Anda di halaman 1dari 3

FISIOLOGI SISTEM LOKOMOTORIK

Terdapat tiga jenis otot yaitu; otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Proses dasar kontraksi pada
ketiga jenis otot tersebut serupa, namun terdapat perbedaan penting.
Otot rangka dihubungkan ke tulang melalui tendon. Tendon inilah yang menggerakkan tulang dengan
kontraksi otot rangka, yang dikontrol oleh neuron motorik bawah dari medula spinalis. Satu neuron
motorik dapat mempersarafi beberapa serabut otot
Setiap otot rangka tersusun dari banyak sel otot, yang disebut serabut otot. Semakin banyak serabut otot
yang ada pada otot semakin besar pula kekuatan potensial otot tersebut. Satu sel otot dibentuk dari
banyak miofibril, sedangkan miofibril tersusun dari miofilamen, sehingga miofilamen inilah unit
fungsional terkecil dari sel otot. Unit fungsional ini terdiri atas protein kontraktil yang disebut sarkomer
Tiap sarkomer mengandung filamen tebal dan tipis. Filamen tebal terdapat di sentarl yang mengandung
kontraktil miosin. Filamen tipis berada di tepi dan terdiri dari protein aktin, tropomiosin dan troponin.
Daerah sarkomer yang hanya terdapat filamen tebal disebut zona H. Daerah yang hanya mengandung

1.

1.

1.

filamen tipis disebut zona I. Garis Z adalah tepi sarkomer tempat melekatnya aktin, lihat gambar 3.43 di
atas.
FUNGSI OTOT
Otot memiliki fungsi pokok antara lain:
Motion
Yaitu menghasilkan gerakan, baik gerakan seluruh tubuh (berjalan, lari dll.), maupun gerakan lokal
(memegang, mengangguk dll.)
Mempertahankan postur
Yaitu fungsi otot rangka dalam berkontraksi untuk mempertahankan tubuh dalam posisi tetap, misalnya
duduk tegak, berdiri dll.
Menghasilkan kalor
Saat berkontraksi otot rangka menghasilkan panas yang sangat penting untuk mempertahankan suhu
tubuh yang normal.

Agar otot dapat berkontraksi, maka diperlukan suatu stimulus. Adapun


urutan prosesnya adalah sebagai berikut:
1.

Stimulus datang dan diterima oleh sel saraf (neuron sensorik) yang selanjutnya diubah
menjadi impuls saraf.
2.
Impuls dilanjutkan oleh neuron motorik menuju otot, melalui myoneural junction
(motor end plate) yaitu pertemuan antara neuron motorik dan otot. Pada tempat ini terdapat sinapsis,
tempat penyaluran neurotramsmitter (misalnya asetilkolin) dari neuron ke otot.
3.
Di sinapsis, neurotransmitter meneruskan impuls ke sarkolemma dan akhirnya kontraksi
dimulai.
Berikut gambaran kerangka proses terjadinya kontraksi otot :
Adanya Stimulus
Merangsang aktivasi neuron motorik
Terjadi pelepasan dan pengikatan neurotransmiter Ach (asetilkolin)
pada ujung-ujung saraf atau pada end-plate
Terjadilah proses depolarisasi sel otot dan

1.

1.

Pelepasan kalsium (Ca2+) pada intrasel


Kemudian kalsium diikat oleh troponin
Kemudian troponin mengalami pergeseran ke tropomiosin
Pergeseran tropomiosin pada aktin dan pajanan tempat pengikatan
Pada jembatan silang (muscular junction)
Pengikatan aktin-miosin pada muscular junction
Terjadilah pelepasan energi (ATP)
Ayunan jembatan silang dan pemendekan sarkomer
Pembentukan tegangan oleh sel otot
Gambar 3.45 : Diagram alir kontraksi otot
JENIS KONTRAKSI OTOT
Ada 2 jenis kontraksi otot yaitu isotonik dan isometrik, yaitu:
Kontraksi isotonik
Pada proses ini tonus (ketegangan) otot relatif tetap, namun ada perubahan bentuk yaitu memendek dan
memanjang karena kondisi otot bergerak.
Ada 2 kondisi kontraksi isotonik, yaitu:
Konsentrik (saat otot memendek)
Eksentrik (saat otot memanjang)
Contoh: gerakan mengangkat benda dengan menekuk siku
Kontraksi isometrik
Pada proses ini panjang otot relatif tetap, namun tonus (ketegangan) otot berubah/ meningkat. Otot
dalam posisi diam.
Contoh: menahan beban dalam posisi diam
Kontraksi otot tergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber yaitu; 1) kreatinin fosfat
(CP) yang disimpan di otot, 2) fosforilasi oksidatif bahan makanan yang disimpan di atau dikirimkan ke
otot, dan 3) glikolisis anaerob. Keletihan otot terjadi manakala ATP digunakan berlebihan di otot.
Ketika otot mulai kontraksi, otot menggunakan simpanan CP-nya untuk mendorong kontrkasi. CP
mengandung molekul berenergi tinggi yang dipindahkan ke ADP untuk menghasilkan ATP.
CP + ADP = C + ATP
OTOT JANTUNG
Kontraksi otot jantung sama dengan kontraksi otot rangka, dengan perbedaan sebagai berikut :
1) Sel jantung dapat berkontraksi secara spontan, yaitu tanpa stimulasi saraf. Stimulasi saraf justru
dapat meningkatkan atau menurunkan kontraksi jantung.
2) Serabut otot jantung dihubungkan dengan resistensi rendah yang disebut diskus interkalatus yang
memungkinkan terjadinya depolarisasi.
3) Terdapat dua sumber kalsium yang menghasilkan kontraksi otot jantung yaitu dari intrasel dan dari
pompa natrium-kalsium.
4) Karena saluran kalsium lambat, maka kontraksi otot jantung 10 kali lebih lama, sehingga tidak ada
proses tetani/kejang pada otot jantung.
5) Pada keadaan istirahat, sel otot jantung mengalami sedikit regangan untuk menghasilkan tegangan
maksimum.
OTOT POLOS

Kontraksi otot polos tidak sama pada semua otot polos. Beberapa karakteristik kontraksi otot polos
adalah :
1) Otot polos dipersarafi dan distimulasi oleh saraf simpatis dan parasimpatis sistem saraf ototnom.
2) Sebagian serabut otot polos berkontraksi secara individual dan hanya sebagai respon terhadap
stimulasi saraf yang ujung saarafnya melepaskan asetilmolin dan epineprin.
3) Otot polos tidak memiliki troponin
4) Pada otot polos kalsium masuk dari cairan ekstrasel
5) Kontraksi otot polos lebih lambat dibanding otot rangka
FUNGSI TENDON
Tendon adalah setabut kolagen yang melekatkan otot ke tulang. Tendon menyalurkan gaya yang
dihasilkan oleh otot yang berkontraksi ke tulang dan dengan demikian menggerakkan tulang.
Sedangkan fungsi ligamen adalah membatasi pergerakan sendi, karena ligamen adalah taut fibrosa yang
kuat antar tulang, biasanya terletak di sendi.
FUNGSI TULANG
Tulang matur terdiri dari 30% materi organik dan 70% deposit garam. Materi organik terdiri dari 90%
serabut kolagen dan 10% proteoglikan. Deposit garam terpenting adalah kalsium dan fosfat, dengan
sedikit natrium, kalium bikarbonat, dan ion magnesium.
Pembentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat berupa pemanjangan dan penebalan
tulang. Kecepatan pembentukan tulang berubah selama hidup. Pembentukan tulang ditentukan oleh
stimulasi hormonal, faktor makanan, dan stres tulang ( keberadaan osteoblas).
Aktivitas osteoblas ditentukan oleh diet, stimulasi hormonal, dan olahraga. Vitamin D mampu
menstimulasi kalsifikasi tulang secara langsung dengan bekerja pada osteoblas, dan secara tidak langsung
dengan menstimulasi absorpsi kalsium di usus. Peningkatan absorpsi kalsium meningkatkan konsentrasi
kalsium darah, yang mendorong kalsifikasi tulang, dengan demikian peranan vitamin D sangat penting.
Tulang memiliki fungsi sebagai berikut:
1.
Kerangka penunjang badan (penopang badan)
2.
Pengungkit untuk otot (tempat otot bertumpu)
3.
Pelindung alat tubuh tertentu
4.
Sebagai tempat pembuatan sel-sel darah (sistem hemopoiesis)
5.
Sebagai gudang penyimpanan Calsium dan Phosphor

Anda mungkin juga menyukai