Anda di halaman 1dari 2

Fisiologi Olahraga.

Teori Dan Aplikasi Pembinaan Olahraga


Neuro Fisiologi Otot Dalam Olahraga
Dr.Sugiharto.M.S

A. Morfologi dan struktur kimiawi otot rangka

Otot rangka terdiri dari serabut-serabut otot dengan diameter 10-80 m, di


mana setiap serabut otot terbagi menjadi sub unit yang lebih kecil. Fungsi utama otot
rangka adalah untuk menimbulkan kontraksi dan dari padanya diperoleh tenaga
yang sangat diperlukan bagi kehidupan. Fungsi lain dari otot adalah ikut mengatur
suhu tubuh. Untuk dapat memahami hal tersebut harus memahami fungsi kimia
yang ada dalam otot rangka. Setiap serabut otot dikelilingi oleh sarkolema yang
merupakan membran sel serabut otot, yang terdiri dari 2 lapisan yaitu yang di luar
tebal di bagian dalam tipis. pada waktu istirahat terdapat beda potensial listrik
sebesar 90 mv, sedangkan bila terjadi depolarisasi dari sarkoplasma maka dimulailah
proses kontraksi otot.

Sarkolema ini pada tempat tertentu disekitar garis Z mengadakan invaginasi


tegak lurus ke dalam sel, sehingga membentuk saluran kecil yang menghubungkan
daerah ekstraseluler dengan intraseluler, yang disebut dengan transverse tubular
system atau T system. pada ujung serabut, sarkolema akan bersatu dengan serabut
tendo yang akan membentuk tendo otot yang melekat pada tulang. Sedangkan sel otot
berbentuk sebagai silinder yang memanjang dengan beberapa inti sel (nukleus) yang
terletak dibagian tepi tersebut. Diameter sel otot diperkirakan 10-100 mikron dan
panjangnya dapat beberapa sentimeter hingga 40cm. Dengan mikroskop biasa, maka
sel otot ini tampak bergaris melintang berselang-seling antara daerah gelap dan
tenang, oleh karena itulah otot rangka seringkali disebut otot bergaris melintang.

Di dalam satu sel otot bergaris terdapat struktur yang lebih halus yang disebut
dengan miofibril, yang memiliki garis tengah kira-kira 1-2 mikron, panjang 1-40 mm.
Miofibril juga tampak bergaris melintang antara gelap dan terang dan memang karena
miofibril inilah maka satu sel otot kan nampak sebagai struktur yang bergaris
melintang. Letak miofibril berada di dalam sarkoplasma, yang memiliki komposisi
sama dengan komposisi cairan intra sel. Sarkoplasma adalah cairan dalam sel otot,
sarkoplasma banyak mengandung ion K, Mg, fosfat dan enzim-enzim. Disamping itu
sarkoplasma juga banyak mengandung glikogen yang merupakan sumber energi
anaerobik. Di dalam sarkoplasma juga terdapat mitokondria (ruang-ruang kecil di
dalam sarkoplasma) yang bertanggung jawab terhadap metabolisme aerobik. Kedua
jenis metabolisme energi tersebut merupakan sumber energi untuk kontraksi otot,
mitokondria banyak terdapat pada garis Z.

Di dalam setiap miofibril terdiri dari filamen actin dan myosin, yang
merupakan protein kontraktil otot. ACtin merupakan komposisi yang sangat tipis
dengan diameter 50A' panjang 1 mikron, sedangkan myosin lebih tebal dengan
diameter 100A' dan panjang 1.5 mikron. Actin dan myosin tersusun berselang-seling
sedemikian rupa sehingga satu miofilamen tampak secara mikroskopis bergaris-garis
melintang berselang-seling antara garis terang dan gelap. Bagian yang terang banyak
mengandung actin, dan bagian yang gelap banyak mengandung miosin. Bagian yang
paling gelap terletak pada daerah di mana actin dan miosin saling bertumbang tindih
(overlapping). Daerah yang terang pada actin disebut daerah I band, bagian yang
paling gelap pada miosin disebut garis daerah A band. Sedangkan hitam melintang
ditengah yang membagi garis I band menjadi dua disebut garis Z yang merupakan
protein filamentous yang berbeda dengan actin dan miosin. Daerah antara 2 garis Z
yang berdekatandisebut dengan sarkomer yang merupakan unit fungsional dari
miofibril, oleh karena di sinilah fungsi kontraksi otot dimulai. panjangsarkomer dalam
keadaan normal sekitar 2mm. Diantara actin dan miosin terdapat jembatan yang
tersusun sepanjang filamen pada setiap interval 400', tetapi untuk melihat jembatan
tersebut harus dipergunakan mikroskop elektron, sedangkan untuk dapat mengerti
fungsi dari jembatan harus mengerti struktur dari actin dan miosin. Miosin memiliki
berat molekul 400.000, setiap molekul miosin dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu bagian ekor yang banyak mengandung meromiosin ringan dan bagian kepala
banyak mengandung meromison berat. Meromiosin berat memiliki

dua sifat: memiliki afinitas fungsi terhadap actin, mengandung banyak enzim ATP-ase
yang dapat memecah ATP dengan melepaskan energi. Bagian kepala inilah yang
diduga menjadi jembatan penghubung antara actin dan miosin. Pada waktu otot
berkontraksi I band akan menjepit, sedangkan A band tidak berubah, juga filamen
actin dan miosin tidak berubah ukurannya. Sehingga selama kontraksi otot bukan
terjadi pemendekan filamen, tetapi pergeseran antara filamen actin dan miosin
(sliding filamen, huxley). Pergeseran tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya
jembatan-jembatan penghubung antara actin dan miosin.

Diantara miofibril terdapat retikulum sarkoplasma (RS), yang merupakan struktur


pemegang peranan dalam proses eksitasi-kontraksi kopling. Retikulum sarkoplasmik
adalah suatu jaringan membranous di dalam sarkoplasma yang meliputi dan terletak
disela-sela miofibril serta tersusun memanjang sejajar dengan miofibril, terbentang
sepanjang satu sarkomer. Retikulum sarkoplasmik pada ujung-ujungnya di daerah Z
berbentuk sebagai tabung-tabung yang memanjang menghubungkan sisterna tadi.
Daerah garis Z terdapat 3 buah struktur yang sangat berdekatan yaitu 2 buah
sisterna, 1 tabung (T tubulus). Ketiganya disebut dengan Triad, karena daerah ini
terdiri atas bagian tengah tubulus yang kecil dan pada pinggir-pinggirnya terdapat
dua sisterna retikulum sarkoplasma merupakan struktur yang sangat penting dalam
proses kontrkasi otot. pada ujung retikulum sarkoplasmik terjadi pelebaran yang
disebut terminal sisterna, dengan posisi yang sangat berdekatan dengan tabung T
yang disebut junsional sarkoplasmik retikulum. Dalam proses kontraksi sarkoplasmik
retikulum adalah untuk melepaskan ion Ca selama proses kontraksi dan
pengambilan kembali ion Ca selama proses relaksasi.

Anda mungkin juga menyukai