Anda di halaman 1dari 15

 Resusitasi jantung paru BUKAN hafalan, TAPI latihan

 Hanya 2 kondisi kamu tidak melakukan pimpinan RJP:


 Pasien status DNR, Brain dead, atau keluarga menolak
 Terdapat tanda-tanda kematian yang jelas

 Kalau kamu tidak melakukan RJP selain bukan kedua tanda di atas artinya DOSA.
Gak peduli kamu mau pikir nanti gak ada ventilator, itu urusan rumah sakit.
 Tenaga:
 Leader
 Airway
 Tukang RJP
 Tukang masukin obat
 Tukang nyatet waktu

 Alat
 Airway: ETT, mayo, laringoskopi
 Breathing: ambu bag, sungkup, oksigen
 Circulation: adrenalin, SA, amiodaron, defibrillator,
 Infus set, spuit, selotip, stetoskop
 TIDAK ADA YANG TIBA-TIBA
 Pernapasan abnormal
 Cuping hidung
 Pernapasan paradoks
 Napas cepat
 Retraksi interkosta, substernal, supraclavicular, dll

 Biru, saturasi turun


 Kesadaran menurun
 Nadi cepat
 Airway Breathing  Kompresi
 Tight air sealed, head tilt chin lift  Tekan di pertengahan
 Berikan 12x/menit bila sternum 30x : 2x
terintubasi  Tekan kedalaman 5 cm
 Visible chest rise kecepatan > 100x/mnt
 Hindari hiperventilasi  Complete chest recoil

 Leader  Infus dan obat-obatan, 2 menit


 Persiapan intubasi:  Amiodarone 300mg iv
 Epinefrin 1 mg iv
 Scope, Stetoskop, Laringoskop
 Amiodarone 150 mg iv
 Tube, ETT 3 ukuran
 Epinefrin 1 mg iv
 Airway, Mayo 3 ukuran
 Kosong
 Tape
 Epinefrin 1 mg IV
 Introducer
 Connector
 Setting IGD
 Seorang laki-laki 54 tahun, BB 70kg datang dengan keluhan nyeri dada dengan
keringat dingin. Pasien mempunyai riwayat diabetes melitus, hiperkolesteromia,
dan obesitas. Dokter IPD sudah datang dan mendiagnosis ST Elevation Myocardiac
Infark. Pertolongan pertama ONIMASCLO (Oksigen, nitrat, morfin, aspirin,
clopidogrel) sudah diberikan. Pasien sudah terpasang monitor, infus, dan kateter
urine. Pasien direncanakan rujuk untuk terapi reperfusi. Selagi menunggu
ambulans, pasien mengalami henti napas dan henti jantung. EKG terbaca asistol.
STAT
 Setting: Ruangan
 Laki-laki 62 tahun, 45 kg dirawat di ruangan dengan keluhan napas terasa berat
hari kedua perawatan. Pada penilaian awal di IGD ditemukan pasien CM, HR 90, TD
160/100, RR 26, sat 99% (bnc 3lpm). Dokter IPD mendiagnosis edema paru,
hypertensive heart disease dan CKD. Hari kedua ditemukan sesak makin
bertambah. Produksi urine -. Kondisi pasien CM, TD 165/100, HR 110, RR 38, sat
98% simple mask 10lpm. Pemfis paru menunjukkan rh +/+ basah di basal kedua
lapangan paru. Pasien dipindahkan ke ICU dan direncanakan intubasi. Selagi di
ICU saturasi turun menjadi 85% hingga tidak terbaca, pasien mulai mengantuk
hingga koma, terjadi bradikardi hingga asystole. STAT
 Setting: IGD
 Laki-laki berusia 24 tahun, 70 kg, datang ke IGD setelah kecelakaan motor, tidak
pakai helm. Terdapat lebam di daerah kepala. Pemeriksaan awal pasien masih
compos mentis, HR 61, TD 155/90. RR 22, sat 99% udara bebas. Pasien masih dapat
menuruti perintah dan menggerakan kepala kanan kiri tanpa rasa sakit. Pasien
mengeluh nyeri kepala, muntah dan riwayat pingsan sebelumnya. Pasien
direncanakan dirujuk untuk dilakukan CT scan dan rencana intervensi bedah.
Ketika menunggu untuk dirujuk kesadaran menurun dengan cepat hingga GCS 4,
napas gasping. STAT

 Setelah dipasang monitor ditemukan GCS 4, HR 50, TD 160/90, RR absent,


dilakukan intubasi dan VTP 12x/mnt. Sat 99%. Pasien tetap direncanakan rujuk
setelah informed consent. Selagi menunggu HR terlihat makin turun hingga 0,
perabaan art juguler -, tensi tidak terukur, sat tidak terbaca. STAT
 Setting: Ruangan
 Seorang wanita berusia 35tahun, 65kg, dirawat setelah melahirkan P2A0 pasca SC
atas indikasi bekas SC dengan Anestesi spinal. Pasien tidak mempunyai riwayat
prenatal abnormal. Kondisi post SC, CM, HR 81, RR 18, TD 110/70, Sat 99% udara
bebas. Hb post op 11, kateter urin sudah dicabut sore hari dan pasien mulai
mobilisasi mika miki. Hari kedua pascaoperasi bidan menemukan pasien takikardi
120, dan takipnoe 30. Pasien masih mengantuk dan saturasi 95% udara bebas.
Bidan melaporkan ke anda sebagai dokter jaga ruangan. STAT

 Tensi 80/palpasi, pasien semakin mengantuk setelah selimut dibuka ditemukan


darah mengalir dari jalan lahir hingga seluruh seprei merah. Kontraksi uterus tidak
ada. STAT.

 Setelah pasang infus 2 jalur, dipasang monitor, diberi oksigen dengan SM


10lpm,dan pasang kateter urin dan diberikan cairan RL sebanyak 2000cc, tensi
naik jadi 90/40. Dilaporkan dokter kebidanan dan didiagnosis atonia uteri dan
direncanakan histerektomi cito. Ketika menunggu kesadaran kembali turun, terjadi
henti napas henti jantung. STAT
 Amankan airway, beri oksigen 100%, dan VTP dari ETT bila perlu.
 Beri breathing adekuat
 Amankan circulation, loading cairan 10-20cc/kg
 boleh dipertimbangkan support adrenalin 1 ampul dalam NaCl 100cc jalan 10gtt/mnt

 Induced hypothermia, selimut dingin, nyalain ac, nyalain fan, dll


 Cek lab lengkap, EKG  treat reversible cause
 Pindah ICU atau ruangan bermonitor dan berventilator
Penyebab Cardiac arrest  5 H + 6 T

5 H 6 T
 Hipoksia  Tension pneumothorax
 Hipovolemi  Toksin
 Hidrogen ion  Tamponade
asidosis  Trombosis di paru
 Hipo/hyperkalemia  Trombosis di jantung
 Hipotermi  Trauma

Anda mungkin juga menyukai