ ْن ِزلْ دَا ًء اِالَّ اَ ْن َز َل لَهُ ِشفَا ًء َعلِ َمهُ َم ْن َعلِ َمهُ َو َج ِهلَهُ َم ْن َج ِهلَه
Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit, melainkan Dia menurunkan penawar
baginya, yang diketahui oleh orang yang pandai dan tidak diketahui oleh orang yang bodoh.
[HR. Ahmad]
2.7 Kesimpulan
1. Pak Jaya , 30 tahun mengalami hipoglikemia karena drugs misused
2. Pak Andi, 52 tahun mengalami nyeri dada yang tidak segera berkurang karena penggunaan obat
yang kurang tepat
25
2.8 Kerangka Konsep
Keluhan tidak
Hipoglikemi segera berkurang
a
26