Anda di halaman 1dari 6

1.

struktur histologi jaringan otot skelet: DIVA

ORANG 1: Apakah ayun boleh ambil yg ini? Ambil aja


FUNGSI & pengertian umum :
Jaringan otot skelet melekat pada tulang dan berfungsi menggerakkan
bagian-bagian skeleton (kontraksi dalam menggerakkan tubuh), menghasilkan panas
tubuh, memberi bentuk pada tubuh serta melindungi organ yang lebih dalam.

Gambaran histologi umum jaringan otot rangka memperlihatkan tiga komponen


dasar yang menyusun otot rangka, yaitu:
1. jaringan ikat,
2. jaringan otot
3. sistem membran (sarkolema, tubulus transversal/tubulus T, dan retikulum
sarkoplasma)
Komponen jaringan ikat terdiri atas (dari luar ke dalam) fasia superfisialis, fasia
profunda, epimisium, perimisium, dan endomisium.

Sifat Umum
1. Kontraktibilitas, dapat diregangkan tanpa merusak jaringannya pada batas
tertentu
2. Ekstensibilitas/iritabilitas
3. Elastisitas

Ciri otot skelet:


● Sel berbentuk memanjang dan berujung tumpul
● Sel tidak bercabang, pararel, dan dibatasi membrana basalis
● Memiliki inti banyak / multi nucleus
● Inti berbentuk oval, terletak di perifer/tepi, tepat di bawah sarkolema
● bercorak/striated karena adanya garis/pita gelap terang bergantian
● bersifat volunteer

ORANG 2: SEKAR
Lapisan Pembungkus Otot
1. Epimisium: merupakan selubung terluar yang mengelilingi seluruh otot, tersusun
dari jaringan ikat padat irreguler. Jaringan ini akan meluas ke dalam membawa
saraf, fasa darah, dan limfatik otot
2. Perimisium: lapisan jaringan ikat tipis yang mengelilingi setiap bundel serabut
otot (fasikulus). Setiap fasikulus serabut otot akan membentuk unit fungsional di
mana serabut otot akan saling bekerja sama.
3. Endomisium: Di dalam fasikulus terdapat serabut retikuler tipis dan halus serta
fibroblast yang tersebar, mengelilingi setiap individu otot.

Struktur Jaringan Otot:


1) Sarkolema: membran sel otot
2) Sarkoplasma: sitoplasma yang terdapat pada otot skelet
3) Sarkomer: unit kontraksi otot
4) Fasikulus: kumpulan miosit membentuk bundel
5) Myofyber/myocyte: serabut otot
6) Miofibril: penyusun serabut otot yang terdiri dari myofilamen
7) Myofilamen: filamen penyusun myofibril > aktin, miosin, troponin, tropomyosin
8) Fasikulus: kumpulan miosit yang membentuk bundel
Susunan : miofilamen (aktin dan miosin) membentuk miofibril, miofibril
membentuk serabut otot (myofiber), serabut-serabut otot membentuk sel
otot (muscle cell)

Adhe nambahin
● Tadi kan sudah disebutkan bahwa setiap serat otot skelet itu mempunyai banyak inti,
nah ini disebabkan karena serat otot rangka berasal dari berfusinya sel kecil semasa
embrio. Inti terletak di tepi, tepat di bawah sarkolema dan bebas dari elemen kontraktil.
Mitokondria terletak dalam deretan di seluruh serat otot, berdekatan dengan protein otot
yang menggunakan ATP untuk kontraksi.
● Secara mikoskopik pada sarkoplasma terlihat adanya benang-benang halus yang
disebut miofibril, terletak memanjang dan tersusun sedemikian rupa sehingga
memperlihatkan pita gelap terang bergantian; hal ini yang menyebabkan serat otot
tampak bercorak garis melintang.
● Sarkolema merupakan membran plasma dari serat otot yang membungkus
sarkoplasma. Sarkolema serat otot rangka tersusun oleh plasmalema dan membran
basalis, sedangkan membran basalis sendiri terdiri dari lamina basalis dan lamina
retikularis; oleh karena itu sarkolema disebut juga trilaminar cell membrane.

ORANG 3: DIVA
Myofilamen/Struktur FIlamen
1. Aktin
Memiliki polimer filamen yang panjang. Struktur globular terpilin spiral dan
berbentuk double helix
2. Miosin
Terdiri dari 2 rantai berat yang identic dan 2 pasang rantai ringan. Rantai berat
berpilin membentuk ekor sedangkan penonjolan kecil pada ujung rantai berat
membentuk kepala untuk mengikat ATP dan mengikat aktin.
3. Troponin
Merupakan kompleks dari 3 subunit, yaitu troponin melekat pada tropomyosin,
troponin yang berfungsi untuk mengikat ion kalsium, dan troponin yang
menghambat interaksi antara aktin dan miosin
4. Tropomiosin
Molekul tipis dengan panjang sekitar 40 nm. Terdiri dari 2 Rantai polipeptida
berbentuk spiral. Berjalan sepanjang sisi luar benang aktin yang terpilin

Striasi
9) Diskus A: Bagian yang gelap (anisotrop/gelap). terbentuk dari filamen protein
myosin yang tebal dan menumpuk dengan protein aktin
10) Diskus I: Bagian yang terlihat terang (isotrop/terang). Terbentuk dari filamen
protein aktin yang tipis.
11) Diskus Z: Di tengah-tengah diskus I. bentuknya zigzag. Protein aktin pada garis I
menempel dan membentuk diskus Z dengan bantuan protein ɑ-actin, titin,
nebulin, dan desmin.
12) Diskus H: Di tengah-tengah diskus A. myosin yang tidak bertumpuk dg protein
aktin
13) Garis M: Di tengah-tengah diskus H. penghubung padat dimana dua filamen
myosin berdekatan tersambung
14) Sarkomer: Dua diskus Z yang berdekatan yang mengandung miofilamen, miosin,
dan aktin.

ORANG 4: ADHE
Tipe Otot Skelet
● Tipe I
Tipe I atau serabut otot merah atau serabut otot lambat memiliki ciri-ciri sel
berbentuk kecil, myoglobin berlimpah,mengandung banyak mitokondria, dan
termasuk ke dalam metabolisme anerobic
● Tipe II
Tipe II atau serabut otot putih atau serabut otot cepat memiliki ciri-ciri sel besar,
mengandung myoglobin sedikit, energi berasal dari metabolisme anaerobic
Perbedaan:
● Tadi kan sudah disebutkan bahwa setiap serat otot skelet itu mempunyai banyak inti,
nah ini disebabkan karena serat otot rangka berasal dari berfusinya sel kecil semasa
embrio. Inti terletak di tepi, tepat di bawah sarkolema dan bebas dari elemen kontraktil.
Mitokondria terletak dalam deretan di seluruh serat otot, berdekatan dengan protein otot
yang menggunakan ATP untuk kontraksi.
● Secara mikoskopik pada sarkoplasma terlihat adanya benang-benang halus yang
disebut miofibril, terletak memanjang dan tersusun sedemikian rupa sehingga
memperlihatkan pita gelap terang bergantian; hal ini yang menyebabkan serat otot
tampak bercorak garis melintang.
● Sarkolema merupakan membran plasma dari serat otot yang membungkus
sarkoplasma. Sarkolema serat otot rangka tersusun oleh plasmalema dan membran
basalis, sedangkan membran basalis sendiri terdiri dari lamina basalis dan lamina
retikularis; oleh karena itu sarkolema disebut juga trilaminar cell membrane.

MEKANISME KONTRAKSI OTOT SKELET


Gambar 1. Chemical synapse (Despopoulos and Silbernagl, 2003)

1. Tahap Aksi Potensial


Aksi potensial pada sarkolema akan menyebar di sepanjang tubulus transversus.
Selain itu, aksi potensial pada sarkolema secara tidak langsung juga akan
menghasilkan kontraksi melalui pengeluaran ion Ca dari retikulum sarkoplasmik. Ca
di dalam sarkoplasma akan menjadi initiator kontraksi (Hall, 2006).
2. Tahap Kontraksi
Ion Ca menempel ke troponin dan akan mengubah konfigurasi tropomiosin
sehingga tropomiosin menjadi lebih mudah untuk mengikat myosin kemudian
terjadilah pengikatan antara aktin dan miosin. (cikal bakal kontraksi otot itu ikatan
aktin dan miosin, makanya klo kram itu brrti ga punya atp buat memisahkan aktin dan
miosin) Selanjutnya, otot skelet akan terjadi pemendekan dan otot skelet akan
berkontraksi. Apabila dilihat secara molekuler, otot skelet berkontraksi. Filamen aktin
ini tertarik ke dalam, yaitu di antara filamen miosin sehingga ujung-ujungnya saling
tumpang tindih satu sama lain dengan pemanjangan yang maksimal. Lempeng Z
juga ditarik oleh filamen aktin sampai ke ujung filamen miosin. Jadi, kontraksi otot
terjadi dengan mekanisme pergeseran filamen. (saling tarik-tarikkan yeaa) Terjadinya
pergeseran filamen-filamen aktin ke dalam di antara filamen-filamen miosin
disebabkan adanya kekuatan yang dibentuk oleh interaksi jembatan silang antara
filamen miosin dengan filamen aktin. Tahap kontraksi ini juga memerlukan energi
berupa ATP yang didapat dari proses sistem respirasi (respiration to get atp and then
using atp to make contraction) (Hall, 2006).
3. Tahap Relaksasi (explain about kram)
Pada tahap ini, terjadi pelepasan aktin dan miosin yang juga membutuhkan
energi berupa ATP. Apabila dilihat secara molekuler, saat otot skelet berelaksasi,
ujung-ujung filamen aktin memanjang dari dua lempeng Z yang berurutan sedikit
saling tumpang tindih satu sama lain (Hall, 2006).

Source: Hall, J. B. 2006. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology Twelfth
Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai