Anda di halaman 1dari 66

TRIASE ANAK SAKIT

Tanda Kegawatan
Jika terdapat salah satu tanda kegawatan: beri terapi, minta
bantuan, ambil darah untuk pemeriksaan kegawatan
(glukosa, malaria dan Hb)
Assess

Treat

Airway and Breathing:

Jangan menggerakan leher


jika terdapat kemungkinan
trauma/jejas pada tulang
leher
Jika terdapat aspirasi
benda asing
Penanganan Airway
untuk anak yang
tersedak

Adakah salah satu tanda


berikut?
Sumbatan jalan napas,
atau
Sianosis sentral
atau
Distress Pernapasan
Berat

Jika YA

Jika tidak terdapat


aspirasi benda asing
Manajemen Airway
Beri Oksigen
Pastikan anak
hangat

Sirkulasi:
Adakah tanda berikut?
Tangan teraba dingin dengan:
Capillary refill > 3 detik
dan
Nadi teraba cepat dan
lemah

Jika YA

Hentikan
perdarahan, jika ada
Berikan oksigen
Pastikan anak
hangat

Jika tidak terdapat tanda


malnutrisi berat:
Berikan cairan
intravena sesuai
protap
Jika pemasangan
saluran intravena
gagal, lakukan
pemasangan melalui
intraosseus atau
pada vena jugularis
externa

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Jika terdapat malnutrisi


berat:
Jika letargis atau tidak
sadar
Beri Glukosa
intravena
Beri cairan intravena
Jika tidak letargis dan
pasien sadar:
Beri glukosa oral
atau melalui NGT
Lanjutkan segera
dengan assesment
dan terapi lengkap

Coma/Kejang:
Adakah tanda berikut?
Coma
atau
Kejang (saat datang)

Jika YA

Dehidrasi berat
(hanya pada anak dengan diare)
Apakah terdapat tanda berikut?
Diare plus salah satu dari tanda
berikut:
Letargi
Mata cekung
Turgor kulit sangat
lambat

Penanganan airway
Jika kejang beri
diazepam rectal
Positioning anak
dengan penurunan
kesadaran (jika
dicurigai terdapat
trauma kepala dan
leher, lakukan
stabilisasi leher
dahulu)
Beri Glukosa
intravena

Pastikan anak tetap hangat

Jika YA

Jika tidak terdapat tanda


malnutrisi berat
Beri cairan intravena
sesuai protap
penanganan diare
Jika terdapat malnutrisi
berat:
Jangan memasang
saluran intravena
Lanjutkan segera
dengan assessment
dan terapi lengkap

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

sesuai protap

Tanda Prioritas
Anak dengan salah satu tanda berikut memerlukan
penanganan cepat

Bayi (< 2 bulan)


Suhu tubuh sangat tinggi
Trauma atau kondisi darurat bedah
Sangat pucat
Keracunan
Nyeri (berat)
Distress pernapasan
Gelisah, rewel terus menerus atau letargis
Rujukan kasus darurat
Malnutrisi berat
Edema kedua tungkai
Luka bakar luas

Catatan: Jika terdapat trauma atau kasus bedah lain, segera rujuk kebagian bedah untuk
penanganan selanjutnya

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Resusitasi Pediatrik
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Henti jantung pada anak biasanya merupakan akibat sekunder


dari henti napas dan gangguan sirkulasi, oleh sebab itu
penanganan henti napas dan gangguan sirkulasi memegang
peranan penting.
Keadaan yang potensial menyebabkan kegagalan
kardiopulmonal :
1. Frekuensi napas > 60x/menit
2. Frekuensi jantung/menit :
Neonatus < 80 atau > 200
0-1 tahun < 80 atau > 180
1-8 tahun < 80 atau > 160
8 tahun < 60 atau > 140
3. Kerja napas meningkat ( retraksi, cuping hidung,
merintih)
4. Sianosis, pucat, kulit tubuh berbercak
5. Penurunan kesadaran
6. Kejang
7. Demam dengan petechiae
8. Trauma
9. Luka bakar > 10%
A. Tanda Klinis Distress Pernapasan
1. Tachipneu (catatan: perlambatan dan irregularitas napas
adalah pertanda perburukan klinis). Tachipneu tanpa
tanda lain distress pernapasan adalah gejala klinis
asidosis karena syok, dehidrasi berat, keracunan
salisilat, insufisiensi ginjal kronik.
2. Kerja napas meningkat : retraksi, pernapasan cuping
hidung, grunting, stridor, ekspirasi memanjang
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

3. Warna kulit pucat dan berbercak pada suhu lingkungan


tidak dingin.
B. Tanda Klinis Gangguan Sirkulasi
Tanda klinis syok stadium kompensasi:
1. Oliguri/anuri (< 1cc/kg/jam)
2. Letargi, penurunan kesadaran, gelisah
3. Capillary refill time menurun (<2detik). Cara
pemeriksaan capillary refill time: ekstremitas yang
diperiksa harus diangkat setinggi jantung dan diukur
pada ruangan dengan cahaya cukup dan suhu tidak
dingin.
4. Takikardi
5. Denyut nadi lemah / tidak teraba
Tanda klinis syok stadium dekompensasi:
1. Tekanan darah menurun (lihat table harga normal TD).
Pengukuran tekanan darah harus menggunakan manset
dengan lebar 2/3 - panjang lengan atas.
2. Napas irregular
3. Bradikardi
Tujuan

Prosedur

1. Mengenal kegawatan pernapasan dan sirkulasi


2. Mampu melakukan deteksi dini kegagalan napas dan
henti jantung
Airway :
1. Posisi kepala sedikit ekstensi
2. Pertimbangkan pemasangan orofaringeal tube dengan
ukuran yang sesuai
3. Pertimbangkan penghisapan sekret dari saluran
pernapasan dan atau mengeluarkan benda asing dari
jalan napas.
4. Pertimbanngkan pemasangan pipa endotrakeal
Breathing :
1. Pertimbangkan bantuan ventilasi dengan masker dan
balon resusitasi atau melalui pipa endotrakeal
2. Pertimbangkan pemakaian ventilator mekanik
3. Berikan oksigen. Pemberian oksigen jangan sampai
membuat anak gelisah dan takut
Pemberian Oksigen dapat melalui beberapa cara:
1. Kateter nasal dengan kecepatan maksimal 4 ltr/menit
(FiO2 24-40%). (Kateter nasal adalah ujung kateter yang
dimasukkan ke dalam salah satu lubang hidung). Ujung
kateter dimasukkan sampai nasofaring tetapi jangan
sampai terlihat di ororfaring pada saat mulut dibuka
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

(diukur jarak antara ujung dalam alis mata dengan dasar


lubang hidung.
2. Sungkup dengan aliran minimal 6 ltr/menit untuk
mencegah CO2 dihirup kembali (FiO2 40-60%)
3. Pada neonatus dapat digunakan kotak oksigen plastik
bening, aliran oksigen 10-15 ltr/menit (FiO2 80-90%)
Sebagai evaluasi akan tindakan tersebut di atas, lakukan
pemantauan saturasi oksigen dengan pemasangan pulse
oksimetri, pertahankan saturasi di atas 95%
Terapi Syok (hipovolemik dan septik)
1. Berikan oksigen dengan FiO2 maksimal, bila perlu
berikan ventilator support.
2. Pasang akses vaskuler secepatnya
3. IVFD RL/NaCl 20 cc/kg secepat mungkin, dapat
diulang sampai 3 kali jika masih terdapat tanda syok
4. Jika syok karena perdarahan, terapi yang ke 3 berikan
darah 10cc/kg selama 30 menit
5. Pasang kateter urine.
6. Lakukan pemeriksaan analisis gas darah, darah
lengkap, glukosa dan elektrolit, kalau perlu golongan
darah
7. Bila belum ada perbaikan dan yakin tidak terjadi
hipovolemia, dan faktor yang menyebabkan inotropik
negatif (hipotermia, hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis) telah diperbaiki, namun belum terdapat
perbaikan, beri Dopamin 2-5g/kg/menit (dosis
maksimum 20g/kg/menit). Larutan dopamine dapat
dilarutkan dalam RL, Dekstrosa, DS, DS dan NaCl
0,9%.
8. Bila kadar Hb<5g/dl diberikan PRC 10ml/kgBB dengan
golongan darah yang sesuai.
Setelah restorasi cairan, lakukan evaluasi fungsi organ dan
mengantisipasinya:
1. Gagal ginjal akut prerenal (ATN) : cek ureum, kreatinin
2. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS): berikan
ventilasi mekanik
3. Depresi miokardial : berikan obat inotropik positif
4. Gangguan koagulasi/pembekuan: cek BT, CT, trombosit
5. Gangguan System Syaraf Pusat: atasi kejang (lihat
protap mengatasi kejang)
Terapi Syok Kardiogenik:
1. Oksigenasi adekuat, pertahankan PaO2 > 65-70 mmHg
2. Koreksi terjadinya gangguan asam basa dan elektrolit
3. Kurangi rasa sakit dengan pemberian morfin sulfat 0,1mg/kg/dosis setiap 4 jam kalau perlu (awasi respirasi
4. Pasang kateter urine untuk memantau respon fluid
challenge

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Terapi Syok pada anak dengan malnutrisi berat:


1. IVFD 15 cc/kg dalam 1 jam
2. Cairan: RL D5%, D1/2S, RL
3. Ukur frekuensi nadi dan pernapasan setiap 5-10 menit
Jika terdapat perbaikan (frekuensi menurun):
Ulangi IVFD 15cc/kg selama 1 jam
Ganti dengan oral atau NGT: rehidrasi oral dengan
Resomal 10 ml/kg/jam sampai 10 jam
Mulai refeeding dengan F-75
4. Jika tidak terdapat perbaikan, anggap anak mengalami
syok septik:
Beri cairan rumatan IVFD (4cc/kg/jam) sambil
menunggu darah
Transfusi FWB 10cc/kg perlahan dalam waktu
3 jam (jika ada gagal jantung, beri PRC)
Mulai refeeding dengan F-75
Mulai terapi antibiotik
Cara Pemberian adrenalin/Epinefrine
Indikasi pada henti jantung, bradikardia simptomatik yang tidak
memberi respons pada ventilasi dan pemberian oksigen serta
hipotensi yang tidak berhubungan dengan kekurangan cairan.
Dosis IV inisial adalah 0,01 mg/kg atau 0,1 mL/kg cairan
1:10.000
Larutan yang tersedia adalah 1:1000, sehingga harus dilarutkan
dengan NaCl fisiologis sampai didapatkan larutan 1:10.000.
pemberian dapat diulang setiap 3-5 menit.
Dosis epinefrin endotracheal: 0,1 mg/kg (0,1 mL /kg cairan
1:1000)
Dosis epinefrin endotracheal neonatus adalah: 0,01 mg/kg (0,1
mL /kg cairan 1:10.000)
Cara Penanganan hipoglikemia
Jika GDS <45 mg/dl pada anak dengan gizi baik atau
<54 mg/dl pada anak dengan gizi buruk
Beri D10% 5 cc/kg bolus
Cek GDS ulang dalam 30 menit
Jika sudah sadar: segera beri makan
Cara pemberian Dopamin: rule of 6
Dosis dopamine 5-20g/kg/menit
(catatan 1 g = 0,001 mg)
Cara menghitung:
6 mg x BB (kg), masukkan ke dalam 100 cc D5%
Larutan ini akan menghasilkan:

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

1 tetes/menit mikro (1cc/jam) = 1 gram/kg/menit


5 tetes/menit mikro (5cc/jam) = 5 gram/kg/menit.
Contoh:
Bayi dengan BB 10 kg membutuhkan dopamine:
6 mg x 10 kg = 60 mg dopamine dimasukkan ke dalam 100 cc D5%
Bila dibutuhkan :
1 gram/kg/menit, tetesan diberikan 1 tetes/menit mikro
5 gram/kg/menit, tetesan diberikan 5 tetes/menit mikro
Demikian seterusnya

Cara penanganan asidosis metabolik (pH<7,25 dan HCO3 <


12 mmol/L)
Natrium bikarbonat 1-3 meq/kg iv. Pemberian bikarbonat baru
dimulai bila jalan napas sudah yakin aman dan ventilasi
adekuat.
Atau dengan menggunakan rumus:
Bicarbonate deficit= (desired HCO3 - actual HCO3) x body
weight (kg) x 0.6
(HCO3 yang diharapkan 18-24 mmol/L, tergantung umur)
Berikan setengahnya dalam 2-4 jam (1 mmol/kg BicNat IV
bolus dalam waktu 15-30 menit, sisanya dalam waktu 1,5-3,5
jam)
Table 1. Harga Normal Frekuensi Napas pada Anak
Umur
Frekuensi/menit
Neonatus
30-60
1-6 bulan
30-50
6-12 bulan
24-46
1-4 tahun
20-30
5-10 tahun
20-25
>10 tahun
16-20
Table 2. Harga Normal Frekuensi Jantung pada Anak
Umur (tahun)
Frekuensi/menit
< 30 hari
120-160
1-12 bulan
115-140
>1-5 tahun
100-140
5-12
70-132
>12
55-115
Table 3. Harga Normal Tekanan Darah pada Anak
Umur
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Neonatus
50-75
20-45
1-12 bulan
60-90
40-70
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

>1-3 tahun
4-8 tahun
9-15 tahun

75-100
80-115
85-115

50-75
50-75
50-80

Peralatan dan Obat untuk resusitasi pediatrik


Peralatan
1. Guedel no. 000 4 (4-10cm)
2. Laringoskop berdaun lengkung (macintosh) dan daun
lurus (Miller)
3. Pipa endotracheal no. 3-6,5 mm
4. Kateter penghisap no. F 6-10
5. Masker resusitasi infant dan pediatrik beserta balon
pemompa
6. Pipa lambung no. F 6-14
7. Syringes
8. Infuse set
Cairan dan Obat
1. Kristaloid dan koloid
2. D10% atau D40% diencerkan dengan akuades steril
sampai 10%
3. Epinefrin
4. Sulfas atropine
5. Sodium bikarbonat
6. Dopamine-Dobutamin
7. Calcium klorida
8. Succinylcholine
9. Thiopental/midazolam
Unit Terkait

Unit rawat darurat, unit rawat intensif, unit rawat inap,


laboratorium, apotik.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Terapi Oksigen
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD


Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002

Pengertian

Pemberian oksigen sesuai indikasi medis

Tujuan

Memahami cara dan dosis pemberian terapi oksigen sesuai


indikasi medis
Terapi Oksigen

Prosedur
Nasal-binasal

0.1 - 6 l/menit (FiO2 24- 50%)

Unit Terkait
Rawat inap, rawat intensif, rawat darurat, kamar operasi
Simple face masks
6-10 l/menit (FiO2 35 -55%)
Referensi
World Health Organization. Pocket Book of Hospital Care for
Non rebreathing masks
6-10 l/menit (FiO2 35 - 100%)
Children: Guidelines for the management of common illnesses
with limited resources. Geneva 2005; pp 87-91.
Endotracheal tube
5-10 l/menit (FiO2 up to 100%)
Hay WW, Hayward AR, et al. Current Pediatric Diagnosis and
Treatment. Appleton and Lange 14th edition 1999; pp 918-26.

Terapi Cairan pada Anak


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Tanggal Terbit

Ditetapkan oleh Direktur RSUD


Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002

Pengertian

Pemberian terapi cairan pada anak sesuai indikasi medis

Tujuan

Memahami jumlah dan lama pemberian cairan pada anak sesuai


indikasi medis

Prosedur

Kebutuhan Cairan Rumatan/24 jam:


1-10 kg
: 100cc/kgBB (sampai 10 kg pertama)
11-20 kg
: 1000 cc + 50 cc/kgBB (sampai 10 kg kedua)
21-30 kg
: 1500cc + 25 cc/kgBB (sampai 10 kg ke tiga)
Dehidrasi sedang
Oralit 75cc/kgBB dalam 4 jam atau IVFD RL/NaCl
75cc/kgBB/4 jam jika pasien tidak dapat minum
Dehidrasi berat
< 12 bulan: IVFD RL/NaCl 30cc/kgBB dalam 30 menit setelah
itu 70cc/kg BB dalam 5 jam
> 12 bulan: IVFD RL/NaCl 30cc/kgBB dalam 30 menit setelah
itu 70cc/kgBB dalam 2 jam

Unit Terkait

Rawat inap, rawat intensif, rawat darurat, kamar operasi

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Transfusi Darah
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Cara merawat darah dalam kantung (bag) transfusi:


Darah apabila tidak dipakai hanya boleh berada di luar
tempat penyimpanan selama 30 menit, setelah itu harus
segera dimaksudkan kembali ke dalam refrigerator di unit
transfusi (bukan di bangsal).
Darah untuk orang dewasa tidak perlu dihangatkan dahulu,
kecuali jika akan diberikan dalam jumlah yang besar
dalam waktu singkat
Darah di luar tempat penyimpanan maksimal hanya dapat
dipakai dalam 6 jam. Jadi lama transfusi maksimal 6 jam,
lebih dari iru kemungkinan darah sudah terkontaminasi.
I.

Reaksi Transfusi dan Penatalaksanaannya

Reaksi transfusi dapat disebabkan oleh komponen:


1. Eritrosit (reaksi hemolitik)
2. Leukosit (reaksi demam)
3. Plasma Protein (reaksi urtikaria)
A. Reaksi Hemolitik
Segera
Pada penderita yang sadar, transfusi beberapa
milliliter darah yang tidak cocok sudah dapat
menimbulkan gejala dalam waktu 1 2 menit saja
Gejala yang timbul:
Sulit beristirahat (gelisah), perasaan tertekan
disertai nyeri substernal, nyeri pinggang, wajah
terasa terbakar, demam, menggigil, perut sakit,
mual, muntah. Oligouria dan atau kencing
berwarna coklat (hemoglobinuria)

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Pada penderita yang tidak sadar, gejala utamanya


adalah hipotensi, demam dan perdarahan yang
tidak terkendali.

Tertunda
Reaksi yang terjadi 5 10 hari setelah transfusi
Gejala : demam, penurunan kadar hemoglobin
darah, ikterus atau hemoglobinuria
B. Reaksi Demam
Reaksi ini terjadi 30 60 menit setelah transfusi
Gejala : demam, dan sering didahului menggigil
(kenaikan temperature < 1 C)
Pasien yang sudah mengalami demam oleh sebab
lain sebelum transfusi, bukan kontraindikasi untuk
dilakukan transfusi. Berikan antipiretik dan mulai
pemberian transfusi darah
C. Urtikaria
Urtikaria yang terjadi biasanya ringan. Jika urtikaria yang
terjadi berat, perlambat transfusi dan berikan
Diphenhydramine hydrochloride (Delladryl, Paradryl).
Dosis anak: 1,25 mg/kg (0,1 cc/kg) IM.
II.

Tujuan
Prosedur

Indikasi Transfusi pada Malaria


Hb < 5g/dl, setelah transfusi dapat diberikan furosemid 1
mg/kg iv (pada anak) untuk mencegah gagal jantung.

Memahami prosedur dan efek samping transfusi darah pada anak


I. Tata Cara Pemberian Transfusi:
1. Cek Identitas, Nomor RM, golongan darah pada
label darah dengan data pasien, konfirmasi segera
ke laboratorium jika ada keraguan.
2. Pasang set transfusi yang mempunyai saringan
3. Bilas dengan NaCl 0,9% sebelum dan sesudah
transfusi
4. Transfusikan darah dalam waktu tdak lebih dari 6
jam (4-6 jam)
5. Monitor tekanan darah, denyut nadi dan suhu
setiap 30-60 menit
6. Amati penderita dengan cermat 5-10 menit pertama
untuk mendeteksi reaksi transfusi berat (hemolisis)
7. Bila terdapat reaksi transfusi, lakukan tindakan
sesuai protocol (lhat bab reaksi transfusi)

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

II. Tata Cara Pemberian Transfusi pada anak :


Jumlah darah yang dibutuhkan:
Fresh Whole Blood:
Hb (Hb yang diharapkan-Hb penderita) x 80 x BB(kg)
12
= .cc darah
Packed Red Cells:
Hb (Hb yang diharapkan-Hb penderita) x 80 x BB(kg)
22
= .cc darah
Setelah didapatkan hasil jumlh cc darah yang dibutuhkan,
pemberian diberikan secara bertahap :
Hb 5 g/dl : 5cc/kg/kali pemberian, maksimal 10
cc/kg/kali pemberian
Hb 5 g/dl : 10-15 cc/kg/kali pemberian
Selang waktu antara tiap pemberian adalah 24 jam.
Kecepatan pemberian:
2-4 cc/kg/jam, tidak boleh melebihi 6cc/kg/jam, kecuali
pada pasien shock.
Tindakan pada reaksi hemolitik :
1. Segera hentikan transfusi
2. Segera beritahu unit transfusi darah
3. Darah dan label harus dikembalikan ke unit transfusi
darah dan dilakukan cross match ulang, apus darah tepi
untuk melihat gambaran hemolisis (anisositosis,
poikilositosis)
4. Kirim contoh urin untuk dicek adanya hemoglobin
pada urine
5. Bila didapatkan tanda-tanda hipotensi atau syok
berikan resusitasi cairan sesuai protokol penanganan
syok
6. Bila terjadi oliguria, lakukan resusitasi cairan untuk
syok sampai 2 kali, setelah itu berikan furosemid iv
dengan dosis yang sesuai
Tindakan pada reaksi demam:
Karena demam dapat terjadi pada reaksi hemolitik, maka
pemberian darah distop untuk sementara, kirim darah dari
bag untuk cross tes ulang segera. Jika cocok, teruskan
kembali transfusi. Jika sudah yakin darah yang diberikan
cocok, transfusi tidak perlu dihentikan
Berikan antipiretik (paracetamol).
Pasien yang sudah dua kali mengalami demam, berikan
darah yang mengandung sedikit lekosit.
Unit Terkait

Laboratorium dan unit transfusi darah


Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Asma Bronkial
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Inflamasi kronik pada bronchus yang menyebabkan


obstruksi saluran napas
Wheezing berulang, dengan batuk
Berrespons terhadap bronchodilator dan obat anti inflamasi

Diagnosis
Ekspirasi memanjang disertai wheezing
Hyperinflasi dada
Retraksi dada
Biasanya tanpa demam
Berespons baik dengan bronchodilator
Asthma Berat
Sesak napas dan wheezing yang disertai:
Tidak dapat minum atau makan
Gelisah, bingung, rewel terus menerus
Sianosis, retraksi dada dalam
Asthma Kronik
Wheezing tanpa tanda berat
Tujuan

1. Memahami tanda dan gejala penyakit asma pada anak


2. Dapat menangani penderita asma dan komplikasinya

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Prosedur

Indikasi Rawat Inap


Kasus Asthma sebagian besar dapat ditangani sebagai
rawat jalan atau observasi 24 jam di UGD
Jika sesak napas dan wheezing menetap dikelola sebagai
Asthma sedang dan berat yang harus dirawat inap
Penatalaksanaan serangan Asma Akut
Bebaskan jalan napas
Oksigenisasi jika terdapat distress pernapasan (lihat
SOP pemberian oksigen)
Nebulisasi dengan bronkodilator jangka pendek:
Salbutamol nebule (2.5 mg dlm 2.5 cc): 0.1
mg/kgBB (0.1 ml/kgBB) dalam 3-4 cc NaCl,
jika membaik dilanjutkan dengan salbutamol
oral 0,05 0,1 mg/kgBB per kali setiap 8 jam
(rawat jalan)
Asthma sedang sampai berat: nebulisasi dapat
diulang dengan selang waktu 20 menit sampai 3
kali, jika tidak terdapat perbaikan di rawat inap
Asthma ringan: nebulisasi tiap 3-4 jam

JIKA TIDAK TERDAPAT SALBUTAMOL NEBULES


beri:
Adrenalin/epinephrine (1 : 1000) subkutan 0.01
ml/kg, maksimum 0.3 ml jika gejala menetap
dapat diulang setelah 15 menit

Steroid:
Pada serangan akut atau rekuren
Beri prednison atau prednisolon oral 1mg/kgBB
1x/hari selama 3 hari
Jika perlu Dexamethasone 0,1-0,3 mg/kgbb IV
setiap 6-8 jam
Aminophylline:
Jika tidak membaik dengan 3x nebulisasi
salbutamol dan steroid IV atau oral
Dosis 5-6 mg/kg IV (maksimum 300 mg) dalam
waktu 20 menit (drips) selanjutnya dosis
rumatan 5 mg/kgBB IV drips setiap 6 jam
Contoh:
BB 15 kg: 75 mg aminophylline dalam 20 cc cairan
NaCl/RL habis dalam 20 menit (kebutuhan cairan 24
jam: 1250 cc/(24jamx60 menit)=0.8cc/menit x 20
menit= 17cc ~20cc x60 tts/20 menit= 60 tetes/menit
mikro

Cairan:

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Rumatan atau koreksi defisit sesuai kondisi anak


Makan dan minum seperti biasa, jika
RR<70x/menit
Catatan: anak asthma seringkali mengalami
dehidrasi

Monitoring
Monitor terapi oksigen, pertahankan saturasi oksigen
minimal 90%
Tanda vital setiap 4 jam
Penanganan Asthma Kronik
Berikan: Salbutamol inhaler (100-200 g) 1-2 puffs tiap
6 jam jika terdapat batuk, wheezing atau sesak napas
Jika serangan > 3-4 x/minggu:
pemberian ketotifen per oral 1 mg tiap 12 jam
selama 8-12 minggu, jika masih terdapat
serangan pertimbangkan pemberian inhalasi
budesonide 200-400 g (2 puffs) tiap 12 jam

Unit Terkait

Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Pneumonia dan Bronkopneumonia


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD


Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Peradangan pada parenkim paru


Etiologi:
Virus: Respiratory Syncitial Virus, Adenovirus,
Influenza, Parainfluenza
Bakteri: Pneumokokus, Streptokokus,
Staphylokokus, Hemophylus Influenza, Mikoplasma
pneumonia
Jamur: Candida
Protozoa: Pneumocystis carinii
Bahan kimia: aspirasi makanan/isi lambung atau
hidrokarbon (minyak tanah, bensin)
Keluhan
Batuk dan sesak napas
Malas menetek atau kesulitan minum
Demam
Pemeriksaan Fisik
Frekuensi napas:
< 2 bulan : > 60x/menit
2 bulan 1 tahun: > 50x/menit
1 tahun 5 tahun: > 40x/menit
> 5 tahun : > 32x/menit
Pernapasan cuping hidung
Sianosis sentral
Retraksi substernal atau intercostal
Bronchial Breath sound atau krepitasi

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Lekosit meningkat atau menurun tergantung etiologi
X-ray thorax AP atau PA (pada pnemonia berat dan sangat
berat):
gambaran bercak infiltrat tersebar atau konsolidasi di
lobus paru
Air bronchogram +
Klasifikasi Pnemonia
Pnemonia sangat berat:
Sianosis sentral
Distress Pernapasan berat (Napas cepat, retraksi dada
berat)
Tidak dapat minum atau menetek
Muntah terus, kejang, letargi atau tidak sadar
Pnemonia berat:
Napas cepat dan retraksi dada
Masih bisa minum atau menetek, sedikit rewel.
Pnemonia:
Napas cepat saja tanpa retraksi dada
Minum atau menetek kuat
Indikasi Rawat Inap:
Pnemonia sangat berat dan berat
Pnemonia saja dapat dilakukan rawat jalan dan dianjurkan kontrol 2
hari lagi

Tujuan

1. Memahami tanda dan gejala penyakit pneumonia dan


bronkopneumonia pada anak
2. Dapat menangani penderita dan komplikasi pneumonia dan
bronkopneumonia

Prosedur

Bersihkan jalan napas: jika perlu lakukan pengisapan lendir


Oksigenasi:
Oksigen lembab mulai dari 1-2 L/menit nasal
ditingkatkan sesuai kondisi anak (sesuai SOP terapi
Oksigen)
Awasi tanda tanda hipoksia:
retraksi dada dalam dan RR> 70x/menit
Gelisah
Jika perlu tingkatkan FiO2 oksigen sesuai protokol
terapi oksigen

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Terapi Oksigen

Nasal-binasal

0.1 - 6 l/menit (FiO2 24- 50%)

Simple face masks

6-10 l/menit (FiO2 35 -55%)

Non rebreathing masks

6-10 l/menit (FiO2 35 - 100%)

Endotracheal tube

5-10 l/menit (FiO2 up to 100%)

Cairan:
IVF
D

D1/4S atau D1/2S untuk rumatan (lihat bab terapi


cairan)
IVFD RL atau NaCl atau Ringer Asetat untuk syok
atau koreksi defisit cairan
D 1/4S untuk anak usia < 3bulan
D 1/2S untuk anak usia > 3 bulan

Antibiotik:
Pilihan pertama:
Ampicillin 100-200 mg/kgbb : 4 IV dan
gentamisin 7,5 mg/kgbb IV 1 kali/hari selama
5 hari
Jika kondisi anak membaik dapat diteruskan
dengan Amoxycillin clavulanate 15mg/kgbb
3x/hari selama 5 hari
Alternatif lain:
Chloramphenicol 75 mg/kgBB : 4 iv
dilanjutkan oral sampai total 10 hari atau
Ceftriaxone 80 mg/kgbb IV tiap 24 jam
Jika dalam 48 jam tidak terdapat perbaikan klinis, ganti
dengan gentamisin 7,5 mg/kgBB IV 1x/hari dengan
cloxacillin 50 mg/kgBB IV setiap 6 jam selama 5 hari
Jika membaik, beri cloxacillin oral 4x/hari selama total 3
minggu
Nutrisi:
Jika RR> 70x/menit, jangan memberikan minuman
atau makanan peroral, beri lewat pipa orogastrik atau
nasogastrik

Monitoring
Jika terdapat pulse oxymetri: pertahankan saturasi oksigen
minimal 90%
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Perawat harus mengecek tanda vital pasien dan sumbatan di


kateter nasal tiap 4 jam

Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium: darah rutin
X-ray thorax AP atau PA (pada pnemonia berat dan sangat
berat): gambaran bercak infiltrat tersebar atau konsolidasi di
lobus paru, air bronchogram +
Penanganan Pneumonia tanpa tanda berat
Cotrimoxazole oral: TMP 5 mg/kgBB : 2 selama 5 hari
Berikan dosis pertama di klinik
Edukasi untuk pemberian minum atau makan seperti biasa
Unit Terkait

Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik, radiology.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Bronkiolitis
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Prosedur Tetap

Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD


Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Infeksi bronchiolus yang disebabkan oleh Respiratory


Synctytial Virus (RSV)
Seringkali disertai infeksi sekunder oleh bakteri
Diagnosis
Demam, batuk dan sesak napas
Ekspirasi memanjang disertai wheezing

Tujuan

1. Memahami tanda dan gejala penyakit bronkiolitis pada


anak
2. Dapat menangani penderita dan komplikasi bronkiolitis

Prosedur

Unit Terkait

Indikasi rawat inap seperti pada pneumonia berat


Jika ragu dengan asthma bronchiale, dapat dicoba
dengan nebulisasi salbutamol, jika membaik
kemungkinan wheezing disebabkan oleh asthma (jika
ragu, dikelola sebagai bronchiolitis dan asthma
bronchiale)
Airway
Oksigenasi
Antibiotik sesuai dengan terapi pneumonia

Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Kejang Demam
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi


pada saat suhu meningkat disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium

Gejala Klinis
Ada 2 bentuk kejang demam :
Kejang Demam Sederhana
Kejang demam komplikata
Kejang Demam Sederhana
Kejang demam yang memenuhi modifikasi kriteria
Livingstone :
Umur diantara 6 bulan-4 tahun
Lama kejang <15 menit
Kejang bersifat umum
Kejang terjadi dalam waktu 16 jam setelah timbulnya
demam
Tidak ada kelainan neurologis
EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang
Kejang Demam Komplikata (KDK)
diluar kriteria tersebut diatas
Diagnosis KDK
Anamnesis
Pemeriksaan Neurologis lain dalam batas normal
Glukosa, BUN, kreatinin serum,
Punksi lumbal : terutama pada anak < 1 thn
Funduskopi

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Diagnosis Banding
Meningitis, ensefalitis, abses otak
Tujuan

1. Memahami cara penanganan kejang.


2. Mengurangi resiko yang mungkin ditimbulkan.

Prosedur

Pemberian diazepam : 0,3-0,5 mg/kg/dosis iv atau rektal


Bila kejang belum berhenti dapat diulang setelah 10
menit sampai ke 3 kali.

