Anda di halaman 1dari 26

Anatomi dan Fisiologi

Manusia

Sistem Otot
Sjalri Achmad Ariendi S.Bachri, S.Si.
Pendahuluan
• Jaringan otot membentuk 40% - 50% dari berat
tubuh
• Melalui kontraksi, sel-sel otot menghasilkan
pergerakan
• Proses vital dalam tubuh terjadi karena aktivitas
otot seperti kontraksi jantung, kontraksi
pembuluh darah, peristaltik usus
• Sel-sel kontraktil otot disebut serabut otot
Fungsi Sistem Otot
1. Pergerakan
2. Penopang tubuh dan mempertahankan
postur
3. Produksi panas
Karakteristik Umum
1. Sel-sel terelongasi (serabut) mengandung banyak
miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen
kontraktil
2. Nukleus sel-sel otot terbentuk dengan baik
3. Sitoplasma disebut sarkoplasma, membran sel
disebut sarkolema, dan retikulum endoplasma halus
disebut retikulum sarkoplasma
4. Serabut otot dapat membesar
Ciri-ciri Otot
1. Kontraktilitas
2. Eksitabilitas
3. Ekstensibilitas
4. Elastisitas
Klasifikasi Otot (Secara Fungsional)

1. Otot volunter adalah otot yang dapat


dikontrol sesuai keinginan
2. Otot involunter adalah otot yang tidak dapat
dikontrol sesuai keinginan
Klasifikasi Otot (Secara Struktural)
1. Otot polos adalah otot 2. Otot lurik adalah otot dengan
yang tidak bergaris garis-garis melintang

1.Endomesium ; 2.Pita A (Pita gelap) ; 3.Garis Z


1.Serat otot polos ; 2.Inti serat polos ;
memotong pita (Pita terang) ; 4.Inti-inti serat otot ;
3.Fibroblas ; 4.Kapiler ; 5.Serat otot polos 5.Fibroblas dalam endomesium ; 6.Miofibril yang
dipertunjukkan ; 7.Kapilar dalam endomesium
Klasifikasi Otot (Secara Struktur dan
Fungsional)
1. Otot rangka adalah otot lurik, volunter, dan
melekat pada rangka
Struktur :
a. Serabut otot sangat panjang sampai 30 cm, berbentuk
silindris, dengan lebar berkisar antara 10 mikron
sampai 100 mikron
b. Setiap serabut memiliki banyak inti, yang tersusun di
bagian perifer
c. Kontraksinya cepat dan kuat
Anatomi Makroskopik Otot Rangka
1. Otot rangka terdiri dari serabut-serabut yang tersusun dalam berkas
yang disebut fasikel. Semakin besar otot, semakin banyak jumlah
serabutnya
a. Otot biseps lengan pada lengan atas adalah otot yang besar dan
tersusun dari 260.000 serabut
b. Otot kecil, seperti stapedius dalam telinga tengah, hanya terdiri
dari 1.500 serabut
2. Lapisan jaringan ikat fibrosa membungkus setiap otot dan masuk ke
bagian dalam untuk melapisi fasikel dan serabut indiviual. Jaringan ini
menyalurkan impuls saraf dan pembuluh darah ke dalam otot dan
secara mekanis mentransmisikan daya kontraksi dari satu ujung otot ke
ujung lainnya
Anatomi Makroskopik Otot Rangka (Lanj.)
a. Epimisium adalah jaringan ikat
rapat yang melapisi
keseluruhan otot dan terus
berlanjut sampai ke fasia
dalam
b. Perimisium mengacu pada
ekstensi epimisium yang
menembus ke dalam otot
untuk melapisi berkas fasikel
c. Endomisium adalah jaringan
ikat halus yang melapisi setiap
serabut otot
Anatomi Mikroskopik Otot Rangka

1. Miofibril adalah unit kontraktil yang


mengalami spesialisasi, volumenya
mencapai 80% volume serabut
2. Setiap miofibril silindris terdiri dari
miofilamen tebal dan miofilamen tipis
a. Miofilamen tebal terdiri terutama dari
protein miosin. Molekul miosin
disusun untuk membentuk ekor
berbentuk cambuk dengan dua kepala
globular
b. Miofilamen tipis tersusun dari protein
aktin. Dua protein tambahan pada
filamen tipis adalah tropomiosin dan
troponin, melekat pada aktin
Anatomi Mikroskopik Otot Rangka (Lanj.)
3. Pemitaan ditentukan berdasarkan
susunan miofilamen
a. Pita A yang lebih gelap (anisotropik atau
mampu mempolarisasi cahaya) terdiri
dari susunan vertikal miofilamen tebal
yang berselang-seling dengan
miofilamen tipis
b. Pita I yang lebih terang (isotropik atau
nonpolarisasi) terbentuk dari
miofilamen aktin tipis, yang memanjang
ke dua arah dari garis Z ke dalam
susunan filamen tebal
c. Garis Z terbentuk dari protein
penunjang yang menahan miofilamen
tipis tetap menyatu di sepanjang
miofibril
Anatomi Mikroskopik Otot Rangka (Lanj.)

