1. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali
pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik.
1
Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang
meningkatkan aktivitas miofibril.
2. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan
kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi
unit motor berganda dan summasi bergelombang).
3. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.
4. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada
peningkatan tegangan kontraksi.
5. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga
kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.
2
memendek atau yang tetap panjang adalah pita A (pita Gelap), sedngkan pita I (pita terang) dan
zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Lalu ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisis menjadi ADP. Beberapa
energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah ke
konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan
kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin
dilepaskan dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah pada saat ini terjadi relaksasi.
D. Energi Pada Otot
ATP merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi
karbohidrat dan lemak. Kontraksi Otot merupakan interaksi antara Aktin dan miosin yang
memerlukan ATP
ATP →ADP+P Aktin + Miosin Aktonmiosin
ATP ase
Sebelum ATP berekasi dengan Aktin dan miosin terlebih dahulu ATP dipecah menjadi
ADP dan Asam fosfat (H3PO4). Dan jika kontraksi Otot terus berlagsung otot menggunakan
cadangan energi dalam bentuk kreatinfosfat dan oksimioglobin.
Kreatinfosfat merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam
konsentrasi tinggi otot yang selanjutnya kreatinfosfat dipecah menjadi kreatin dan asam fosfat
dan membebaskan energi. Dan energi yang dibebaskan tadi digunakan untuk menyintesis ATP
bersama ADP.
Kreatin
Fosfo kreatin + ADP Kreatin + ATP
Fosfokinase
Dan pemecahan ATP dan Fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan
oksigen sehingga fase kontraksi otot disebut fase Anaerob. Jadi pada kontraksi otot energi yang
digunakan berupa ATP yang diubah menjadi ADP dan ADP bersama fosfokreatin mensintetis
ATP.
Otot yang berkontraksi dalam waktu lama dapat mengalami kelelahan, hal ini disebabkan
menurunnya ATP dan fosfokreatin, sedangkan ADP, AMP dan Asam laktat naik konsentrasinya
dan kontraksi otot yang terus menerus bekerja memerlukan Energi banyak dan menghabiskan
3
cadangan oksigen otot. Dalam keadaan demikian, Energi untuk kontraksi diperoleh dari
pemecahan glikogen kram otot.
Sehingga dalam keadaan istirahat, Otot berelaksasi dan Asam laktat dioksidasi menjadi
Air (H2O) dan karbondioksida (CO2) dan membebaskan energi sehingga energi yang dibebaskan
untuk pembentukan ATP dan Fosfokreatin yang digunakan untuk berelaksasi. Dan energi yang
dibebaskan juga digunakan untuk membentuk kembali glikogen dari asam laktat
Skema Energi
ATP →ADP+H3PO4+Energi ( untuk pemanfaatan seketika)
Kreatinfosfat → kreatin + H3PO4 + Energi (sintesis ATP dan ADP)
Glikogen →Asam laktat+Energi (untuk risintesis kreatinfosfat)
Asam laktat +O2 →H2O+CO2+Energi (risintesis asam laktat menjadi glikogen)
4
2. Kontraksi Otot Isometrik
Ditandai dengan terbentuknya tonus tetapi tidak terjadi pemendekan otot
kontraksi statik .pada saat ini terjadi perubahan mekanik, kimia dan suhu, tetapi tidak ada
perubahan gerakan.kontraksi ini menjaga posisi tubuh dalam posisi stsioner atau
tetap.misalnya saat berdiri, mendorong tembok dan dalam olahraga, menggemgam raket
tenis merupakn salah satu contoh kontraksi isometrik otot lengan bawah. Pada saat ini
otot lengan bekerja mampertahankan agar raket tidak lepas.
5
5. Kontraksi Otot Allodinamik
Kontrasi ini juga termasuk tipe konsentrik, dimana sel otot yang bekerja dari awal
sampai akhir jumlanya berbeda – beda. Misalnya gerakan vertikal pada mengangkat
beban dan melawan gaya gravitasi.pada tipe ini akan dijumpai sticking point ( daerah
gerakan yang memerlukan usaha terbesar) contoh lainnya pada olahraga lompat
jauh,lompat tingggi dan gerakan di olahraga basket pada saat melakukan lay up shoot.
6. Kontraksi Otot Eksentrik
Kontraksi ini ditandai dengan memanjangnya otot pada saat terbentuknya tonus.
Kontraksi ini akan menjauhi inserio atau pelekatan otot pada tulang yang dapat digerakan
dari origonnya. Pemanjangan otot terjadi sebagai persiapan kontraksi otot berikutnya.
Merupakan kerja negatif seperti ketika menurunkan barang atau menahan gaya gravitasi
misalnya menuruni tangga dan berlari menuruni bukit.
7. Kontraksi Otot Konsentrik
Jenis kontraksi ini ditandai dengan memendeknya otot pada saat terebentuknya
tonus. Kontraksi ini akan mendekatkan inserio otot dari origonnya. Merupakan kerja
positif.umunya dapat dilihat pada siku ketika terjadi fleksi oleh otot bisep dan ekstensi
oleh otot trisep.kontraksi ini juga dapat bersifat isotonik, dinamik atau fasik.Perhatikan
contoh gambar gerakan kontraksi otot konsentrik dibawah ini
6
KESIMPULAN
Pada kontraksi otot pada dasarnya semua kntraksi mempunyai keterkaitan walaupun
kenyataannya kita bisa memilanya hingga menjadi 7 kontraksi otot yang sesuai dengan
penjelasan. kontraksi otot adalah menahan atau melawan kepanjangan otot ( kontraksi otot
adalah menuju ke arah pendek ), di karenakan aktin ditarik ke arah pusat sarcomere oleh myosin.
Saran yang menjadi pegangan kita adalah dalam melakukan suatu gerakan haruslah
efisien, efektif,dan aman .karena tiap setiap pola gerakan memerlukan energi (tenaga) yang
efisien dalam mencapai hasil atau sasaran yang dituju (efektif) serta terhindar dari cedera dalam
melakukan gerakan (aman)
7
DAFTAR PUSTAKA
8
9