Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Homeostasis, Stres, Adaptasi dan Metabolisme adalah blok lima pada semester II dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasusPak Jaya, 30
tahun, berobat ke Klinik Dokter OZ untuk kontrol pengobatan diabetes dan sakit maag. Dokter OZ memberi 2
macam obat yaitu reguler Insulin, pada etiket kemasan tertulis ‘1x10 IU, 30 menit sebelum makan’, dan obat
Antasida syrup, yang pada etiket kemasannya tertulis “3x1 sendok makan, sebelum makan. Pak Jaya
menyuntikan ‘insulin’ di bawah kulit dan mengkonsumsi antasida sebelum makan.Sorenya anak Pak Jaya
mendapati ayahnya tersandar lemah dengan badan keringat dingin, dan menurut ibunya, ayahnya menyuntikkan
obat tersebut tiga kali.Anak Pak Jaya menduga keluhan yang dialami ayahnya ini terjadi akibat kesalahan
penggunaan Insulin. Dan Pak andi, 52 tahun berobat juga ke klnik Dokter OZ karena nyeri dada. Setelah
melakukan pemeriksaan fisik, dokter OZ memberikan obat 1 tablet Isosorbit Dinitrat untuk diletakan di bawah
lidah, namun pasien langsung menelan obat tersebut dan keluhan Pak Andi tidak segera berkurang.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran
diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor :dr. Putri Rizki Amalia Badri
Moderator : Tasya Dwi Vayari
Sekretaris papan : Mala Soleha
Sekretaris meja : Mona Novrilia Nastri
Waktu : Senin,20 Maret 2016
Rabu, 22 Maret 2016
Pukul 13.00 - 15.30 WIB
Anggota :Putri Indah Sari
Aisyah Putri Indah Lestari
Jundi Zahid Ghufron
M. Akhbarega
Eriko Erenkwot
Yanisah Afuah Defriva
Erika Alviyanti
Peraturan :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
3. Tidak boleh makan pada saat diskusi tutorial berlangsung
2.2 Skenario Kasus A 2016
Pak Jaya, 30 tahun, berobat ke Klinik Dokter OZ untuk kontrol pengobatan diabetes dan sakit maag.
Dokter OZ memberi 2 macam obat yaitu reguler Insulin, pada etiket kemasan tertulis ‘1x10 IU, 30 menit
sebelum makan’, dan obat Antasida syrup, yang pada etiket kemasannya tertulis “3x1 sendok makan, sebelum
makan. Pak Jaya menyuntikan ‘insulin’ di bawah kulit dan mengkonsumsi antasida sebelum makan.Sorenya
anak Pak Jaya mendapati ayahnya tersandar lemah dengan badan keringat dingin, dan menurut ibunya, ayahnya
menyuntikkan obat tersebut tiga kali.Anak Pak Jaya menduga keluhan yang dialami ayahnya ini terjadi akibat
kesalahan penggunaan Insulin.
Pak andi, 52 tahun berobat juga ke klnik Dokter OZ karena nyeri dada. Setelah melakukan pemeriksaan
fisik, dokter OZ memberikan obat 1 tablet Isosorbit Dinitrat untuk diletakan di bawah lidah, namun pasien
langsung menelan obat tersebut dan keluhan Pak Andi tidak segera berkurang.

2
2.3 Klarifikasi Istilah

1. Diabetes : Setiap kelainan yang ditandai dengan ekskresi urin yang berlebihan (Dorland :
29).
2. Sakit maag : Peradangan pada mukosa lambung (Dorland : 29).
3. Insulin :Hormone protein yang di bentuk dari pro insulin di Sel beta pulau langer hans
pancreas (Dorland : 29).
4. Etiket : Secarik kertas, kain, dsb yang bertuliskan nama dsb yang diletakkan pada botol
dsb (KBBI).
5. Antasida syrup : Zat kimia yang berbentuk sirup yang berfungsi Untuk menetralkan asam
lambung ( Dorland : 29).
6. Keringat dingin : Air yang keluar melalui pori-pori tubuh dengan suhu yang sangat rendah
(KBBI).
7. Nyeri dada : Rasa yang menimbulkan penderitaan pada bagian dada(KBBI).
8. Pemeriksaan fisik : Proses, cara, perbuatan memeriksa badan atau jasmani (KBBI).
9. Tablet : Bentuk dosis padat yang mengandung zat pengobatan dengan atau tanpa
pelarut yang sesuai (Dorland : 29).
10. Isosorbit dinitrat : Suatu golongan obat nitrat yang digunakan secara farmakologis sebagai vaso
dilator, khususnya pada kondisi Angina Pektoris juga pada CHF (Dorland:29).

2.4 Identifikasi Masalah


1. Pak Jaya, 30 tahun, berobat ke Klinik Dokter OZ untuk kontrol pengobatan diabetes dan sakit maag.
Dokter OZ memberi 2 macam obat yaitu reguler Insulin, pada etiket kemasan tertulis ‘1x10 IU, 30
menit sebelum makan’, dan obat Antasida syrup, yang pada etiket kemasannya tertulis “3x1 sendok
makan, sebelum makan. Pak Jaya menyuntikan ‘insulin’ di bawah kulit dan mengkonsumsi antasida
sebelum makan.
2. Sorenya anak Pak Jaya mendapati ayahnya tersandar lemah dengan badan keringat dingin, dan
menurut ibunya, ayahnya menyuntikkan obat tersebut tiga kali. Anak Pak Jaya menduga keluhan
yang dialami ayahnya ini terjadi akibat kesalahan penggunaan Insulin.
3. Pak andi, 52 tahun berobat juga ke klnik Dokter OZ karena nyeri dada. Setelah melakukan
pemeriksaan fisik, dokter OZ memberikan obat 1 tablet Isosorbit Dinitrat untuk diletakan di bawah
lidah, namun pasien langsung menelan obat tersebut dan keluhan Pak Andi tidak segera berkurang.

3
2.5 Prioritas Masalah
Nomor : 2.Sorenya anak Pak Jaya mendapati ayahnya tersandar lemah dengan badan keringat dingin,
dan menurut ibunya, ayahnya menyuntikkan obat tersebut tiga kali.Anak Pak Jaya menduga keluhan
yang dialami ayahnya ini terjadi akibat kesalahan penggunaan Insulin.

