Kelompok 2 :
– Otot adalah jaringan yang dapat tereksitasi – otot berperan penting dalam pergerakan
atau sebagai organ efektor yang dapat hewan.
merespon berbagai stimulus seperti
perubahan tekanan, panas, dan cahaya.
– Kontraksi Otot : Eksitabilitas atau kekuatan respon terhadap suatu stimulus adalah karakter alami dari
otot.
Fase kontraksi otot
1. Fase Laten : dalam periode antara stimulus dan awal kontraksi disebut dengan fase laten yang akan
berakhir sekitar 0.01 detik sambal berlangsungnya perubahan kimiawi hasil stimulus.
2. Fase Kontraksi : Fase kontraksi terjadi dimana otot benar-benar berkontraksi berakhir setelah 0.04 sekon
pada otot katak. Pemendekan otot terjadi sehubungan dengan mekanisme kimiawi yang akan dijelaskan
selanjutnya.
3. Fase Relaksasi : fase dimana otot akan kembali memanjang kembali pada keadaan semula.
Fase tersebut biasa ditemukan pada otot lurik
Kontraksi Otot
– Molekul miosin terbentuk dari dua rantai protein berat yang identik dan dua
pasang rantai ringan.
– Kepala dari molekul miosin dikenal sebagai jembatan silang . Jembatan silang
memiliki dua tempat pengikatan, satu untuk aktin dan lainnya untuk ATP.
– Otot tidak berkontraksi posisi tropomiosn menutupi tempat pengikatan
jembatan silang (kepala miosin)
– Otot Berkontraksi jika tropomin mengikat Ca2+ terjadi perubahan posisi
tropomyosin sedemikian rupa sehingga kepala miosisn berikatan dengan aktif
site pada aktin, akibatnya otot berkontraksi
Molekul aKtin
o Ciri : F-aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang
berpilin satu sama lain, molekul tropomiosin membentuk filamen yang
memanjang melebihi subunit aktin dan melapisi sisi yang berkaitan
dengan crossbridge miosin, molekul troponin berkaitan dengan molekuk
troposin dan menstabilkan posisi penghalang pada molekul tropomiosin
o Filamen tipis terdiri dari 2 rantai molekul aktin yang melilit satu dengan
yang lainnya dan mengandung tempat pengikat bagi jembatan silang
(cross bridge) dari filamen yang tebal yang disebut "aktif site".
Kontraksi
– Jika sedetik stimulus diberikan secara cepat setelah stimulus pertama, tidak akan
ada respon terhadap stimulus tersebut. Periode dimana otot tidak memperlihatkan
kontraksi disebut dengan periode refraktori. Pada otot lurik, periode refraktori
sangat singkat sekitar 0.05 sekon. Dua periode refraktori terdiri atas (a) periode
refraktori absolut, dan (b) periode refraktori relatif. Pada periode refraktori absolut
tidak akan ada kontraksi yang terjadi kendati seberapapun besarnya stimulus yang
diberikan. Akan tetapi respon kedua dapat muncul secara cepat mengikuti selang
tertentu ketika stimulus yang lebih besar dari ambang batas diberikan kepada otot.
Kontraksi Isotonik dan Kontraksi
Isomerik
Kontraksi Isotonik dan
Kontraksi Isomerik KONTRAKSI ISOTONIK
– Tidak akan ada pemendekan otot, sehingga – otot diperlakukan untuk menahan
kerja otot hampir mendekati nol. beban yang konstan yang mana
beban tersebut cukup ringan, maka
kontrkasi akan tetap konstan
Faktor yang Mempengaruhi Kontraksi Otot
– Miofibril
– Sarkomer
– Aktin
– Miosin
– Tropomiosin
– Troponin
Produksi Panas di Otot
– Otot secara langsung menghasilkan panas sebagai hasil dari proses oksidasi
ketika beristirahat ataupun bekerja. Akan tetapi, produksi panas akan lebih
banyak ketika otot berkontraksi. Panas otot dapat diukur dengan bantuan
termopile dan galvanometer dan disajikan dalam gram-kalori. Pada pria
dewasa, berat total ototnya 30 kg. Diperkirakan pada kondisi istirahat akan
dihasilkan panas sekitar 18 kcal/jam. Energi panas ini dibutuhkan untuk
menjaga struktur dan gradien elektrokimia di dalam otot.
Produksi Panas di Otot
• Awal mekanisme kontraksi otot adalah peristiwa yang berlangsung antara sistem saraf dan otot.
• Pada sambungan neuromuscular terjadi pelepasan asetilkolin dari saraf ke otot.
• Asetilkolin yang berdifusi sampai ke neuromuskuler mengubah permeabilitas membran plasma
serat-serat otot.
• Retikulum endoplasmik di dalam sel otot (ER) melepas Ca2+ dan ion tersebut masuk ke sitoplasma.
• Ca2+ kemudian menginduksi pengikatan myosin ke actin, yang menjadi awal dari mekanisme
kontraksi.
• Jika neuron motor berhenti mengirim potensial aksinya ke serat-serat otot, maka Ca2+ akan
kembali masuk ke reticulum sarkoplasma.
Mekanisme Kontraksi Otot Rangka
– Dalam keadaan istirahat, tempat – Bila troponin menerima ion ca++, maka
posisinya akan berubah, dan perubahan ini
perlekatan miosin pada molekul
akan diikuti oleh berubahnya posisi
aktin tertutup oleh tropomiosin. tropomiosin sehingga tempat perlekatan
– Molekul tropomiosin diikat pada miosin terbuka.
tempatnya oleh troponin. – Terbukanya tempat perlekatan miosin pada
– Kontraksi akan dimulai apabila aktin ini akan diikuti oleh menempelnya
jembatan silang miosin pada tempat
tropomiosin yang menutupi tempat perlekatan meiosin tersebut.
perlekatan miosin pada aktin – Dengan bantuan energi dari pemecahan atp
dipindah, dan ini terjadi apabila oleh atp-ase menjadi adp + pi, maka
troponin menerima ion ca++ jembatan silang akan menarik filamen aktin
ke arah tengah sarkomer
Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot
sehubungan dengan fungsi ion kalsium serta
melekat dan terlepasnya kepala myosin dengan
aktin.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2004. Biologi edisi kelima jilid 3. Erlangga.
Jakarta.
Santoso, P. 2009. Baahan Ajar Fisiologi Hewan. FMIPA Unand. Padang
Sloane, ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Wulangi, K. 1993.Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan.UGM Press. Yogyakarta.