Anda di halaman 1dari 33

PEDIATRIC UPDATE 2021

BANTUAN HIDUP DASAR & LANJUT PADA ANAK


DI MASA PANDEMI COVID-19
( European Resucitation Council Guideline)

INDRA IHSAN

Padang, 12 Desember 2021


Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Tindakan resusitasi tanpa menggunakan alat atau
dengan alat yang terbatas (bag-mask ventilation)

Bantuan Hidup Lanjut (BHL)


Menggunakan alat dan obat resusitasi
“European Resucitation Council, 2021”
Penilaian Kesadaran...........

Bayi :
• Menggosok dengan hati-hati dada bayi
• Menyentil kaki

Anak :
• Memanggil dengan suara yang keras dan
jelas dan lihat apakah anak memberikan
respon.
• Jika korban tidak berespon , guncang bahu
SAFE approach........
• Shout for help (hubungi bantuan )
• Aproach with care (amankan diri
dan lingkungan )
• Free from danger (tidak
membahayakan pasien
• Evaluate ( invistigasi ABC)
Teknik Membuka Jalan Nafas..........

“Head Tilt– Chin Lift”


Jaw Thrust

“ Jaw Thrust”
Evaluasi Pernafasan.........
PENILAIAN USAHA DENGAN MELIHAT CEPAT PERGERAKAN DINDING DADA

• Bernafas Tidak Efektif


• Apnoe

5 Bantuan Nafas

Bernafas normal

Fiksasi 1 tangan
Recovery Position Fiksasi 2 tangan
(CE Clamp)
“Posisi Mantap”
PEDIATRIC UPDATE
2021

Evaluasi Tanda Kehidupan...........

• CPR : Ventilasi 15:2


Bergerak
• Kembali menghubungi
Terbatuk-batuk bantuan.
Kembali bernapas normal. • Instruksikan pasang monitor
EKG & akses
Kompresi :
Tekanan Positif
 SV

Dekompresi ( recoil)
Tekanan Negatif
 Preload
Kompresi Jantung Luar
Lokasi:
• <1 tahun: 1 jari di bawah garis imaginer intermammae
• >1 tahun: 1/2 bagian bawah dari sternum
HIGH QUALITY CPR…………….

• Push hard :kedalaman mencapai 1/3


diameter anteroposterior rongga
toraks atau kedalaman 4 cm pada
bayi dan 5 cm pada anak.
• Push fast : 100-120x/menit
• Complete recoil
• Minimal interruption
• Hindari Hiperventilasi

15
PAEDIATRIC LIFE SUPPORT
IN COVID-19
Resusitasi Pada Pasien Covid-19……………
• Mengutamakan keselamatan penolong
APD level 3
Meminimalkan jumlah penolong

• Penilaian pasien bernafas atau tidak : melihat pergerakan dada atau


meletakan tangan diatas perut

• Pengungunaan Hepafilter

• Ventilasi dengan teknik “ Two handed two persons”


Two Hand Bag Mask
VE Hand Position
BANTUAN HIDUP LANJUT
Intubasi...

1. Operator adalah orang yang paling


berpengalaman
2. Dianjurkan menggunakan ETT cuff
3. Menggunakan vidio laringoskop
4. Dilakukan diruangan bertekanan
negatif
AKSES
• Akses intravena perifer tetap menjadi
pilihan utama walaupun pada situasi
emergensi dikarenakan relatif aman, risiko
komplikasi rendah dan murah.

• Namun apabila dalam 2 kali percobaan atau


dalam waktu 5 menit masih belum berhasil,
maka penolong sebaiknya tidak menunda
untuk melakukan pemasangan akses
intraosseous.

• Jika diperlukan dapat dilakukan


pemasangan akses vena sentral

24
Obat-obat emergensi
• Epinefrin merupakan obat vasoaktif pilihan pada resusitasi. Pemakaian
epinefrin bertujuan untuk mengoptimalkan perfusi koroner dan
mempertahankan aliran darah otak. Beberapa studi menunjukan
pemberian epinefrin dalam waktu 3-5 menit setelah cardiac arrest
memberikan luaran yang lebih baik.

• Obat-obat anti aritmia (amiodaron, lidokain) dapat digunakan pada


terapi ventrikel fibrilasi atau pada ventrikel takikardi tanpa nadi.

• Natrium bikarbonat tidak direkomendasikan untuk rutin diberikan pada


pasien henti jantung. Pemberian natrium bikarbonat dapat
dipertimbangkan pada kasus prolong cardiac arrest, asidosis metabolik
berat, hemodinamik yang tidak stabil, dan hiperkalemia berat.

• Pemberian kalsium tidak rutin pada kasus henti jantung, kalsium hanya
diberikan apabila dijumpai hipokalsemia, overdose calsium channel
blocker, hipermagnesemia atau hiperkalemia.

25
PEDIATRIC UPDATE 2021

Tatalaksana Disritmia
Irama Shockable
1. Ventrikel Fibrilasi
2. Ventrikel Takikardi
tanpa Nadi
Irama non Shockable
1. Bradikardia
2. Pulseless activity (PEA)
3. Asistole
SHOCKABLE
• Defibrilasi diberikan dengan DC shock asinkroni dimulai
4J/kgbb dan dapat dinaikan sampai 8J/kg atau maskimal
360 J.
• Adrenalin dan amiodaron segera diberikan setelah siklus
ke-3 CPR dan ke-5. Adrenalin diberikan dengan dosis 10
mcg/kg, maksimal 1mg. Amiodaron diberikan dengan
dosis 5mg/kg, maksimal 300 mg.

NON SHOCKABLE
• CPR
• Adrenalin 10 mcg/ kg maksimal 1 mg,
diberikan tiap 3-5 menit
• Tidak membutuhkan DC shock.
Kapan Resusitasi Dihentikan……………..
1. Muncul Tanda-Tanda Kehidupan (ROSC)

2. Pasien tetap Asistole setelah 30 menit resusitasi

3. Penolong Kelelahan

Maconochie et al. Resuscitation. 2015;95: 223–48


PEDIATRIC UPDATE
2021

Evaluasi penyebab henti jantung..


5H 5T
Hipoksia Toksik agent
Hipovolemia Tension pneumothorak
Hiper/hipokalemia, Tamponade jantung
Hipo/hiperkalsemia,
Hipo/hipermagnesemia, Hipoglikemia
Hipo/hipertermia Trombosis koroner
Hydrogen ion (asidosis) Trombosis pulmoner
Perawatan Paska resusitasi..

• Dirawat di PICU
• Tujuan : mempertahankan okisgenasi & perfusi ke
organ untuk mencegah kerusakan lebih lanjut

AIRWAY BREATHING CIRCULATION DISABILITY


• Pastikan Posisi ETT Target ventilasi: Pertahankan • Normoglikemia
tepat sirkulasi adekuat
• SpO2 > 95% • Sedasi dan
• Fluid control analgesia
• pH > 7,3
• Inotropik • Kontrol kejang
• PCO2 : 35-45
• Antiaritmia • Urin output : > 1
cc/kgbb/jam

• Pertahankan suhu 32-36 oC


EXPOSURE • Cegah hipertermia
KESIMPULAN
 Pedoman resusitasi pada masa covid mengutamakan keselamatan penolong
dengan meminimalkan tindakan yang berkontak langsung dengan pasien dan
mengupayakan proteksi terhadap risiko aerosolisasi

 High Quality CPR merupakan kunci utama keberhasilan resusitasi

 Penelusuran etiologi henti jantung (5H 5T) dan perawatan paska resusitasi
merupakan rangkaian penting dalam keberhasilan upaya resusitasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai