Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR LAYANAN CODE BLUE

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
- 1/5
Ditetapkan,
Tanggal terbit Direktur Utama,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Ayi Djembarsari, MARS
NIP 195711091984102001
Pengertian Layanan Code blue adalah layanan resusitasi henti jantung paru yang
merupakan bantuan hidup lanjutan oleh tim respon code blue
Tujuan Terselenggaranya keseragaman layanan resusitasi henti jantung paru
yang merupakan bantuan hidup lanjutan oleh tim yang kompeten
Kebijakan 1. SK Direktur Utama nomor: HK.03.05/C011/3519/III/2015 Tentang
Tim Kode Biru RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Prosedur Prosedur sesuai American Heart Association (AHA) 2010
1. Alertness (cek kesadaran)
Dilakukan dengan menepuk bahu korban dan memanggil korban.
Tidak diperlukan stimulasi rasa sakit.

2. Call For Help

3. Meminta bantuan dalam pelaksanaan bantuan hidup.


1. Memanggil penolong kedua
2. Menghubungi 3210
3. Menghubungi 6016 atau 6033 (untuk gedung Cardiac and
diagnostic centre)

4. Circulation (sirkulasi)
a. Pemeriksaaan arteri carotis, dilakukan di sisa leher korban
yang dekat posisi penolong.
b. Palpasi dilakukan oleh bagian telapak kedua jari dalam
waktu 5-10 detik. Jika tidak dapat dinilai denyut nadi segera
lakukan kompresi jantung luar.
c. Kompresi jantung luar harus segera dilakukan pada pasien

PROSEDUR LAYANAN CODE BLUE


Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RSUP Dr. Hasan Sadikin - 2/5
Bandung
yang ditemukan henti jantung dan henti nafas. Dilakukan
dengan cara menekan di tulang sternum ½ bagian bawah
dengan posisi kedua tangan interlocking dengan kecepatan
100-120x/menit dan kedalaman kompresi minimal 2 inchi
atau 5 cm, tetapi tidak melebihi 2,4 inchi atau 6 cm. Berikan
kesempatan untuk dinding dada mengembang setelah
kompresi.
d. Interupsi seminimal mungkin. Perbandingan kompresi
jantung luar dan ventilasi adalah 30:2 (untuk dewasa).

5. Tata laksana jalan nafas


a. Pemberian suplementasi oksigen
b. Pembukaan dan pemeliharaan jalan nafas atas dengan
manuver head tilt-chin lift dan jaw thrust
c. Pengguna analat bantu jalannafasdasar (alat bantu jalan
nafas orofaringeal dan nasofaringeal)
d. Penggunaan alat bantu jalan nafas lanjut (Laryngeal Mask
Airway, Endotracheal Tube)
e. Penyedotanjalannafas yang tersumbatataudengan finger
sweep.
Pemasangan alat bantu jalan nafas lanjut (ETT) dapat dilakukan
tanpa menghentikan kompresi jantung luar.

6. Breathing
Bantuan pernafasan diberikan setelah kompresi jantung luar
sebanyak 30x, bantuan nafas diberikan sebanyak 2x (jika alat
bantu nafas lanjut belum terpasang). Bantuan nafas diberikan
selama 2 detik tiap hembusannya. Besarnya bantuan nafas yang
diberikan disesuaikan dengan kapasitas volume tidal penderita
yang dapat diukur dari pengangkatan dinding dada saat bantuan
nafas diberikan.
Beberapa metode bantuan nafas:

PROSEDUR LAYANAN CODE BLUE


Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RSUP Dr. Hasan Sadikin - 3/5
Bandung
1. Mulut ke mulut
2. Mulut ke sungkup
3. Bag Valve Mask (BVM)

Jika alat bantu nafas lanjut sudah terpasang dihubungkan dengan


BVM, maka kompresi jantung luar dilanjutkan dengan frekuensi>
100 x/menit dan pemberian ventilasi sebanyak 10-12 x/menit tanpa
saling menginterupsi.

7. Re-evaluasi
Siklus kompresi dan ventilasi akan berlangsung selama 5 siklus
tanpa interupsi yang terdiri dari 30 kompresi jantung luar dan 2
ventilasi (jika alat bantu nafas lanjut belum terpasang)
Setelah 5 siklus dilakukan evaluasi dengan urutan:
1. Cek nadi karotis
2. Cek jalan nafas
3. Cek pernafasan
Bila nadi carotis belum didapatkan maka lanjutkan kembali 5
siklus yang terdiri dari kompresi jantung luar 30 x dan ventilasi 2 x
(jika alat bantu nafas lanjut belum terpasang) atau kompresi
jantung luar> 100x/menit dan ventilasi 10-12 x/menit (jika alat
bantu nafas lanjut sudah terpasang)
Jika nadi sudah didapatkan namun belum didapatkan pernafasan,
maka berikan bantuan pernafasan 10-12 x/menit selama 2 menit
(baik dengan atau tanpa alat bantu nafas lanjut).
Lakukan evaluasi kembali.
Bila nadi carotis sudah teraba dan sudah bernafas spontan,
letakkan pasien dalam posisi recovery.

8. Terapi listrik defibrilasi, kardioversi, automated external


defibrillators (AED), dan pacu jantung

PROSEDUR LAYANAN CODE BLUE


Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RSUP Dr. Hasan Sadikin
- 4/5
Bandung

9. Pemantauan selama Code blue


Salah satu anggota tim code blue akan melakukan pemantauan
dan pencatatan selama tindakan resusitasi jantung paru
dilakukan.
Pencatatan pemantauan ditulis dalam formulir code blue.

10. Perawatan pasca henti jantung


Resusitasi tidak berhenti setelah adanya Return of Spontaneous
Circulation (ROSC). Jalan nafas dan pernafasan harus
dipertahankan dan tekanan darah kembali stabil.
Hipoksik brain injury, myocardial injury atau gagal organ lain
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas setelah
henti jantung.

PROSEDUR LAYANAN CODE BLUE


Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RSUP Dr. Hasan Sadikin
- 5/5
Bandung
Tujuan perawatan paska resusitasi:
a. Menentukan dan menterapi penyebab henti jantung
b. Melanjutkan respiratory support
c. Pertahankan tekanan perfusi cerebral
d. Terapi dan cegah aritmia jantung.
e. Pengambilan data riwayat lengkap dan pemeriksaan lengkap

11. Penghentian resusitasi


Keputusan akhir untuk menghentikan resusitasi oleh ketua tim
code blue
a. Saat semua penolong kelelahan
b. Saat resusitasi sudah berlangsung > 30 menit dan tidak
didapatkan ROSC dari pasien.

Instalasi Terkait 1. Seluruh personil rumah sakit


2. Petugas call center 3210
3. Tim code blue
4. Instalasi rawat intensif
5. Gedung cardiac and diagnostic centre
Dokumen Terkait 1. Formulir code blue
2. Rekam medis

Anda mungkin juga menyukai