Tanda Kegawatan
Jika terdapat salah satu tanda kegawatan: beri terapi, minta
bantuan, ambil darah untuk pemeriksaan kegawatan
(glukosa, malaria dan Hb)
Assess
Treat
Jika YA
Sirkulasi:
Adakah tanda berikut?
Tangan teraba dingin dengan:
Capillary refill > 3 detik
dan
Nadi teraba cepat dan
lemah
Jika YA
Hentikan
perdarahan, jika ada
Berikan oksigen
Pastikan anak
hangat
Coma/Kejang:
Adakah tanda berikut?
Coma
atau
Kejang (saat datang)
Jika YA
Dehidrasi berat
(hanya pada anak dengan diare)
Apakah terdapat tanda berikut?
Diare plus salah satu dari tanda
berikut:
Letargi
Mata cekung
Turgor kulit sangat
lambat
Penanganan airway
Jika kejang beri
diazepam rectal
Positioning anak
dengan penurunan
kesadaran (jika
dicurigai terdapat
trauma kepala dan
leher, lakukan
stabilisasi leher
dahulu)
Beri Glukosa
intravena
Jika YA
sesuai protap
Tanda Prioritas
Anak dengan salah satu tanda berikut memerlukan
penanganan cepat
Catatan: Jika terdapat trauma atau kasus bedah lain, segera rujuk kebagian bedah untuk
penanganan selanjutnya
Resusitasi Pediatrik
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Prosedur
>1-3 tahun
4-8 tahun
9-15 tahun
75-100
80-115
85-115
50-75
50-75
50-80
Terapi Oksigen
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Nasal-binasal
Unit Terkait
Rawat inap, rawat intensif, rawat darurat, kamar operasi
Simple face masks
6-10 l/menit (FiO2 35 -55%)
Referensi
World Health Organization. Pocket Book of Hospital Care for
Non rebreathing masks
6-10 l/menit (FiO2 35 - 100%)
Children: Guidelines for the management of common illnesses
with limited resources. Geneva 2005; pp 87-91.
Endotracheal tube
5-10 l/menit (FiO2 up to 100%)
Hay WW, Hayward AR, et al. Current Pediatric Diagnosis and
Treatment. Appleton and Lange 14th edition 1999; pp 918-26.
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Tanggal Terbit
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Unit Terkait
Transfusi Darah
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Tertunda
Reaksi yang terjadi 5 10 hari setelah transfusi
Gejala : demam, penurunan kadar hemoglobin
darah, ikterus atau hemoglobinuria
B. Reaksi Demam
Reaksi ini terjadi 30 60 menit setelah transfusi
Gejala : demam, dan sering didahului menggigil
(kenaikan temperature < 1 C)
Pasien yang sudah mengalami demam oleh sebab
lain sebelum transfusi, bukan kontraindikasi untuk
dilakukan transfusi. Berikan antipiretik dan mulai
pemberian transfusi darah
C. Urtikaria
Urtikaria yang terjadi biasanya ringan. Jika urtikaria yang
terjadi berat, perlambat transfusi dan berikan
Diphenhydramine hydrochloride (Delladryl, Paradryl).
Dosis anak: 1,25 mg/kg (0,1 cc/kg) IM.
II.
Tujuan
Prosedur
Asma Bronkial
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Diagnosis
Ekspirasi memanjang disertai wheezing
Hyperinflasi dada
Retraksi dada
Biasanya tanpa demam
Berespons baik dengan bronchodilator
Asthma Berat
Sesak napas dan wheezing yang disertai:
Tidak dapat minum atau makan
Gelisah, bingung, rewel terus menerus
Sianosis, retraksi dada dalam
Asthma Kronik
Wheezing tanpa tanda berat
Tujuan
Prosedur
Steroid:
Pada serangan akut atau rekuren
Beri prednison atau prednisolon oral 1mg/kgBB
1x/hari selama 3 hari
Jika perlu Dexamethasone 0,1-0,3 mg/kgbb IV
setiap 6-8 jam
Aminophylline:
Jika tidak membaik dengan 3x nebulisasi
salbutamol dan steroid IV atau oral
Dosis 5-6 mg/kg IV (maksimum 300 mg) dalam
waktu 20 menit (drips) selanjutnya dosis
rumatan 5 mg/kgBB IV drips setiap 6 jam
Contoh:
BB 15 kg: 75 mg aminophylline dalam 20 cc cairan
NaCl/RL habis dalam 20 menit (kebutuhan cairan 24
jam: 1250 cc/(24jamx60 menit)=0.8cc/menit x 20
menit= 17cc ~20cc x60 tts/20 menit= 60 tetes/menit
mikro
Cairan:
Monitoring
Monitor terapi oksigen, pertahankan saturasi oksigen
minimal 90%
Tanda vital setiap 4 jam
Penanganan Asthma Kronik
Berikan: Salbutamol inhaler (100-200 g) 1-2 puffs tiap
6 jam jika terdapat batuk, wheezing atau sesak napas
Jika serangan > 3-4 x/minggu:
pemberian ketotifen per oral 1 mg tiap 12 jam
selama 8-12 minggu, jika masih terdapat
serangan pertimbangkan pemberian inhalasi
budesonide 200-400 g (2 puffs) tiap 12 jam
Unit Terkait
Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Lekosit meningkat atau menurun tergantung etiologi
X-ray thorax AP atau PA (pada pnemonia berat dan sangat
berat):
gambaran bercak infiltrat tersebar atau konsolidasi di
lobus paru
Air bronchogram +
Klasifikasi Pnemonia
Pnemonia sangat berat:
Sianosis sentral
Distress Pernapasan berat (Napas cepat, retraksi dada
berat)
Tidak dapat minum atau menetek
Muntah terus, kejang, letargi atau tidak sadar
Pnemonia berat:
Napas cepat dan retraksi dada
Masih bisa minum atau menetek, sedikit rewel.
Pnemonia:
Napas cepat saja tanpa retraksi dada
Minum atau menetek kuat
Indikasi Rawat Inap:
Pnemonia sangat berat dan berat
Pnemonia saja dapat dilakukan rawat jalan dan dianjurkan kontrol 2
hari lagi
Tujuan
Prosedur
Terapi Oksigen
Nasal-binasal
Endotracheal tube
Cairan:
IVF
D
Antibiotik:
Pilihan pertama:
Ampicillin 100-200 mg/kgbb : 4 IV dan
gentamisin 7,5 mg/kgbb IV 1 kali/hari selama
5 hari
Jika kondisi anak membaik dapat diteruskan
dengan Amoxycillin clavulanate 15mg/kgbb
3x/hari selama 5 hari
Alternatif lain:
Chloramphenicol 75 mg/kgBB : 4 iv
dilanjutkan oral sampai total 10 hari atau
Ceftriaxone 80 mg/kgbb IV tiap 24 jam
Jika dalam 48 jam tidak terdapat perbaikan klinis, ganti
dengan gentamisin 7,5 mg/kgBB IV 1x/hari dengan
cloxacillin 50 mg/kgBB IV setiap 6 jam selama 5 hari
Jika membaik, beri cloxacillin oral 4x/hari selama total 3
minggu
Nutrisi:
Jika RR> 70x/menit, jangan memberikan minuman
atau makanan peroral, beri lewat pipa orogastrik atau
nasogastrik
Monitoring
Jika terdapat pulse oxymetri: pertahankan saturasi oksigen
minimal 90%
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire
Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium: darah rutin
X-ray thorax AP atau PA (pada pnemonia berat dan sangat
berat): gambaran bercak infiltrat tersebar atau konsolidasi di
lobus paru, air bronchogram +
Penanganan Pneumonia tanpa tanda berat
Cotrimoxazole oral: TMP 5 mg/kgBB : 2 selama 5 hari
Berikan dosis pertama di klinik
Edukasi untuk pemberian minum atau makan seperti biasa
Unit Terkait
Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik, radiology.
