Cy +Pm X Cy + Pm
+cy pm +cy Pm
¼ Cy/Cy → Mati
½ Cy/pm → Survive
¼ pm/pm → Mati
Sb +H x Sb + H
+sb H +sb H
¼ Sb + H Mati
Sb + H
½ Sb + H Survive
+sb H
¼ +sb H Mati
+sb H
Jika ada mutan baru maka, deteksi dengan ‘balanced stock’ yang
membawa marker
Cy/pm → II
H/ Sb → III
Curly wing
Plum eye
Hairless bristle
Stuble bristle
P ♀ m x ♂ Cy H
m Pm Sb
P : T/tw1 X T/tw1
T/T : mati
T/tw1 : no tail, balanced lethal
tw1/tw1 : mati (inutero)
Jantan Betina
T/tw1 X +/+
hasil yang diharapkan : ½ t/t, ½ tw1/ T
Yang diamati : 0.1 – 0.01 T/+, 0.9 – 0.99 tw1/+
Waktu diamati viabilitas dari utero → no death
Persilangan resiprokal :
Jantan Betina
+/+ X T/tw1
Hasil pengamatan ½ +/T dan hasil yang diharapkan sama ½ +/T. Yang
diharapkan rasio 1 : 1 tetapi yang diperoleh rasio 1 : 9. Jadi, proses
meiosis normal, hanya saja sperma tidak sama efektifitasnya dalam
memfertilisasi telur.
Untuk menentukan dua gen linkage atau bercampur secara random digunakan
metode konvensional (X2) ( untuk menguji deviasi antara O dan E)
Misal :
AaBb x AaBb
harus 4 kelas :
AB (AaBb)
Ab (Aabb)
aB (aaBb)
ab (aabb)
aB
AaBb
ab x aabb Independent assortment
Complete linkage
AB ab
AaBb x aabb
ab
AB/ab ab/ab
1 AB : 1 ab Ab ab
aB
Ab/ab aB/ab
AABB x aabb
AABB x aabb 1 Ab : 1 aB
Incomplete linkage
AaBb x aabb
AaBb x aabb
Ab
AB
AB
AB
Ab
ab
aB
Pada linkage antara Aa dan Bb hasilnya dapat dipengaruhi oleh beberapa efek
misalnya viabilitas.
Contoh :
Aa x aa
AaBb x aabb
misalkan ada 4 kelas F2 dengan rasio yang diharapkan 1 : 1 : 1: 1
AB (AaBb) Ab (Aabb) aB (aaBb) ab (aabb) Total
140 38 32 150 360
90 90 90 90 360
X2 = 135. 19???
AB = 180
Ab = 30
aB = 60
ab = 10
Uji X 2 untuk 9 : 3 : 3 : 1
AB Ab aB ab Total
O 180 30 60 10 280
E 157.5 52.5 52.5 17.5 280
X2 = 17. 4 ??
Kemungkinan :
1. Penyimpangan untuk gen A dari rasio 3A- : 1 aa mungkin karena
hubungan inviabilitas dari salah satu kelasnya
2. sda untuk rasio 3B - : 1 bb
3. Penyimpangan dari independent assortment disebabkan oleh linked
1 dan 2 ----- x2 = 3 : 1
3 ------ uji independent
a. Segregasi pada gen A ---- Aa x Aa -------- 3A - : 1 aa
A- aa Total
O 180 + 30 = 210 60 + 1 = 70 280
E 210 70 280
X 2 = 0.00
B- bb Total
O 180 + 60 = 240 30 + 10 = 40 280
E 210 70 280
X 2 = 17.14
B b Total
A 180 (AB) 30 (Ab) 210
a 60 (aB) 10 (ab) 70
Total 240 40 280
P ♀ m x ♂ Cy H
m Pm Sb
F 1 diuji /diamati
Kalau m sex linked resesif :
- Semua F1 jantan akan membawa fenotip mutan
- Betina F1 berfenotip normal
Kalau m adalah resesif autosomal :
- Tidak satupun F1 akan memperlihatkan fenotip mutan
- Dalam hal ini, jantan yang membawa fenotip dominan
marker diseleksi
misal : Cy dan Sb dibackcross dengan betina m/m
Cy M ------ jantan Non Crossing over
Cy m
Cy Pm gen m yang dibawa oleh F1 jantan tidak dapat
H Sb CO dengan Cy dan Sb sehingga :
Jika gen terletak pada homolog kromosom 2 (cy), alel normalnya
(dominan) akan terletak pada kromosom dimana Cy berada dan F1 jantan
hanya akan menghasilkan gamet-gamet Cy dan m untuk kromosom ini.
Fertilisasi dari telur-telur betina m tidak akan menghasilkan lalat-lalat Cy
yang juga berfenotip mutan.
Sebaliknya :
Kromosom 3 dan 2 tersegregasi bebas sebagian dari sb akan berasosiasi
dengan fenotip m, sebagian lagi tidak.
Jika gen m terletak pada kromosom 4 maka fenotip m yang muncul akan
dalam jumlah yang sama antara dengan Cy dan Sb.
Jika mutannya dominan (M) maka seluruh F1 (jantan dan betina) akan
memperlihatkan fenotip mutan--- F1 jantan yang membawa 2 marker
dominan (misal Cy dan Sb) x Normal non mutan betina
Jika M sex linked maka hanya betina F2 yang akan memperlihatkan
fenotip mutan
Jika M pada kromosom 2 maka tidak ada lalat pada F2 yang membawa
mutan M dan Cy bersamaan
Jika M pada kromosom 3 maka tidak ada lalat F2 yang membawa mutan
M dan Sb bersamaan
Jika pada kromosom 4 maka M dan Cy sama jumlahnya dengan M yang
bersama dengan Sb.
NEUROSPORA
al O
al
al O
al
O
al al al al
+
al al al+ al+
Jika
X terjadi
al rekombinasi al
+ pada stadium 4alstrand :
+
al al+ al+ al
al+
al O
al O
O
O
+
al
Mitosis al+
O
al O
al
O terjadinya penyebaran
al+ O
al+
= al+
= al
no rec. antara gen & sentromer terjadi rec. dapat pada gen/sentromer
Hasil ini berasal/ berdasarkan pada orientasi kromosom selama Mei I dan II
setelah pertukaran terjadi.
Proses diatas terjadi sebelum mitosis
No recombinasi : Recombinasi :
MII MII
MI MI
MII MII
al+ al
al +
al
al al+
al al+
129 tetrad
segregasi
Pemb. I al+ al+ al al
al al al+ al+
al al+ al+ al
al+ al al al+
141 tetrad
seg.Pemb.II or or or
Diantara kromosom-kromosom yang diamati pada segregasi pembelahan II ------
½ recombinan untuk menghitung kromosom – kromosom recombinan (strand)
-----% rekombinasi total strand atau kromosom =
4(kromosom) x 141(tetrad)
2 x 100%
4(141 + 129)
=½ [141: 141 + 129 ] x 100% = 26%
2. Misal gen terletak sangat jauh dari sentromer, hanya ada satu pertukaran
antara gen dan sentromer untuk tiap meiosis ----- akan teramati segregasi
pembelahan II 100%
3. Jika gen terletak sangat jauh dari sentromer ------ DCO dapat juga terjadi yang
dapat diamati pada segregasi pembelahan I.
P=½ AAaa
1 A 1 A a atau A P =2/3 = ½ x 2/3 = 2/6
A 2 a
2 a A
a a
a AAaa
2 macam tetrad A P=½
yang memperlihat- P = 2/3 ½ x 2/3 = 2/6
kan segregasi
pemb. II
Total probabilitas = 2/6 + 2/6 = 4/6 = 2/3
= 66.67%
Map distance = (4 x 66.6)/2 x100%
(4 x 100)
= 33.3 map unit
Jadi maksimum map distance yang diharapkan adalah 33.3 mu