Anda di halaman 1dari 23

dr. Mila Damayanti W.

Klinik Mutiara Sehat Cinere


Definisi
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena
adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif (Soegondo, 2002).
Menurut American Diabetes Association, diabetes
melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
atau kedua-duanya.
Faktor Resiko DM tipe II
1. obesitas
2. adanya riwayat DM dalam keluarga (Genetik)
3. kurangnya aktifitas fisik
4. usia ≥ 45 tahun
5. riwayat penyakit kardiovaskular (peny. jantung )
6. adanya riwayat diabetes gestasional (diabetes pada
kehamilan)
7. riwayat hipertensi
8. Dislipidemia (Trigliserida tinggi/ HDL-Cholesterol
rendah/LDL-Cholesterol tinggi)
9. wanita dengan Polycistic Ovarian Syndrome (PCOS)
Jenis-jenis DM
DM TIPE 1 (IDDM) : autoimun, idiopatik
DM TIPE 2 (NIDDM) : resistensi insulin
GESTASIONAL
JUVENIL/SENILIS
Etiologi DM tipe I
 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut baik melalui proses imunologik
maupun idiopatik. Pasien diabetes tipe ini mewarisi
kerentanan genetik yang merupakan predisposisi
untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon
autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi
terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin
itu sendiri.
Etiologi DM tipe II
 Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relatif sampai yang
predominan gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin. Jumlah insulin normal, tetapi
jumlah reseptor insulin yang terdapat pada
permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang
masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah
menjadi meningkat.
Perbedaan DM tipe I & II
Polidipsi (rasa haus yang berlebih, walaupun cuaca
tidak panas).
Poliuria (sering kencing terutama malam hari).
Polifagia (cepat lapar).
Glukosuria
Berat badan menurun secara drastis.
Badan lemah dan cepat lelah.
Nafas Bau keton
Kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki serta gatal-
gatal (Neuropathy perifer)
Penglihatan kabur.
Luka sulit sembuh.
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl) DM BUKAN DM BELUM PASTI DM

Palasma vena >200 <110 110-199


Darah
kapiler

Darah kapiler >200 <90 90-199

Kadar glukosa darah puasa (mg/dl) DM BUKAN DM BELUM PASTI DM

Plasma vena >126 <110 110-125

Darah kapiler >110 <90 90-109


Tes Diagnostik
Diagnosa DM ditegakkan berdasarkan kadar glukosa
darah berikut yaitu :
Glukosa plasma puasa > 126 pada 2 x pemeriksaan.
Glukosa plasma random (acak) > 200 dengan gejala
hiperglikemia.
Glukosa plasma > 200 pada 2 jam postprandial.

Kegagalan toleransi glukosa yang ditunjukan dengan :


Glukosa plasma puasa > 126.
Glukosa 2 jam PP > 126 dan < 200.
Tes Diagnostik
Glucosylated Hemoglobin (HbA1c). Normalnya < 6,5
% dimonitor secara rutin setiap 3 bulan.
Prediabetes : HbA1c 5,7-6,4 %
Elektrolit, BUN jika diduga hiperglikemia atau
dehidrasi.
Serum Kreatinin
Urin = glukosa positif, keton positif, aseton positif
atau negatif
Komplikasi
Organ/jaringan yg
Yang terjadi Komplikasi
terkena

Plak aterosklerotik terbentuk &


menyumbat arteri berukuran besar atau
sedang di jantung, otak, tungkai & penis.
Sirkulasi yg jelek menyebabkan penyembuhan luka yg
Dinding pembuluh darah kecil
Pembuluh darah jelek & bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke,
mengalami kerusakan sehingga
gangren kaki & tangan, impoten & infeksi
pembuluh tidak dapat mentransfer
oksigen secara normal & mengalami
kebocoran

Terjadi kerusakan pada pembuluh darah Gangguan penglihatan & pada akhirnya bisa terjadi
Mata
kecil retina kebutaan (Retinopathy Diabetikum)
Komplikasi
 Penebalan pembuluh darah
ginjal
 Protein bocor ke dalam air Fungsi ginjal yg buruk
Ginjal
kemih Gagal ginjal
 Darah tidak disaring
secara normal

 Kelemahan tungkai yg terjadi secara


Kerusakan saraf karena glukosa
tiba-tiba atau secara perlahan
tidak dimetabolisir secara
Saraf  Berkurangnya rasa, kesemutan &
normal & karena aliran darah
nyeri di tangan & kaki
berkurang
 Kerusakan saraf menahun

 Tekanan darah yg naik-turun


Kerusakan pada saraf yg
Sistem saraf  Kesulitan menelan & perubahan
mengendalikan tekanan darah
otonom fungsi pencernaan disertai serangan
& saluran pencernaan
diare
Komplikasi
Berkurangnya aliran darah ke  Luka, infeksi dalam (ulkus
Kulit kulit & hilangnya rasa yg diabetikum)
menyebabkan cedera berulang  Penyembuhan luka yg jelek

Gangguan fungsi sel darah Mudah terkena infeksi, terutama infeksi


Darah
putih saluran kemih & kulit

Luka tidak dimetabolisir secara


Sindroma terowongan karpal Kontraktur
Jaringan ikat normal sehingga jaringan
Dupuytren
menebal atau berkontraksi
Penatalaksanaan
Dalam jangka pendek penatalaksanaan DM bertujuan
untuk menghilangkan keluhan atau gejala DM.
Sedangkan tujuan jangka panjang adalah untuk
mencegah komplikasi.
Pengobatan primer untuk DM meliputi: diet, olahraga
dan obat obatan misalnya obat hipoglikemik oral
(OHO), insulin, atau keduanya. Dari semua pengobatan
ini yang paling penting adalah diet. Strategi diet
diperlukan untuk mencapai euglikemia,
mempertahankan berat badan ideal dan
memaksimalkan status nutrisi.
Diet Diabetes
KH 60-70 %
Protein 20-30 %
Lemak 10-20 %
Untuk mencegah DM tipe II dengan menerapkan pola
hidup sehat :
 Menurunkan BB bagi mereka yg kegemukan 5-10 %
(5kg untuk individu dgn BB 90 kg )
 Mengkonsumsi makanan sehat & seimbang
 Melakukan latihan fisik intensitas sedang selama 30-60
menit per hari atau sekurang-kurangnya 4 hari dlm
seminggu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai