Anda di halaman 1dari 6

SISTEM MUSKULAR

BAGIAN I : STRUKTUR DAN FISIOLOGI UMUM

I. PENDAHULUAN

Jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50% berat tubuh pada umumnya tersusun dari sel-
sel otot. Melalui kontraksi, sel-sel otot menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.

A. Fungsi sistem muskular

1. Pergerakan . Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangkda mempertahankan
tubuh aat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
3. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mempertahankan
suhu normal tubuh.

B. Ciri-ciri otot

1. Kontraktilitas. Serabut otot berkontraksi dan meregang, yang dapat atau mungkin juga tidak
melibatkan pemenpemendekan otot. Serabut akan terelongasi karena kontaksi pada setiap
diameter sel berbentuk kubus atau bulat atau hanya akan menghasilkan pemendekan yang
terbatas.
2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat
relaks.
4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau
meregang.

C.Klasifikasi jaringan otot . Otot diklasifikasi secara struktural berdasarkan ada idaknya striasi silang
(lurik), dan secara fungsional berdasarkan kendali konstruksinya, volunter (sadar) atau involunter
(tidak sadar), dan juga berdasarkan lokasi, seperti otot jantung, yang hanya ditemukan di jantung .

D. Istilah khusus pada jaringan otot. Organel selular yang umum juga terdapat dalam serabut otot,
tetapi sebagian memiliki nama yang berbeda.

1. Sitoplasma disebut sarkoplasma.


2. Retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma.
3. Membran plasma disebut sarkolema.
a. Tubulus-T adalah rangkaian tubulus transversus pada otot rangka dan jantung yang
terbentuk melalui invaginasi sarkolema berbentuk seperti jari.
b. Sisterna terminal adalah struktur berbentuk kantong di kedua sisi tubulus-T retikulum
sarkoplasma.
c. Invaginasi tubulus-T dan sisterna terminal yang berdekatan di kedua sisinya
membentuk suatu triad.

E. Jenis-jenis otot

1. Otot rangka adalah otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
a. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar
antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b. Setiap serabut memiliki banyak inti, y tersusun di bagian perifer.
c. Konstraksinya cepat dan kuat.
2. Otot polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada
dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti
pada sistem respiratorik pencernaan, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
a. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral yang terelongasi.
b. Serabut ini berukuran kecil , berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah)
sampai 0,5 mm pada uterus orang hamil.
c. Kontraksinya kuat dan lamban .
3. Otot jantung adalah otot lurik, involunter, dan hanya ditemukan pada jantung.
a. Serabut terelongasi dan membentuk cabang dengan suatu nukleus sentral.
b. Panjangnya berkisar antara 85 mikron sampai 100 mikron dan diameternya sekitar 15
mikron.
c. Diskus terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang bersentuhan
dengan sel-sel otot tetangga.
d. Kontraksi otot jantung kuat dan berirama.

II. Otot rangka

A. Organisasi
1. Otot rangka terdiri dari serabut-serabut yang tersusun dalam berkas yang disebut fasikel.
Semakin besar otot, semakin banyak jumlah serabutnya.
a. Otot biseps lengan pada lengan atas adalah otot yang besar dan tersusun dari
260.000 serabut.
b. Otot kecil, seperti stapedius dalam telinga tengah, hanya terdiri dari 1.500
serabut.
2. Lapisan jaringan ikat fibrosa membungkus setiap otot dan masuk ke bagian dalam untuk
melapisi fasikel dan serabut individual.. Jaringan ini menyalurkan impuls saraf dan
pembuluh darah ke dalam otot dan secara mekanis mentranmisikan daya kontraksi dari
satu ujung otot ke ujung lainnya.
a. Epimisium adalah jaringan ikat rapat yang melapisi keseluruhan otot dan terus
berlanjut sampai ke fasia dalam.
b. Perimisium mengacu pada ekstensi epimisium yang menembus ke dalam otot
untuk melapisi berkas fasikel.
c. Endomisium adalah jaringan ikat halus yang melapisi setiap serabut otot
individual.
B. Organisasi mikroskopik serabut otot rangka
1. Miofibril, adalah unit kontraktif yang mengalami spesialisasi, volumenya mencapai 80%
volume serabut.
2. Setiap miofibril silindris terdiri dari miofilamen tebal dan miofilamen tipis.
a. Miofilamen tebal terdiri terutama dari protein miosin. Molekul miosin disusun
untuk membentuk ekor berbentuk cambuk dengan dua kepala globular, mirip
dengan tongkat golf berkepala dua.
b. Miofilamen tipis tersusun dari proten aktin. Dua protein tambahan pada filamen
tipis adalah tropomiosin dan troponin, melekat pada aktin.
3. Pemitaan ditentukan berdasarkan susunan miofilamen
a. Pita A yang lebih gelap (anisotropik, atau mampu mempolarisasi cahaya) terdiri
dari susunan vertikal miofilamen tebal yang berselang-seling dengan miofilamen
tipis.
b. Pita I yang lebih terang (isotropik, atau nonpolarisasi) terbentuk dari miofilamen
aktin tipis, yang memnajang kedua arah dari garis Z ke dalam susunan filamen
tebal.
c. Garis Z terbentuk dari protein penunjang yang menahan miofilamen tipis tetap
menyatu di sepanjang miofibril.
d. Zona H adalah area yang lebih terang pada pita A miofilamen miosin yang tidak
tertembus filamen tipis.
e. Garis M membagi dua pusat zona H. Pembagian ini merupakan kerja protein
penunjang lain yang menahan miofilamen tebal tetap bersatu dalam susunan.
f. Sarkomer adalah jarak antara garis Z ke garis Z lainnya.
C. Mekanisme interaksi dan miosin
1. Hipotesis sliding filamen
a. Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama tetapi saling
bersilangan, sehingga memperbesar jumlah tumpang tindih antar filamen.
b. Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita A,
mempersempiyt dan menghalangi pita H.
c. Panjang sarkomer (dari garis Z ke garis Z lain) memendek saat kontraksi.
d. Pemendekan sarkomer akan memperpendek serabut otot individual dan
keseluruhan otot.
2. Dasar molekular untuk kontraksi
1. Hipotesis sliding filament
a. Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama tetapi
saling bersilangan, sehingga memperbesar jumlah tumpang tindih antar
filamen.
b. Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita A,
mempersempit dan menghalangi pita H.
c. Panjang sarkomer (dari garis Z ke garis Z lain) memendek saat kontraksi.
d. Pemendekan sarkomer akan memperpendek serabut otot individual dan
keseluruhan otot.
2. Dasar molekular untuk kontraksi
a. Molekul miosin terbentuk dari dua rantai protein berat yang identikdan dua
pasang rantai ringan.
1) Bagian rantai ekor yang berat berpilin satu sama lain dengan dua
kepala protein globular, atau crossbridge, menonjol di salah satu
ujungnya.
2) Crossbridge menghubungkan filamen tebal ke filamen tipis. Setiap
crossbridge memiliki sisi pengikat aktin, sisi pengikat ATP, dan
aktivitas ATPase (enzim ang menghidrolisis aktivitas ATP).
3) Beberapa ratus molekul miosin tersusun dalam setiap filamen tebal
dengan ekor cambuknya yang saling bertumpang tindih dan kepala
globularnya menghadap ke ujungnya.
b. Molekul aktin tersusun dari tiga protein
1) F-aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang
berpilin satu sama lain.
2) Molekul tropomiosin membentuk filamen yang memanjang melebihi
subunit aktin dan melapisi sisi yang berikatan dengan crossbridge
miosin.
3) Molekul troponin berikatan dengan molekul tropomiosin dan
menstabilkan posisi penghalang pada molekul tropomiosin.
Tropomiosin adalah suatu kompleks yang tersusun dari :
a) Satu polipeptida yang mengikat tropomiosin
b) Satu polipeptida yang mengikat aktin
c) Satu polipeptida yang mengikat ion-ion kalsium
c. Jika kalsium (Ca++) tidak ada, tropomiosin dan troponin mencegah terjadinya
ikatan antara aktin dan miosin.
d. Jika kalsium ada, maka reorganisasi troponin-tropomiosin memungkinkan
terjadinya hubungan antara aktin dan miosin.
D. Kendali saraf pada kontraksi otot rangka
1. Setiap serabut otot menerima satu ujung neuron motorik somatik, sel saraf pada medulla