d. Zona H adalah area yang lebih


terang pada pita A miofilamen
miosin yang tidak tertembus
filamen tipis
e. Garis M membagi dua pusat zona
H. Pembagian ini merupakan kerja
protein penunjang lain yang
menahan miofilamen tebal tetap
bersatu dalam susunan
f. Sarkomer adalah jarak antara garis
Z ke garis Z lainnya
Kontraksi Otot Rangka
Teori Sliding Filament dikemukakan oleh Hansen dan
Huxly pada tahun 1955
a. Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama tetapi saling
bersilangan, sehingga memperbesar jumlah tumpang tindih antar filamen
b. Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita A,
mempersempit dan menghalangi pita H
c. Panjang sarkomer (dari garis Z ke garis Z lain) memendek saat kontraksi
d. Pemendekan sarkomer akan memperpendek serabut otot dan keseluruhan otot
Relaksasi Otot Rangka
1. Di awal siklus kontraksi, ATP berikatan dengan kepala miosin di sisi enzim
yang menghidrolisis, ATPase
2. ATPase memecah ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik. Keduanya tetap
melekat di kepala miosin
3. Energi yang dilepas melalui proses hidrolisis mengaktivasi kepala miosin ke
dalam posisi yang condong, siap mengikat aktin
4. Ion-ion kalsium, yang telah dilepas retikulum sarkoplasma berikatan dengan
troponin yang melekat pada tropomiosin dan aktin
5. Kompleks troponin-ion kalsium mengalami perubahan susunan yang
memungkinkan tropomiosin menjauhi posisi penghalang aktinnya
6. Sisa pengikat-miosin pada aktin kemudian terbuka untuk
memungkinkan terjadinya perlekatan pada sisi pengikat-aktin di
kepala miosin
7. Saat pengikatan, ADP dan fosfat anorganik dilepas dari kepala
miosin, dan kepala miosin bergerak dan berputar ke arah yang
berlawanan untuk menarik filamen aktin yang melekat menuju pita
H. Peristiwa ini disebut power stroke kepala miosin
Relaksasi Otot Rangka (Lanj.)
8. Kepala miosin tetap terikat kuat pada aktin sampai sebuah
molekul baru ATP melekat padanya dan melemahkan ikatan
antara aktin dan miosin
9. Kepala miosin terlepas dari aktin, condong kembali, dan siap
untuk melekat pada aktin di sisi baru, berputar, dan kembali
menarik untuk mengulangi siklus
10. Siklus tersebut terjadi dalam ribuan kepala selama masih ada
stimulasi saraf, dan jumlah ion kalsium serta ATP
mencukupi
11. Relaksasi otot terjadi saat stimulasi saraf berhenti dan
ion kalsium tidak lagi dilepas. Ion kalsium ditransfer
kembali ke retikulum sarkoplasma dengan pompa
kalsium dalam membran retikulum sarkoplasma
Energi Untuk Aktivitas Otot Rangka
Karena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis setelah
sepuluh kali kontraksi, maka ATP harus dibkentuk kembali untuk
kelangsungan aktivitas melalui sumber lain

1. Kretin Fosfat (CP)


• CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat ATP
tambahan dibentuk melalui metabolisme glukosa secara anaerob
dan aerob
• CP menyediakan energi sekitar 100 kontraksi dan harus disintesis
ulang dengan cara memproduksi lebih banyak ATP
2. Reaksi anaerob (jalur glikolisis)
• Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai oksigen
dengan menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob
• Glikolisis berlangsung dalam sarkoplasma, tidak memerlukan
oksigen dan melibatkan pengubahan satu molekul glukosa menjadi
dua molekul asam piruvat
• Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien karena
hanya menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa. Glikolisis
dapat memenuhi kebutuhan ATP untuk kontraksi otot dalam waktu
singkat jika persediaan oksigen tidak mencukupi
Energi Untuk Aktivitas Otot Rangka (Lanj.)
3. Reaksi aerob (memakai oksigen)
• Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk
melalui glikolisis anaerob mengalir ke mitokondria
sarkoplasma untuk masuk dalam siklus asam sitrat untuk
oksidasi
• Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi
karbodioksida, air, dan energi
• Reaksi aerob berlangsung lambat tetapi efisien, menghasilkan
energi sampai 36 mol ATP per mol glukosa
4. Oxygen debt
• Asam laktat berakumulasi, mengubah pH, dan menyebabkan
keletihan serta nyeri otot
• Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah beraktivitas berat
disebut oxygen debt
• Volume oksigen yang dihirup tetap berada di atas volume
normal sampai semua asam laktat dikeluarkan, baik
dioksidasi ulang menjadi asam piruvat dalam otot atau
disintesis ulang menjadi glukosa dalam hati
Klasifikasi Otot (Secara Struktur dan
Fungsional)
2. Otot polos adalah otot tidak berlurik dan involunter
Distribusi otot polos pada dinding organ berongga seperti
kandung kemih dan uterus, dinding duktus dan pembuluh,
dan dinding pada sistem respiratorik, pencernaan,
reproduksi, urinarius
Struktur :
a. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral yang
terelongasi
b. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi
pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus ibu hamil
c. Kontraksinya kuat dan lamban
Anatomi Otot Polos
1. Filamen miosin tebal lebih panjang dibandingkan filamen
miosin tebal dalam otot rangka
2. Miofilamen aktin tipis tidak memiliki troponin dan
tropomiosin
3. Dapat ditemukan miofilamen berukuran sedang.
Miofilamen ini tidak terlibat dalam proses kontraktil, tetapi
dipercaya berfungsi sebagai kerangka kerja sitoskeletal
untuk menopang sel
Kontraksi Otot Polos
1. Walaupun aktin dan miosin berikatan di crossbridge sel otot polos,
kontraksi sel-sel otot polos bergantung pada fosforilasi miosin
2. Pada otot polos terdapat peningkatan kontraksi ion kalsium yang
berikatan dengan kalmodulin, protein yang strukturnya mirip dengan
troponin. Ca 2+ /kompleks kalmodulin mengaktivasi miosin kinase,
protein intraseluler lain yang memfosforilasi miosin
3. Sebagian ion kalsium dilepas dari retikulum sarkoplasma, tetapi
sebagian besar kalsium masuk melalui saluran ion kalsium yang
terbuka pada membran plasma
4. Saat ion kalsium ditranspor balik menuju retikulum sarkoplasma dan
keluar menyeberangi membran plasma, miosin terdefosforilasi, dan
otot menjadi relaks
Klasifikasi Otot (Secara Struktur dan
Fungsional)
3. Otot Jantung adalah otot lurik, involunter, dan
hanya ditemukan di jantung
Struktur :
a. Serabut terelongasi dan membentuk cabang dengan
satu nukleus sentral
b. Panjangnya berkisar antara 85 mikron sampai 100
mikron dan diameternya sekitar 15 mikron
c. Diskus terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus
pada sisi ujung yang bersentuhan dengan sel-sel otot
tetangga
d. Kontraksi otot jantung kuat dan berirama
Anatomi Otot Jantung
1. Filamen aktin tipis mengandung troponin
dan tropomiosin
2. Otot jantung memiliki tubulus-T dan
retikulum sarkoplasma yang terbentuk
dengan baik
3. Tidak seperti otot rangka, sebagian ion
kalsium yang dilepas untuk memicu
kontraksi berasal dari cairan ekstraseluler.
Akibatnya otot jantung menjadi sangat
sensitif terhadap ketidakseimbangan
kalsium dalam cairan tubuh

4. Gap junction yang terletak pada diskus terinterkalasi saling menghubungkan


sel-sel otot jantung dan meningkatkan penyebaran depolarisasi ke seluruh
jantung
1. Hipertrofi otot atau pembesaran otot, merupakan hasil
aktivitas muskular yang kuat dan berulang, bukan hasil
aktivitas ringan. Jumlah serabut tidak bertambah,
tetapi ada peningkatan diameter dan panjang serabut
yang juga berkaitan dengan peningkatan unsur-unsur
filamen
2. Atrofi otot adalah kebalikan hipertrofi. Jika suatu otot
tidak dipakai, maka otot tersebut akan mengecil. Pada
akhirnya , serabut otot akan diinfiltrasi dan digantikan
dengan jaringan fibrosa dan lemak
1. Sebenarnya otot jantung tidak mempunyai kemampuan regenerasi
setelah masa kanak-kanak. Defek atau kerusakan pada otot
jantung biasanya digantikan oleh proliferasi jaringan ikat,
membentuk luka parut miokardial
2. Pada otot rangka meskipun inti tidak mampu bermiosis,
jaringannya mengalami regenerasi yang terbatas. Sumber
regenerasi sel diyakini adalah sel satelit. Sel satelit adalah
populasi kecil sel mononukleus berbentuk gelendong yang
terletak dalam lamina basalis yang mengelilingi setiap serat otot
matang. Setalah cedera atau rangsangan tertentu lainnya, maka
sel satelit yang biasanya diam, menjadi aktif, berproliferasi, dan
bergabung membentuk serat otot rangka baru
3. Otot polos mampu memberikan respon regenerasi aktif. Setelah
cedera, sel-sel otot polos mononukleus yang masih hidup dan
perisit dari pembuluh darah, mengalami mitosis dan
menggantikan jaringan yang rusak.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai