1. ATP hidrolisis
2. Cross bridge
3. Power stroke
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/SISTEM-OTOT1.pdf
Effendi, C. 2005. Faal Sel, Biofisika, Cair Tubuh, Saraf Tepi Dan
Otot, Laboratorium Ilmu Faal Universitas Airlangga, ed. 2. 2005.
hal 34 58. Surabaya: Penerbit FK Unair.
a. Kelelahan Pusat
Kelelahan pusat disebabkan karena kegagalan sistem saraf pusat
merekrut jumlah dan mengaktifkan motor unit yang dilibatkan
dalam kontraksi otot. Padahal kedua hal tersebut berperan dalam
besarnya potensial yang dihasilkan selama kontraksi otot.
Dengan demikian, berkurangnya jumlah motor unit dan frekuensi
pengaktifan motor unit menyebabkan berkurangkan kemampuan
kontraksi otot.
b. Kelelahan Perifer
Kelelahan perifer merupakan kelelahan yang disebabkan
karena faktor di luar sistem saraf pusat. Kelelahan perifer tersebut
disebabkan ketidakmampuan otot untuk melakukan kontraksi
dengan maksimal yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah gangguan pada kemampuan saraf,
kemampuan mekanik kontraksi otot, dan kesediaan energi untuk
kontraksi. Kelelahan pada gangguan saraf merupakan gangguan
neuromuscular junction, ketidakmampuan sarcolemma
mempertahankan konsentrasi Na+ dan K+ sehingga menurunkan
depolarisasi sel dan amplitudo potensial aksi. Gangguan pada
saraf tersebut akan berdampak pada berkurangnya kemampuan
perambatan impuls dan ketidakmampuan membran otot untuk
mengkonduksi potensial aksi. Gangguan perambatan impuls
sehingga menuntut frekuensi stimulus yang tinggi.
B. Mekanisme Kelelahan Otot (Fatigue)
Kontraksi merupakan hal terpenting dariotot. Hal ini berkaitan
dengan penggunaan adenosin triposphate (ATP) sebagaienergi
kontraksi. Mekanisme kontraksi otot berlangsung melalui daur
reaksi yang kompleks. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori
pergeseran filamen (sliding filament theory). Keseluruhan proses
membutuhkan energi yang diperoleh dari ATP yang disimpan
dalam kepala miosin. Tahapan kontraksi otot hingga
relaksasi. Pada neuromuscular junction, asetilkolin dilepaskan
dari synaptic terminal menuju reseptor dalam sarkoma. Hasil
perubahan potensial transmembran dari serabut otot akan
menghasilkan pontensial aksi yang menyebar melintasi seluruh
permukaan dan sepanjang tubulus T. Retikulum sarkoplasma
melepaskan cadangan ion kalsium, sehingga meningkatkan
konsentrasi kalsium di sarkoplasma dan sekitar sarkomer.
B. OSKULUSI
1. Oklusi seimbang
Oklusi dikatakan seimbang bila tarikan otot-otot pengunyahan
antara kanan dan kiri seimbang. Pada pembuatan gigi tiruan, bila
tarikan otot tidak seimbang maka gigi tiruan sulit stabil di dalam
mulut
2. Oklusi morfologis
Dinilai dari segi morfologis, ada rumus baku untuk menilai
idealnya gigi yang berkontak dalam keadaan diam.
3. Oklusi dinamis
Nah ini gabungan, selain dari gigi, juga peran serta otot, saraf dan
sendi rahang ikut menciptakan pengunyahan yang sempurna.
Oklusi Sentris
Pernah melihat orang yang sedang menahan jengkel? Biasanya
akan terlihat tonus otot disekitar kening kepalanya, dan giginya
digemeretakkan. Nah, itu artinya giginya sedang dalam posisi
oklusi sentris. Jadi giginya semua dalam keadaan kontak
maksimal. Mungkin tentara yang sedang bersikap tegap pun
giginya dalam keadaan oklusi sentris.
Inti dari ilmu oklusi adalah bahwa fungsi pengunyahan manusia itu
tidak hanya gigi semata, tapi dari satu dengan mekanisme yang
rumit, gabungan kerja dinamis antara otot, saraf dan sendi rahang.
Pada saat orang sehat, tidak ada yang menyadari bahwa dirinya
sehat. Tapi pada saat timbul kelainan, baru terasa bila semua
ternyata butuh koordinasi dan kerja sama yang kompak.
Salah satu contoh, adalah ketika anda melihat orang yang infeksi
gigi bungsu pada rahang bawah. Biasanya mereka akan sulit
membuka mulut (trismus). Bila dipaksa untuk dibuka sakit sekali.
Pernah melihat orang yang gigitannya tidak seimbang? Karena sisi
kanan atau kiri berkontak lebih dulu dari pada sisi satunya?
Misalnya saja, baru menambal gigi, tapi tambalannya tinggi,
sehingga tambalan itu kena duluan dengan gigi lawannya saat
berkontak. Apa yang terjadi setelah seminggu? Mungkin tambalan
menjadi rusak karena beban tekanan kunyah terkumpul pada titik
tersebut, atau, bila tambalannya sekuat baja, otot dan rahang sendi
akan terasa sakit karena sisi lain harus mengeluarkan tenaga
ekstra untuk keseimbangan di dalam mulut.