Pemberian Diazepam rectal

Umur/BB

Diazepam rectal

2 minggu- 2 bln (< 4 kg)

1.5 mg

2-<4 bln (4-<6 kg)

2.5 mg

4-<12 bln (6-<10 kg)

5 mg

1-< 3 thn(10- <14 kg)

6.25 mg

3- <5 thn (14-19 kg)

7.5 mg

Turunkan panas dengan parasetamol 10 mg/kg/dosis


dapat diulang setelah 4 jam jika masih panas
Kompres dengan air suam kuku/hangat
Pengobatan penyebab
Penanganan suportif
Bebaskan jalan nafas, beri oksigen, jaga keseimbangan
cairan dan elektrolit sesuai kondisi anak

Kejang pada bayi umur < 2 minggu, beri:

Phenobarbital 20 mg/kgbb iv/im (1 ampul 50mg/ml),


jika masih kejang beri 10mg/kgbb 30 menit kemudian
(dosis maksimal 40mg/kgbb).
selanjutnya rumatan 5 mg/kgbb iv/im tiap 24 jam

Jika kejang demam komplikata, lakukan pemeriksaan


penunjang:
Darah: glukosa, BUN, kreatinin serum,
Punksi lumbal : terutama pada anak < 1 thn
Jika dicurigai terdapat proses intrakranial : funduskopi,
USG kepala (pada anak< 18 bulan), CT scan jika
fasilitas tersedia.
Pencegahan

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dapat


digunakan:
Fenobarbital 5-7 mg/kg/24 jam, fenitoin 2-8 mg/kg/24 jam.
Preparat ini diberikan sampai 2 tahun bebas kejang atau
sampai umur 6 tahun.
Prognosis
Pada penderita kejang demam dapat terjadi :
Kejang demam berulang
Epilepsy
Kelainan motorik
Gangguan mental dan belajar
Unit Terkait

Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik, Radiologi.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Status Convulsivus
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Status konvulsi adalah bangkitan kejang yang berlangsung


lama (>30 menit), timbul berulang-ulang, dan penderita tidak
pernah sadar selama periode diantara serangan kejang.
Etiologi
Biasanya disebabkan oleh infeksi, gangguan metabolik,
rudapaksa, proses desak ruang intracranial, atau epilepsy.
Gejala Klinis
Tergantung lamanya kejang, dapat terjadi hipoksia,
hiperpireksia, asidosis, renjatan, atau sembab otak.
Prognosis tergantung pada :
Penyakit yang mendasari
Cepatnya penanganan kejang

Tujuan

1. Memahami cara penanganan status kejang.


2. Mengurangi resiko yang mungkin ditimbulkan.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Prosedur

Stabilisasi dan bebaskan jalan napas, berikan oksigen


Pasang segera saluran intravena dengan kristalloid
Beri D 10% 1-2 ml/kg iv bolus secara empiris atau jika
hasil menunjukkan hipoglikemia (GDS < 40 g/dl)
Penanganan kejang: selama pemberian obat anti
kejang, monitor respirasi

Kejang menit
ke
10-20 menit

Penatalaksanaan

20-40 menit

Phenytoin loading dose 20-30 mg/kgbb


dalam NaCl 0.9%: 1 mg/kgbb/menit (dosis
maksimum 1 gram)

40-60 menit

Phenobarbital 20-40 mg/kg iv loading


dose, dengan kecepatan max 60 mg/menit,
monitor respirasi dan TD

> 60 menit

Rawat ICU dengan intubasi dan ventilasi


Thiopentone loading dose 3-5 mg/kg iv
kemudian 2-4 mg/kg/jam dengan infus
kontinyu

Diazepam 0.1-0.4 mg/kgbb iv atau rectal


setiap 5-10 menit sampai maksimum 3
dosis (max: < 5 thn : 5 mg; > 5 thn 10 mg)

NG tube
Laboratorium:
Gula darah
Apus malaria
Hb Darah rutin

Diagnosis penyebab kejang


Pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:
Elektrolit
Kalsium, magnesium
Analisis gas darah
Fungsi hati dan ginjal
Punksi lumbal : terutama pada anak < 1 thn
Jika dicurigai terdapat proses intrakranial: funduskopi,
USG kepala (pada anak< 18 bulan), CT scan (jika fasilitas
tersedia).
Elektroensefalografi (jika fasilitas tersedia)

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Unit Terkait

Unit gawat darurat, Unit rawat jalan, Unit rawat inap dan rawat
intensif, Laboratorium, Apotik, Radiologi

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Common Colds
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Infeksi saluran napas atas yang disebabkan oleh virus


(eg rhinovirus, coronavirus, adenovirus dll)
Sembuh sendiri (self limiting disease)
Anak dibawah usia 5 tahun dapat terkena common colds
6-12 kali per tahun (normal)
Riwayat kontak dengan penderita common colds

Gejala Klinis
Batuk, pilek (hidung tersumbat)
Panas atau hangat (37.5 38C)
Sembuh dengan sendirinya antara 3-7 hari
Tidak terdapat tanda distress pernapasan (napas cepat,
retraksi dada, sianosis)
Tidak terdapat stridor atau wheezing
Batuk Kronis Berulang
Batuk terus menerus selama 14 hari dan atau hilang timbul
dalam waktu 3 bulan dan bukan disebabkan karena infeksi

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Tujuan

Memahami penanganan common cold

Prosedur

Rawat jalan
Simptomatis:
Jika panas beri paracetamol
Anjurkan ibu memberikan minuman hangat
Jika hidung tersumbat dapat diberi: CTM 0.1
mg/kgbb tiap 8-12 jam
Jika batuk berlendir dapat diberi ambroxol dosis
BB tiap 8 jam
Jangan diberi dextrometorphan atau codein!
Tidak perlu antibiotik: antibiotik tidak mencegah
terjadinya pnemonia
Anjurkan untuk kontrol bila panas (suhu > 39C)
menetap selama 4 hari atau terdapat tanda bahaya:
Periksa telinga: kemungkinan otitis media
Pertimbangkan untuk pemberian antibiotik:
Eritromycine atau Amoksisilin per oral
Penanganan batuk kronis berulang.
Hindari faktor pencetus (asap rokok, debu rumah
tangga, snack)
Pemberian obat untuk per kali pemberian,
diberikan tiap/8 jam:
Salbutamol 0.1mg/kgbb
Teofilin 4 mg/kgbb
CTM o,1 mg/kgbb
Ambroxol 1/2BB
Jika perlu diberikan: Prednison 1mg/kgbb
1x/hari selama 5 hari untuk satu episode saja,
apabila belum ada perbaikan konsul

Unit Terkait

Unit rawat jalan, apotik, laboratorium

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

SINDROM NEFROTIK
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Kumpulan Gejala :
Edema anasarka
Proteinuri berat ( 0,05-0,1g/KgBB/hari )
Hipoalbuminemia berat ( < 2,5 g% )
Hiperkolesterolemia ( > 220 mg% )

Tujuan

1. Memahami tanda dan gejala penyakit sindroma nefrotik


pada anak
2. Dapat menangani penderita dan komplikasi sindroma
nefrotik

Prosedur

Bed Rest
Rawat inap
Jika diperlukan beri infus sesuai indikasi (cairan
kristaloid) 75% dari dosis rumatan
Prednison :
Untuk menimbulkan remisi : 2 mg/kgBB/hr
(maksimal 60 mg/hr) dibagi 3 dosis,diberikan
tiap hari sehabis makan sampai bebas proteinuri
selama 3-5 hr berturut-turut maksimal 28 hari.
Untuk mempertahankan remisi :
Prednison 2/3 dosis remisi dalam dosis tunggal
tiap 24 jam sekali setelah makan pagi. Lama
pengobatan maksima 28 hari selanjutnya dosis
dihentikan.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Antibiotika :
Untuk memberantas infeksi yang telah terjadi
Tidak dipergunakan untuk profilaksis
Pemeriksaan Penunjang
Darah : Hb,Ht, Lekosit, hitung jenis leukosit,
LED, ureum-kreatinin, albumin, globulin,
protein total, kolesterol, elektrolit, ASTO, CRP,
Complement (C3, C4)
Kemih segar : warna, kekeruhan, reduksi,
protein, sedimen
Faal ginjal berdasarkan nomogram (kreatinin
plasma + umur penderita dlm bln)
Faal ginjal normal = kliren kreatinin 94
ml/men/1,73 m2
Diet

Unit Terkait

Kalori (100 kal/kgBB/hr)


Protein 1,5 g/kgBB/hr
Cairan disesuaikan dengan keadaan penderita
Garam tergantung pada tekanan darah, edema, kadar Na
dalam darah

Unit rawat jalan, unit rawat darurat, unit rawat inap, unit rawat
intensif, Laboratorium, Apotik, Gizi

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Glomerulonefritis Akut
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Proliferasi dan inflamasi glomerulus karena mekanisme


imunologik yang terjadi setelah infeksi streptokokus hemolitik gol A di luar ginjal
Anamnesis / Pemeriksaan fisik
10-14 hr post infeksi streptokokus
Udem pretibial
Hipertensi
Gross hematuri
Oligouria (< 0,8 cc/KgBB/jam

Tujuan

Prosedur

1. Memahami tanda dan gejala penyakit glomerulonefritis


akut pada anak
2. Dapat menangani penderita dan komplikasi
glomerulonefritis pada anak
Rawat inap
Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb, Ht, Hitung jenis leukosit, LED, ureum
kreatinin, albumin, globulin, protein total,
kolesterol, elektrolit, ASTO, CRP, Komplemen C3,
C4
Kemih segar
Hapusan tenggorok dan kulit, sekret telinga

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Pemeriksaan penunjang lainnya :


USG
EKG
Ro dada (jantung,paru)
Renografi
Terapi
Eritromisin oral dosis 75-100 mg/kgBB/hr dibagi 3 dosis
selama 10 hr
Diet:
o Bila normotensi, diuresis, Ureum-kreatinin normal:
Cukup kalori dan cukup cairan
Fase akut : diit nefritis I (prot 1g/kg/hr,
garam 1gr/hr)
Fase penyembuhan : diit nefritis II (prot
2g/kg/hr, garam 2 gr/hr)
o Pada hipertensi, diuresis normal, ur-kret normal
Rendah garam (1/2-1 g/hr)
Pembatasan cairan (75 % rumatan)
o Pada normotensi, diuresis kurang dan gangguan faal
ginjal ringan
Diit nefritis !/2 (prot g/kgkhr, garam g/hr)
dan pembatasan cairan (75% rumatan)
Unit Terkait

Unit rawat darurat, unit rawat jalan, unit rawat inap, unit rawat
intensif, laboratorium, gizi, apotik, radiologi

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Segolongan penyakit dengan suatu tanda penting yang sama


yaitu terdapatnya kuman dalam jumlah yang bermakna di
kemih
Diagnosis :
Kemih spontan bersih (aliran tengah) > 100.000 koloni
kuman tunggal/ml pada pria dan 2 x berturut turut pada
wanita menunjukkan 90-95% bakteriuria bermakna
Kemih katerisasi > 1000 kuman tunggal/ml pada satu
kali pemeriksaan menunjukkan 100% bakteriuria
bermakna
Kemih aspirasi suprapubik adanya pertumbuhan kuman
tunggal gram negatif menunjukkan 100% bakteriuria
bermakna.
Urin rutin :
Lekosit > 5/lapang pandang
Eritrosit > 2/lapang pandang
Bakteri > 100.000 koloni kuman tunggal/mL

Tujuan

1. Memahami tanda dan gejala penyakit infeksi saluran


kemih pada anak
2. Dapat menangani penderita dan komplikasi infeksi
saluran kemih pada anak

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Prosedur

Rawat jalan
Pemeriksaan urin rutin
Intake air yang banyak
Pada ISK akut tanpa penyulit biasanya disebabkan
kuman Escherichia Coli,beri antibiotik kotrimoksasol
(TMP 5 mg/kgBB dibagi 2 dosis) selama 7-10 hr
ISK dengan penyulit berupa kelainan metabolik,
neurologi atau anatomik diberi antibiotik terpilih sesuai
hasil uji resistensi kuman.

Jika tidak terdapat respons setelah pengobatan diatas, beri


ampicillin 50 mg/kgBB iv setiap 6 jam dan gentamisin 7.5
mg/kgBB iv tiap 12 jam.
Pertimbangkan kemungkinan pyelonephritis.
Bayi usia < 2 bulan dengan ISK di berikan gentamisin 7.5
mg/kgBB iv tiap 12 jam sampai panas turun.
Unit Terkait

Unit rawat jalan, unit rawat inap, laboratorium, apotik.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Demam pada Anak


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Definisi:
Suhu aksilla > 37.5 C
Rectal > 38.5 C C
Anak dengan Panas

Umur 0-28 hari (neonatus)

Umur 1 bulan sp 3 tahun

Anak tidak toksik, terdapat fokal infeksi (batuk-pilek, mencret, dll):


Dirawat untuk evaluasi sepsis sambil diberi antibiotic
Jika suhuselama
aksilla 48
> 39
jam
C
Anak tampak toksik (menangis terus menerus atau tidak sadar)

Cek Malaria dan rawat jalan


Rawat Inap dan
Cek Laboratorium:
Malaria
Hitung Lekosit (normal 5000 15,000 WBC/mm3)
Work up Sepsis neonatorum:
Urin rutin (normal < 5 WBC/LP)
Kultur darah
Hitung Lekosit (normal 5000 25,000 Trombosit
WBC/mm3)(normal 150.000 450.000 cells/mm3)
Pemeriksaan Malaria

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Tujuan

1. Memahami tanda dan gejala penyakit demam pada anak


2. Dapat menangani penderita dan komplikasi demam
pada anak

Prosedur

Perawatan Anak dengan demam:


Beri obat penurun panas:
Paracetamol 10mg/kgbb perkali pemberian bisa
diulang tiap 4 jam
Ibuprofen 6 mg/kgbb perkali pemberian bisa
diulang tiap 6 jam
Kompres dengan air hangat/suam2 kuku di daerah
ketiak, lipat paha dan perut. Jangan di dahi
Jangan memakai baju berlapis2
Anjurkan banyak minum/menetek

Unit Terkait

Unit rawat jalan, unit rawat darurat, unit rawat inap,


laboratorium, apotik

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Malnutrisi
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Malnutrisi adalah kekurangan protein dan karbohidrat.


Protein Energi Malnutrisi (PEM)/ Kekurangan Energi Protein
(KEP).
BB/TB < 70% atau <-3 SD (marasmus)
Klasifikasi
Malnutrisi dikelompokkan:
1. Menurut jenis bahan yang kurang:
a. Kelompok kekurangan protein/energi:
- Kwashiorkor
- Marasmik Kwashiorkor
- Marasmik
b. Kelompok kekurangan vitamin/mineral
- Anemia kekurangan besi
- Defisiensi vit.A
- Penyakit gondok endemik
-Penyakit defisiensi lain: Beri-beri,Rachitis,
Scurvy.
2. Menurut derajat tingkatan kekurangan gizi :
Gizi > : BB >, Obesitas.
Gizi baik
Gizi cukup/sedang
Gizi buruk :
- Kwashiorkor
- Marasmik Kwashiorkor
- Marasmik
3. Menurut sebab terjadi malnutrisi
Primar malnutrisi
Intake makanan tidak cukup/berlebihan
Intake makanan cukup tapi: kebutuhan meningkat,

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

gangguan absorpsi, pengeluaran meningkat,


penggunaan meningkat.
Pemeriksaan awal pada anak dengan malnutrisi berat
Mempunyai riwayat yang berhubungan dengan:
Jumlah asupan makanan dan minuman saat ini
Diet biasa (sebelum penyakit ini)
ASI
Selama dan sering menderita diare dan muntah-muntah
Diare cair atau disertai darah
Kehilangan nafsu makan
Keadaan keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan
Batuk kronis
Ada kontak dengan penderita TBC
Sedang kontak dengan penderita campak
Diketahui atau dicurigai terinfeksi HIV
Pada pemeriksaan ditemukan :
Tanda-tanda dehidrasi
Syok (akral dingin, waktu pengisisan kapiler lambat, lemah
dan nadi cepat)
Telapak tangan sangat pucat
Tanda-tanda pada mata dengan defisiensi vitamin A:
Konjungtiva atau kornea kering, bintik Bitot (Bitots
spot)
Ulkus kornea
Keratomalasia
Tanda-tanda infeksi local meliputi infeksi telinga dan
tenggorokan, kulit atau pneumonia
Tanda-tanda infeksi HIV
Demam dengan suhu 37,5C atau 99,5 F atau
hipotermia (suhu rectal < 35,5C atau < 95,5 F)
Ulkus pada mulut
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang
meluaswarna coklat kehitaman & terkelupas (crazy
pavement dermatosis)

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Gejala Klinis
Tabel 1. Gejala Klinis, pemeriksaan fisik dan laboratorium
Marasmus dan Kwashiorkor
Marasmus

1.

Kausa
Umur
Gejala:
Edema

Defisiensi kalori
0-2 tahun

Kwashiorkor
Defisiensi protein
1-3 tahun

(-)

(+), dorsum pedis, pretibial,


edema anasarka
2. Wasting Muscle
Hebat, sangat kurus
Tersembunyi edema
Wasting
Atrofi otot, turgor
Dpt ada, tersembunyi
3. BB
Growth retardasi
/ Tersembunyi edema
4. Mental
Apatis
Cengeng, apatis
5. Napsu makan
Baik
Jelek, anoreksa berat
6. Diare
(+)
(++) sering
7. Kelainan kulit
Sangat jarang, kulit
Sering, grazy pavement
kering,Keriput
Dermatosis
8. Hepatomegali
(-)
(+)
9. Wajah
Orang tua
Moon face
10. Kelaianan rambut
Sangat jarang
Kering, tipis, merah coklat,
mudah dicabut, rambut alis
11. Penyerta
Penyakit infeksi kronis memanjang
berulang: Diare
Penyakit infeksi akut: diare,
12. Laboratorium:
anemia
- Albumin serum
N/

- Anemia
Ringan
Kadang
- Biopsi hati
N
Fatty Liver, nekrosis
-Enzim pencernaan N

- Ureum/kreatinin
N/

- As.amino
N

Marasmik Kwashiorkor
- Gejala klinis campuran Marasmik dan Kwashiorkor.
- BB/U < 60%
- Edema tidak menyolok
- Penyakit Penyerta: Xerophtalmia, Anemia (defisiensi Fe, B12,
folat), Stomatitis (defisiensi vit B, C)
Crazy pavement dermatosis: titik-titik merah berpadu jadi
bercak lama-lamahitam : punggung, pantat.
Setiap KEP berat, selalu periksa gejala defisiensi nutrien mikro
yang sering menyertai seperti xerophtalmia (def.Vit A), anemia
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

(def.Fe,Cu, Vit B12, Asam Folat), stomatitis (def.vit B, C), dll

Kegagalan pengobatan tercermin pada:


1. Tingginya angka kematian, bila mortalitas >5%,
perhatikan apakah kematian terjadi pada:
24 jam : kemungkinan hipoglikemia,
hipotermia, sepsis terlambat atau tidak
diatasi atau proses rehidrasi kurang cepat
Dalam 72 jam : cek apakah volume formula
terlalu banyak atau pemilihan formula tidak
tepat
Malam hari, kemungkinan hipotermia karena
selimut kurang memadai, tidak diberi makan.
2. Kenaikkan BB tidak adekuat pada fase rehabilitasi
Penlaian kenaikan BB:
Baik : >10g/kgBB/hari
Sedang
: 5-10g/kgBB/hari
Kurang
: < 5g/kgBB/hari
Kemungkinan kenaikan BB al:
Pemberian makanan tidak adekuat
Defsiensi nutrien tertentu: vitamin, mineral
Infeksi yang tidak terdeteksi, sehingga tidak
diobati
HIV/AIDS
Masalah psikologis
Bila tidak perbaikan klinis setelah pemberian cairan
pertama, anggap anak menderita sepsis, sehingga beri cairan
rumat 4ml/kgBB/jam. Berikan WB 10ml/kgBB perlahanlahan selama 3 jam. Selanjutnya mulai berikan formula
khusus
1. Anemia berat; transfusi darah diperlukan bila:
Hb < 4 g/dl
Bila ada distress nafas dan Hb 4-6 g/dl
Berikan transfusi darah WB 10ml/kgBB dalam 3
jam
Bila ada tanda gagal jantung, gunakan PRC untuk transfusi
dgn jumlah yang sama, berikan furosemid 1mg/kgBB, iv
pada saat transfusi dimulai.
Pada anak dengan distres pernafasan setelah transfusi Hb
tetap <4 g/dl atau antara 4 6 g/dl, tidak perlu mengulangi
pemberian darah

Tujuan

1. Memahami tanda dan gejala malnutrisi pada anak


2. Dapat menangani penderita dan komplikasi malnutrisi pada
anak

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

KEP Ringan

KEP Berat

1. Penyuluhan
2.ASI eksklusif (< 6 bln s/d 2thn)
3. (+) energi 20%
4. Obati penyakit penyerta
Prosedur

1. Nasihat
2. ASI eksklusif (< 6 bln s/d 2thn)
3. (+) energi 20%-50%
4. Obati penyakit penyerta
5. BB/2 minggu

Penatalaksanaan
Tabel Penanganan KEP
Ringan dan KEP Berat

Penalaksanaan KEP Berat


1. Hipoglikemia: 50 ml glukosa 10% bolus NGT ( 1 sdt gula
dlam 5 sdm air) 30 menit -2 jam.
2. Hipotermi: Beri makanan, hangatkan bungkus dengan
selimut.
3. Dehidrasi: cairan 5 ml/kgBB/30 menit -2 j oral/NGT 510 ml/kgBB/hr.
4. Elekrolit: HiperNa: Cairan
Na. Def K : K 2-4
mEq/kgBB/hr
5. Infeksi: Tanpa komplikasi: Kotrimoksasol 5 ml susp 2 x/hr.
6. Mulai pemberian makanan: perhatikan jumlah yang diberi
dan sisanya; muntah, BAB frekwensi & konsistensi tinja.
7. Tumbuh kejar/beri makanan.
8. Mikronutrien: multivitamin, asam folat, Zeng, Besi, Vit A.
9. Stimulasi sensorik dukungan emosional, kasih sayang,
lingkungan ceria, bermain 15-30 menit/hari, orangtua
berperan.
10. Tindak lanjut di rumah: sembuh. BB 80% BB/U. Kontrol,
imunisasi, Vit A/6 bulan
Tabel 3. Kebutuhan Gizi pada Gizi Buruk
Kebutuhan

Stabilisasi
Hari 1-7

Energi
100
(kkal/kgBB/hr)
Protein
1-1,5
(gr/kgBB/hr)
Cairan
130 (100 edema)
(ml/kgBB/hr
Asam folat
Hr I: 5 mg 1 mg/hr
Zn
2 mg/kgBB/hr
Cu
0,2 mg/kgBB/hr
Fe
3 mg/kgBB/hr
Vit A
Hari ke- 1 & 2 :
1 thn 200.000 SI
6-12bln:100.000
SI
<6 bln:50.000 SI

Transisi
Rehablitasi
Minggu ke -2 Minggu ke-3s/d 7
150

150-200

2-3

4-6

150

150-200

Hari ke-14

Pasien KEP berat dirawat inap dengan pengobatan rutin sbb:


Atasi/cegah hipoglikemia, periksa kadar gula darah bila ada
hipotermia (SA <35C, SR 35,5C). Pemberian makanan
yang lebih sering penting untuk mencegah kedua kondisi

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

tersebut. Bila kadar gula darah <50mg/dl, berikan:


o 5cc/kgBB bolus iv D10% atau lar. Sukrosa 10%(1
sdt gula dalam 5 sdm air peroral/NGT)
o Selanjutnya berikan larutan tersebut peroral setiap
30 mnt selama 2 jam
o Berikan antibiotik
o Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan
malam

Atasi/cegah hipotermia, bila SR <35,5C :


o Segera beri makanan cair/formula khusus (mulai
dengan rehidrasi bila perlu)
o Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai
menutup kepala, letakkan dekat lampu atau pemanas
(jangan gunakan botol air panas ) atau peluk anak di
dada ibu, selimuti.
o Berikan antibiotik
o Suhu diperiksa sampai mencapai >36C.

Atasi/cegah dehidrasi :
o tidak boleh menggunakan jalur iv untuk rehidrasi
kecuali syok/renjatan. Hati-hati pada pemberian
infus, tetesan pelan-pelan untuk menghindari beban
jantung. Gunakan larutan Resomal (Rehydration
Solution for Malnutrition atau penggantinya).Semua
anak KEP berat dengan diare cair dianggap
mengalami dehidrasi shg harus diberi :
i.
Cairan resomal/pengganti 5ml/kgBB
setiap 30 menitselama 2 jam secara
oral/NGT
ii.
Selanjutnya beri 5-10ml/kgBB/jam
selama 4-10 jam berkutnya: jumlah yang
tepat yang harus diberikan tergantung
berapa banyak anak
menginginkannyadan banyaknya
kehilangan cairan melalui tinja dan
muntah
iii.
ganti Resomal/pengganti pada jam
ke-6 dan ke-10 dengan formula khusus
sejumlah yang sama, bila keadaan
rehidrasi menetap/stabil
Selanjutnua mulai pemberian formula
khusus.
Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit:
pada semua KEP berat terjadi peningkatan
Na tubuh, meski kadar Na plasma rendah.
Def. K dan Mg sering terjadi dan perlu 2
minggu untuk pemulihan.
Ketidakseimbangan edema, tidak boleh

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

diberikan diuretik. Berikan :


Tambahan K 2-4 mEq/kgBB/hari
(150-300mg KCl/kgBB/hari)
Tambahan Mg 0,3-0,6
mEq/kgBB/hari(7,515mgKCl/kgBB/hari)
Siapkan makanan tanpa diberi garam
Tambahan K dan Mg dapat disiapkan
dalam bentuk cairan dan ditambakan
langsung pd makanan. Penambahan
20 ml larutan pd 1 liter formula

Obati/cegah infeksi dgn Antibiotik spectrum luas


o Bila tanpa komplikasi, kotrimoksazol
2x5ml,suspensi pediatri oral, selama 5
hari(2,5 ml bila BB<4kg), atau
o Bila anak apatis atau letargis atau ada
komplikasi hipoglikemia, hipotermia, infeksi
kulit, inf.sal napas, ISK, diberikan
Ampicillin 50 mg/kgBB/im/iv setiap 6 jam
selama 2 hari, kemudian secara oral
amoksisilin 15mg/kgBB setiap 8 jam selama
5 hari. Bila amoksislin tidak ada teruskan
ampicilin 50mg/kgBB setiap 6 jam secara
oral.
o Gentamicin 7,5 mg/kgBB im,iv sekali sehari
selama 7 hari.
o Bila dalam 48 jam tidak ada kemajuan klinis,
tambahkan kloramfenikol 25mg/kgBB,im,iv
setiap 6 jam selama 5 hari.
o Bila terdeteksi kuman yang spesifik, berikan
pengobatan spesifik
o Bbrp ahli menambahkan metronidazol
7,5mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari.
o Bila anoreksia menetap selama 5 hari
pengobatan antibiotik, lengkapi pemberian
hingga 10 hari.
o Vaksinasi campak bila umur anak >6 bulan
dan belum pernah diimunisasi (tunda bila
syok) ulangi pemberian vaksin setelah
keadaan gizi anak menjadi baik.
Koreksi defisiensi nutrien mikro
Berikan setiap hari :
o Tambahan multivitamin
o Asam folat 1mg/hari, (5 mg pada hari pertama)
o Seng (Zn) 2mg/kgBB/hari
o Tembaga (Cu) 0,2 mg/kgBB/hari

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

o Bila BB mulai naik: Fe 3mg/kgBB/hari atau SF


10mg/kgBB/hari
o Vitamin A oral pada hari 1, 2 dan 14 (umur >1
tahun : 200.000 SI; 6-12 bulan:100.000 SI, 0-5
bulan:50.000 SI)
Bila ada ulserasi pada mata, diberikan tambahan perawatan
untuk mencegah prolaps lensa :
o Kloramfenikol atau tetrasiklin tetes mata, setiap
2-3jam selama 7-10 hari
o Teteskan atropin tetes mata, 3 x 1 tetessehari
selama 3-5 hari
Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali.

Mulai pemberian makanan yang cukup energi dan protein


untuk memenuhi metabolisme basal.
o Porsi kecil, sering, rendah serat rendah laktosa
o Oral atau NGT, tidak boleh dimula dengan
nutrisi parenteral
o Energi 100 kkal/kgBB/hari
o Protein 1-1,5 g/kgBB/hari
o Cairan 130ml/kgBB/hari (100ml/kgBB bila ada
edema berat)
o Bila anak mendapatkan ASI, teruskan, tetapi beri
formula khusus lebih dahulu
o Berikan formula dengan cangkir/gelas. Bila anak
terlalu lemah, berikan persendok/pipet.

Fasilitas tumbuh kejar


o Masa pemulihanpendekatan agar asupan makanan
tinggi dan pertambahan BB>10g/KgBB/hari.
o Fase awal rehabilitasitmbul selera makan, 1-2 setelah
perawatan.
o Transisi perlahan dianjurkan untuk menghindari resiko
gagal jantungkonsumsi makanan >> secara mendadak
o Ganti formula khusus awal(E=75kkal, P=0,9-1/100ml)
dgn formula khusus lanjutan(E=100kkal,P=2,9/100ml)
dalam 48 jam.
o Kemudian dinaikkan dengan 10ml/kali, sampai ada
sedikit formula sisasaat tercapai jumlah
30ml/kgBB/kali (=200ml/kgBB/hari). Bila frek.napas
meningkat >5x/menit dan Nadi meningkat >25x/menit
dalam pemantauan setiap 4 jam berurutan, kurangi
volume pemberian formula.
o Setelah periode transisi tercapai, anak diberi:
Makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

dan sering
E=150-220 kkal/kgBB/hari, P= 4-6g/kgBB/hari

Bila anak masih mendapat ASI, teruskan tetapi beri formula


dulu karena energi dan protein ASI tidak mencukupi untuk
tumbuh kejar.

Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan BB.


o Menimbang anak setiap pagi sebelum diberi makan
o Menghitung kenaikkan BB setiap minggu
(g/kgBB/hari)

Bila kenaikkan BB :
o Kurang (<5g/kgBB/hari) perlu reevaluasi
menyeluruh
o Sedang (5-10g/kgBB/hari) cek apakah asupan
makanan mencapai target atau apakah infeksi telah
dapat diatasi.

Sediakan stimulasi sensork dan dukungan emosi/mental


Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan
perilaku, sehingga perlu diberikan:
Kasih sayang, lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit/hari
Aktifitas fisk segera setelah sembuh
Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain,
dsb)
Menyiapkan follow up setelah sembuh
bila BB sudah mencapai 80% BB/Usembuh. Pola pemberian
makanan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan di rumah
setelah penderita dipulangkan. Kepada orang tua ditunjukkan
pemberian makanan yang sering dan kandungan energi dan nutrien
yang padat, terapi bermain terstruktur; dan disarankan membawa
anaknya kembali untuk kontrol secara teratur, memberikan
imunisasi ulang (booster), memberikan Vit A setiap 6 bulan.

Selain itu, atasi penyakit penyerta, yaitu:


1) Defisiensi Vit A, seperti koreks def nutrien
mikro
2) Dermatosis, akibat def.Zn dan membaik dgn
pemberian suplemen Zn, selain itu:
Kompres dengan KmnO (Kpermanganat) 1% selama 10 menit
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Beri salep/krim Zinc-Oksida


Jaga daerah perineum agar tetap
kering
4) Parasit/cacing, beri mebendazol 100
mg/oral,2 x/hari selama 3 hari
5) Diare
diare biasa menyertai dan berkurang dengan
sendirinya pada pemberian makan secara
berhati-hati. Bla ada intoleransi laktosa
(jarang), obati bila hanya diare berlanjut dan
tidak ada perbaikan KU. Berikan formula
FL/LL. Kerusakan mukosa usus dan
giardiasis diare, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan tinja mikroskopik. Berikan
metronidazol 7,5mg/kgBB setiap 8 jam
selama 7 hari.
6) Tuberkulosis, diobati sesuai pedoman TB.
Bila pasien pulang sebelum rehabilitasi tuntas (BB/U80% atau
BB/TB90%) di rumah harus sering diberkan makanan tinggi
energi (150kkal/kgBB/hari)
Berikan makan yang sesuai (Energi dan
Protein)
Berikan makanan selingan di antara
makanan utama
Berikan suplementasi vitamin dan
mineral/elektrolit
ASI tetap diteruskan
Tindakan pada kegawatan
1. Syok, sulit dbedakan akibat dehidrasi atau sepsis.
Syok karena dehidrasi membaik dgn cepat pada
pemberan cairan intravena. Pedoman pemberian
cairan:
15ml/kgBB dalam 1 jam pertama D 1/2 S
Evaluasi setelah 1 jam
Ulangi pemberian cairan seperti di atas,
kemudian lanjutkan dengan cairan
peroral/NGT (resomal/penggantinya)
sebanyak 10ml/kgBB/jam sampai 10 jam
Berikan formula khusus
Unit Terkait

Unit rawat jalan, unit rawat darurat, unit rawat intensif, unit rawat
inap, laboratorium, apotik.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

KATETERISASI VENA UMBILIKALIS


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Dapat dilakukan untuk resusitasi atau mengganti transfuse dan


biasanya bias dilakukan pada neonatus di awal-awal
kehidupannya. Beberapa contoh kasus prosedur ini dapat
dilakukan pada neonatus berumur di atas lima hari.

Tujuan

1. Memahami cara melakukan katerisasi vena umbilikalis.


2. Dapat melakukan tindakan sesuai prosedur.
3. Mencegah terjadinya efek samping dari tindakan yang
dilakukan.

Prosedur

1. Sambungkan infuse 3-way ke kateter French gauge dan


isi dengan salin 0.9%, lalu tutup set infus untuk
mencegah masuknya air (yang dapat menyebabkan
emboli).
2. Bersihkan tali pusat dan daerah sekitar dengan larutan
antiseptic, lalu ikat jaringan di sekitar dasar tali pusat.
3. Potong tali pusat 1-2 cm dari dasar dengan scalpel steril.
Cari vena umbilikal (lebih besar dan pipih) dan arteri
umbilikal. Pegang tali pusat (pada daerah yang dekat
vena) dengan menggunakan steril forsep.
4. Pegang ujung kateter dengan forsep steril dan masukkan
ke dalam vena. (seharusnya kateter dapat masuk dengan
mudah).
5. Pastikan bahwa kateter tidak terjepit dan darah dapat

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

mengalir,apabila ada sumbatan, tarik tali pusat dengan


perlahan dan tarik kateter perlahan-lahan kemudian
masukkan kembali.

Wewenang

Dokter spesialis anak, dokter umum terlatih

Unit Terkait

Unit rawat darurat, unit rawat inap, unit rawat intensif,


laboratorium.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Hipertensi Emergensi pada anak


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD


Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Suatu keadaan dimana didapatkan hipertensi disertai oleh tanda


tanda kelainan susunan saraf pusat seperti papiledema atau
ensefalopati, perdarahan retinal atau eksudat pada mata yang
membutuhkan penanganan segera dan efektif.

Tujuan

Memahami kasus hipertensi emergensi pada anak serta


penanganannya.

Prosedur

Pengelolaan bervariasi berdasarkan gejala klinis:


Pengobatan lini pertama menggunakan antihipertensi sebagai
berikut (lihat SOP hipertensi pada anak):
Diuretik, Alpha dan beta adrenergik bloker, ACE inhibitor, Ca
chanel blocker atau Vasodilator.
Apapun metoda yang digunakan untuk mengatasi HT
emergensi, obat-obat yang digunakan pada penderita hipertensi
biasa harus tetap digunakan sehingga apabila hipertensi
emergensi tidak berlanjut, maka kondisi hipertensi bisa tetap
terkontrol.
Pada umur tertentu, tidak lebih dari 95 % peningkatan tekanan
darah akut yang diterapi dengan antihipertensi oral menunjukan
perbaikan yang berarti dan terkontrol dalam 48 jam.
1. Nifedipin sub lingual
Kalsium antagonis reaksi cepat pada dosis yang tepat

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

tidak menyebabkan hipotensi. Cairan dalam kapsul 10


mg dapat diberikan melalui spuit dengan dosis yang
diperkirakan. Tetapi pada anak dengan BB 10-30 kg
sulit untuk menggunakan perhitungan dosis di atas,
tetapi bisa dimulai dengan dosis yang lebih aman yaitu
5 mg. Karena pengobatan ini memberikan perubahan
tekanan darah, sehingga efek yang tidak diinginkan
lebih besar. Pada anak-anak yang lebih besar dengan
hipertensi maligna dibutuhkan dosis 10 mg. Dalam
beberapa kasus, kapsul lebih simpel diletakkan
sublingual.
2. Hidralazin IV: Dimulai dengan dosis 0.15 mg/kg
3. Sodium nitroprusside: Dilakukan pada unit perawatan
intensif. Merupakan vasodilator kuat untuk menurunkan
peningkatan tekanan darah berat.
Pemberian dosis IV 0.5-10 mg/kgBB/menit akan
menurunkan tekanan darah dalam beberapa detik,
namun dosisnya harus dimonitor dengan hati hati. Kadar
thiosianat harus dimonitor terutama pada insufisiensi
ginjal
4. Furosemid:
Dosis 1-5 mg/kgBB IV. Diuretik ini akan menurunkan
tekanan darah dan meningkatkan efektivitas obat obat
antihipertensi.
Unit Terkait

Unit rawat darurat, unit rawat jalan, unit rawat intensif, apotik.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Malaria Berat pada Anak


Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Prosedur Tetap
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD
Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Infeksi P.falciparum yang disertai tanda-tanda berat sesuai kriteria


WHO (Severe falciparum malaria)
Masalah Penanganan Malaria Berat pada anak
Kesulitan diagnosis:
Meningitis/ensefalitis dan malaria serebral
Pnemonia dengan distress pernapasan pada malaria
Kondisi anak cepat memburuk
Lebih mudah mengalami hipoglikemia, kejang demam,
dehidrasi dan asidemia
Kejadian malaria asimptomatik cukup tinggi
Kriteria Malaria Berat (WHO 2000)
1. Malaria serebral
2. Udema paru/Respiratory distress
3. Anemia berat
4. Gagal ginjal
5. Hipoglikemia
6. Hipotensi/Shock
7. Perdarahan spontan
8. Kejang
9. Asidemia
10. Black Water Fever
Manifestasi Lain
Gangguan dan Penurunan kesadaran ringan
Prostasi atau kelemahan umum
Hiperparasitemia
Ikterik
Hiperpireksia

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Malaria Serebral
Anak dibawah 2 tahun menggunakan Blantyre coma scale (BCS)
Anak diatas 2 tahun mengunakan Glasgow Coma Scale
Disebut penurunan kesadaran jika GCS <11 atau BCS < 3
Blantyre Coma Scale
Best Motor Response:
Bisa melokalisir stimulus
Menarik anggota badan dari sumber sakit
Tidak ada respons
Verbal Response:
Menangis sesuai stimulus
Merintih atau menangis terus menerus
Tidak ada respons
Eye movements:
Mengikuti pergerakan obyek
Tidak ada respons

2
1
0
2
1
0
1
0

Udema Paru atau Respiratory Distress


Jarang pada anak
Lebih sering distress pernapasan oleh sebab anemia berat atau
dehidrasi
Distress Pernapasan:
0-2 bulan : rr >=60x/menit
2-1 tahun : rr >=50x/menit
1-5 tahun : rr >=40x/menit
Retraksi dada, pernapasan cuping hidung, pernapasan cepat
dan dalam
Anemia Berat
Hb<5 g/dl atau Hct < 15%
Jumlah parasit > 10.000/ L
Bandingkan telapak tangan anak dengan pemeriksa
Pada anak sering disertai distress pernapasan
Gagal Ginjal
Jarang pada anak
Produksi urine < 0.5 cc/kgbb/jam
Creatinine > 3 mg/dL
Ureum > 120 mg/dL
Hipotensi
Penurunan tekanan darah pada anak adalah tanda akhir dari
gangguan sirkulasi
Tanda awal:
Tachycardia:
Neonatus > 160x/menit
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

1 bulan-1 tahun > 150x/menit


> 1 tahun > 140x/menit
Tachypnea
Capillary refill > 2 detik
Akral dingin dan lembab

Hipoglikemia
Gula darah sewaktu < 40 g/dL
Sering ditemukan pada anak
Perdarahan Spontan
Petechiae
Purpura
DIC
Asidemia
pH < 7.25 atau plasma bikarbonat < 15 mmol/L
Terutama pada kondisi dehidrasi
Kejang
Dibedakan dengan kejang demam:
Penurunan kesadaran setelah kejang < 1 jam
Kejang timbul 24 jam setelah panas
Terutama timbul pada usia < 6 tahun
Malaria serebral:
Penurunan kesadaran > 1 jam setelah kejang
Tidak terbatas umur
Black Water Fever
Jarang pada anak
Hemoglobinuri

Tujuan

Memahami diagnosis malaria berat dan penanganannya

Prosedur

Terapi Kausa:
Pilihan Pertama
Artesunate IV : 2.4 mg/kgBB IV pada jam ke 0, 12 dan
selanjutnya tiap 24 jam segera alihkan dengan
pengobatan oral (DP atau artesdiaquine) jika pasien
dapat minum
Pilihan Kedua
Quinine drips: loading 20 mg/kgBB selama 4 jam
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

selanjutnya 10 mg/kgBB selama 4 jam setiap 8 jam.


Jika sudah membaik segera alihkan dengan pengobatan
kina oral 10 mg/kgBB 3x/hari.

Terapi Supportif:
1. Stabilisasi airway
2. Oksigenasi:
Oksigen lembab mulai dari 1-2 L/menit nasal ditingkatkan sesuai
kondisi anak
Terapi Oksigen
Nasal-binasal

0.1 - 6 l/menit (FiO2 24- 50%)

Simple face masks

6-10 l/menit (FiO2 35 -55%)

Non rebreathing masks


Endotracheal tube

6-10 l/menit (FiO2 35 - 100%)


5-10 l/menit (FiO2 up to 100%)

3. Pemenuhan kebutuhan cairan:


Kebutuhan Cairan Rumatan/24 jam:
1-10 kg
: 100cc/kgBB (sampai 10 kg pertama)
11-20 kg
: 1000 cc + 50 cc/kgBB (sampai 10 kg kedua)
21-30 kg
: 1500cc + 25 cc/kgBB (sampai 10 kg ke tiga)
Dehidrasi sedang
Oralit 75cc/kgBB dalam 4 jam atau IVFD RL/NaCl 60-75cc/kgBB/4
jam
Dehidrasi berat
< 12 bulan: IVFD RL/NaCl 30cc/kgBB dalam 30 menit setelah itu
70cc/kg BB dalam 5 jam
> 12 bulan: IVFD RL/NaCl 30cc/kgBB dalam 30 menit setelah itu
70cc/kgBB dalam 2 jam
4. Jika Hb< 5 g/dl:
Transfusi Packed Red Cells 10cc/kgBB selama 4 jam
Jika tidak ada, dapat menggunakan Fresh Whole Blood
20cc/kgBB selama 4 jam
Jika terdapat tanda overload cairan, beri furosemide 1-2
mg/kgBB iv
5. Atasi Hipoglikemia
Dextrose 10% 5 ml/kgBB iv bolus
Cek ulang GDS setelah 30 menit

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Laboratorium

Malaria smear
Hb
Glukosa darah sewaktu
LP atas indikasi

Monitoring
Tiap 2-4 jam:

Keadaan umum
Suhu aksilla
Heart rate
Respiratory rate
Urine output
Jumlah cairan masuk
Glukosa darah (atas indikasi)

Malaria smear tiap 24 jam


Unit Terkait

Laboratorium, rawat intensif, rawat inap

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Diare
Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nabire

No. Dokumen
Tanggal Terbit

No. Revisi

Halaman

Ditetapkan oleh Direktur RSUD

Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD


Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002
Pengertian

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan


bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekwensi berak lebih > 3x sehari.
Dehidrasi adalah kondisi akibat kehilangan cairan dan elektrolit
berlebihan.

Tujuan

Memahami gejala diare tanda dehidrasi serta penanganannya.

Prosedur

Diare Akut adalah diare yang kurang dari seminggu.


Diare Kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 2
minggu.
Sindroma Disentri adalah suatu sindroma klinim dengangejala
diare, darah dan nanah dalam tinja, disertai nyeri perut.
Untuk semua anak dengan diarem status dehidrasi harus
diklasifikasikan sebagai berikut : Diare tanpa dehidrasi, diare
dengan dehidrasi sedang dan diare dengan dehidrasi berat dan
dilakukan pengobatan yang tepat.
Tabel 1. Klasifikasi Diare
Derajat dehidrasi
Tanpa
Sedang
Anamnesis:
Diare

Muntah
Rasa haus

< 4 x bab
cair/hari
Sedikit
Normal

Urin

Normal

4-10x bab
cair/hari
Beberapa x
(+)
Sedikit

Berat
> 10 x bab
cair/hari
Sangat sering
Tidak dapat
minum
Tidak ada

Penyakit
lain
Lebih dari
14 hari
Ada darah
dalam tinja

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

gelap

urin: 6jam

Sehat,aktif

Mengantuk
lesu

Airmata
Mata
Mulut/lidah
Nafas

Ada
Normal
Basah
Normal

Tidak ada
Cekung
Kering
Agak cepat

Sangat
mengantuk,
tidak sadar,
lemah
Tidak ada
Sangatcekung
Sangatkering
Cepat&dalam

Kulit

Kembali
cepat
Normal

Kembali
lambat
Agak cepat

Ubun-ubun
Ukur suhu badan

Normal

Cekung

Tetapkan

Tandatanda
dehidrasi
tidak ada

Bila
penderita:
2 gejala
dehidrasi
sedang

Terapi
Rencana A

Terapi
Rencana B

Periksa:
KU

Raba:

Denyut nadi

Gizi buruk

Sangat lambat
Sangat cepat,
lemah, tidak
teraba
Sangatcekung

Bila penderita:
> 2 gejala
dehidrasi
berat
Terapi
Rencana C

Demam >
38,5 OC
Bila
penderita
dengan:
Darah
dalam
tinja, diare
> 14 x /
hari:
Tindakan:
Antibiot
ika
Perbaik
an gizi

Pengobatan :
Penanganan
Terapi Rencana A (diare tanpa dehidrasi):
1. Beri cairan tambahan (sebanyak yang anak butuhkan)
untuk cegah dehidrasi ; Oralit, sup, air beras, ASI, air
masak. Ajari cara menggunakan oralit di rumah.
- Sampai 2 tahun : 50 100 ml setiap diare.
- 2 tahun atau lebih : 100 200 ml setiap diare.
2. Beri makanan yang baru disiapkan.
3. Nasehati ibu/bapa kapan harus kembali berobat: BAB
beberapa kali, sangat kurus, mata cekung, demam, tidak
mau makan minum, KU tidak bertambah baik.
4. Berikan suplemen Zinc :
- Sampai 6 bulan : tablet (10 mg) perhari selama
10 hari.
- 6 bulan atau lebih : 1 tablet (20 mg) per hari selama
10 hari.
Terapi Rencana B ( diare dengan dehidrasi sedang):
1. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI, Oralit.
2. Oralit 75 ml/kgBB/4jam evaluasi tanda-tanda
dehidrasi.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Umur
Berat
Dalam ml

3. Jumlah pemberian oralit selama 4 jam pertama sbb:


Tabel 2. Jumlah cairan oralit selama 4 jam pertama
4 bulan 4 bulan-12 12 bulan-2 2 tahun4.Bila KU
bulan
tahun
5tahun
penderita
baik bisa
< 6 kg
6-10 kg
10-<12kg
12-19kg
pulang.
200-400
400-700
700-900
900-1400
5.Nasehati
Ibu/Bapa harus membawa anak kembali ke RS
bila: BAB sering kali, sangat haus, mata cekung, demam,
makan minum tidak seperti biasanya, keadaan umum tidak
bertambah baik
Terapi Rencana C (diare dengan dehidrasi berat)
Tabel 3. Terapi rencana C pada diare dengan dehidrasi
berat
Kelompok
umur
< 12 bulan
> 12 bulan

Jenis Cairan
Ringer Laktat
Ringer Laktat

Jumlah cairan
30 ml/kgBB
70 mg/kgBB
Dalam 1 jam
Dalam 5 jam
30 menit
2,5 jam 3 jam

Jika cairan sudah diberikan nilai kembali status hidrasi anak :


Nilai anak sesudah 3 jam dan bayi sesudah 6 jam.
Klasifikasi dehidrasiuntuk melanjutkan pengobatan (A,B,C)
Jika tanda-tanda dehidrasi berat masih ada, ulangi pemberian
cairan seperti semula. Jika penderita sudah dapat minum
diberikan oralit 5 ml/kgbb/jam.
Bila tidak ada fasilitas untukpemberian cairan IV Cairan
oralit lewat pipa nasogastrik 10 ml/kgbb/jam selama 6 jam
(total 120 ml/kgbb).
Bila tidak ada pipa nasogastrik dan penderita masih bisa minum
diberikan cairan oralit sebanyak 10 ml/kgbb/jam selama 6 jam.
Unit Terkait

Unit rawat darurat, unit rawat jalan, unit rawat intensif, apotik,
laboratorium, gizi, radiologi.

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

PROSEDUR TETAP PELAYANAN MEDIS

BAGIAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN NABIRE
2012

DAFTAR ISI
Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Hal
Kata Pengantar . i
Kata Sambutan Direktur RSUD Nabireii
Daftar isi ...iii

KATA SAMBUTAN

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

DIREKTUR RSUD NABIRE


Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Nabire,
Bagian/SMF Anak RSUP Nabiare telah menyusun buku Prosedur TetapPelayanan Medis
Anak tahun 2012. Buku ini merupakan acuan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di
RSUP Nabire.
Buku Prosedur Tetap Pelayanan Medis Bagian/SMF Anak RSUD Nabire ini berisi
penyakit-penyakit yang ada di daerah Nabire dan sebagai pedoman dalam penanganan
penderita yang sedang dirawat di RSUD Nabire yang bertujuan agar pelayanan terhadap
masyarakat terutama anak yang sedang sakit dapat diobati, namun keputusan terakhir dan
tanggung jawab dalam penanganan anak yang sakit tetap berada pada dokter yang bertugas
dan yang menanganinya, yang akan menggunakan keputusan dan pengalamannya.
Semoga Buku Prosedur Tetap Pelayanan Medis bagian/SMF Anak RSUD Nabire ini
bermanfaat dan membantu dalam upaya pelayanan kesehatan di RSUD Nabire.
Direktur RSUD Nabire

Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB.KBD


Pembina Utama Muda/IV C
NIP. 19610716 198812 1 002

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

KATA PENGANTAR
Buku Prosedur Tetap Pelayanan Medis Bagian/SMF Anak RSUD Nabire ini berisikan
penyakit-penyakit yang ditemukan di Nabire/RSUD Nabire serta penanganannya, diharapkan
buku ini bisa meningkatkan pelayanan kesehatan di RSUD Nabire.
Diharapkan juga buku Prosedur Tetap Pelayanan Medis Bagian/SMF Anak RSUD
Nabire bisa menjadi acuan para dokter yang bertugas dalam pelayanan kesehatan di RSUD
Nabire, namun keputusan akhir dan tanggung jawab dalam penatalaksanaan penderita tetap
berada pada dokter.
Semoga dengan adanya buku Prosedur Tetap Pelayanan Medis Bagian/SMF Anak
RSUD Nabire harapan akan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dan lebih
baik akan tercapai.
Disadari buku ini masih jauh dari sempurna, semua saran dan koreksi untuk
penyempurnakan akan dterima dengan lapang dada.
Bagian/SMF Anak
RSUD Nabire
Dr.Mariane Bless Christien Kilis,SpA
NIP: 19670219200032003

Protap Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Kabupaten Nabire

Anda mungkin juga menyukai