Bronkiolitis
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Tujuan
Prosedur
Unit Terkait
Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik
Kejang Demam
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Gejala Klinis
Ada 2 bentuk kejang demam :
Kejang Demam Sederhana
Kejang demam komplikata
Kejang Demam Sederhana
Kejang demam yang memenuhi modifikasi kriteria
Livingstone :
Umur diantara 6 bulan-4 tahun
Lama kejang <15 menit
Kejang bersifat umum
Kejang terjadi dalam waktu 16 jam setelah timbulnya
demam
Tidak ada kelainan neurologis
EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang
Kejang Demam Komplikata (KDK)
diluar kriteria tersebut diatas
Diagnosis KDK
Anamnesis
Pemeriksaan Neurologis lain dalam batas normal
Glukosa, BUN, kreatinin serum,
Punksi lumbal : terutama pada anak < 1 thn
Funduskopi
Diagnosis Banding
Meningitis, ensefalitis, abses otak
Tujuan
Prosedur
Umur/BB
Diazepam rectal
1.5 mg
2.5 mg
5 mg
6.25 mg
7.5 mg
Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik, Radiologi.
Status Convulsivus
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Kejang menit
ke
10-20 menit
Penatalaksanaan
20-40 menit
40-60 menit
> 60 menit
NG tube
Laboratorium:
Gula darah
Apus malaria
Hb Darah rutin
Unit Terkait
Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik, Radiologi
Common Colds
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Gejala Klinis
Batuk, pilek (hidung tersumbat)
Panas atau hangat (37.5 38C)
Sembuh dengan sendirinya antara 3-7 hari
Tidak terdapat tanda distress pernapasan (napas cepat,
retraksi dada, sianosis)
Tidak terdapat stridor atau wheezing
Batuk Kronis Berulang
Batuk terus menerus selama 14 hari dan atau hilang timbul
dalam waktu 3 bulan dan bukan disebabkan karena infeksi
Tujuan
Prosedur
Rawat jalan
Simptomatis:
Jika panas beri paracetamol
Anjurkan ibu memberikan minuman hangat
Jika hidung tersumbat dapat diberi: CTM 0.1
mg/kgbb tiap 8-12 jam
Jika batuk berlendir dapat diberi ambroxol dosis
BB tiap 8 jam
Jangan diberi dextrometorphan atau codein!
Tidak perlu antibiotik: antibiotik tidak mencegah
terjadinya pnemonia
Anjurkan untuk kontrol bila panas (suhu > 39C)
menetap selama 4 hari atau terdapat tanda bahaya:
Periksa telinga: kemungkinan otitis media
Pertimbangkan untuk pemberian antibiotik:
Eritromycine atau Amoksisilin per oral
Penanganan batuk kronis berulang.
Hindari faktor pencetus (asap rokok, debu rumah
tangga, snack)
Pemberian obat untuk per kali pemberian,
diberikan tiap/8 jam:
Salbutamol 0.1mg/kgbb
Teofilin 4 mg/kgbb
CTM o,1 mg/kgbb
Ambroxol 1/2BB
Jika perlu diberikan: Prednison 1mg/kgbb
1x/hari selama 5 hari untuk satu episode saja,
apabila belum ada perbaikan konsul
Unit Terkait
SINDROM NEFROTIK
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Kumpulan Gejala :
Edema anasarka
Proteinuri berat ( 0,05-0,1g/KgBB/hari )
Hipoalbuminemia berat ( < 2,5 g% )
Hiperkolesterolemia ( > 220 mg% )
Tujuan
Prosedur
Bed Rest
Rawat inap
Jika diperlukan beri infus sesuai indikasi (cairan
kristaloid) 75% dari dosis rumatan
Prednison :
Untuk menimbulkan remisi : 2 mg/kgBB/hr
(maksimal 60 mg/hr) dibagi 3 dosis,diberikan
tiap hari sehabis makan sampai bebas proteinuri
selama 3-5 hr berturut-turut maksimal 28 hari.
Untuk mempertahankan remisi :
Prednison 2/3 dosis remisi dalam dosis tunggal
tiap 24 jam sekali setelah makan pagi. Lama
pengobatan maksima 28 hari selanjutnya dosis
dihentikan.
Antibiotika :
Untuk memberantas infeksi yang telah terjadi
Tidak dipergunakan untuk profilaksis
Pemeriksaan Penunjang
Darah : Hb,Ht, Lekosit, hitung jenis leukosit,
LED, ureum-kreatinin, albumin, globulin,
protein total, kolesterol, elektrolit, ASTO, CRP,
Complement (C3, C4)
Kemih segar : warna, kekeruhan, reduksi,
protein, sedimen
Faal ginjal berdasarkan nomogram (kreatinin
plasma + umur penderita dlm bln)
Faal ginjal normal = kliren kreatinin 94
ml/men/1,73 m2
Diet
Unit Terkait
Unit rawat jalan, unit rawat darurat, unit rawat inap, unit rawat
intensif, Laboratorium, Apotik, Gizi
Glomerulonefritis Akut
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Unit rawat darurat, unit rawat jalan, unit rawat inap, unit rawat
intensif, laboratorium, gizi, apotik, radiologi
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Rawat jalan
Pemeriksaan urin rutin
Intake air yang banyak
Pada ISK akut tanpa penyulit biasanya disebabkan
kuman Escherichia Coli,beri antibiotik kotrimoksasol
(TMP 5 mg/kgBB dibagi 2 dosis) selama 7-10 hr
ISK dengan penyulit berupa kelainan metabolik,
neurologi atau anatomik diberi antibiotik terpilih sesuai
hasil uji resistensi kuman.
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Definisi:
Suhu aksilla > 37.5 C
Rectal > 38.5 C C
Anak dengan Panas
Tujuan
Prosedur
Unit Terkait
Malnutrisi
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Gejala Klinis
Tabel 1. Gejala Klinis, pemeriksaan fisik dan laboratorium
Marasmus dan Kwashiorkor
Marasmus
1.
Kausa
Umur
Gejala:
Edema
Defisiensi kalori
0-2 tahun
Kwashiorkor
Defisiensi protein
1-3 tahun
(-)
- Anemia
Ringan
Kadang
- Biopsi hati
N
Fatty Liver, nekrosis
-Enzim pencernaan N
- Ureum/kreatinin
N/
- As.amino
N
Marasmik Kwashiorkor
- Gejala klinis campuran Marasmik dan Kwashiorkor.
- BB/U < 60%
- Edema tidak menyolok
- Penyakit Penyerta: Xerophtalmia, Anemia (defisiensi Fe, B12,
folat), Stomatitis (defisiensi vit B, C)
Crazy pavement dermatosis: titik-titik merah berpadu jadi
bercak lama-lamahitam : punggung, pantat.
Setiap KEP berat, selalu periksa gejala defisiensi nutrien mikro
yang sering menyertai seperti xerophtalmia (def.Vit A), anemia
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire
Tujuan
KEP Ringan
KEP Berat
1. Penyuluhan
2.ASI eksklusif (< 6 bln s/d 2thn)
3. (+) energi 20%
4. Obati penyakit penyerta
Prosedur
1. Nasihat
2. ASI eksklusif (< 6 bln s/d 2thn)
3. (+) energi 20%-50%
4. Obati penyakit penyerta
5. BB/2 minggu
Penatalaksanaan
Tabel Penanganan KEP
Ringan dan KEP Berat
Stabilisasi
Hari 1-7
Energi
100
(kkal/kgBB/hr)
Protein
1-1,5
(gr/kgBB/hr)
Cairan
130 (100 edema)
(ml/kgBB/hr
Asam folat
Hr I: 5 mg 1 mg/hr
Zn
2 mg/kgBB/hr
Cu
0,2 mg/kgBB/hr
Fe
3 mg/kgBB/hr
Vit A
Hari ke- 1 & 2 :
1 thn 200.000 SI
6-12bln:100.000
SI
<6 bln:50.000 SI
Transisi
Rehablitasi
Minggu ke -2 Minggu ke-3s/d 7
150
150-200
2-3
4-6
150
150-200
Hari ke-14
Atasi/cegah dehidrasi :
o tidak boleh menggunakan jalur iv untuk rehidrasi
kecuali syok/renjatan. Hati-hati pada pemberian
infus, tetesan pelan-pelan untuk menghindari beban
jantung. Gunakan larutan Resomal (Rehydration
Solution for Malnutrition atau penggantinya).Semua
anak KEP berat dengan diare cair dianggap
mengalami dehidrasi shg harus diberi :
i.
Cairan resomal/pengganti 5ml/kgBB
setiap 30 menitselama 2 jam secara
oral/NGT
ii.
Selanjutnya beri 5-10ml/kgBB/jam
selama 4-10 jam berkutnya: jumlah yang
tepat yang harus diberikan tergantung
berapa banyak anak
menginginkannyadan banyaknya
kehilangan cairan melalui tinja dan
muntah
iii.
ganti Resomal/pengganti pada jam
ke-6 dan ke-10 dengan formula khusus
sejumlah yang sama, bila keadaan
rehidrasi menetap/stabil
Selanjutnua mulai pemberian formula
khusus.
Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit:
pada semua KEP berat terjadi peningkatan
Na tubuh, meski kadar Na plasma rendah.
Def. K dan Mg sering terjadi dan perlu 2
minggu untuk pemulihan.
Ketidakseimbangan edema, tidak boleh
dan sering
E=150-220 kkal/kgBB/hari, P= 4-6g/kgBB/hari
Bila kenaikkan BB :
o Kurang (<5g/kgBB/hari) perlu reevaluasi
menyeluruh
o Sedang (5-10g/kgBB/hari) cek apakah asupan
makanan mencapai target atau apakah infeksi telah
dapat diatasi.
Unit rawat jalan, unit rawat darurat, unit rawat intensif, unit rawat
inap, laboratorium, apotik.
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Wewenang
Unit Terkait
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Tujuan
Prosedur
Unit rawat darurat, unit rawat jalan, unit rawat intensif, apotik.
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian
Malaria Serebral
Anak dibawah 2 tahun menggunakan Blantyre coma scale (BCS)
Anak diatas 2 tahun mengunakan Glasgow Coma Scale
Disebut penurunan kesadaran jika GCS <11 atau BCS < 3
Blantyre Coma Scale
Best Motor Response:
Bisa melokalisir stimulus
Menarik anggota badan dari sumber sakit
Tidak ada respons
Verbal Response:
Menangis sesuai stimulus
Merintih atau menangis terus menerus
Tidak ada respons
Eye movements:
Mengikuti pergerakan obyek
Tidak ada respons
2
1
0
2
1
0
1
0
Hipoglikemia
Gula darah sewaktu < 40 g/dL
Sering ditemukan pada anak
Perdarahan Spontan
Petechiae
Purpura
DIC
Asidemia
pH < 7.25 atau plasma bikarbonat < 15 mmol/L
Terutama pada kondisi dehidrasi
Kejang
Dibedakan dengan kejang demam:
Penurunan kesadaran setelah kejang < 1 jam
Kejang timbul 24 jam setelah panas
Terutama timbul pada usia < 6 tahun
Malaria serebral:
Penurunan kesadaran > 1 jam setelah kejang
Tidak terbatas umur
Black Water Fever
Jarang pada anak
Hemoglobinuri
Tujuan
Prosedur
Terapi Kausa:
Pilihan Pertama
Artesunate IV : 2.4 mg/kgBB IV pada jam ke 0, 12 dan
selanjutnya tiap 24 jam segera alihkan dengan
pengobatan oral (DP atau artesdiaquine) jika pasien
dapat minum
Pilihan Kedua
Quinine drips: loading 20 mg/kgBB selama 4 jam
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire
Terapi Supportif:
1. Stabilisasi airway
2. Oksigenasi:
Oksigen lembab mulai dari 1-2 L/menit nasal ditingkatkan sesuai
kondisi anak
Terapi Oksigen
Nasal-binasal
Laboratorium
Malaria smear
Hb
Glukosa darah sewaktu
LP atas indikasi
Monitoring
Tiap 2-4 jam:
Keadaan umum
Suhu aksilla
Heart rate
Respiratory rate
Urine output
Jumlah cairan masuk
Glukosa darah (atas indikasi)
Diare
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire
No. Dokumen
Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman
Tujuan
Prosedur
Muntah
Rasa haus
< 4 x bab
cair/hari
Sedikit
Normal
Urin
Normal
4-10x bab
cair/hari
Beberapa x
(+)
Sedikit
Berat
> 10 x bab
cair/hari
Sangat sering
Tidak dapat
minum
Tidak ada
Penyakit
lain
Lebih dari
14 hari
Ada darah
dalam tinja
gelap
urin: 6jam
Sehat,aktif
Mengantuk
lesu
Airmata
Mata
Mulut/lidah
Nafas
Ada
Normal
Basah
Normal
Tidak ada
Cekung
Kering
Agak cepat
Sangat
mengantuk,
tidak sadar,
lemah
Tidak ada
Sangatcekung
Sangatkering
Cepat&dalam
Kulit
Kembali
cepat
Normal
Kembali
lambat
Agak cepat
Ubun-ubun
Ukur suhu badan
Normal
Cekung
Tetapkan
Tandatanda
dehidrasi
tidak ada
Bila
penderita:
2 gejala
dehidrasi
sedang
Terapi
Rencana A
Terapi
Rencana B
Periksa:
KU
Raba:
Denyut nadi
Gizi buruk
Sangat lambat
Sangat cepat,
lemah, tidak
teraba
Sangatcekung
Bila penderita:
> 2 gejala
dehidrasi
berat
Terapi
Rencana C
Demam >
38,5 OC
Bila
penderita
dengan:
Darah
dalam
tinja, diare
> 14 x /
hari:
Tindakan:
Antibiot
ika
Perbaik
an gizi
Pengobatan :
Penanganan
Terapi Rencana A (diare tanpa dehidrasi):
1. Beri cairan tambahan (sebanyak yang anak butuhkan)
untuk cegah dehidrasi ; Oralit, sup, air beras, ASI, air
masak. Ajari cara menggunakan oralit di rumah.
- Sampai 2 tahun : 50 100 ml setiap diare.
- 2 tahun atau lebih : 100 200 ml setiap diare.
2. Beri makanan yang baru disiapkan.
3. Nasehati ibu/bapa kapan harus kembali berobat: BAB
beberapa kali, sangat kurus, mata cekung, demam, tidak
mau makan minum, KU tidak bertambah baik.
4. Berikan suplemen Zinc :
- Sampai 6 bulan : tablet (10 mg) perhari selama
10 hari.
- 6 bulan atau lebih : 1 tablet (20 mg) per hari selama
10 hari.
Terapi Rencana B ( diare dengan dehidrasi sedang):
1. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI, Oralit.
2. Oralit 75 ml/kgBB/4jam evaluasi tanda-tanda
dehidrasi.
Umur
Berat
Dalam ml
Jenis Cairan
Ringer Laktat
Ringer Laktat
Jumlah cairan
30 ml/kgBB
70 mg/kgBB
Dalam 1 jam
Dalam 5 jam
30 menit
2,5 jam 3 jam
Unit rawat darurat, unit rawat jalan, unit rawat intensif, apotik,
laboratorium, gizi, radiologi.
BAGIAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN NABIRE
2012
DAFTAR ISI
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire
Hal
Kata Pengantar . i
Kata Sambutan Direktur RSUD Nabireii
Daftar isi ...iii
KATA SAMBUTAN
KATA PENGANTAR
Buku Prosedur Tetap Pelayanan Medis Bagian/SMF Anak RSUD Nabire ini berisikan
penyakit-penyakit yang ditemukan di Nabire/RSUD Nabire serta penanganannya, diharapkan
buku ini bisa meningkatkan pelayanan kesehatan di RSUD Nabire.
Diharapkan juga buku Prosedur Tetap Pelayanan Medis Bagian/SMF Anak RSUD
Nabire bisa menjadi acuan para dokter yang bertugas dalam pelayanan kesehatan di RSUD
Nabire, namun keputusan akhir dan tanggung jawab dalam penatalaksanaan penderita tetap
berada pada dokter.
Semoga dengan adanya buku Prosedur Tetap Pelayanan Medis Bagian/SMF Anak
RSUD Nabire harapan akan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dan lebih
baik akan tercapai.
Disadari buku ini masih jauh dari sempurna, semua saran dan koreksi untuk
penyempurnakan akan dterima dengan lapang dada.
Bagian/SMF Anak
RSUD Nabire
Dr.Mariane Bless Christien Kilis,SpA
NIP: 19670219200032003