Anda di halaman 1dari 13

Mekanisme Kontraksi Otot Rangka

• Kontraksi otot adalah keadaan saat otot menegang dan


memendek sehingga kemudian dapat menggerakkan
tulang atau rangka tubuhmu.
• Apabila otot mendapat rangsangan, otot akan
berkontraksi.
• Kontraksi otot ditandai dengan memendeknya otot,
otot menjadi menegang dan menggebung di bagian
tengah.
• Pada saat otot berkontraksi, maka otot yang melekat
pada tulang akan ikut berkontraksi, sehingga tulang
tertarik dan bergerak.
Komponen Struktur Otot yang
Berperan dalam Kerja Otot
• Miofibril, berbentuk silindris yang memanjang sepanjang
otot lurik, dan mengandung filamen aktin dan miosin.
• Sarkomer, unit struktural dan fungsional terkecil dari
kontraksi otot pada miofibril. Sarkomer dibagi menjadi pita
H, A ,dan I.
• Aktin, filamen kontraktil yang tipis serta memiliki sisi aktif
dan situs pengikatan.
• Miosin, protein filamen yang lebih tebal, dan memiliki
penonjolan yang dikenal dengan kepala miosin.
• Tropomiosin, sebuah protein aktin pengikat yang mengatur
konraksi otot.
• Troponin, protein kompleks yang melekat pada
tropomiosin
Sumber Energi untuk Gerak Otot
• ATP (adenosin tri fosfat). ATP terurai menjadi ADP
(adenosin difosfat) dan energi. Selanjutnya, ADP terurai
menjadi AMP (adenosin monofosfat) dan energi.
Berikut persamaan reaksinya.
ATP → ADP + P + energi
ADP → AMP + P + energi
• Kreatin fosfat. Kreatin fosfat terurai menjadi kreatin,
fosfat, dan energi. Pemecahan ATP dan kreatin fosfat
berfungsi untuk menghasilkan energi pada saat
kontraksi otot. Proses tersebut tidak memerlukan
energi pada saat kontraksi otot sehingga fase kontraksi
disebut fase anaerob.
• Glikogen (gula otot). Glikogen dilarutkan menjadi
laktasidogen. Laktasidogen dibah menjadi glukosa
dan asam laktat. Glukosa diubah menjadi 𝐶𝑜2 , 𝐻2 𝑂,
dan energi. Proses tersebut terjadi pada saat otot
relaksasi dengan menggunakan oksigen, sehingga
fase relaksasi disebut fase aerob. Jika terkandung
banyak asam laktat di dalamya, otot akan terasa
lelah. Asam laktat akana dioksida dengan
menggunakan oksigen.
Tahapan Mekanisme Kerja Otot

• Impuls saraf tiba di neuronmuscular


junction, mengakibatkan pembebasan asetilkolin.
Kehadiran asetilkolin memicu depolarisasi yang
kemudian menyebabkan pembebasan ion Ca²˖ dan
reticulum sarkoplasma.
• Meningkatnya ion Ca²˖ menyebabkan ion ini terikat
pada troponin, sehingga mengakibatkan perubahan
struktur troponin tersebut.
• Perombakan ATP akan membebaskan energi yang
dapat menyebabkan myosin mampu menarik aktin
ke dalam dan juga melakukan pemendekan otot.
Hal ini terjadi disepanjang myofibril pada sel otot.
• Mioisin akan terlepas dari aktin dan jembatan
aktomiosin akan terputus ketika molekul ATP
terikat pada kepala myosin. Pada saat ATP
terurai, kepala myosin dapat bertemu lagi
dengan aktin pada tropomiosin.
• Proses kontraksi otot dapat berlangsung
selama terdapat ATP dan ion Ca²˖. pada saat
impuls terhenti, ion Ca²˖ akan kembali ke
reticulum sitoplasma.
Hipotesis Sliding Filament
Teori filamen geser menjelaskan
mekanisme kontraksi otot berdasarkan protein
otot yang meluncur melewati satu sama lain
untuk menghasilkan gerakan. Teori filamen
geser berawal dari adanya sinyal (rangsangan),
akan menyebabkan ion Ca bisa terikat pada
troponin tropomiosin dan mampu mengubah
struktur konformasinya.
Andrew F. Huxley, Rolf Niedergerke, Hugh Huxley, Jean
Hanson (1954) menge,mukakan teori kontraksi otot sliding
filamen sebagai berikut.
• Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin
tetap sama, tetapi saling bersilangan sehingga
memperbesar jumlah tumpang tindih antarfilamen.
• Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke
dalam pita A, mempersempit, dan menghalangi pita H.
• Panjang sarkomer (dari garis Z ke garis Z lainnya)
memendek saat kontraksi.
• Pemendekan sarkomer akan membuat serabut otot
memendek, begitu pula dengan otot secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai