Anda di halaman 1dari 19

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB
KELOMPOK 2

1. Okta Friska R P1337424319059

2. Erni Fatmawati P1337424319060

3. Winda Saputri R P1337424319061

4. Nila Pratiwi P1337424319062


Pengertian Otot
Otot merupakan sekumpulan jaringan

yang terdiri atas sel sel khusus yang dapat

berkontraksi bila dirangsang. Otot mempunyai

kemampuan kontraksi dan relaksasi.

Saat otot berkontraksi maksimal disebut tonus.

Tonus biasanya diikuti dengan relaksasi.

Jika tidak disertai relaksasi dapat

mengakibatkan kejang otot atau disebut tetanus.


A. Kontraksi
Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot
memendek. Aktin adalah bentuk jaringan otot yang memiliki fungsi membentuk
permukaan sel, pigmen penyusun otot berdinding tipis serta unsur kontraksi pada otot.
Adapun yang dimaksud miosin adalah protein yang ada di dalam otot yang berperan dalam
mengatur kontraksi serta relaksasi filamen penyusun otot berdinding tebal.
Kontraksi otot memerlukan energi. Energi tersebut disuplai dalam bentuk energi
kimia. Fase kontraksi disebut juga fase anaerob karena energi diperoleh dari penguraian
ATP dan kreatin fosfat yang berlangsung secara anaerob. Energi ini menghubungkan aktin
dan miosin.
• Proses kimia yang terjadi saat kontraksi otot yaitu :
 Kreatin fosfat + ADP Kreatin + ATP
 ATP ADP + Energi
 ADP AMP + Energi
B. Relaksasi
Relaksasi otot adalah kembalinya otot pada keadaan istirahat setelah mengalami kontraksi.
Sebagian ahli lain mengartikan relaksasi otot adalah proses peregangan otot setelah kontraksi
yang ditandai dengan memanjangnya otot.
Saat energi habis maka otot akan berelaksasi. Fase relaksai disebut fase aerob karena energi
yang dihasilkan dari hasil pemecahan glikogen yang berlangsung secara aerob.
• Proses kimia saat relaksasi otot yaitu :
 Glikogen Laktasinogen
 Laktasid Glukosa + Asam Laktat
 glukosa + O2 CO2 + H2O
Mekanisme Kerja Otot
Kontraksi dan Relaksasi
A. Kontraksi Otot
Kontraksi otot terjadi saat otot memendek dan menebal. Pada keadaan ini akan
terbentuk aktomiosin yaitu berikatannya aktin (filamen tipis) dan miosin (filamen tebal) pada
unit otot /sarkomer. Atau secara lengkap mekanisme kontraksi otot sebagai berikut :
otot mendapat rangsang ujung syaraf motorik akan melepaskan protein otot berupa
asetilkolin Asetilkolin menyebabkan terlepasnya ion Ca aktin aktif
pemecahan ATP miosin aktif merangsang pembentukan aktomiosin
Otot lebih pendek otot kontraksi
Mekanisme kontraksi otot atau bisa disebut dengan sliding filament model,
karena berkaitan dengan Gerakan meluncur dari filamen tebal dan tipis. Sebelum
sampai pada penjelasan sliding filament model, perhatikanlah bagian sarkomer
dibawah ini. Filamen tebal digambarkan dengan garis tebal biru, sedangkan
filament tipis digambarkan dengan garis kuning.
Pada filamen tebal (miosin) terdapat bagian mirip kepala yang
berfungsi mengait filament tipis (aktin). Kaitan dari kepala miosin
inilah yang menyebabkan terjadinya gerakan meluncur (sliding) yang
menimbulkan otot berkontraksi.
Penjelasan tentang sliding filament model
adalah sebagai berikut :
• Pertama, kepala miosin akan mengikat ATP sebagai sumber energi
untuk terjadinya kontraksi.
• Kepala miosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat
anorganik dan menggunakan Energi yang timbul dari pemecahan ATP
tersebut.

• Setelah mendapat energi dari ATP, kepala miosin akan mengait


(berikatan dengan) aktin.
• Terjadi pelepasan ADP dan fosfat • kepala miosin yang menangkap
anorganik yang menyebabkan ATP baru akan menyebabkan
kepala miosin bergerak sehingga kepala miosin melepaskan diri
menggerakkan aktin. dari aktin dan siklus akan
berulang.
• Gambar paling atas adalah sarkomer ketika
dalam keadaan relaksasi, sarkomer lebih panjang
dan zona H nampak cukup lebar. Gambar
dibawahnya adalah sarkomer dalam keadaan
berkontraksi, terlihat bahwa sarkomer tersebut
memendek dan zona H mulai menyempit.
Gambar paling bawah adalah sarkomer dalam
keadaan kontraksi penuh, zona H hilang sama
sekali karena aktin saling tumpuk menumpuk.
• Mekanisme sliding filament model secara keseluruhan dapat
diperhatikan pada gambar berikut ini.
B. Relaksasi Otot
Relaksasi otot terjadi saat otot kembali ke keadaan semula dan
mengendur. Otot yang berelaksasi akan terjadi penguraian aktomiosin
menjadi aktin dan miosin kembali.
Atau secara lengkap mekanisme relaksasi otot sebagai berikut :
Tidak adanya rangsang lagi berkurangnya ion Ca
aktomiosin terurai otot kembali ke semula otot
memanjang
Kesimpulan
• Kontraksi otot terjadi saat otot memendek dan menebal. Pada kedaan ini akan
terbetuk aktomiosin yaitu berikatannya aktin (filamen tipis) dan miosin
(filamen tebal) pada unit otot (sarkomer). Adapun relaksasi otot terjadi saat otot
kembali ke keadaan semula dan mengendur. Otot yang berelaksasi akan terjadi
penguraian aktomiosin menjadi aktin dan miosin kembali. Mekanisme
kontraksi dan relaksasi otot ini digambarkan sebagai metode slidding filament
yaitu pergeseran filamen otot yang membentuk aktomiosin dan terurainya
kembali aktomiosin tersebut.
• Otot rangka memiliki peranan penting dalam pergerakan.
Adanya pergerakan pada otot disebabkan oleh mekanisme
kontraksi dan relaksasi pada otot. Pada kondisi yang normal
proses kontraksi selalu diikuti oleh relaksasi. Apabila terjadi
kontraksi terus menerus tanpa diikuti oleh relaksasi maka akan
terjadi penimbunan asam laktat yang akan mengakibatkan
kelelahan otot salah satunya adalah kram.
SEKIAN TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai