Anda di halaman 1dari 28

Kontraksi dan

teori tentang otot

Kelompok 2 :

Dea Syaranita (1710421003)


Ikrima Asrori (1710421021)
Rahmi Eka Putri (1710422005)
Annisa Lorenza (1710423005)
Apa itu otot
Fungsi Otot

– Otot adalah jaringan yang dapat tereksitasi – otot berperan penting dalam pergerakan
atau sebagai organ efektor yang dapat hewan.
merespon berbagai stimulus seperti
perubahan tekanan, panas, dan cahaya.
– Kontraksi Otot : Eksitabilitas atau kekuatan respon terhadap suatu stimulus adalah karakter alami dari
otot.
 Fase kontraksi otot
1. Fase Laten : dalam periode antara stimulus dan awal kontraksi disebut dengan fase laten yang akan
berakhir sekitar 0.01 detik sambal berlangsungnya perubahan kimiawi hasil stimulus.
2. Fase Kontraksi : Fase kontraksi terjadi dimana otot benar-benar berkontraksi berakhir setelah 0.04 sekon
pada otot katak. Pemendekan otot terjadi sehubungan dengan mekanisme kimiawi yang akan dijelaskan
selanjutnya.
3. Fase Relaksasi : fase dimana otot akan kembali memanjang kembali pada keadaan semula.
 Fase tersebut biasa ditemukan pada otot lurik
Kontraksi Otot

Dasar molekular untuk kontraksi terbagi menjadi dua bagian

molekul miosin molekul aktin


Molekul Miosin

– Molekul miosin terbentuk dari dua rantai protein berat yang identik dan dua
pasang rantai ringan.
– Kepala dari molekul miosin dikenal sebagai jembatan silang . Jembatan silang
memiliki dua tempat pengikatan, satu untuk aktin dan lainnya untuk ATP.
– Otot tidak berkontraksi posisi tropomiosn menutupi tempat pengikatan
jembatan silang (kepala miosin)
– Otot Berkontraksi jika tropomin mengikat Ca2+ terjadi perubahan posisi
tropomyosin sedemikian rupa sehingga kepala miosisn berikatan dengan aktif
site pada aktin, akibatnya otot berkontraksi
Molekul aKtin
o Ciri : F-aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang
berpilin satu sama lain, molekul tropomiosin membentuk filamen yang
memanjang melebihi subunit aktin dan melapisi sisi yang berkaitan
dengan crossbridge miosin, molekul troponin berkaitan dengan molekuk
troposin dan menstabilkan posisi penghalang pada molekul tropomiosin
o Filamen tipis terdiri dari 2 rantai molekul aktin yang melilit satu dengan
yang lainnya dan mengandung tempat pengikat bagi jembatan silang
(cross bridge) dari filamen yang tebal yang disebut "aktif site".
Kontraksi

Kontraksi dibagi menjadi dua macam

after loaded Kontraksi preloaded


1. After loaded disebut juga after stimulated loaded
artinya setelah otot berkontraksi akibat rangsangan barulah otot
mendapat pembebanan (after stimulated loaded).

2. Kontraksi Preloaded kontraksi yang terjadi apabila otot diberi


beban terlebih dahulu sebelum dirangsang untuk berkontraksi.
Berbeda dengan after loaded, masa laten kontraksi pre loaded relatif
lebih cepat sehingga kecepatan pemendekan otot juga menjadi lebih
cepat.
Hubungan Gaya dan Kecepatan

– Jika otot berkontraksi dengan tanpa adanya


beban, bukan merupakan kerja eksternal.
Sedangkan jika ada beban pada otot maka
disebut sebagai kerja eksternal. Jika berat
beban bertambah secara gradual, kecepatan
kontraksi akan berkurang hingga waktu
dimana beban sama dengan gaya optimum
yang mampu dilakukan oleh otot. Pada fase ini
tidak ada pemendekan otot, jadi kecepatan
kontraksi adalah nol.
Periode Refraktori

– Jika sedetik stimulus diberikan secara cepat setelah stimulus pertama, tidak akan
ada respon terhadap stimulus tersebut. Periode dimana otot tidak memperlihatkan
kontraksi disebut dengan periode refraktori. Pada otot lurik, periode refraktori
sangat singkat sekitar 0.05 sekon. Dua periode refraktori terdiri atas (a) periode
refraktori absolut, dan (b) periode refraktori relatif. Pada periode refraktori absolut
tidak akan ada kontraksi yang terjadi kendati seberapapun besarnya stimulus yang
diberikan. Akan tetapi respon kedua dapat muncul secara cepat mengikuti selang
tertentu ketika stimulus yang lebih besar dari ambang batas diberikan kepada otot.
Kontraksi Isotonik dan Kontraksi
Isomerik
Kontraksi Isotonik dan
Kontraksi Isomerik KONTRAKSI ISOTONIK
– Tidak akan ada pemendekan otot, sehingga – otot diperlakukan untuk menahan
kerja otot hampir mendekati nol. beban yang konstan yang mana
beban tersebut cukup ringan, maka
kontrkasi akan tetap konstan
Faktor yang Mempengaruhi Kontraksi Otot

– Menurut Wulangi (1993), ada – Faktor lain yang sangat


beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap kuat
mempengaruhi kuat kontraksi kontraksi otot adalah tegangan
(amplitudo) dan durasi (lamanya awal dari otot pada waktu akan
waktu) dari kontraksi otot. Pada dilakukan perangsangan.
umumnya kuat kontraksi akan
meningkat bila intensitas rangsang
meningkat.
Struktur yang terlibat dalam mekanisme
kontraksi dan relaksasi otot :

– Miofibril
– Sarkomer
– Aktin
– Miosin
– Tropomiosin
– Troponin
Produksi Panas di Otot

– Otot secara langsung menghasilkan panas sebagai hasil dari proses oksidasi
ketika beristirahat ataupun bekerja. Akan tetapi, produksi panas akan lebih
banyak ketika otot berkontraksi. Panas otot dapat diukur dengan bantuan
termopile dan galvanometer dan disajikan dalam gram-kalori. Pada pria
dewasa, berat total ototnya 30 kg. Diperkirakan pada kondisi istirahat akan
dihasilkan panas sekitar 18 kcal/jam. Energi panas ini dibutuhkan untuk
menjaga struktur dan gradien elektrokimia di dalam otot.
Produksi Panas di Otot

NITIAL HEAT (PANAS AKTIVASI) DELAYED HEAT (PANAS TERTUNDA)

– panas aktivasi yang dihasilkan – panas tertunda dihasilkan selama


selama fase laten dan periode relaksasi dan setelahnya, dan ini
pemendekan dalam jumlah yang dihasilkan dalam jumlah yang lebih
sedikit sekitar 60 mikro sekon besar.
stimulus. Ini kurang dari setengah
total energi panas yang dihasilkan.
Produksi Panas di Otot
 Kontraksi otot dapat terjadi pada kondisi aerobik dan
anaerobik. Selama kekurangan oksigen, hanya sedikit panas
yang dihasilkan dan asam laktat juga dihasilkan. Pada kondisi
atmosfir yang kaya oksigen, akan lebih banyak panas
dihasilkan dan asam laktat tidak dihasilkan selama produksi
panas aerobik tersbut.
 Selama kontraksi dan relaksasi, panas awal yang dihasilkan
tidak tergantung kepada jumlah oksigen yang tersedia dan
ini berasosiasi dengan perombakan ATP dan kreatin fosfat.
Setelah relaksasi, dalam kondisi tanpa oksigen, sejumlah
kecil panas tertunda (delayed heat) akan muncul sebagai
hasil produksi asam laktat dari glikogen.
Kontraksi Summasi
– Apabila dua stimulus dikenakan pada otot lurik dengan
selang waktu yang amat singkat dimana stimulus kedua
diberikan sebelum daur kontraksi pertama selesai maka
akan terjadi kontraksi yang lebih kuat dibandingkan jika
hanya satu stimulus. dan membuat serabut otot akan
mengalami pemendekan dari kontraksi pertama.
Kontraksi Tetanus/Tetani
Kontraksi tetani diawali dengan timbulnya sumasi, dengan cara otot
diberikan rangsangan yang berulang-ulang. Dengan meningkatkan
frekuensi kontraksi dan diberikan rangsangan berulang-ulang
sebelum fase relaksasi selesai maka akan menimbulkan peristiwa
tetanisasi, yaitu kekuatan kontraksi yang telah mencapai tigkat
maksimumnya, sehingga tambahan peningkatan apapun pada
frekuensi di atas titik ini tidak akan memberi efek peningkatan daya
kontraksi lebih lanjut.
Kelelahan Otot (Fatigue)

Gejala kesakitan yang dirasakan otot akibat otot terlalu tegang


sebagai hasil dari stimulus yang berulang yang menghasilkan tetanus,
otot akan kehilangan kemampuannya untuk berkontraksi. Kondisi ini
disebut dengan kelelahan otot.
Tonus Otot
Tonus otot adalah kontraksi otot yang dipertahankan oleh otot itu
sendiri. Tonus yang tidak normal dapat berupa peningkatan tous
seperti pada keadaan spasme otot, sedangkan tonus menurun
seperti pada keadaan atrofi otot.
Kontraksi otot polos Kontraksi otot rangka
Otot polos disebut otot dengan kerja tak sadar Kontraksi otot rangka dirangsang oleh adanya
(involunter) karena dibawa kontrol Sistem pelepasan asetilkolin (ACh) di neuromuscular
saraf autonom dan ditemukan pada jaringan- junction antara terminal neuron motorik dan serat
jaringan atau organ viseral seperti Saluran otot. Pengikatan ACh dengan end-plate motoric
pencernaan, saluran respirasi, ginjal, arteri, suatu serat otot menyebabkan perubahan
vena dan lain-lain. Kontraksinya Lebih lamban permeabilitas di serat otot dan menghasilkan
dan kurang terogrganisasi. potensial aksi yang dihantarkan ke seluruh
permukaan membran sel otot. Terdapat dua struktur
dalam serat otot yang berperan penting dalam
proses eksitasi dan kontraksi, yaitu tubulus
transversus (tubulus T) dan retikulum sarkoplasma.
Teori Tentang Kontraksi Otot

1. Teori Sliding Filamen


– selama terjadinya kontraksi dan peregangan serabut otot, panjang pita A tetap konstan sedangkan panjang
pita I memendek. Panjang filamen tebal sama dengan panjang pita A. Panjang pita H bertambah atau
berkurang terhadap panjang pita I. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika terjadi perubahan panjang otot,
ujung-ujung filamen akan bertemu. Filamen tebal dan filamen tipis akan konstan panjangnya saat istirahat.
Selama pemendekan akan ditemukan adanya pita baru. Ikatan silang dari filamen-filamen (sliding filament) :
Jembatan penghubung reguler akan muncul pada interval yang teratur dari filamen tebal myosin dalam pola
ikatan helik yang berikatan dengan filamen lain yaitu aktin. Ikatan silang ini mungklin akan membantu proses
kontraksi otot dengan melakukan kontak pada sisi spesifik pada filamen tipis aktin sehingga mempertahankan
suatu kontinyuitas mekanis di sepanjang otot. Jembatan tersebut dapat berosilasi maju dan mundur. Setiap kali
jembatan tersebut meluncur secara cepat, molekul ATP akan dikatalisasi untuk melepaskan molekul fosfat dan
energi. Selama fase relaksasi, tidak ada ikatan jembatan myosin dan penguraian ATP berhenti.
Teori Kontraksi Otot Szent Gyorgyi
– kontraksi berhubungan dengan peranan dari molekul myosin. Dikemukakan bahwa kompleks myosin
murni tersusun atas subunit-subunit protein. Subunit-subunit yang sama disebut protomyosin yang
akan berkaitan secara bersama-sama melalui ikatan hidrogen. Sekitar 8 molekul protomyosin tersebut
ketika bersatu akan membentuk meromyosin yang ringan (L-meromyosin). Unit-unit yang lebih berat
disebut dengan meromyosin berat (H-meromyosin).
– Jika otot dieksitasi dengan adanya ion kalsium, aktin dan myosin akan berkombinasi mebentuk
kompleks aktomyosin yang merupakan molekul yang lebih kaku. Partikel myosin akan dipertahankan
dalam kondisi meregang dengan adanya molekul air, tetapi kontraksi akan terjadi jika molekul air
keluar. Aktomyosin sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi Ca2+, Mg2+, K+, dan H+ seperti
halnya terhadap ATP. Kendati ATP yang sedikit, tetap akan menginduksi kontraksi aktomyosin.
Meromyosin berat (H-meromyosin) akan berasosiasi dengan ATPase untuk mengkatalis ATP sehingga
dihasilkan energi yang akan ditransfer ke meromosin yang ringan (L-meromyosin). Sebagai
konsekuensinya, meromyosin ringan akan kehilangan muatan listriknya dan terlihat melipat untuk
berkontraksi. Relaksasidapat terjadi karena konsentrasi ATP yang sangat besar.
Peranan Ion Ca2+ Dalam Kontraksi
Otot

• Awal mekanisme kontraksi otot adalah peristiwa yang berlangsung antara sistem saraf dan otot.
• Pada sambungan neuromuscular terjadi pelepasan asetilkolin dari saraf ke otot.
• Asetilkolin yang berdifusi sampai ke neuromuskuler mengubah permeabilitas membran plasma
serat-serat otot.
• Retikulum endoplasmik di dalam sel otot (ER) melepas Ca2+ dan ion tersebut masuk ke sitoplasma.
• Ca2+ kemudian menginduksi pengikatan myosin ke actin, yang menjadi awal dari mekanisme
kontraksi.
• Jika neuron motor berhenti mengirim potensial aksinya ke serat-serat otot, maka Ca2+ akan
kembali masuk ke reticulum sarkoplasma.
Mekanisme Kontraksi Otot Rangka

– Dalam keadaan istirahat, tempat – Bila troponin menerima ion ca++, maka
posisinya akan berubah, dan perubahan ini
perlekatan miosin pada molekul
akan diikuti oleh berubahnya posisi
aktin tertutup oleh tropomiosin. tropomiosin sehingga tempat perlekatan
– Molekul tropomiosin diikat pada miosin terbuka.
tempatnya oleh troponin. – Terbukanya tempat perlekatan miosin pada
– Kontraksi akan dimulai apabila aktin ini akan diikuti oleh menempelnya
jembatan silang miosin pada tempat
tropomiosin yang menutupi tempat perlekatan meiosin tersebut.
perlekatan miosin pada aktin – Dengan bantuan energi dari pemecahan atp
dipindah, dan ini terjadi apabila oleh atp-ase menjadi adp + pi, maka
troponin menerima ion ca++ jembatan silang akan menarik filamen aktin
ke arah tengah sarkomer
Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot
sehubungan dengan fungsi ion kalsium serta
melekat dan terlepasnya kepala myosin dengan
aktin.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2004. Biologi edisi kelima jilid 3. Erlangga.
Jakarta.
Santoso, P. 2009. Baahan Ajar Fisiologi Hewan. FMIPA Unand. Padang
Sloane, ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Wulangi, K. 1993.Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan.UGM Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai