Anda di halaman 1dari 33

Cedera Medula Spinalis

Qurotul Aqyun 114170056

Pembimbing: dr Rachmanda Haryo Sp.BS

Bagian SMF Ilmu Penyakit Bedah


Fakultas Kedokteran Unswagati
RSUD WALED
Anatomi Vertebra dan
Medula Spinalis
Medula Spinalis

Potongan Medula Spinalis


Traktus Medulla Spinalis
Dermatom
Cedera Medula spinalis
Insidensi
Insiden cedera medula spinalis terdapat 40- 80 kasus baru per 1 juta populasi
setiap tahunnya. Ini berarti bahwa setiap tahun sekitar 250.000-500.000 orang
mengalami cedera medula spinalis.

Etiologi

1. Trauma 90% seperti kecelakaan lalu lintas (50%), jatuh (25%), olahraga
(10%), atau kecelakaan kerja.
2. Non Trauma 10% seperti penyakit motor neuron, myelopati spondilotik,
penyakit infeksius dan inflamatori, penyakit neoplastik, penyakit vaskuler,
kondisi toksik dan metabolik dan gangguan kongenital dan perkembangan.
Patofisiologi

Mekanisme Cedera

Medula spinalis dan radiks dapat rusak melalui 4 mekanisme


berikut: Kerusakan
1. Kompresi oleh tulang, ligamen, herniasi diskus Primer
intervertebralis, dan hematoma
2. Regangan jaringan berlebihan, biasanya terjadi pada
hiperfleksi. Toleransi medula spinalis terhadap regangan
akan menurun dengan bertambahnya usia.
3. Edema medula spinalis yang timbul segera setelah Kerusakan
trauma mengganggu aliran darah kapiler dan vena. sekunder
4. Gangguan sirkulasi atau sistem arteri spinalis anterior
dan posterior akibat kompresi tulang.
Klasifikasi Grade Tipe Gangguan Medulla Spinalis

A Komplit Tidak ada fungsi motorik dan sensorik


1. Klasifikasi Impairment Scale sampai S4-S5

Menurut American Spinal Injury B Inkomplit Fungsi sensorik masih baik tapi motorik
Association (ASIA), trauma terganggu sampai segmen S4-S5

medulla spinalis dikategorikan C Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level,


dalam 5 tingkatan yaitu tingkat A, tapi otot-otot motorik utama masih
B, C, D, dan E. Pembagiannya memiliki kekuatan <3
adalah sebagai berikut :
D Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level,
otot-otot motorik utama memiliki
kekuatan >=3

E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal


2. Tipe dan Lokasi Trauma

A. Complete spinal cord injury (Grade A)


• Unilevel
• Multilevel
B. Incomplete spinal cord injury (Grade B, C, D)
Sindroma Kausa Utama Gejala Klinis
Brown-Sequard Syndrome Trauma tembus, Kompresi 1. Paresis UMN ipsilateral di bawah lesi dan LMN setinggi lesi
2. Gangguan eksteroseptif (nyeri dan suhu) kontralateral
3. Gangguan proprioseptif (raba dan tekan) ipsilateral

Sindroma Spinalis Anterior Cedera yang menyebabkan 1. Paresis LMN setinggi lesi, UMN dibawah lesi
HNP pada T4-6 2. Dapat disertai disosiasi sensibilitas
3. Gangguan eksteroseptif, proprioseptif normal
4. Disfungsi spinkter
Sindroma Spinalis Sentral Hematomielia, Trauma 1. Paresis lengan > tungkai
Servikal spinal 2. Gangguan sensorik bervariasi di ujung distal lengan
3. Disosiasi sensibilitas
4. Disfungsi miksi, defekasi, dan seksual
Sindroma Spinalis Posterior Trauma, infark arteri 1. Paresis ringan
spinalis posterior 2. Gangguan eksteroseptif punggung, leher, dan bokong
3. Gangguan propioseptif bilateral
Sindroma Konus Medullaris Trauma lower sacral cord 1. Gangguan motorik ringan, simetris
2. Gangguan sensorik, bilateral, disosiasi sensibilitas
3. Nyeri jarang, relative ringan, simetris, bilateral pada perineum dan paha
4. Refleks Achilles -, patella +, bulbocavernosus -, anal –
5. Disfungsi spinkter, ereksi, dan ejakulasi.

Sindroma Kauda Equina Cedera akar saraf 1. Gangguan motorik sedang sampai berat, asimetris
lumbosakral 2. Gangguan sensibilitas, asimetris, tidak ada disosiasi sensibilitas
3. Nyeri sangat hebat, asimetris
4. Gangguan reflex bervariasi
5. Gangguan spinkter timbul lambat, ringan, jarang terdapat disfungsi seksual
EVALUASI CEDERA MEDULA SPINALIS

1. Anamnesis :
– Mekanisme cedera
– Riwayat pingsan
– Riwayat defisit neurologi sesaat
2. Pemeriksaan fisik
• Tanda Vital
• Head to Toe
• Fungsi autonomik
Pemeriksaan Neurologi
• Kekuatan otot
• Colok dubur : refleks bulbokavernosus
• Level sensorik
Gunakan
– Nyeri dan suhu Score Asia
– Diskriminasi 2 titik
– Proprioseptif
• Refleks fisiologis.
SCORE ASIA
Skala kerusakan berdasarkan American spinal injury association
(ASIA)
Grade Tipe Gangguan medula spinalis ASIA

A Komplit Tidak ada fungsi motorik dan sensorik sampai S4-S5

B Inkomplit Fungsi sensorik masih baik tapi motorik terganggu sampai


segmen sakral S4-S5

C Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level, tapi otot-otot


motorik utama masih punya kekuatan < 3

D Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level, otot-otot motorik


utama punya kekuatan > 3

E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal


3. Pemeriksaan Penunjang

Foto Polos

Foto Vertebra posisi AP/LAT/odontoid dengan sesuai


letak Lesi.

• Foto cervikal: Mulai dari C1 hingga C7-T1.


• Foto thorakal dan lumbosakral (AP & L),
dilakukan jika:
– Terlempar keluar dari mobil, jatuh > 2
m.
– Mengeluh ‘back pain’
– Tidak sadar
– Mekanisme cedera tidak jelas
CT Scan

• Pada level tulang yang abnormal (foto polos)


• Sesuai level defisit neurologi
• Potongan tipis 1,5-3 mm pada tempat yang dicurigai

CT SCAN EMERGENCY, Jika !


1. Lesi inkomplit atau dengan gejala neurologi yang memburuk
2. Level fraktur berbeda dengan level defisit neurologi
3. Tulang terlihat normal tetapi klinis memburuk. CT Scan untuk
menyingkirkan jaringan lunak yang menekan cord sehingga
perlu dekompresi segera.
Laboratorium

- Darah perifer lengkap


- Urine lengkap
- Gula darah sewaktu
- Ureum % kreatinin
- Analisa gas darah
Manajemen Cedera Medula Spinalis

Pre Hospital

Untuk mendukung tujuan penyembuhan yang optimal , maka perlu


diperhatikan Talaksana di saat pre hospital :
- Stabilisasi manual
- Membatasi fleksi dan gerakan gerakan lain
- Penanganan imobilitas vertebra dengan kolar leher dan vertebral
brace.
IGD
1. A (AIRWAY) Menjaga jalan nafas tetap lapang + Imobilisasi servikal
2. B (BREATHING) Mengatasi gangguan pernafasan, kalau perlu lakukan intubasi endotrakheal (pada
cedera medulla spinalis servikal atas) dan pemasangan alat bantu nafas supaya oksigenasi adekuat.

3. C (CIRCULATION) Pertahankan systolic > 90 mmHg. Memperhatikan tanda-tanda hipotensi. Harus


dibedakan antara :
a. Syok hipovolemik (hipotensi , tachycardia, ektremitas dingin / basah. ). Tindakan – berikan cairan
kristaloid (NaCl 0,9 % / Ringer Laktat). Kalau perlu dengan koloid (misal Albumin 5%)
b. Syok neurogenik (hipotensi , bradikardia , ekstremitas hangat / kering), pemberian cairan tidak akan
menaikkan tensi (awasi edema paru) maka harus diberi obat vasopressor.
- Dopamine untuk menjaga MAP>70
Primary Survey

- Bila perlu adrenalin 0,2 mg s.k


- Dan boleh diulangi 1 jam kemudian
* Cairan yang diberikan kristaloid (NaCl 0,9 % / Ringer
Laktat) atau koloid (mis : Albumin 5%)
4. D (DISABILITY) Tentukan Kesadaran dengan GCS & Nilai pupil
5. E (EXPOSURE) Buka seluruh pakaian. Awasi jika lesi diatas T8 hati-hati Hipotermi.
Tambahan pada Primary Survey
* Pasang foley karakter untuk monitor hasil urine dan cegah retensi urine
• Pasang pipa naso gastrik (hati-hati pada cedera servikal), dengan tujuan untuk :
- Dekompresi lambung pada distensi
- Cegah Aspirasi
- Kepentingan nutrisi enteral
* * Jika terdapat fraktur atau dislokasi kolumna vertebralis:
- Servikal : pasang kerah fiksasi leher, jangan dimanipulasi dan disamping kiri-kanan leher ditaruh bantal
Primary Survey

pasir
- Torakal : lakukan fiksasi (torakolumbal brace)
- Lumbal : fiksasi dengan korset lumbal
Pemberian Kortikosteroid di IGD
• Bila diagnosis ditegakkan < 3 jam pasca
trauma berikan:
Methylprednisolon 30 mg/KgBB i.v bolus
selama 15 menit, ditunggu selama 45 menit
(tidak diberikan Methylprednisolon dalam
kurun waktu ini), selanjutnya diberikan infus
terus menerus methyl prednisolon selama 23
jam dengan dosis 5.4 mg/KgBB/jam.
• Bila 3-8 jam, idem, hanya infus Me-
Prednisolon dilanjutkan untuk 47 jam
* Bila > 8 jam tidak dianjurkan pemberian
methylprednisolone.
RUANG RAWAT
1. Perawatan Umum
- Lanjutkan A,B,C sesuai keperluan
- Usahakan suhu badan tetap normal (jika lesi diatas C-8,termoregulasi tidak ada)
- Jika ada gangguan miksi pasang kondom kateter atau daver kateter dan jika ada
retensi alvi, berikan laksan / klisma.
2. Medikamentosa
a). Anti spastisitas oto sesuai keadaan klinis
b). Analgetik
c). Mencegah dekubitus, kalau perlu pakai kasur khusus.
d). Mencegah trombosis vena dalam (DVT) dengan stoking kaki khusus atau fisioterapi.
Kalau perlu dapat diberikan antikoagulan (Heparin atau LMWH)
,CONT

f). Mencegah proses sekunder ( free radikal, dll) dengan pemberian anti oksidan ( vit.
C, vit E).
g). Stimulasi sel saraf dengan pemberian GM1-Ganglioside. Mulai dalam kurun waktu
72 jam sejak onset sampai dengan 18 -32 hari
h). Terapi obat lain sesuai indikasi , seperti antibiotik bila ada infeksi, dll.
3. Operasi

Indikasi operatif
* Ada fraktur, pecahan tulang menekan medula
spinalis.
* Gambaran neurologis progresif memburuk.
• Fraktur, dislokasi yang labil
• Terjadi herniasi diskus intervertebralis yang
menekan medula spinalis.
TERIMA KASIH
TABEL: TRACTUSASCENDENS,DESCENDENSdanASCENDENS+DESCENDENS

FUNICULUS ASCENDENS DESCENDENS ASCENDENS+DE


SCENDENS

1. Tractus 1. Tractus 1. Fasciculus


Spinothalamicus Corticospinalis Proprius Anterior
Anterior Anterior 2. Fasciculus
2. Tractus Septomarginalis
ANTERIOR
Vestibulospinalis Anterior
3. Tractus
Reticulospinalis
4. Tractus
Tectospinalis

5
TABEL: TRACTUSASCENDENS,DESCENDENSdanASCENDENS+DESCENDENS

FUNICULUS ASCENDENS DESCENDENS ASCENDENS+DE


SCENDENS

1. Tractus 1. Tractus 1. Fasciculus


Spinocerebellari Corticospinalis Propius Lateralis
s Ventralis Lateralis
2. Tractus 2. Tractus
LATERALIS
Spinocerebellari Olivospinalis
s Dorsalis
3. Tractus
Spinothalamicus
Lateralis
4. Tractus
Spinotectalis

6
TABEL: TRACTUSASCENDENS,DESCENDENSdanASCENDENS+DESCENDENS

FUNICULUS ASCENDENS DESCENDENS ASCENDENS+DE


SCENDENS
1. Fasciculus 1. Fasciculus
Gracilis Propius
2. Fasciculus Posterior
POSTERIOR
Cuneatus 2. Fasciculus
Interfascicularis
Propius
(A,B,C,D)
Keterangan :
A = Coma Schultze
B = Tractus Septomarginalis (T bawah)
C= Area Ovalis Flechsig (L)
D = Trigonum Philipe Gombault(S)

7
 TRACTUS/FASCICULUSUTAMA
1. Tractus Spinothalamicus Anterior (raba +tekanan)
2. Tractus Spinothalamicus Lateralis (nyeri +suhu)
3. Tractus Spinocerebellaris Ant/Ventral (tonus otot +
tendo,ligamentum,capsula art )
4. Tractus Spinocerebellaris Post/Dorsal (tonus otot +
tendo,ligamentum,capsula art )
5. Tractus Corticospinalis Ant dan Lat (motoris)
6. Fasciculus Cuneatus
(posisi, gerakan, diskriminasi,
7. Fasciculus Gracilis getaran)

Anda mungkin juga menyukai