2.6 Analisis Masalah


1. Pak Jaya, 30 tahun, berobat ke Klinik Dokter OZ untuk kontrol pengobatan diabetes dan sakit maag.
Dokter OZ memberi 2 macam obat yaitu reguler Insulin, pada etiket kemasan tertulis ‘1x10 IU, 30
menit sebelum makan’, dan obat Antasida syrup, yang pada etiket kemasannya tertulis “3x1 sendok
makan, sebelum makan. Pak Jaya menyuntikan ‘insulin’ di bawah kulit dan mengkonsumsi antasida
sebelum makan.
a. Apa makna ‘ 1x10 IU, 30 menit sebelum makan ‘ yang tertulis pada etiket kemasan?
Jawaban:
Obat sebelum makan karena aanya makanan dapat menghambat absorbs obat. Jika terhambat,
maka efek obat tidak optimal jadi digunakan saat lambung kosong.Sebaliknya 1 jam sebelum
makan. Makna: 1x10 IU: dalam 1 kali pakai (injeksi) dosis insulinnya sebanyak 10 IU sebelum
makan yaitu bahwa insulin itu penggunaannya 1 hari dipakai 1x dengan satuan 10 IU dimana
waktu paruh kerja insulin selama 24 jam. Kerja insulin terbagi menjadi 4 yaitu: kerja cepat,
kerja singkat, kerja sedang dan kerja lama. Oleh karena itu insulin ini merupakan insulin yang
cara kerjanya lama.
(Katzung, Bertram G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik ed. 6. Jakarta: EGC)

b. Apa saja jenis-jenis dan fungsi dari etiket obat


Jawaban:
1. etiket obat dalam (warna putih) yaitu obat yang dapat digunakan melalui mulut,
tenggorokan, kemudian masuk kedalam ubuh (pemakain dalam tubuh) , contohnya emulsi,
sirup tablet
2. Etiket obat luar (warna biru) yaitu obat yang dapat digunakan maelalui mata, hidung,
telinga, maupun obat kumur yang tidak di telan (pemakain luar), contohnya losio, salep,
krim, pasta (Syamsuni,2006)

c. Apa saja macam-macam sediaan obat


Jawaban:
Macam bentuk sediaan obat
1. Bentuk Sediaan Padat :Pulvis, pulveres, tablet, kapsul
2. Bentuk Sediaan Cair :Solusio/mikstura,Suspensi,
4
Emulsi, Linimentum, Losio
3. Bentuk Sediaan Setengah Padat: Unguentum, him, jeli
4. Bentuk cair sediaan khusus :Injeksi, Supositora, Ovula,
Spray, Inhalasi.

PADAT
a) Pulvis dan Pulvures (Serbuk)
Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan
berbentuk serbuk dan relatif satbil serta kering.Serbuk dapat digunakan untuk obat luar
dan obat dalam.
Contoh :Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius)Oralit (Pulvis untuk obat dalam ) dalam
kemasan sachet

b) Tablet
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk
pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa
bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan.
Contoh :- Sediaan paten : Tab. Bactrim, Tab. Pehadoxin
-Sediaan generic : Tablet parasetamol, Tablet
amoksisilin
c) Tablet Hisap (Lozenges)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan
dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan
dalam mulut.
Contoh : Kalmicyn lozenges

d) Trochici
°
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, tablet ini disimpan dalam suhu kamar 28
C.
Sifat :- Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah tersedak.

- Rasanya manis sehingga mudah diberikan pada anak-anak.


- Mudah hancur dalam mulut dan beraksi langsung pada mukosa mulut,
pharynx dan saluran nafas bagian atas
Contoh : FG Trochees

5
e) Tablet Sublingual
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah, sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Contoh : Tablet Cedocard

f) Tablet Kunyah
Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak
dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit, tablet ini
umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai pengikat dan pengisi
yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan
penampilan dan rasa.
Contoh : Tablet Plantacid

g) Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat dengan
atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya terbuat dari
gelatin. Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya larut obat langsung dapat
diabsorbsi.- Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres

CAIR
a) Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
b) Sirup
Penggunaan istilah Sirup digunakan untuk :1. Bentuk sediaan Cair yang mengandung
Saccharosa atau gula ( 64-66% ).2. Larutan Sukrosa hampir jenuh dengan air.3.
Sediaan cair yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi
oral.Contoh sirup : Biogesic sirup, Dumin sirup

c) Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi
terdispersi dalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk
menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.
Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi

d) Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi jumlah
6
etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi etanol
harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya
sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet

e) Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau
senyawa kimia. Secara tradisional tingtura tumbuhan berkhasiat obat mengandung
10% bahan tumbuhan, sebagian besar tingtura tumbuhan lain mengandung 20% bahan
tumbuhan.

f) Gagarsima
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan Contoh : Betadine
190 ml

g) Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.Contoh : Sofradex 3 ml,
Kemicort 5 ml

h) Lotion
Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit.Contoh : Tolmicen 10
ml

SETENGAH PADAT
a) Unguenta (salep)
1
Sediaan /2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada kulit dan
tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu.

b) Gel
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu kontak
dengan kulit, mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak.
Contoh : Bioplasenton Jelly 15 mg, Voltaren Emulgel 100 g

c) Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan perasaan
sejuk bila dioleskan pada kulit

7
Contoh : Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g, Scabicid 1Og

d) Pasta
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk dalam
jumlah besar ( 40 — 60% ), dengan vaselin atau paraffin cair atau bahan dasar tidak
berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilage, sabunContoh : Pasta Lassari

BENTUK SEDIAAN LAIN


a) Gas/ Aerosol
Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi
tekanan, berisi propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis.

b) Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan
lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral.
Contoh : Aminophylin vial 10 ml Dilantin ampul 2m1 Glukosum flacon 10 ml ATS
ampul 1 ml Delladyl vial 15 ml

c) Vaginal Dosage Form


Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat, setengah padat yang cara
penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat khusus) dimasukkan kedalam
liang vagina sedalam-dalamnya. Untuk Tablet vagina dapat dimasukkan langsung
dalam ronggavagina.
Contoh :Betadine 100 ml Obat dimasukkan ke vagina dengan alat. Obat dicampur
dengan air hangatCanesten SDFlagystatinAlbothyl (Ovula )

d) Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung obat, cara
penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah satu rongga tubuh.Suppositoria
yang dimasukkan rectum disebut Suppositoria rectal dan bertujuan untuk efek lokal
atau sistemik, sedang yang dimasukkan vagina disebut ovula, untuk efek lokal
Contoh :Anusol Obat dimasukkan kedalam dubur, pagi atau sore hari setelah BAB
FlagylDulcolax 10 mgPrimperan 10 mg atau 20 mg (Tri Murini, 2008)

d. Apa kandungan dari antasida syrup?