spinalis yang mentransmisi impuls ke otot rangka.
2. Ujung saraf motorik, disebut akson atau serabut saraf, menjalar dengan sejumlah serabut
serupa dari neuron motorik lain dalam sebuah saraf
a. Serabut akson tunggal terbagi menjadi sejumlah percabangan yang membentuk
sambungan (function) neuromuscular khusus dengan serabut otot rangka
b. Setiap terminal akson berada dalam indentasi penuh berisi cairan (celah sinaptik) pada
sarkolema, yang kemudian membentuk lipatan
3. Lempeng ujung motorik merupakan sambungan sebuah cabang akson saraf dan serabut
otot rangka yang tidak berdekatan
4. Unit motorik adalah salah satu neuron motorik (dan cabang-cabangnya) serta semua
serabut otot yang terinervasi sebuah neuron, semakin akurat gerakan yang dihasilkan
a. Satu unit motorik dapat terdiri dari dua atau tiga serabut otot saja atau bisa lebih dari
serabut dalam beberapa otot besar
b. Semakin sedikit jumlah serabut otot yang terinervasi sebuah neuron, semakin akurat
gerakan yang dihasilkan
1) Otot yang digunakan untuk menulis, sebagai contoh, memiliki serabut otot yang
lebih sedikit dalam unit motoriknya
2) Otot postural besar yang menopang tubuh mungkin memiliki sekitar 800 serabut
otot/unit motorik
5. Terminal akson (terminal bouton) mengandung mitokondria dan banyak vesikel sinaptik
kecil. Jika impuls saraf mencapai terminal akson, vesikel sinaptik melepas zat transmiter
asetilkolin
a. ACh berdifusi menyebrangi celah sinaptik untuk berikatan dengan reseptor pada lipatan
sarkolema. Hal ini menyebabkan perubahan yang tiba-tiba pada permeabilitas membran
otot terhadap ion natrium dan kalium dan mengakibatkan arus balik pada polarisasi
(potensial listrik) membran
b. Aliran impuls listrik (depolarisasi) menyebar ke dalam serabut otot karena kerja
tubulus-T ke retikulum sarkoplasma
c. Retikulum sarkoplasma kemudian melepas cadangan ion kalsium ke sekitar filamen
tebal dan tipis yang bertumpang tindih. Hal ini mengakibatkan interdigitasi aktin dan
miosin serta pemendekan sarkomer
d. Rangkaian kejadian ini disebut rangkaian eksitasi-kontraksi
6. Jika impuls saraf terhenti, maka depolarisasi membran selesai, ion kalsium ditangkap
kembali oleh retikulum sarkoplasma dam proses kontraksi berhenti
7. ACh berhubungan dengan sarkolema hanya selama beberapa milidetik. Zat ini hampir
secara langsung dipecah oleh enzim kolinesterase yang dilepas dari lipatan sarkolema.
Pemecahan ACh seperti ini penting untuk membatasi durasi kontraksi dan memungkinkan
terjadinya kontraksi berulang
8. Otot rangka juga mengandung banyak ujung saraf sensorik
E. Karakteristik kontraksi otot rangka. Banyak informasi mengenai kontraksi otot didapat dari
preparat saraf otot dilaboratorium, biasanya berasal dari otot garstroenemius seekor katak
dengan saraf motoriknya yang masih melekat. Salah satu ujung saraf tersebut kaku dan ujung
lainnya dapat digerakkan serta melekat pada alat perekam (miogram) yang meraba dan
memberikan gambaran mengenai perubahan panjang otot. Elektoda langsung diinsersi ke
dalam otot dan stimulus diberikan untuk memperlihatkan karakteristik dasar dari kontraksi.
1. Stimulus ambang adlaha voltase listrik minimum yang menyebabkan kontraksi serabut
otot tunggal
a. Espons all-or-none serabut otot. Jika stimulasi ambang telah tercapai, maka serabut otot
akan merespons secara maksimal atau tidak sama sekali selama kondisi lingkungan
serabut tidak berubah
b. Dengan meningkatkan intensitas stimulus melebihi ambang batasnya tidak akan
memperbesar respons serabut otot tunggal
F. Jenis serabut otot. Otot rangka manusia memiliki tiga jenis serabut yang berbeda dalam
kecepatan berkontraksi, resistensinya terhadap keletihan dan berkemampuan untuk
menghasilkan ATP.
1. Serabut merah kedut lambat, mengandungkonsentrasi pigmen merah pernafasan yang
sangta banyak, mioglobin
2. Serabut putih kedut cepat tidak memiliki mioglobin, mitokondria dan kapilarnya juga lebih
sedikit tetapi simpanan glikogen dan enzimnya lebih banyak.
3. Serabut pertengahan berwarna merah. Mengandung mioglobin dan memiliki sifat serta
resistensi keletihan tingkat menengah dibandingkan kedua jenis serabut sebelumnya
4. Sebagian besar otot tersusun dari ketiga jenis serabut itu.
G. Hipertrofi dan atrofi
1. Hipertrofi otot atau pembesaran otot, merupakan hasil aktivitas muskular yang kuat dan
berulang, bukan hasil aktivitas ringan
2. Atrofi otot adalah kebalikan hipertrofi. Jika suatu otot tidak dipakai, maka otot tersebut
akan mengecil
III. OTOT POLOS. Otot polos memiliki sifat kimia dan mekanis yang sama dengan otot rangka,
tetapi ada beberapa karakteristiknya yang khas.
A. Perbedaan miofilamen
1. Filamen miosin tebal lebih panjang dibandingkan filamen miosin tebal dalam otot rangka
2. Miofilamen aktin tipis tidak memiliki troponin dan tropomiosin
3. Dapat ditemukan miofilamen berukuran sedang.

Anda mungkin juga menyukai