Pengertian Otot Otot merupakan sekumpulan jaringan
yang terdiri atas sel sel khusus yang dapat
berkontraksi bila dirangsang. Otot mempunyai
kemampuan kontraksi dan relaksasi.
Saat otot berkontraksi maksimal disebut tonus.
Tonus biasanya diikuti dengan relaksasi.
Jika tidak disertai relaksasi dapat
mengakibatkan kejang otot atau disebut tetanus.
A. Kontraksi Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot memendek. Aktin adalah bentuk jaringan otot yang memiliki fungsi membentuk permukaan sel, pigmen penyusun otot berdinding tipis serta unsur kontraksi pada otot. Adapun yang dimaksud miosin adalah protein yang ada di dalam otot yang berperan dalam mengatur kontraksi serta relaksasi filamen penyusun otot berdinding tebal. Kontraksi otot memerlukan energi. Energi tersebut disuplai dalam bentuk energi kimia. Fase kontraksi disebut juga fase anaerob karena energi diperoleh dari penguraian ATP dan kreatin fosfat yang berlangsung secara anaerob. Energi ini menghubungkan aktin dan miosin. • Proses kimia yang terjadi saat kontraksi otot yaitu : Kreatin fosfat + ADP Kreatin + ATP ATP ADP + Energi ADP AMP + Energi B. Relaksasi Relaksasi otot adalah kembalinya otot pada keadaan istirahat setelah mengalami kontraksi. Sebagian ahli lain mengartikan relaksasi otot adalah proses peregangan otot setelah kontraksi yang ditandai dengan memanjangnya otot. Saat energi habis maka otot akan berelaksasi. Fase relaksai disebut fase aerob karena energi yang dihasilkan dari hasil pemecahan glikogen yang berlangsung secara aerob. • Proses kimia saat relaksasi otot yaitu : Glikogen Laktasinogen Laktasid Glukosa + Asam Laktat glukosa + O2 CO2 + H2O Mekanisme Kerja Otot Kontraksi dan Relaksasi A. Kontraksi Otot Kontraksi otot terjadi saat otot memendek dan menebal. Pada keadaan ini akan terbentuk aktomiosin yaitu berikatannya aktin (filamen tipis) dan miosin (filamen tebal) pada unit otot /sarkomer. Atau secara lengkap mekanisme kontraksi otot sebagai berikut : otot mendapat rangsang ujung syaraf motorik akan melepaskan protein otot berupa asetilkolin Asetilkolin menyebabkan terlepasnya ion Ca aktin aktif pemecahan ATP miosin aktif merangsang pembentukan aktomiosin Otot lebih pendek otot kontraksi Mekanisme kontraksi otot atau bisa disebut dengan sliding filament model, karena berkaitan dengan Gerakan meluncur dari filamen tebal dan tipis. Sebelum sampai pada penjelasan sliding filament model, perhatikanlah bagian sarkomer dibawah ini. Filamen tebal digambarkan dengan garis tebal biru, sedangkan filament tipis digambarkan dengan garis kuning. Pada filamen tebal (miosin) terdapat bagian mirip kepala yang berfungsi mengait filament tipis (aktin). Kaitan dari kepala miosin inilah yang menyebabkan terjadinya gerakan meluncur (sliding) yang menimbulkan otot berkontraksi. Penjelasan tentang sliding filament model adalah sebagai berikut : • Pertama, kepala miosin akan mengikat ATP sebagai sumber energi untuk terjadinya kontraksi. • Kepala miosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik dan menggunakan Energi yang timbul dari pemecahan ATP tersebut.
• Setelah mendapat energi dari ATP, kepala miosin akan mengait
(berikatan dengan) aktin. • Terjadi pelepasan ADP dan fosfat • kepala miosin yang menangkap anorganik yang menyebabkan ATP baru akan menyebabkan kepala miosin bergerak sehingga kepala miosin melepaskan diri menggerakkan aktin. dari aktin dan siklus akan berulang. • Gambar paling atas adalah sarkomer ketika dalam keadaan relaksasi, sarkomer lebih panjang dan zona H nampak cukup lebar. Gambar dibawahnya adalah sarkomer dalam keadaan berkontraksi, terlihat bahwa sarkomer tersebut memendek dan zona H mulai menyempit. Gambar paling bawah adalah sarkomer dalam keadaan kontraksi penuh, zona H hilang sama sekali karena aktin saling tumpuk menumpuk. • Mekanisme sliding filament model secara keseluruhan dapat diperhatikan pada gambar berikut ini. B. Relaksasi Otot Relaksasi otot terjadi saat otot kembali ke keadaan semula dan mengendur. Otot yang berelaksasi akan terjadi penguraian aktomiosin menjadi aktin dan miosin kembali. Atau secara lengkap mekanisme relaksasi otot sebagai berikut : Tidak adanya rangsang lagi berkurangnya ion Ca aktomiosin terurai otot kembali ke semula otot memanjang Kesimpulan • Kontraksi otot terjadi saat otot memendek dan menebal. Pada kedaan ini akan terbetuk aktomiosin yaitu berikatannya aktin (filamen tipis) dan miosin (filamen tebal) pada unit otot (sarkomer). Adapun relaksasi otot terjadi saat otot kembali ke keadaan semula dan mengendur. Otot yang berelaksasi akan terjadi penguraian aktomiosin menjadi aktin dan miosin kembali. Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot ini digambarkan sebagai metode slidding filament yaitu pergeseran filamen otot yang membentuk aktomiosin dan terurainya kembali aktomiosin tersebut. • Otot rangka memiliki peranan penting dalam pergerakan. Adanya pergerakan pada otot disebabkan oleh mekanisme kontraksi dan relaksasi pada otot. Pada kondisi yang normal proses kontraksi selalu diikuti oleh relaksasi. Apabila terjadi kontraksi terus menerus tanpa diikuti oleh relaksasi maka akan terjadi penimbunan asam laktat yang akan mengakibatkan kelelahan otot salah satunya adalah kram. SEKIAN TERIMA KASIH WASSALAMUALAIKUM WR. WB