Jawaban:
8
Antasida yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida bekerja
menetralisir asam lambung.Kombinasi aluminium hidroksida 200 mg dan magnesium
hidroksida 200 mg mempunyai kapasitas menetralisasi asam sebesar 11,5 mEq untuk tablet
dan 12,7 mEq untuk suspense.Dosis dan cara pemberian 1-4 tablet sendok teh atau tablet 4
kali sehari, 30 menit-1jam setelah makan dan sebelum tidur.

e. Apa saja golongan dari obat secara umum?


Jawaban:
Penggolongan Jenis Obat berdasarkan berbagai undang undang dan Peraturan Mentri
Kesehatan menjadi:
1. Obat Bebas
Obat bebas sering juga disebut OTC (Over The Counter) adalah obat yang dijual
bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.Tanda khusus pada kemasan dan
etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.  
Contoh : Parasetamol, vitamin
Obat bebas ini dapat diperoleh di toko/warung, toko obat, dan apotik.

2. Obat Bebas Terbatas  


Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih
dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. disertai tanda peringatan dalam
kemasannya:
P1. Awas! Obat Keras. Bacalah Aturan Memakainya.
P2. Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P3. Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dan badan.
P4. Awas! Obat Keras. Hanya Untuk Dibakar.
P5. Awas! Obat Keras. Tidak Boleh Ditelan.
P6. Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan.
Contoh obat : CTM, Antimo, noza
Obat bebas terbatas dan obat bebas disebut juga OTC (over the counter)
Obat bebas terbatas ini dapat diperoleh di toko obat, dan apotik tanpa resep dokter.

9
3. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.Tanda
khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis
tepi berwarna hitam.  
Contoh : Asam Mefenamat, semua obat antibiotik (ampisilin, tetrasiklin,
sefalosporin, penisilin, dll), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat
diabetes, obat penenang, dll).
Obat keras ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.

4. Obat Psikotropika dan Narkotika  
a. Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. 
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, ekstasi, sabu-sabu 
Obat psikotropika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter.

b. Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan menimbulkan ketergantungan.  
Contoh : Morfin, Petidin
Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :
 Narkotika golongan I 
Contohnya : Tanaman  Papaver Somniferum L kecuali bijinya, Opium
mentah, Opium masak, candu, jicing, jicingko, Tanaman koka, Daun
koka, Kokain mentah, dll
 Narkotika golongan II
Contohnya: Alfasetilmetadol, Alfameprodina, Alfametadol, Alfaprodina, dll
 Narkotika golongan III 
Contohnya: Asetildihidrokodeina, Dekstropropoksifena, Dihidrokodeina, Etilmo
rfina, dll
Obat narkotika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan resep dokter

10
Lebih jelasnya lihat 5 artikel Narkotika, Penggolongan Narkotika, dan
Narkotika golongan I, II, III dan UU Narkotika No. 35 thn 2009
di : LABEL NARKOTIKA

f. Bagaimana cara penulisan resep ?


Jawaban:
1) Inscriptio : nama dokter, alamat, SIP, kota, tanggal, R/
2) Prescriptio : nama obat, bentuk obat, jumlah obat, cara pembuatan (jika racikan)
3) Signatura : cara pemakaian, jumlah obat, waktu minum
4) Pro : nama pasien, umur, BB (jika pasien anak-anak), alamat pasien
5) Subscriptio : paraf / tanda tangan

g. Apa saja tipe-tipe penyakit diabetes dan penyakit maag ?


Jawaban:
1. Diabetes Mellitus Tipe 1 ( destruksi sel β, umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolut )
a. Melalui proses imunologik
b. Idiopatik
2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (bervariasi mulai yang pedominan resistensi insulin disertai
diefisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin)
a. Defek genetic fungsi sel β
- Kromosom 12, HNF-α ( dahulu MODY 3 )
- Kromosom 7, glukokinase ( dahulu MODY 2 )
- Kromosom 20, HNF α ( dahulu MODY 1 )
- Kromosom 13, insulin promoter factor ( IPF dahulu MODY 4 )
- Kromosom 17, HNF-1β ( dahulu MODY 5 )
- Kromosom 2, Neuro D1 ( dahulu MODY 6 ) DNA Mitokondria
- Lainnya
b. Defek genetic kerja insulin: resistensi insulin tipe A, leprechaunism, sindrom Rabson
Mendenhall diabetes lipoatrofik, lainnya
c. Penyakit Eksokrin Pankreas: pancreatitis, trauma/pankreatektomi, neoplasma, fibrosis
kritik hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus, lainnya
d. Endokrinopati: akromegali, sindrom cushing, feokromositoma, hipertiroidisme
somatostasinoma, aldosteronoma, lainnya

11
e. Karena obat/zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormone
tiroid, diazoxid, aldosteronoma, lainnya
f. Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya
g. Imunologi ( jarang ); sindrom “ Striffman “, antibodi anti reseptor insulin, lainnya
h. Sindroma genetic lain: sindrom Down, sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom
Wolfram’s, ataksia Friedriech’s, chorea Huntington, sindrom Laurance Moon Biedl
distrofi miotonik, profiria, sindrom Prader Willi, lainnya
3. Diabetes Gestasional
Didefinisikan berupa setiap kelainan kadar glukosa yang ditemukan pertama kali pada
saat keamilan.

h. Apa yang dimaksud dengan farmakokinetik dan farmakodinamik ?


Jawaban:
1) Farmakokinetik ialah apa yang dialami oleh obat yang di berikan pada suatu mahkluk
yaitu Absopsi, Distribus, Biotrans, Formasi & eksresi. Subdisiplin farmakologi ini erat
sekalihubungannya dengan ilmu kimia dan biokimia (Farmakologi:UI,2010 ).
2) Farmakodinamik ialah menyangkut pengaruh obat terhadap sel hidup organ atau
makhluk secara keseluruhan erat hubungannya dengan fisiologi, biokimia dan
farmakologi dinamik maupun farmakokinetik obat di teliti terlebih dahulu pada hewan
sebelum di teliti pada maunusia dan di sebut sebagai farmakologi eksperimental
(Farmakologi:UI,2010).

i. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat antasida sirup dan insulin yang
dikonsumsi oleh Pak Jaya
Jawaban:
 Farmakokinetik antasida
Antasida adalah basa lemah yang bereaksi dengan asam hidroklorida lambung untuk
membentuk garam dan air. Mekanisme kerja utamanya adalah mengurangi keasaman
intralambung. Setelah makan , asam lambung dihasilkan dengan kecepatan kira-kira
45 meq/jam. Dosis tunggal 156 meq antasid yang diberikan 1 jam sebelum makan
menetralkan asam lambung secara efektif selama 2 jam.Makanan dalam saluran
gastrointestinal dapat menggangu pengenceran dan absorpsi antasid sehingga antasid
lebih efektif diberikan pada saat sebelum makan. Hubungan dosis respons dengan
antasid bervariasi tergantung kapasitas sekresi lambung dan kecepatan pengosongan
antasida dari lambung. Umumnya tablet-tablet antasid mempunyai memiliki
kemampuan netralisasi lemah, sehingga diperlukan tablet dalam jumlah besar untuk
12
regimen dosis yang tinggi ini. Antasid yang akan menetralisasi asam lambung secara
maksimal selama periode 24 jam yaitu 140 meq antasid dalam bentuk cairan yang
diberikan 1 dan 3 jam setelah makan dan pada waktu tidur. Variabel penting yang
terakhir, adalah rasanya yang enak.
 Farmakodinamik antasida
Efek samping antasida sering berupa perubahan dalam kebiasaan usus besar seperti
garam magnesium memiliki efek pencahar dan aluminium hidroksid dapat
menimbulkan konstipasi. Masalah lain berkaitan dengan absorpsi kation
(Na,Mg,aluminium,Ca) dan alkalosis sistemik namun hal ini menjadi masalah klinik
hanya pada penderita dengan ganguan ginjal dan dalam dosis besar Na pada antasid
menjadi faktor penting pada penderita gagal jantung kongestif. Meskipun demikian,
antasid ternyata tidak banyak pengaruhnya pada riwayat alamiah penyakit.
 Farmakokinetik Insulin
Hati dan ginjal adalah organ yang membersihkan insulin dari sirkulasi.Hati
membersihkan darah kira-kira 60% dari insulin dan ginjal membersihkan 35-40%.
Namun, pada pasien diabetes yang mendapatkan pengobatan insulin, rasio tersebut
menjadi terbalik, sebanyak 60% insulin eksogen yang dibersihkan oleh ginjal dan
hati membersihkan tidak lebih dari 30-40%. Waktu paruh waktu insulin dalam
sirkulasi adalah 3-5 menit.

 Farmakodinamik Insulin
Insulin mempunyai efek penting yang memudahkan gerak glukosa menembus
membran sel. Insulin membantu meningkatkan penyimpanan lemak dan glukosa ke
dalam sel-sel sasaran, mempengaruhi pertumbuhan sel serta fungsi metabolisme
berbagai macam jaringan.Insulin bekerja pada hidrat arang, lemak serta protein, dan
kerja insulin ini pada dasarnya bertujuan untuk mengubah arah lintasan metabolik
sehingga gula, lemak dan asam amino dapat tersimpan dan tidak terbakar habis.

2 Sorenya anak Pak Jaya mendapati ayahnya tersandar lemah dengan badan keringat dingin, dan
menurut ibunya, ayahnya menyuntikkan obat tersebut tiga kali. Anak Pak Jaya menduga keluhan
yang dialami ayahnya ini terjadi akibat kesalahan penggunaan Insulin.
a. Bagaimana prosedur menyuntikkan insulin?
Jawaban:
1) Tentukan lokasi mana yang akan disuntik, perut / lengan, pinggul / paha.
2) Bersihkan permukaan kulit dengan kapas alkohol.

13
3) Pegang insulin pen seperti memegang pensil / empat jari memegang pen, ibu jari
menempel pada tempat menekan tombol.
4) Tarik permukaan kulit pada lokasi yang akan disuntik.
5) Suntikkan secara perlahan
6) Suntikkan sesuai dosis yang disetel dengan cara menekan penuh tombol di ujung
bawah, sampai petunjuk dosisi kembali ke posisi nol, tunggu paling sedikit 6 detik.
7) Tarik insulin pen dan usap bagian yang disuntik agar rasa sakit sedikit berkurang. Tetap
tekan penuh tombol penyuntikkan sampai benar-benar insulin pen tercabut.
8) Pasang kembali tutup luar besar jarum dan putar ke arah luar.
9) Buanglah jarum suntik bekas pakai ke tempat sampah.

b. Mengapa insulin harus disuntikkan di subkutan?


1). Insulin tidak mengiritasi jaringan. Injeksi parental subkutan insulin agar insulin tidak
hancur oleh proses metabolisme lintas pertama pada lambung dan juga agar langsung
terabsorbsi dengan cepat. Insulin akan lebih cepat diabsorbsi dan akan memiliki efek
yang cukup lama.
2). Karena pada injeksi di bawah kulit insulin akan cepat berdifusi ke sirkulasi perifer yang
seharusnya langsung masuk ke sirkulasi portal. Jadi, efek dari insulin ini tidak terlalu
berefek pada hepar.

c. Apa saja macam jenis dari Insulin?


Jawaban:
Berdasar lama kerja, insulin terbagi menjadi tiga jenis, yakni: 
1) Insulin short-acting Insulin ini mempunyai onset pendek dan durasi yang singkat.
Contohnya insulin Lispro, Aspart, dan Glulisine (Kaur & Badyal, 2008). Sediaan
ini terdiri dari insulin tunggal ‘biasa’. Mulai kerjanya dalam 30 menit (injeksi
subkutan) mencapai puncaknya 1-3 jam kemudian dan bertahan 7-8 jam
2) Insulin long-acting Insulin yang mempunyai durasi aksi yang lama dan menjaga
kontrol gula darah kurang lebih 24 jam dengan minimum absorbsi dan diberikan
sekali sehari. Contohnya insulin Gargline dan Detemir (Kaur & Badyal, 2008).
Guna memperpanjang kerjanya telah dibuat sediaan long-acting, yang semuanya
berdasarkan mempersulit daya larutnya di cairan jaringan dan menghambat
reabsopsinya dari tempat injeksi ke dalam darah . 
3) Insulin Medium-acting Jangka waktu efeknya dapat divariasikan dengan
mencampur beberapa bentuk insulin dengan lama kerja berlainan. Misalnya

14
mencampur insulin kerjasingkat dengan insulin long-acting. Mulai kejanya sesudah
1-1,5 jam, puncaknya sesudah 4-12 jam dan bertahan 16-24 jam

d. Bagaimana mekanisme lemah dan badan keringat dingin ?


Jawaban:
Sistem saraf simpatis menstimulasi medull adrenal → sekresi epinefrin dan norepinefrin →
kontraksi denyut jantung meningkat dan vasokontriksi → aliran darah ke otak meningkat →
suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan lain menurun → menyebabkan badan menjadi lemas.
Hipoglikemia terjadi karena kadar insulin di dalam tubuh berlebihan sehingga menurunkan
glukosa dalam darah. Efek yang ditimbulkan dari hipoglikemia yaitu gejala neurogenik dan
sistem saraf simpatis berupa takikardi dan berkeringat.

e. Mengapa pak Jaya tersandar lemah dengan badan keringat dingin setalah menyuntikan
insulin 3x ?
Jawaban:
Terapi insulin merupaka salah satu cara untuk mengatasi penyakit diabetes. Tetapi apabila
dosis yang diberikan lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk mempertahankan kadar
glukosa normal, akibatnya terjadi hipoglikemia (kekurangan kadar glukosa). Gejalanya
seperti lemah, berkeringat, gemetar.
(Price and Wilson, 2006)

f. Apa macam-macam efek pemberian obat ?


Jawaban:
Efek Terapeutikadalah hasil penanganan medis yang sesuai dengan apa yang diinginkan,
setakar dengan tujuan pemberian penanganan, baik yang telah diperkirakan maupun yang
tidak diperkirakan. Lawan dari efek terapeutik adalah efek merugikan/non terapeutik, yaitu
efek lain dari obat yang tidak sesuai dengan efek terapi yang diinginkan.
1. Terapi Kausal adalah pengobatan dengan cara meniadakan atau memusnahkan
penyebab penyakitnya, misalnya sulfonamid, antibiotika, obat malaria, dan sebagainya
2. Terapi Simptomatis adalah pengobatan untuk menghilangkan atau meringankan gejala
penyakit, sedangkan penyebab yang lebih mendalam tidak dipengaruhi, misalnya
pemberian analgetik pada reumatik atau sakit kepala
3. terapi Subtitusi adalah pengobatan dengan cara menggantikan zat-zat yang seharusnya
dibuat oleh organ tubuh yang sakit, misalnya insulin pada penderita diabetes dan
tiroksin pada penderita hipotiroid
Variasi Biologi, Patient Compliance:
15
 Sifat individual
 Relasi dokterpasien
 Jenis penyakit
 Jumlah& jenis

Efek Toksikadalah aksi tambahan dari obat yang lebih berat dibanding efek samping
dan merupakan efek yang tidak diinginkan, hal ini tergantung pada dosis yang
diberikan.

3 Pak andi, 52 tahun berobat juga ke klnik Dokter OZ karena nyeri dada. Setelah melakukan
pemeriksaan fisik, dokter OZ memberikan obat 1 tablet Isosorbit Dinitrat untuk diletakan di bawah
lidah, namun pasien langsung menelan obat tersebut dan keluhan Pak Andi tidak segera berkurang.
a. Apa saja factor yang dapat menyebabkan seseorang nyeri dada ?
Jawaban:
-angina
-infark miokard
-dermatologis
-pulomonal

b. Bagaimana mekanisme nyeri dada?


Jawaban:
Gangguan hemodinamik pada jantung  vasokonstriksi pembuluh darah  terbentuk
trombus  obstruksi arteri koroner  suplai oksigen ke jaringan dan arteri koroner
menurun  terjadi mekanisme anaerob (sebagai kompensasi tubuh)  terbentuk asam
laktat yang banyak  menekan ujung-ujung syaraf (reseptor nyeri)  nyeri dada

c. Bagaimana prosedur pemeriksaan fisik ?


Jawaban:
1) INSPEKSI 
Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat dan
mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode tertua yang digunakan untuk
mengkaji/menilai pasien. Sebagai individu-individu, kita selalu menilai orang lain setiap
hari, membangun kesan pada pikiran kita mengenai orang lain, memutuskan apakah kita
menyukai atau tidak menyukai mereka, dan secara umum akan tetap bersama mereka

16
atau sebaliknya menjauhi mereka. Yang tidak kita sadari, sebenarnya kita telah
melakukan inspeksi. 
Secara formal, pemeriksa menggunakan indera penglihatan berkonsentrasi untuk
melihat pasien secara seksama, persisten dan tanpa terburu-buru, sejak detik pertama
bertemu, dengan cara memperoleh riwayat pasien dan, terutama, sepanjang pemeriksaan
fisik dilakukan. Inspeksi juga menggunakan indera pendengaran dan penciuman untuk
mengetahui lebih lanjut, lebih jelas dan memvalidasi apa yang dilihat oleh mata dan
dikaitkan dengan suara atau bau yang berasal dari pasien. Pemeriksa kemudian akan
mengumpulkan dan menggolongkan informasi yang diterima oleh semua indera
tersebut, baik disadari maupun tidak disadari, dan membentuk opini, subyektif dan
obyektif, mengenai pasien, yang akan membantu dalam membuat keputusan diagnosis
dan terapi. 

2) PALPASI 
Palpasi, yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah langkah kedua pada
pemeriksaan pasien dan digunakan untuk menambah data yang telah diperoleh melalui
inspeksi sebelumnya. Palpasi struktur individu,baik pada permukaan maupun dalam
rongga tubuh, terutama pada abdomen, akan memberikan informasi mengenai posisi,
ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas/gerakan komponen-komponen anatomi yang
normal, dan apakah terdapat abnormalitas misalnya pembesaran organ atau adanya
massa yang dapat teraba. Palpasi juga efektif untuk menilai menganai keadaan cairan
pada ruang tubuh.  Pemeriksa yang ahli akan menggunakan bagian tangan yang paling
sensitif untuk melakukan setiap jenis palpasi. Pads atau ujung jari pada bagian distal
ruas interphalangeal paling baik digunakan untuk palpasi, karena ujung saraf spesifik
untuk indera sentuh terkelompok saling berdekatan, sehingga akan meningkatkan
kemapuan membedakan dan interpretasi apa yang disentuh. 
Pada awal selalu digunakan palpasi ringan, dan kekuatan palpasi dapat ditingkatkan
terus sepanjang pasien dapat menoleransi. Jika pada awal palpasi, anda melakukan
terlalu dalam, anda mungkin melewatkan dan tidak mengetahui jika terdapat lesi
permukaan dan palpasi anda akan mengakibatkan rasa nyeri yang tidak perlu pada
pasien. Palpasi ringan bersifat superfisial, lembut dan berguna untuk menilai lesi pada
permukaan atau dalam otot.Juga dapat membuat pasien relaks sebelum melakukan
palpasi medium dan dalam.Untuk melakukan palpasi ringan, letakkan/tekan secara
ringan ujung jari anda pada kulit pasien, gerakkan jari secara memutar. 
Palpasi medium untuk menilai lesi medieval pada peritoneum dan untuk massa, nyeri
tekan, pulsasi (meraba denyut), dan nyeri pada kebanyakan struktur tubuh. Dilakukan
17
dengan menekan permukaan telapak jari 1-2 cm ke dalam tubuh pasien, menggunakan
gerakan sirkuler/memutar. 
Palpasi dalam digunakan untuk menilai organ dalam rongga tubuh, dan dapat dilakukan
dengan satu atau dua tangan.ika dilakukan dengan dua tangan, tangan yang di atas
menekan tangan yang di bawah 2-4 cm ke bawah dengan gerakan sirkuler. Bagian yang
nyeri atau tidak nyaman selalu dipalpasi terakhir.Kadang, diperlukan untuk membuat
rasa tidak nyaman atau nyeri untuk dapat benar-benar menilai suatu gejala. 

3) PERKUSI 
Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan tubuh secara
ringan dan tajam, untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur atau cairan
atau udara di bawahnya. Menepuk permukaan akan menghasilkan gelombang suara
yang berjalan sepanjang 5-7 cm (2-3 inci) di bawahnya. Pantulan suara akan berbeda-
beda karakteristiknya tergantung sifat struktur yang dilewati oleh suara itu. 
Prinsip dasarnya adalah jika suatu struktur berisi lebih banyak udara (misalnya paru-
paru) akan menghasilkan suara yang lebih keras, rendah dan panjang daripada struktur
yang lebih padat (misalnya otot paha), yang menghasilkan suara yang lebih lembut,
tinggi dan pendek. Densitas jaringan atau massa yang tebal akan menyerap suara,
seperti proteksi akustik menyerap suara pada ruang “kedap suara”. 
Ada dua metode perkusi, langsung (segera) dan tak langsung (diperantarai).Perkusi
diperantarai (tak langsung) adalah metode yang menggunakan alat pleksimeter untuk
menimbulkan perkusi. Dari sejarahnya, pleksimeter adalah palu karet kecil, dan
digunakan untuk mengetuk plessimeter, suatu obyek padat kecil (biasanya terbuat dari
gading), yang dipegang erat di depan permukaan tubuh. Ini merupakan metode yang
disukai selama hampir 100 tahun, tetapi pemeriksa merasa repot untuk membawa
peralatan ekstra ini. Sehingga, perkusi tak langsung, menggunakan jari telunjuk dan jari
tengah atau hanya jari tengah satu tangan bertindak sebagai pleksimeter, yang mengetuk
jari tengah tangan yang lain sebagai plessimeter, berkembang menjadi metode pilihan
sekarang. 
Kini, jari pasif (plessimeter) diletakkan dengan lembut dan erat pada permukaan tubuh,
dan jari-jari lainnya agak terangkat di atas permukaan tubuh untuk menghindari
berkurangnya suara.Pleksimeter, mengetuk plessimeter dengan kuat dan tajam, di antara
ruas interphalangeal proksimal.Setelah melakukan ketukan cepat, jari segera diangkat,
agar tidak menyerap suara.Perkusi langsung dan tak langsung juga dapat dilakukan
dengan kepalan tangan Perkusi langsung kepalan tangan melibatkan kepalan dari tangan
yang dominan yang kemudian mengetuk permukaan tubuh langsung.Perkusi langsung
18
kepalan bermanfaat untuk toraks posterior, terutama jika perkusi jari tidak berhasil.Pada
perkusi tak langsung dengan kepalan, plessimeter menjadi tangan yang pasif, diletakkan
pada tubuh ketika pleksimeter (kepalan dari tangan yang dominan) mengetuk.Kedua
metode prekusi bermanfaat untuk menilai, misalnya, nyeri tekan costovertebral angle
(CVA) ginjal. 

4) AUSKULTASI 
Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung,
pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen.Umumnya, auskultasi adalah teknik
terakhir yang digunakan pada suatu pemeriksaan.Suara-suara penting yang terdengar
saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorax dan
viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular.Suara
terauskultasi dijelaskan frekuensi (pitch), intensitas (keraslemahnya), durasi, kualitas
(timbre) dan waktunya. Pemeriksa akan mengauskultasi suara jantung, suara tekanan
darah (suara Korotkoff), suara aliran udara melalui paru-paru, suara usus, dan suara
organ tubuh. 
Auskultasi dilakukan dengan stetoskop.Stetoskop regular tidak mengamplifikasi
suara.Stetoskop regular meneruskan suara melalui ujung alat (endpiece), tabung pipa
(tubing), dan bagian ujung yang ke telinga (earpiece), menghilangkan suara gangguan
eksternal dan demikian memisahkan dan meneruskan satu suara saja.Stetoskop khusus
yang mengamplifikasi suara juga tersedia dengan akuitas suara yang lebih rendah.Yang
penting diperhatikan adalah kesesuaian dan kualitas stetoskop.Ujung yang ke telinga
harus diletakkan pas ke dalam telinga, dan tabung/pipa tidak boleh lebih panjang dari
12-18 inci. 
Bagian endpiece harus memiliki diafragma dan bel. Diafragma digunakan untuk
meningkatkan suara yang tinggi-pitch-nya., misalnya suara nafas yang terdengar dari
paru- paru dan suara usus melalui abdomen dan ketika mendengarkan suara jantung
yang teratur (S1 dan S2). Bel dipergunakan khususnya untuk suara dengan pitch-rendah
dan mengamplifikasi suara-suara gemuruh murmur jantung, turbulensi arteri (bruits)
atau vena (hums), dan friksi organ.Karena aliran darah memberikan suara dengan pitch
yang rendah, bel juga digunakan untuk mengukur tekanan darah; namun, peletakan bel
dengan tepat pada beberapa pasien kadang-kadang cukup sulit dilakukan.Oleh karena
itu, diafragma sering juga digunakan untuk mengukur tekanan darah. 

d. Apa makna pemberian 1 tablet obat isosorbit dinitrat di letakkan di bawah lidah?
Jawaban:
19
Sediaan obat berbentuk tablet atau compressi salah satu sediaan padat yang mengandung
bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.Menggunakan cara pemberian sublingual (di
letakkan di bawah lidah).
 Hati mengandung nitrat organic reduktase berkapasitas tinggi yang mampu memindahkan
gugus nitrat dari molekul induknya secara bertahap sehingga menginaktivasi obat. Oleh
karena itu, bioavailabilitas nitrat organic oral yang biasa digunakan (misalnya isosorbid
dinitrat) sangatlah rendah (biasanya <10-20%). Karena Alasan ini, jalur sublingual, yang
tidak melalui metabolism lintas-pertama, lebih dianjurkan untuk mencapai konsentrasi
terapeutik dalam darah dengan cepat. Isosorbit dinitrat, diabsorbsi dengan efisien dijalur
ini, dan mencapai kensenttrasi terapeutik dalam darah dalam waktu beberapa menit. Akan
tetapi, dosis total yang diberikan melalui jalur sublingual ini harus dibatasi agar tidak
terjadi efek yang berlebihan; karena itu, total durasi efeknya sangatlah singkat (15-30
menit).

e. Apa saja cara dan tujuan dari pemberian obat ?


Jawaban:
a. Oral
Obat yang cara penggunaannya masuk melalui mulut.Keuntungannya relatif aman,
praktis, ekonomis.Kerugiannya timbul efek lambat; tidak bermanfaat untuk pasien yang
sering muntah, diare, tidak sadar.Untuk tujuan terapi serta efek sistematik yang
dikehendaki, penggunaan oral adalah yang paling menyenangkan dan murah, serta
umumnya paling aman.
b. Sublingual
Cara penggunaannya, obat ditaruh dibawah lidah.Tujuannya supaya efeknya lebih
cepat karena pembuluh darah bawah lidah merupakan pusatsakit.Misal pada kasus
pasien jantung.Keuntungan cara ini efek obat cepat serta kerusakan obat di saluran
cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

c. Inhalasi
Penggunaannya dengan cara disemprot ke mulut. Keuntungannya yaitu absorpsi jadi
cepat dan homogeny, kadar obat dapat dikontrol, terhindar dari efek lintas pertama,
dapat dberikan langsung pada bronkus.
Kerugiannya yaitu diperlukan alat dan metode khusus, sering mengiritasi epitel paru,
toksitas pada jantung.

20
d. Rektal
Cara penggunaannya melalui dubur atau anus.Tujuannya mempercepat kerja obat
serta sifatnya local dan sistemik.
e. Suntikan
Diberikan bila obat idak diabsorpsi di saluran cerna serta dibutuhkan kerja cepat.
(Nafrialdi dan Setiawati, 2007).

f. Apa saja macam-macam kesalahan pemberian obat?


Jawaban:
1) Drug abuse (penyalahgunaan obat) adalah penggunaan obat dengan tujuan selain
kesembuhan. Penyalahgunaan obat biasanya berkaitan dengan obat atau zat
psikoaktif seperti narkotika.
2) Drug misuse (penggunaan secara salah pada obat) : adalah penggunaan secara salah
pada obat cenderung pada arti keselahan dosis, atau penggunaan obat yang terlalu
lama
3)
g. Bagaimana perbedaan bioavailabilitas obat yang dikonsumsi per oral dan yang disuntik
dibawah kulit ?
Jawaban:
1) Per Oral
Bioavailabilitas obat-obat yang diberikan secara oral mungkin kurang dari 100%. Hal ini
disebabkan oleh dua alasan utama, yaitu tingkat absorpsi yang tidak lengkap dan
eleminasi lintas-pertama (first pass).suatu obat dapat diabsorpsi secara tidak lengkap,
misalnya hanya 70% dari dosis yang mencapai sirkulasi sistemik. Hal ini terutama
disebabkan oelh kurangnya absorpsi melalui usus. Obat lain yang terlalu hidrofilik atau
terlalu lipofilik diabsorpsi dengan mudah , dan bioavailabilitasnya yang rendah juga
menyebabkan absorpsi yang tidak lengkap.
Cara ini merupakan cara pemberian obat yang paling umum dilakukan Karena mudah,
aman dan murah. Kerugiannya ialah banyak fakktor yang dapat mempengaruhi
bioavailabilitasnya obat dapat mengiritasi saluran cerna , dan diperlukan kerja sama
dengan penderita dan tidak bisa dilakukan pada pasien koma.

2) Pemberian obat dengan subkutan


Absopsinya biasnaya terjadi secara lambat dan konstan hingga efeknya bertahan lama.
Keuntungan pemberian obat secara suntikan (parenteral) ialah:
a. Efeknya timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan pemberian per oral
21
b. Dapat diberikan pada penderita yang ttidak kooperatif, tidak sadar, atai muntah-
muntah, dan snagat berguna dalam keadaan darurat. Kerugiannya ialah butuh cara
asepsis, menyebabkan rasa nyeri dan bahaya penularan hepatitis serum, sukar
dilakukan oleh penderita, dan tidak ekonomis.

h. Apa perbedaan mekanisme penyerapan obat yang diletakkan di bawah lidah dengan yang
langsung ditelan ?
Jawaban:
1) Perbedaan penyerapan obat dibawah lidah ialah hanya untuk obat yang sangat larut
dalam lemak, karena luas permukaan absorpsinya kecil, sehingga obat harus
melarut dan absorpsi dengan sangat cepat, misalnya nitrogliserin, isosorbid dinitrat.
Karena aliran darah dari mulut langsung ke vena kava superior dan tidak melalui
vena porta, maka obat yang diberikan sublingual ini tidak mengalami metabolisme
lintas pertama oleh hati.
2) Dan obat yang diberikan per oral maka dengan cara ini tempat absorbs utamanya
adalah usus halus karena memiliki permukaan absorpsi sangat luas, yakni 200m2
(panjang 280 cm, diameter 4 cm disertai dengan vili dan mikrovili)

i. Bagaimana mekanisme penyerapan obat secara umum ?


Jawaban:
a. Absorpsi
Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah.
Bergantung pada cara pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran cerna
(mulut sampai rektum), kulit, paru, otot, dan lain-lain. Yang terpenting adalah cara
pemberian obat per oral, dengan cara ini tempat absorpsi utama adalah usus halus
karena memiliki permukaan absorpsi yang sangat luas, yakni 200 meter persegi
(panjang 280 cm, diameter 4 cm, disertai dengan vili dan mikrovili ) 
Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat dimasukkan ke dalam tubuh,
melalui jalurnya hingga masuk kedalam sirkulasi sistemik. Pada level seluler,
obat diabsorpsi melalui beberapa metode,teurtama transpor aktif dan transpor pasif.

 Metode absorpsi
-      Transport pasif
Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses difusi obat
dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi ke daerah dengan
22
konsentrasi rendah. Transport aktif terjadi selama molekul-molekul kecil dapat berdifusi
sepanjang membrane dan berhenti bila konsentrasi pada kedua sisi membrane seimbang.
-      Transport Aktif
Transport aktif membutuhkan energy untuk menggerakkan obat dari daerah
dengan konsentrasi obat rendah ke daerah dengan konsentrasi obat tinggi

b. Distribusi
Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan 
dan cairan tubuh.

c. Metabolisme
Metabolisme/biotransformasi obat adalah proses tubuh merubah komposisi obat
sehingga menjadi lebih larut air untuk dapat dibuang keluar tubuh. Obat dapat
dimetabolisme melalui beberapa cara:
 Menjadi metabolit inaktif kemudian diekskresikan;
 Menjadi metabolit aktif, memiliki kerja farmakologi tersendiri dfan bisa
dimetabolisme lanjutan.
Beberapa obat diberikan dalam bentuk tidak aktif kemudian setelah dimetabolisme
baru menjadi aktif (prodrugs).
Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di membran endoplasmic
reticulum (mikrosom) dan di cytosol. Tempat metabolisme yang lain
(ekstrahepatik) adalah : dinding usus, ginjal, paru, darah, otak, dan  kulit, juga di
lumen kolon (oleh flora usus).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang nonpolar (larut lemak)
menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan
perubahan ini obat aktif umunya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian berubah 
menjadi lebih aktif, kurang aktif, atau menjadi toksik.

d. Ekskresi
Ekskresi obat artinya eliminasi/pembuangan obat dari tubuh. Sebagian besar
obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui
paru-paru, eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan taraktusintestinal.
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat diekskresi melalui ginjal dalam
bentuk utuh maupun bentuk metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau bentuk aktif
merupakan cara eliminasi obat melui ginjal. Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3
proses, yakni filtrasi glomerulus, sekresi aktif di tubulus. Fungsi ginjal mengalami
23
kematangan pada usia 6-12 bulan, dan setelah dewasa menurun 1% per tahun. Ekskresi
obat yang kedua penting adalah melalui empedu ke dalam usus dan keluar bersama
feses. Ekskresi melalui paru terutama untuk eliminasi gas anastetik umum.

j. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat yang dikonsumsi Pak Andi ?
Jawaban:
1) FARMAKOKINETIK
Hati mengandung nitrat organik reduktase berkapasitas besar yang mengeluarkan
gugus nitrat secara bertahap dari molekul induk dan akhirnya menginaktifkan obat.
Karena itu, bioavaibilitas oral nitrat organik tradinasional (mis. Nitrogliserin dan
isosorbit dinitrat) rendah (biasanya <10-20%). Oleh sebab itu, rute sublingual,
yang menghindari efek first-pass, lebih disukai untuk mencapai kadar terapeutik
dalam darah secara cepat. Nitrogliserin dan isosorbid dinitrat diserap secara efesien
melalui rute ini dan mencapai kadar terapeutik dalam darah dalam hitungan menit.
Namun, dosis totol yang diberikan melalui rute ini perlu dibatasi untuk
menghindari efek yang berlebihan; karena itu, lama efek singakat (15-30 menit).
Jika diperlukan lama kerjanya lebih panjang, dapat diberikan sediaan oral yang
mengandung jumblah obat yang memadai untuk menghasilkan kadar darah obat
induk plus metabolit aktif yang dapat bertahan. Rute lain pemberian yang tersedia
untuk nitrogliserin adalah transdermis lepas-lambat.
Setelah diserap, senyawa dinitrat yang belum berubah memiliki waktu-paruh hanya
2-8 menit.Metabolit-metabolit denitrasi parsial memiliki waktu-paruh yang jauh
lebih lama (hingga 3 jam).Dari berbagai metabolit nitrogliserin (dua bentuk
dinitrogliserin dan dua mononitro), turunan 1,2-dinitro memiliki efek vasodilatasi
signifikan dan mungkin menghasilkan sebagian besar dari efek terapeutik
nitrogliserin yang diberikan per oral. Metabolit 5-mononitrat dari isosorbid dinitrat
merupakan metabolit aktif dan tersedia untuk pemakaian oral sebagai isosorbid
mononitrat. Obat ini memiliki bioavaibilitas 100%.
Eksresi, yang terutama dalam bentuk turunan glukuronida metabolit denitrasi,
terutama melalui ginjal.

2) FARMAKODINAMIK
Isosorbit dinitrat menurunkan dan kebutuhan dan meningkatkan suplai oksigen
dengn cara memperharui tanus vascular.Hal ini menyebabkan berkurangnya air
baik darah kedalam jantung, sehingga tekanan pengisian vartikel kiri dan kanan
menurun. Tekanan vaskuler paru menurun dan ukuran jantung mengecil karena
24
kapasitas vena meningkat maka obatnya dapat terjadi hipotensi ortostatik dan
sinkop

k. Mengapa keluhan pak Andi tidak segera berkurang?


Jawaban:
Karena Pak Andi salah cara menggunakan obat ia tidak mengikuti anjuran dokter.
Cara pemberian Tablet sublingual yang diletakkan dibawah lidah karena mempunyai waktu
paruh yang cepat berkisar 40 menit dan langsung menuju tempat reaksi tanpa melalui
saluran pencernaan dan hepar serta ginjal. Apabila obat sublingual dikonsumsi dengan cara
ditelan, menyebabkan obat melalui saluran pencernaan.Dimana obat sublingual mengalami
bioavailabilitas yang rendah. Akibatnya hancur pada proses pencernaan atau sewaktu di
saring ginjal atau dinetralkan di hati.

4 NNI
َ ‫اِ َّن هللاَ اَ ْن َز َل ال َّدا َء َو ال َّد َوا َء َو َج َع َل لِ ُك ِّل دَا ٍء َد َوا ًء فَتَدَا َووْ ا َو الَ تَتَد‬
 ‫ ابو داود صحيح‬.‫َاووْ ا بِ َح َر ٍام‬
Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan juga obat(nya). Dan Dia telah
mengadakan obat bagi tiap-tiap penyakit. Maka berobatlah, dan jangan berobat dengan
(barang) yang haram. [HSR Abu Dawud]

 ‫ احمد‬.ُ‫اِ َّن هللاَ لَ ْم يُ ْن ِزلْ دَا ًء اِالَّ اَ ْن َز َل لَهُ ِشفَا ًء َعلِ َمهُ َم ْن َعلِ َمهُ َو َج ِهلَهُ َم ْن َج ِهلَه‬
Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit, melainkan Dia menurunkan penawar
baginya, yang diketahui oleh orang yang pandai dan tidak diketahui oleh orang yang bodoh.
[HR. Ahmad]

2.7 Kesimpulan
1. Pak Jaya , 30 tahun mengalami hipoglikemia karena drugs misused
2. Pak Andi, 52 tahun mengalami nyeri dada yang tidak segera berkurang karena penggunaan obat
yang kurang tepat

25
2.8 Kerangka Konsep

Pak jaya, 30 tahun


Pak andi, 52 tahun

Drugs misused Penggunaan obat


yang kurang
tepat
Farmakokinetik Farmakodinamik Farmakokinetik Farmakodinamik
bioavailabilitas efek toksik bioavailabilitas efek terapeutik
meningkat menurun tidak tercapai

Keluhan tidak
Hipoglikemi segera berkurang
a

26

Anda mungkin juga menyukai