Anda di halaman 1dari 6

Drs.

Sugimin BIOLOGI
Jumat, 07 Oktober 2011
STRUKTUR MEKANISME KONTRAKSI OTOT

STRUKTUR - KERJA OTOT


Struktur Otot Lurik

Struktur otot lurik adalah sebagai berikut :

1. Empal otot atau ventrikel otot dengan membran pembungkusnya disebut fasia
superfasialis tersusun atas banyak berkas otot
2. Berkas otot dengan membran pembungkusnya disebut fasia propria tersusun atas banyak
serabut otot atau serat otot atau sel otot
3. Serat otot atau sel otot tersusun atas banyak miofibril

Struktur Sel Otot

Bagian-bagian sel otot adalah :

1. Sarkolema, merupakan membran plasma sel otot


2. Sarkoplasma, merupakan sitoplasma sel otot
3. Retikulum sarkoplasma, merupakan retikulum endoplasma sel otot
4. Nukleus, jumlahnya banyak dan terletak di sepanjang tepi sel otot

Sarkolemma

Sarkolemma adalah selaput pembungkus otot yang tersusun ganda (double membrane),
yakni selaput luar ( 40 angstrom) Ruang antara ( 20 angstrom ) dan Selaput dalam
(setebal 40 Angstrom)
Selaput luar mirip membrane basal epitel yang dibalut serabut retikuler. Selaput dalam
(plasmalemma) terdiri dari dua lapis protein yang ditengahnya diisi lemak (lipid).
Secara umum sarkolema bersifat transparan, kenyal dan resisten terhadap asam dan
alkali.
Serabut-serabut otot kerangka yang bergabung membentuk berkas serabut otot primer
disebut fasikulus, yang dibalut oleh jaringan ikat kolagen pekat (endomisium).
Ada 5 sel utama yang dijumpai dalam fasikulus yaitu: serabut otot, sel endotel, perisit,
fibroblast dan miosatelit.

Sarkoplasma adalah sitoplasma Otot


Sarkoplasma (Cytoplasmic matrix) mengandung: Organoida, a.l.: mitokondria
(sarcosomes) - ribosom- Apparatus golgi - myofibril -Endoplasmik retikulum
Selain itu terdapat pula enzim sitokrom oksidatif. Mitokondria terdapat berbatasan
dengan sarkolema dan dekat inti di antara myofibril.
Sarkoplasmik retikulum bersifat agranuler (Smooth ER.), karena ribosom pada otot
kerangka terdapat bebas dari matriks. Sisterna pada sarkolasmik retikulum terjalin pararel
dengan myofibril, yang pada interval tertentu membentuk pertemuan dengan jalinan
transversal, disebut triade.
Penelitian pada otot salamander (Amblistoma punctatum) , triade ini terdapat mengitari
garis Z (Zwischenschreibe). Pada hewan lain dan manusia tiap sarkomer memiliki dua
triade di daerah pertemuan garis A (anisotrop) dan garis I (isotrop). Organoida ini
berfungsi menyalurkan impuls dari permukaan otot kerangka ke dalam serabut yang lebih
dalam letaknya.

Struktur Miofibril

Muifibril tersusun atas banyak miofilamen. Miofilamen tersusun atas filamen tipis dan filamen
tebal.

1. Filamen tipis tersusun atas tiga protein yaitu aktin, tropomiosin dan troponin. Aktin
merupakan protein struktural utam penyusun filamen tipus yang terdiri dari dua untai
helix (spiral). Molekul aktin memiliki tempat aktif untuk berikatan dengan jembatan
silang miosin. Tropomiosin merupakan protein berbentuk seperti benang yang terletak di
sepanjang untai heliks aktin dan menutupi tempat-tempat aktif aktin yang berikatan
dengan jembatan silang. Troponin merupakan kompleks protein yang terdiri atas tiga
protein yaitu troponin I (mengikat aktin), troponin T (mengikat tropomiosin) dan troponin
C mengikat ion kalsium (Ca2+)
2. Filamen tebal terdiri dari benang-benang protein miosin. Setiap filamen miosin
membentuk sebuah kepala yang menonjol di salah satu ujung. Satu susunan filamen
miosin memiliki memiliki kepala-kepala yang menonjol di berbagai tempat di kedua
ujung. Kepala-kepala molekul miosin membentuk jembatan silang. Setiap setiap
jembatan silang memiliki memiliki dua tempat penting yaitu tempat mengikat aktin dan
temat enzim ATPase miosin.

Di dalam sebuah miofibril, filamen aktin dan miosin sejajar dan tersusun berdampingan.
Filamen aktin dan miosin saling tumpang tindih tersusun menurut pola tertentu sehingga
menghasilkan pandangan garis-garis seran lintang.
Masing-masig satuan pola berulang yang disebut daerah sarkomer dan setiap sarkomer
dipisahkan oleh dua garis Z. Sarkomer merupakan unit fungsional otot ragka karena
mampu berkontraksi.
Garis Z merupakan tempat menempelnya filamen-filamen ak tin.
Filamen-filamen miosin dengan kepalanya yang menonjol terletak diantara filamen aktin,
tidak menempel pada garis Z.
Daerah terang disebut pita I (isotrop), hanya memiliki filamen tipis (filamen aktin),
daerah gelap disebut pita A (anisotrop) memiliki filamen tipis dan tebal (miosin).
Pita I dibagi dua oleh garis Z dan pita A dibagi dua oleh zona H. Pada zona H hanya
terdapat filamen tebal (miosin).

untuk lebih jelas uraian ini perhatikan

Sekali lagi dengan mikroskop cahaya myofibril tampak memiliki

1. bagian cerah (cakram I)


2. bagian gelap (caktam A),

Bila menggunakan pewarnaan hematoksilin besi (Heidenheia). Inilah yang memberikan


aspek bergaris melintang baik pada otot kerangka maupun otot jantung. Garis melintang
ini dapat diamati pada:

1. Otot kerangka yang masih hidup


2. Otot segar tanpa menggunakan pewarnaan
3. Otot setelah mengalami fiksasi dan di warnai

Pada satu serabut otot kerangka terdapat ribuan myofibril, sedangkan tiap myofibril
memiliki ratusan myofilamen yang bersifat submikroskopis.

Myofilamen terdiri dari 2 macam yaitu:

1. Filament Miosin

Sering disebut filament kasar (coarse filaments), berdiameter 100 Angstrom dan
panjangnya 1,5 . Filamen ini membentuk daerah A atau cakram A.
Filamen ini tersusun pararel dan berenang bebas dalam matriks.
Bagian tengah agak tebal dari bagian tepi. Fungsi dari myosin adalah sebagai enzim
katalisator yang berperanan memecah ATP menjadi ADP + energi, dan energi ini
digunakan untuk kontraksi.

2. Filamen Aktin

Panjangnya 1 dan diameternya 50 Angstrom, terpancang antara 2 garis Z.


Bagian tengahnya langsing dan elastis.
Filamen ini membentuk cakram I, meskipun sebagian masuk ke dalam cakram A.
Aktin dan myosin tersusun sejajar dengan sumbu memanjang serabut otot skelet.

Pada sediaan histologi yang baik selain cakram I dan A, tampak pula garis Z dan H
bahkan garis M. dan Garis Z (Zwischenschreibe) atau intermediate disc: yang Berupa
garis tipis dan gelap yang membagi cakram I sama rata.
Daerah antara 2 garis Z disebut sarkomer yang panjangnya sekitar 1,5.

Garis H (Helleschreibe):
Terdapat dalam cakram A. Merupakan bagian agak cerah di kanan-kiri garis M, yang
bebas dari unsur aktin.
Garis M (Mittelschreibe):
Terdapat di tengah-tengah cakram A, suatu garis yang disusun oleh bagian tengah
filamen myosin yang menebal.
Jadi dalam 1 sarkomer terdapat garis-garis Z-I-A-H-M-H-A-I-Z (tepatnya interval antara
2 garis Z, 1 pita A, dan dari 2 garis I). OK

Gambar serat otot lurik

Mekanisme kerja oto rangka

Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan
miosin membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan
produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP. Selanjutnya ATP yang terikat
dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan
aktin. Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara
bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin
menghasilkan gaya fektorial.
Otot akan berkontraksi jika mendapatl rangsangan motorik dari pusat motorik (otak ). Antara
otot dan saraf otot dan saraf akan membentuk sambungan yang disebut sinapsis neuromuskulus
dimana ujung saraf motorik melekat pada serabut otot. Langkah-langkah kontraksi otot :

1. Jika rangsang sampai pada ujung saraf motorik, maka ujung saraf motorik akan melepaskan
neurotransmiter (pemindah rangsang ke sel berikutnya) yang berupa asetil kolin keserabut otot
melalui celah sinapsis

2. Asetilkolin menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan ion Ca2+ masuk kedalam


sarkoplasma otot

3 Ion Ca2+ yang dilepaskan di ikat oleh unit troponin C yang menyebabkan kompleks troponin-
miosin secara fisik bergeser kesamping, membuka tempat pengikatan jembatan silang aktin.

4. Dengan terbentuknya tempat pengikatn jembatan silang aktin menyebabkan terbentuknya


jembatan silang antara kepala miosin dan filamen aktin dan menyebabkan serabut otot menjadi
lebih pendek (zona Z dan H menjadi pendek dan juga sarkomer menjadi lebih pendek) dan otot
berkontraksi.

U ntuk berkontraksi ini otot memerlukan energi yang berasal dari ATP dan kreatin pospat. Pada
saat kontraksi ATP terurai menjadi ADP+posfat+energi dan ADP menjadi AMP+posfat +energi.
Pemecahan zat tersebut dalam keadaan anaerob. Energi pembentukan ATP berasal dari
pemecahan glikogen atau gula yang dilarutkan menjadi laktasidogen yang kemudian dipecah
menjadi asam laktat dan glukosa secara aerob.

Langkah relaksasi otot:

1. Tidak adanya ion kalsium di dalam sarkoplasma. Ion Ca2+ dibebaskan oleh unit troponin C.
Ion Ca2+ dipompa kembali kedalam retikulum sarkoplasma dengan transporatktif

2. Komplek troponin-tropomiosin bergeser kembali keposisinya menutupi tempat pengikatan


jembatan silang aktin sehingga aktin dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang

3. Filamen tipis bergeser kembali keposisi istirahat dan terjadi proses relaksasi.

Penimbunan asam laktat (hasil pemecahan asam piruvat dalam keadaan anaerob) dalam otot
menyebabkan kelelahan dan pegal linu, dan jika otot tidak mampu berkontraksi lagi maka akan
terjadi kejang otot atau kram. Gangguan pada otot antara lain, tetanus (akibat racun
Clostrodium tetani) , kram, dl
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
Otot sinergis, yaitu otot yang saling menduung. Contoh: otot bisep dan otot lengan bawah
(pronator) yang terdiri otot pronator kuadratus dan otot pronator teres. Ketiga otot ini sama-sama
berkontraksi ke satu arah sehingga lengan bawah dapat diigerakkan memutar.
Otot antagonis, yaitu otot yang bekerja secara berlawanan. Contoh: mekanisme kerja otot bisep
dan trisep dapat membengkokkan dan meluruskan siku

Anda mungkin juga menyukai