Anda di halaman 1dari 18

MONITORING PATIENT WITH MECHANICAL VENTILATION

Oleh
Muhamad Nasir indrawan

Pembimbing
dr. Donny Prasetyo, Sp. An

Departemen Ilmu Anestesi RSUD Waled


Definisi Ventilasi Mekanik
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik
yang memberikan bantuan nafas dengan cara
membantu sebagian atau mengambil alih semua
fungsi ventilasi guna mempertahankan hidup
Tujuan Ventilasi Mekanik

 Memperbaiki pertukaran gas


 Mengatasi distress nafas
 Memperbaiki ketidakseimbangan (Membuka
atelektase, Mencegah cedera paru lebih lanjut)
 Kontrol eliminasi CO2
 Menurunkan kerja jantung
 Profilaksis (Pasca operasi bedah besar)
Indikasi
 Kegagalan Ventilasi
1) Neuromuscular Disease
2) Central Nervous System disease
3) Depresi system saraf pusat
4) Musculosceletal disease
5) Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
 Kegagalan pertukaran gas
1) Gagal nafas akut dan kronik
3) Gagal jantung
4) Penyakit paru-gangguan difusi
5) Penyakit paru-ventilasi
Klasifikasi
 Ventilator Tekanan Negatif
Mengeluarkan tekanan negatif pada dada
eksternal dengan mengurangi tekanan intratoraks
selama inspirasi.
 Ventilator Tekanan Positif
Menggembungkan paru-paru dengan
mengeluarkan tekanan positif pada jalan nafas
→→ mendorong alveoli mengembang selama
inspirasi.
Tipe Napas
 Nafas ventilator diklasifikasikan sebagai wajib atau
spontan.
 Nafas ventilator wajib dimulai dan atau diakhiri oleh
mesin.
 Sebaliknya, nafas spontan dimulai dan dihentikan
oleh pasien.
Pengaturan Ventilator
 Pengaturan Tekanan
Ventilator memiliki mode pilihan meningkatkan tekanan saluran
napas saat pernafasan (PEEP).
 Alarm
 Low pressure alarm

untuk mengingatkan akan adanya kebocoran atau diskoneksi


 High pressure alarm

untuk mengingatkan bahwa batas tekanan jalan napas


tertinggi telah dilewati
 Pengaturan Volume
TV adalah jumlah gas yang bergerak masuk dan
keluar dari pasien selama siklus pernafasan.
TV diukur pada inspirasi atau
ekspirasi. Direkomendasikan 8-15 ml/kg dengan
ventilasi 150 hingga 250 ml/kg/menit.
Penelitian tentang pengelolaan sindrom gangguan
pernapasan akut merekomendasikan penggunaan
TV rendah (6-8 ml/kg).
 Tingkat Pernapasan dan Inspirasi : Rasio Ekspirasi
 Tingkat pernapasan awal dapat diatur dari 8 hingga
15 napas/menit.
 Disesuaikan untuk mengoptimalkan tekanan parsial
karbon dioksida (CO2) dan kenyamanan pasien.
 Rasio waktu inspirasi ke waktu ekspirasi dikenal
sebagai rasio inspirasi : ekspirasi (I : E)
 Secara umum, rasio I : E 1: 2
Aplikasi Klinis
 Tujuan umum PPV adalah untuk membentuk tekanan
parsial oksigen arteri (Pao2) 80-120 mmHg dan
tekanan parsial CO2 arteri 35-45 mmHg serta
untuk mengurangi kerja pernapasan pasien
 Pasien Hypercapnia
Pada pengaturan ventilator, komplikasi seperti
pneumotoraks, obstruksi tabung endotrakeal, dan
kerusakan ventilator harus dipikirkan.
 Pasien Hipoksemia
Komplikasi malfungsi ventilator, kegagalan sumber
oksigen, kedalaman anestesi, intubasi yang tidak
benar, dan pneumotoraks dipertimbangkan.
Anestesi
Anesthetic
Type Pros Cons Comments

Inhalants Effective Needs scavenging system Impairs hypoxic


vasoconstriction
Cardiovascular depression
Rapid onset and
Propofol recovery Expensive Not recommended for
>1–2 days because of
Causes lipemia
lipemia
Hypotension
Can cause Heinz body
Respiratory depression anemia in cats
Etomidate Cardiovascular-sparing Expensive CRI is not recommended
effect Propylene glycol carrier causes because of propylene
hemolysis glycol and high
osmolality
Adrenocortical suppression

Intermittent doses may


Opioids Cardiovascular-sparing Panting may worsen patient–ventilator be
effect asynchrony a helpful adjunct for
analgesia
Analgesic Ileus

Hyperthermia
Pentobarbital Inexpensive Prolonged recovery CRI must be decreased or
Can cause seizures on recovery stopped 12–24 hr before
Easy to manage as CRI after use
weaning
for >7 days
Good choice for
intracranial disease Phlebitis concerns necessitate
Diazepam Good as an adjunct a central —
catheter
Reduces patient– Risk of incomplete reversal of
Neuromuscular ventilator paralysis Requires careful
Patient cannot signal if there
blockade asynchrony is a problem monitoring
Should be used
Muscle atrophy only by
experienced
intensive-care
unit clinicians
Pemantauan Pasien
• Peralatan pemantauan yang direkomendasikan:
pulse oximeter, capnograph, electrocardiograph,
Doppler atau tekanan oscillometric blood pressure
(BP), dan monitor suhu
• Jika memungkinkan, pasien harus memiliki kateter
arteri untuk pengambilan sampel darah yang juga
dapat digunakan untuk pengukuran langsung BP.
Perawatan Umum
 Sekresi oral bermigrasi ke jalan napas penyebab
pneumonia nosokomial.
 Perawatan mulut secara teratur dengan larutan
antibakteri.
 Pasien mengalami pembengkakan lingual dan
ulserasi. Berikan gliserin ke lidah
 Ophthalmic salep diberikan setiap 2 jam
melindungi pengeringan dan ulserasi kornea.
 Berisiko atrofi otot, luka tekan, dan kerusakan
saraf.
Komplikasi
 Ventilator-induced lung injury
 Berhubungan dengan overdistensi alveoli. Pasien
dengan penyakit parenkim paru beresiko lebih besar.
 Pasien dengan paru-paru yang pada awalnya normal
bisa mengalami patologi paru karena produksi
pelepasan mediator inflamasi.
 Pneumotoraks dan edema paru dua kemungkinan
manifestasi cedera paru oleh ventilator.
 Ventilator-Associated Pneumonia
 Pipa endotrakeal, tabung ventilator, kateter, dan
humidifier adalah sumber potensial infeksi nosokomial.
 Aspirasi isi lambung merupakan sumber utama
pneumonia yang berhubungan dengan ventilator.
 Saliva sumber infeksi potensial, memberikan perawatan
mulut yang sering dengan larutan chlorhexidine
merupakan komponen penting
Complications Associated with
Mechanical Ventilation
 Pulmonary
 Ventilator-induced lung injury

 Ventilator-associated pneumonia

 Pneumothorax

 Oxygen toxicosis

 Tracheal necrosis

 Extrapulmonary
 Oral ulcers

 Ocular ulcers

 Pressure sores

 Muscle atrophy

 Peripheral edema

Anda mungkin juga menyukai