Anda di halaman 1dari 41

TARIF DIKLAT TENAGA

KEPERAWATAN DR SOETOMO
WRITTEN BY ADMIN ON 25 JUNE 2015. POSTED IN TARIF DIKLAT
 

NO NAMA DIKLAT LAMA PESERTA BIAYA


        PESERTA/KLS
PENANGANAN PENDERITA GAWAT
1
DARURAT (PPGD) MAGANG
  IGD
2 KEPERAWATAN KAMAR OPERASI

  Instalasi Bedah Pusat

   
3 ENDOSCOPI 3 bln Perawat RS Pemerintah 7,840,000
  SMF.Peny.Dalam Divisi Endoscopi   Perawat RS Swasta 10,080,000
4 KEPERAWATAN NEONATOLOGI (NICU) 2 bln Perawat 6,720,000
  IRNA anak      
KEPERAWATAN INTENSIVE CARE UNIT
5 3 bln Prwt 8,064,000
(ICU)
  TINGKAT DASAR      
  SMF Anestesi dan Reanimasi      
6 KEPERAWATAN HEMODIALISIS 3 bln Perawat 8,400,000
  Instalasi Hemodialisis      
Perawat yg telah
7 PELATIHAN KEPERAWATAN ANESTESI 12 bln mengikuti pelatihan BLS 16,800,000
(Sertifikat)
  SMF Anestesi dan Reanimasi      
ASUHAN KEPERAWATAN PENDERITA
8 2 hari Perawat: 10-20 Orang 2,500,000
KANKER
  DENGAN KEMOTERAPI      
  Instalasi Rawat Jalan Posa      
PELATIHAN INTENSIVE CARDIAC CARE Keperawatan
9 3 bln 6,720,000
UNIT (SPK/D3/Bidan)
  SMF Peny.Jantung dan Pembuluh Darah      
KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN 22
10 Perawat 3,528,000
ANAK hari
  IRNA Anak      
11 PERAWATAN TORAKS KATETER/WSD 44 hr Perawat /D3 Keperawatan 20,720,000
  SMF Paru      
TEKNISI ELECTROENCEPHALOGRAPHY Perawat/tenaga
12 3 bln 16,800,000
(EEG) Paramedis
/Group max 2
  SMF Penyakit Syaraf   yang setingkat
orang
ASUHAN KEPERAWATAN PENDERITA Perawat/tenaga
13 3 hari 1,512,000
HIV&AIDS Paramedis
  Tim Medik Hiv&Aids      
PELATIHAN SCRUB NURSE KATERISASI 3 minimal D.3 Keperawatan
14 11,200,000
JANTUNG bulan dan
telah mengikuti pelatihan
  SMF Jantung dan Pembuluh Darah   EKG  
PELATIHAN PENANGGULANGAN
15 2 bln Perawat D.3 6,720,000
KEBUTAAN
  SMF Ilmu Kesehatan Mata      
TATALAKSANA PERAWATAN THORAX
16 3 bln Perawat 20,720,000
DRAIN
  SMF Paru      
17 Basic Skill of Wound Management 3 bln Perawat 6,720,000
         
18 MANAJEMEN BANGSAL KEPERAWATAN 4 hari Perawat 3,920,000

  Komite Keperawatan      
3,920,000

19 PELATIHAN CLINICAL INSTRUKTUR 3 hari Perawat


 
 
1. PENANGANAN PENDERITA
GAWAT DARURAT (PPGD)
MAGANG
WRITTEN BY ADMIN ON 29 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATANTop of the
Document
INST. : IGD
Program magang ini dirancang untuk lebih memaksimalkan ketrampilan perawat akan
penanganan penderita gawat darurat(PPGD). Dengan cara mengikuti praktek langsung
menghadapi pasien gawat darurat selama 3 bulan di IGD RSU Dr. Soetomo, diharapkan setelah
selesai mengikuti magang, peserta mampu memberikan pelayanan kegawat daruratan secara
professional.
 
 A. TUJUAN PELATIHAN
a.  Umum
Peserta mampu dan memahami sistem PPGD.
b.  Khusus
1.  Peserta mampu menjelaskan sistem prosedur medik keperawatan.
2.  peserta mampu menjalankan sistim stabilisasi
3.  peserta mampu menjalankan sistem transformasi
4.  peserta mampu menjalankan sistem penanganan pertama setiap penderita yang memerlukan
secara tepat dan cepat.
  
B. GARIS BESAR MATERI
1.  SPGDT / SPGDB
2.  Basic Life Support (BLS)
3.  Bebat bidai
4.  Transportasi
5.  Komunikasi dan Koordinasi.
6.  Rujukan.
 
 C. INSTRUKTUR
- Pakar kegawat daruratan dengan sertifikasi Internasional.

 D. METODE PELATIHAN.


-    Diskusi, magang.

 E. PESERTA
-    Perawat

 F. LAMA PELATIHAN.


-    3 (tiga) bulan.
Rp. 7.280.000,-
2. KEPERAWATAN KAMAR
OPERASI
WRITTEN BY ADMIN ON 29 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATANTop of the
Document
INST. : BEDAH PUSAT
 
Kamar operasi merupakan ruangan khusus yang dipergunakan untuk melakukan tindakan
pemebdahan yang didisain dalam keadaan aseptik.Untuk mempertahankan keadan ruangan
aseptik diperlukan bekal yang cukup dari perawat kamar operasi khususnya tentang pengelolaan
lingkungan, pengelolaan alat, pengelolaan personil dan pengelolaan pasien yang baik dan dan
benar sesuai dengan prosedur ruang aseptic. Untuk itu pengetahuan dan ketrampilan tersebut
diatas perlu diberikan untuk meningkatkan professional perawat  melalui program Pelatihan
Perawat kamar operasi.
  
A.  TUJUAN PELATIHAN
a.  Umum
Setelah mengikuti program pelatihan diharapkan perawat mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan tentang pengelolaan dan tehnik kamar operasi secara baik dan benar.
b.  Khusus.
1.  Perawat mampu menerapkan pengelolaan lingkungan kamar operasi baik alat / instrumen,
pasien dan personil.
2.  Perawat mampu menerapkan teknik septik dan aseptik.
3.  Perawat mampu menerapkan teknik sterilisasi dan desinfeksi.
 
B. GARIS BESAR MATERI
1.  Pengelolaan lingkungan kamar operasi.
2.  Pengelolaan alat dan bahan penunjang operasi
3.  Pengelolaan personil  kamar operasi
4.  Pengelolaan Pasien di kamar operasi
5.  Teknik aseptik dan antiseptik
6.  Sterilisasi dan desinfeksi
7.  Anatomi dan patofisiologi.

C. INSTRUKTUR
-    Dokter Spesialis Bedah dan perawat kamar operasi yang telah berpengalaman.

D. METODE PELATIHAN. 12 bln Perawat Kamar Operasi


-    Kuliah, diskusi, Tanya jawab. Rp.29,568,000
 
E. PESERTA 6 bln Perawat Kamar Operasi Umum
-      Perawat. 14,784,000

F. LAMA PELATIHAN. 3 bln Perawat Kamar Operasi Khusus


-    Perawat kamar operasi umum 6 bulan. 7,392,000
-    Perawat kamar operasi khusus 3 bulan.
3. KEPERAWATAN ENDOSKOPI
WRITTEN BY ADMIN ON 29 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATANTop of the
Document
SMF.  : PENYAKIT DALAM DIVISI ENDOSKOPI
 
Pemeriksaan endoskopi adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan alat endoskop
untuk mendiagnosis kelainan-kelainan organ dalam tubuh antara lain saluran cerna. Pada
awalnya pemeriksaan endoskopi saluran cerna dilakukan untuk menunjang diagnosis saluran
cerna, dengan berkembangnya ilmu kedokteran khususnya ilmu gastroenterohepatologi,
pemeriksaan endoskopi saluran cerna, kemudian digunakan juga untuk tujuan pengobatan/
terapetik.
 
Agar mendapatkan hasil yang maksimal dibutuhkan kerja sama yang baik antara dokter,
perawat, klien,, keluarga klien dan berbagai unsur lain yang berperan. Peran perawat sangatlah
penting, baik dalam persiapan klien, persiapan  alat / obat maupun dalam proses
pelaksanaannya. Untuk itu diperlukan tenaga perawat yang profesionil, terlatih, terdidik,
berkualitas.
Demi terwujudnya tenaga yang diharapkan, perawat perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan
lanjut dibidang endoskopi. Peserta akan bekerja di unit Endoskopi untuk mengikuti latihan kerja
di tempat kami selama 3 (tiga ) bulan.

A. TUJUAN PELATIHAN
a.  Umum.
Peserta mengikuti latihan kerja dengan supervisi selama 3 bulan untuk terampil dalam
membantu tindakan endoskopi secara menyeluruh.
b.  Khusus.
1.  Peserta dapat melakukan perawatan dan penyimpanan alat dengan benar.
2.  Peserta dapat mempersiapkan peralatan Endoskopi secara umum dan khusus untuk
beberapa tindakan endoskopi tertentu.
3.  Peserta dapat mempersiapkan pasien yang akan menjalani dan sesudah pemeriksaan
endoskopi sesuai dengan kasusnya.
  
B. GARIS BESAR MATERI
- Pengenalan alat –alat endoskopi
- Perawatan alat – alat endoskopi
- Persiapan klien yang akan menjalani prosedur endoskopi
- Persiapan Esofagogastroduodenoskopi
- Persiapan Skleroterapi Endoskopik Varises Esofagus (STE)
- Persiapan Ligasi Varises Esofagus Endoskopik (LVE)
- Persiapan Dilatasi Esofagus
- Persipan ERCP
- Persiapan Polipektomi endoskopik
- Persiapan Kolonoskopi
- Persiapan klien pasca endoskopi
  
C. INSTRUKTUR
-    Spesialis Penyakit Dalam – Konsultan gastroenterologi dan Hepatologi RSUD Dr.Soetomo /
FK Unair Surabaya
-    Perawat Ahli Endoskopi.
 
D. METODE PELATIHAN
-    Latihan kerja dengan supervisi
 
E. PESERTA
-    Perawat
 
F. LAMA PELATIHAN
-    3 ( tiga ) bulan

Perawat RS Pemerintah 7,840,000

Perawat RS Swasta 10,080,000


4. KEPERAWATAN
NEONATOLOGI (NICU)
WRITTEN BY ADMIN ON 29 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : KESEHATAN ANAK
 
Harus disadari bahwa kesehatan  bayi lahir akan menentukan kesehatan mental dan fisik
generasi mendatang. Teknologi dan sarana umunya telah tersedia, akan tetapi pengetahuan dan
ketrampilan dari SDM tenaga keperawatan yang meupakan ujung tombak pelayanan baik
dimasyarakat, Puskesmas maupun di Rumah Sakit perlu ditingkatkan, sehingga dapt membantu
menekan insiden kesakitan bayi lahir.
Sebagai upaya mengatasi kendala tersebut, maka IRNA Anak RSU Dr. Soetomo mengadakan
Pelatihan Keperawatan Neonatologi bagi tenaga keperawatan baik yang bekerja di pelayanan
maupun institusi pendidikan.
 
 
A. TUJUAN PELATIHAN
a.  Umum
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta pelatihan di bidang keperawatan
Neonatologi secara komprehensif.
b.  Khusus :
1.Peserta memahami manajemen Neonatologi Di Rumah sakit
2.  Peserta mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir baik Level I, II, III
dengan proses keperawatan
3.  Peserta mampu bekrja dalam tim dan melaksanakan tindakan- tindakan yang biasa dilakukan
di Ruang Neonatologi.
 
 
B. GARIS BESAR MATERI
1.  Inrotroduction Perinatologi
2.  Kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir.
3.  Asuhan Keperawatan pada bayi Prematur
4.  Penatalaksanaan medis bayi baru lahir dengan ganguan system organ pernapasan dengan
resusitasi neonatus
5.  Prinsip penggunaan dan pemeliharaan phototerapi
6.  Fisioterapi dada dan bronchial washing pada neonatus.
7.  Tindakan-tindakan (perawat yang biasa dilakukan diruang neonatus)
 
 
C. INSTRUKTUR
Tim ahli Neonatologi dan Perawat berpengalaman di unit Neonatologi, Dokter Spesialis Anak
RSU Dr.Soetomo.
 
 
D. METODE
-    Kuliah, diskusi, praktek lapangan di R.NICU, IRD. , R. Intermediate Neonatus.
 
 
E. PESERTA
-    Tenaga keperawatan.
 
 
F. LAMA PELATIHAN
2 bulan
 
 
G. JADUAL
1 KALI/TAHUN (tentative)
 
KEPERAWATAN INTENSIVE CARE
UNIT (ICU) TINGKAT DASAR
WRITTEN BY ADMIN ON 29 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : ANESTESI DAN REANIMASI
 
Keberadaan ICU disetiap Rumah Sakit merupakan kebutuhan dasar. Kualitas pelayanan ICU
yang baik akan mencerminkan mutu pelayanan di RS tersebut, bahkan DEPKES telah
menetapkan ICU sebagai penunjang  standar mutu rumah sakit melalui penilaian akreditasi
Rumah Sakit. Untuk itu pengelolaan ICU perlu didukung tenaga keperawatan yang memenuhi
kualifikasi sbg perawat ICU, untuk itu dengan bangga kami mengundang perawat terbaik dari
rumah sakit saudara sebagai peserta Diklat perawat ICU, pada setiap angkatan yang kami
selenggarakan.
 
 
A. TUJUAN PELATIHAN.
a.  Umum
Setelah mengikuti diklat ini, selama tiga bulan penuh diharapkan peserta mampu mengelola
pasien yang dirawat R. ICU. Dengan baik dan benar sesuai dengan standar mutu pelayanan ICU
serta bersikap etis
b.  Khusus
1.  Diharapkan peserta mampu menggunakan berbagai jenis perawatan ICU dan interpretasinya
2.  Mengetahui tata cara pengendalian infeksi nasokomial
3.  Mengetahui penggunaan antibiotik secara rasional
4.  Memberikan perawatan gangguan pada :
a.  Jalan nafas dan pernafasan
b.  Sirkulasi dan transfusi.
c.  SSP dan Perifer
d.  Saluran kemih
e.  Sistem pencernaan, metabolisme, endokrin dan nutrisi.
f.   Keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa
5.  Memberikan ALS , BLS serta resusitasi
6.  Mengelola medik dan mengetahui indikasi keluar masuk ruang ICU
7.  Mengetahui etik keperawatan ICU danCustomer Service
 
 
B. GARIS BESAR MATERI
I.  Kelompok Dasar :
a.  Indikasi pasien masuk dan keluar ICU
b.  Pengendalian infeksi nasokomial
c.  Penggunaan antibiotik secara rasional
d.  Pengetahuan dasar alat-alat ICU
II.  Kelompok Inti :
Perawatan pasien dengan gangguan :
a.  Jalan nafas dan pernafasan
b.  Keseimbangan elektrolit dan cairan
c.  SSP dan perifer
d.  Saluran kemih
e.  Skill station:BLS,ALS dan resusitasi.
III. Kelompok penunjang
a.  Etik perawatan ICU
b.  Catatan medik ICU
c.  Customer service
 
 
C. INSTRUKTUR
-    Dokter Spesialis Anaestesi Konsultan Intensif Care
-    Staf perawat mahir anestesi dan mahir intensif care
 
 
D. METODE PELATIHAN
-    Kuliah terstruktur
-    Skill station
-    Simulasi kasus
-    Praktek lapangan (Jaga)
-    Studi banding
-    Ujian komprehensif
 
 
E. PESERTA
-    Perawat yang telah mengikuti pelatihan  BLS (sertifikat)
-    Peserta diwajibkan dengan Surat Permohonan Direktur
-    Menunjukkan Foto Copy Surat Ijin  Pendirian Rumah Sakit untuk Rumah Sakit Swasta
-    Umur Maksimal 32 Tahun
 
 
F. LAMA PELATIHAN
-    3 ( tiga ) bulan
KEPERAWATAN HEMODIALISIS
WRITTEN BY ADMIN ON 28 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : PENYAKIT DALAM DIVISI GINJAL & HIPERTENSI
 
Dengan semakin banyak dibukanya unit hemodialisis di RS, baik RS negeri atau Swasta diperlukan
peningkatan  pengetahuan atau ketrampilan dalam perawatan ginjal intensif dan pelaksanaan ialysis
dari perawat umum menjadi perawat mahir ialysis dan ginjal intensif.
Untuk itu RS umum Dr. Soetomo memberi kesempatan pada perawat di unit HD, untuk mengikuti
magang selama tiga bulan ditempat kami.
 
A.  TUJUAN PELATIHAN.
a.  Umum.
1.  menghasilkan perawat bermutu dalam perawatan ginjal intensif pelaksanaan hemodialisis (HD).
2.  Mencapai pelayanan perawatan ginjal & pelayanan hemodialisis yang paripurna di semua Rumah
sakit.
3.  Mencapai sistim rujukan pelayanan penyakit ginjal & perawatan gagal ginjal yang cepat dan
bermutu.
b. Khusus.
1.  Peserta menguasai dasar-dasar nefrologi
2.  Peserta mengetahui  dasar-dasar HD
3.  Peserta mengetahui teori kegawatan dibidang ginjal- hipertensi.
4.  Peserta menguasai teori HD dg kasus khusus.
5.  Peserta mampu, melaksanakan asuhan keperawatan HD.
6.  Peserta mampu, melaksanakan tindakan HD
 
B.  GARIS BESAR MATERI PELATIHAN
1.  Pengetahuan dasar nefrologi
2.  Dasar-dasar HD
3.  Kegawatan dibidang ginjal-hipertensi.
4.  HD dengan kasus khusus.
5.  Askep. HD.
 
C. INSTRUKTUR.
-    Dokter Ahli Penyakit Dalam. Diff. Ginjal dan Hipertensi.
-    Perawat Mahir HD
-    Dokter Tenaga Medik bidang terkait seperti Kardiologi,Gizi, Psikiater, Dalin. dll
 
D. METODE PELATIHAN.
-    Kuliah, diskusi, praktek.
 
E. PESERTA
-    Perawat
 
F. LAMA PELATIHAN.
-    90 hari / 3 bulan. (160 jam pelajaran, praktek 200 jam).
 
7. PELATIHAN KEPERAWATAN
ANESTESI
WRITTEN BY ADMIN ON 28 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : ANESTESI DAN REANIMASI

Peningkatan sumber daya manuisia, khususnya perawat yang bekerja dikamar operasi, merupakan
suatu tuntunan yang tidak bisa ditunda.disamping dihadapkan pada kondisi pasien yang tidak stabil
fungsi vitalnya, para perawat anestesi jg harus memahami patofisiologi penyakit pasien, obat atau
alat khusus yang digunakan di OK, Serta system kerja & organisasi  anestesi yg sangat berbeda bila
mereka bekerja di bangsal.

Penting pula ditekankan, bahwa perawat anestesi harus mampubertindak mandiri pada keadaan yang
dapat mengancam jiwa pasien, sebelum dokter yang bertanggung jawab datang.

Harapan kami, adanya perawat anestesi yang berkualitas dan dengan standar perawatan yang sama,
maka komunikasi antar kamar operasi di seluruh kamar operasi akan terjalin dengan baik, sehingga
perawatan pasien di OK dapat dipertanggung jawabkan.

 
A. TUJUAN PELATIHAN
a.  Umum
Dapat melaksanakanLive Supportdengan benar.
b.  Khusus.
1.  Live supportpada gawat darurat yang mengancam jiwa
2. Live supportpada pemberian anestesi dan pembedahan
3.  Perawat dan prosedur untuk Live support
4.  Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
 
 
B.  MATERI

1.  Kegawat daruratan mengancam jiwa

2.  Menilai cepat kondisi gawat berdasar ABCD.

3.  Melakukan oksigenasi dg berbagai alat:

. Nasal canula

. Sungkup sederhana

. Sungkup berbalon

. Ambuback

. Mesin anestesi.
4.     Memasang monitor dan devibrilasi.

5.  Memasang pre operatip.

6.  Perawatan dan prosedur Live support

7.  Rujukan dan transport penderita gawat

8.  Pemilihan obat premedikasi, anestesi dan teknik anestesi.

9.  Obat darurat, EKG dan devibrilasi.

10.   Terapi cairan sederhana dann transfusi peroperatif.

11.   Penyulit selama dan pasca bedah anestesi

12.   Anestesi khusus.

13.   Pasien pasca bedah dan anestesi

14.   Sistem standar keperawatn anestesi.

15.   Praktek lapangan.

 
 
C. INSTRUKTUR
-    dr. Sri Wahjoeningsih, SpAnK.IC

-    Prof. Dr. dr. Eddy Rahardjo, SpAnK.IC

-    dr. Tommy Sunartomo, SpAnK.IC

-    dr. Teguh Sylvaranto, SpAnK.IC

-    dr. Bambang Wahyuprayitno , SpAnK.IC

-    Prof. Dr. dr. Nancy Margarita Rehatta, SpAnK.IC.KNA

-    dr. Hari Anggoro Dwianto, SpAnK.IC

-    dr. Darma Setiawan Subiakto, SpAnK.IC

-    dr. Hardiono, SpAnK.IC

-    dr. Sutan Arifin, SpAnK.IC

-    dr. Gatut Dwidjo Prijambodo, SpAnK.IC

-    dr. Herdy Sulistyono, SpAnK.IC


-    dr. Elizeus Hanindito, SpAnK.IC

-    dr. Puger Rahardjo, SpAnK.IC

-    dr. Selina K. Kesuma, SpAnK.IC

-    dr. Bambang Harjono, SpAn

-    dr. Arie Utariani, SpAn

-    dr. April Purwanto Basoeki, SpAn

-    dr. Kohar Hari Santoso, SpAn

-    dr. Hamzah, SpAn

-    dr. Philia Setiawan, SpAn

-    dr. Christriyogo S., SpAn

-    dr. Mariza Fitriani, SpAn

-    dr. Bambang Pudjo Semedi, SpAn

-    dr. Edward Kusuma, SpAn

-    dr. Pradana Surya Airlangga, SpAn.M.Kes

 
 
D.  METODE PELATIHAN

-    Kuliah,

-    Skill Station

-    Skenario Kasus

-    PraktekLife Supportdi Kamar Operasi, UGD dan ICU


 
 
E.  PESERTA

-    Perawat yang telah mengikuti pelatihan  BLS (sertifikat)

-    Peserta diwajibkan dengan Surat Permohonan Direktur

-    Menunjukkan Foto Copy Surat Ijin  Pendirian Rumah Sakit untuk Rumah Sakit Swasta

-    Umur Maksimal 35 Tahun


 
 
F.  LAMA PELATIHAN.

-    260 hari efektif/12 bulan/1506 pelajaran.


ASUHAN KEPERAWATAN
ONKOLOGI PARIPURNA
WRITTEN BY ADMIN ON 28 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : RAWAT JALAN, POLI ONKOLOGI SATU ATAP (POSA)

Dengan makin banyaknya jumlah penderita kanker, maka makin banyak penderita yang
mendapatkan kemoterapi. Kemoterapi telah kita ketahui merupakan bentuk pengobatan penderita
kanker dengan obat sitostatika. Mengingat kemoterapi banyak menimbulkan efek samping,  maka kita
harus waspada terhadap efek samping yang ditimbulkan. Dan pemberiannya haruslah diberikan oleh
petugas yang betul-betul. Menguasai cara pemberian kemoterapi.

Tanpa bekal pengetahuan kemoterapi yang cukup, tidak akan mungkin memberikan kemoterapi
secara rasional. Untuk itu diberikan pelatihan asuhan keperawatan tentang pemberian kemoterapi
bagi perawat dari rumah sakit.
 
 
A.  TUJUAN PELATIHAN 

1. Agar peserta pelatihan mengetahui dan memahami penanganan kanker secara menyeluruh

2.  Agar para peserta pelatihan mengetahui dan mengenal tanda – tanda penyakit kanker dini dan
lanjut secara praktis

3.  Agar peserta pelatihan mengetahui tata cara persiapan penderita kanker yang akan menjalani
pengobatan atas penyakitnya

4.  Agar peserta pelatihan mengetahui secara garis besar tata cara pengobatan penderita kanker
serta untuk hal –hal tertentu dapat melaksanakan tata cara pengobatannya

5.  Agar peserta pelatihan dapat mengelola dengan baik penderita penderota kanker yang dalam
follow up

6.  Agar peserta pelatihan dapat mengenal perawatan paliatif dan perawatan pada kasus kasus
terminal

7.  Agar peserta pelatihan dapat mengenal dengan tepat kebutuhan penderita kanker secar
emosional dan psikososial
 
 
B. GARIS BESAR MATERI.

1.  Strategi penanganan kanker.

2.  Pencegahan penyakit kanker.

3.  Pengobatan penyakit kanker


4.  Persiapan penderita kanker yang akan menjalanikan pengobatan.

5.  Asuhan Keperawatan paliatif


 
 
C. INSTRUKTUR

Para ahli pengobatan kanker RSU Dr. Soetomo


 
 
D. METODE PELATIHAN

-    Kuliah, diskusi, tanya jawab dan praktek lapangan.


 
 
E. PESERTA

-    Perawat
 
 
F. LAMA PELATIHAN

-    5 Hari.
PELATIHAN INTENSIVE CARDIAC
CARE UNIT ( ICCU ) PADA
PERAWAT
WRITTEN BY ADMIN ON 28 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
SMF : Penyakit Jantung & Pembuluh Darah  
 
Pelatihan di ICCU merupakan pelatihan komprehensif khusus yang harus dipenuhi oleh tiap-tiap
perawat yang dinas di ICCU, hal ini disebabkan perawatan yang dilakukan di ruang  ICCU
menggunakan alat-alat yang berbasis teknologi komputer. Untuk itu perlu adanya kemampuan dan
ketrampilan. Perawat di ICCU harus mempunyai pengetahuan tentang jantung, penyakit – penyakit
yang sering dirawat di ICCU, tindakan kedaruratan, alat-alat yang digunakan dan pemantauan
hemodinamik. Dalam pelatihan tersebut selain diberikan pengetahuan (kognitif) juga materi yang
bersifat ketrampilan (psikomotor) sehingga dapat mengetahui dan menggunakan peralatan nedis
dengan baik dan benar.
 
A. TUJUAN
-    Tujuan Umum Pelatihan:

Untuk menghasilkan tenaga paramedis yang terampil bekerja di ICCU

 -    Tujuan Khusus:

1.  Memahami tentang sistem perawatan kardiovaskuler

2.  Memahami tentang kajian kardiovaskuler

3.  Memahami tentang monitoring di ICCU

4.  Menginterpretasi ECG secara tepat

5.  Mengetahui aritmia yang mengancam

6.  Memahami prosedur perawatan pasien ICCU

7.  Mengetahui kelainan kardiovaskuler pasien-pasien ICCU

8.  Mengetahui obat-obatan di ICCU dan cara pemberiannya

9.  Mengetahui tindakan-tindakan di ICCU dan tanggung jawab paramedis

10.  Mengetahui pemeriksaan laboratorium pasien di ICCU

11.  Mengetahui tentang keadaan dan emergency di ICCU


 
 
B. GARIS BESAR MATERI
-   Teori:

1.  Sistem kardiovaskuler

2.  Kajian Perawatan Kardiovaskuler

3.  Monitoring di ICCU

4.  Interpretasi ECG

5. Aritmia

6.  Prosedur Perawatan di ICCU

7.  Kelainan-kelainan Kardiovaskuler pasien ICCU

8.  Obat-obatan di ICCU

9.  Tindakan-tindakan di ICCU dan tanggung jawab paramedis

10.     Pemeriksaan laboratorium pasien ICCU

11.     Basic life support (BLS)

12.     Rehabilitasi
    Praktek Klinik:

-    ICCU

-    Ruang Jantung

-    Instalasi Diagnostik dan Intervensi Kardiovaskuler (IDIK)

    Minggu I :

-    Pendaftaran ulang

-    Pre test

-    Pembukaan

-    Organisasi di ICCU

-    Orientasi

-    Peran Perawat di ICCU

-    Prosedur perawatan di ICCU

-    Etika perawatan


-    Komunikasi

-    Pengenalan alat-alat di ICCU

-    Monitoring di ICCU

-    Pembuatan EKG 12 lead

-    Praktek EKG

-    Sistem Kardiovaskuler (Anatomi & Physiologi) sistim konduksi

-    Pengkajian perawatan kardiovaskular

-    Dasar-dasar EKG

-    Perawatan pasien di ICCU

    Minggu II :

-    Interprestasi EKG 12 lead

-    Macam-macam penyakit di ICCU :

-    P J K

-   Edema paru akut

-   Aritmia yang mengancam

-   Miokarditis

-    Askep

-    Pengenalan pemeriksaan Echocardiography + TTE

-    Persiapan pemeriksaan TTE + TEB

-    Praktik
    Minggu III :

-    Penyakit-penyakit di ICCU  (lanjutan)

-    Askep

-    Interpretasi EKG

-    Prosedur dan perawatan di ICCU

-    DC  shock
-    Pace maker (temp. + Permanent)

-    Catheterisasi jantung / PTCA (persiapan & perawatan)

-   Persiapan CVP dan perawatannya


    Minggu IV :

-    Interpretasi EKG

-    Lanjutan-lanjutan penyakit-penyakit di ICCU

-    Rehabilitasi PJK

-    Penggunaan obat-obat di ICCU

-    Pemeriksaan laboratorium

-    Therapi cairan pada pasien

-    Edema paru akut

-    Myokarditis

 -   Evaluasi I

Bulan II  :  praktik lapangan

Akhir bulan II  :  evaluasi II

Bulan III : Evaluasi IV (Ujian akhir pelatihan)


 
 
C. INSTRUKTUR PELATIHAN :
-    Koord. Pelatihan:   
-    Dr. Bambang Herwanto, SpJP FIHA

-    Dr. Iswanto pratanu SpJP(K) FIHA

-    Dr. RP. Soeharsohadi, SpJP(K) FIHA

-    Dr. Bambang Herwanto, SpJP FIHA

-    Kurniawati, SSP
-    Instruktur :

-    Dokter Spesialis Penyakit Jantung & Pembuluh Darah

-    Kepala Perawat ICCU

-    Kepala Ruangan Kardiologi


-    Kepala Perawat IDIK
 
 
D. MODEL PELATIHAN
Terstruktur (kuliah, diskusi, praktek)
 
 
E. PESERTA :

-  Syarat Pendidikan     :    Keperawatan (SPK / D3 / Bidan)


-  Daya Tampung         :    6 (enam) Peserta / angkatan

-  Minimal Peserta        :    2 (dua) peserta


 
 
F. LAMA PELATIHAN:

- 3 (tiga) bulan
- Jadual Tentatif
- Jadual Pelaksanaan:    Setiap saat
KETRAMPILAN DASAR
KEPERAWATAN ANAK
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : ILMU KESEHATAN ANAK
 
Dengan semakin majunya teknologi dan pengetahuan dari masyarakat tentang kesehatan, maka
semakin tinggi pula tuntutan masyarakat untuk mendapatkan kesehatan yang sesuai dengan standart
prosedur keperawatan. Dengan demikian keberadaan sumber daya manusia yang profesional,
terampil dan bermutu dalam pelayanan keperawatan anak sangatlah dibutuhkan, maka melalui
pelatihan Ketrampilan Dasar Keperawatan Anak akan diajarkan pemahaman  dasar dasar tindakan
keperawatan anak, melakukan suatu tindakan sesuai standar keperawatan anak dan bersifat
komprehensif.
 
A. TUJUAN PELATIHAN
a.  Umum
-    Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dasar peserta pelatihan di bidang Keperawatan Anak
secara komprehensif.
b.  Khusus
-    Peserta memahami dasar dasar tindakan keperawatan  Anak di  Rumah Sakit.
-    Peserta mampu melakukan ketrampilan sesuai dengan standart pelayanan keperawatan pada
anak.
-    Peserta mampu bekerja dalam tim dan melaksanakan tindakan tindakan yang biasa dilakukan
Ruang Anak.
 
B.  GARIS BESAR MATERI
1.   Introduction Keperawatan Anak.
2.   Komunikasi Therapeutik.
3.   Universal Precaution.
4.   Pengendalian Infeksi Nosokomial.
5.   Teknik pelaksanaan injeksi yg benar pada anak.
6.   Teknik pemberian obat melalui syringe Pump dan Infus Pump.
7.   Teknik pemasangan cateter pada anak dan  pemantauannya.
8.   Teknik pemasangan NG Tube dan pemantauannya.
9.   Pelaksanaan Gastric Cooling.
10.  Cara pengukuran Antropometri
11. Tehnik Sampling yang benar.
12. Transfusi Komponen darah pada anak.
13. Tatalaksana Prosedur Tindakan kasus Hematologi
14. Persiapan & Perawatan Anak yang dilakukan tindakan Hematologi. (IT, BM,dll).
15.  Persiapan & Perawatan Anak yang dilakukan tindakan Hematologi. ( IT, BM, dll )
16. Perawatan pasien anak dengan Pre dan Post pemberian sitostatika pada  anak.
17. Pengenalan tentang obat & tatalaksana pemberian obat sitostatika pada anak.
18. Tatalaksana Gangguan Keseimbangan Cairan.
19. Pemberian Nebulazer pada anak.
20. Perawatan WSD. & CVP.
21. Tehnik Pengambilan darah arteri dan vena yang benar.
22. Perawatan luka bersih.
23. Tata cara pemasangan Transfusi darah pada anak.
24. Cara pemberian cairan yang tepat pada anak dengan dehidrasi.
 
C. INSTRUKTUR
-    Tim Medis Ahli Anak RSU Dr  Soetomo.
-    Tim Perawat Anak RSU Dr Soetomo.
 
D.  METODE PELATIHAN
-    Terstruktur  (Kuliah, Diskusi Praktek)
 
E. PESERTA
-    Perawat (SPK/D3)
 
F.  LAMA PELATIHAN
-    22 (dua puluh dua) hari efektif.
PERAWATAN TORAKS KATETER /
WSD
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
 

SMF : PARU
 
Pemasangan kateter toraks merupakan prosedur drainase udara dan cairan dalam kavum pleura
dengan pipa (kateter) melalui sela antar iga kedalam kavum pleura. Saat ini pemasangan kateter
toraks telah digunakan secara luas pada penderita dengan trauma toraks, pneumotoraks, empiema,
efusi pleura masif dan kilotoraks.

Perlu diketahui bahwa tindakan ini tetap merupakan yang relatif invasif, dapat menyebabkan
beberapa komplikasi serta memerlukan perawatan dan pemantauan harian paska pemasangan
supaya tujuan pemasangan tercapai dengan baik. Pemasangan kateter toraks perlu dibantu perawat
yang terampil dalam persiapan, pemasangan dan perawatan paska pemasangan toraks kateter/WSD,
serta mengikuti prosedur tetap yang berlaku.

Pelatihan ini akan memberikan masukan bagi peserta didik sehingga menghasilkan keluaran yang
cukup andal dan aman sehingga dapat melakukan tindakan keperawatan dalam hal persiapan,
pemasangan dan pasca pemasangan toraks kateter/WSD.

A. TUJUAN
a. Umum
Peserta pelatihan dapat melakukan perawatan pemasangan kateter toraks-WSD.
b. Khusus
- Dapat mengetahui dan menjelaskan indikasi, prosedur tetap dan komplikasi pemasangan kateter
toraks-WSD, serta perawatan paska pemasangan.
- Dapat melakukan persiapan alat dan ruangan, perawatan saat pemasangan dan paska 
pemasangan kateter toraks dan WSD.
 
B. GARIS BESAR MATERI
Anatomi - Fisiologi Paru.
Pengantar pemasangan kateter toraks-WSD.
Indikasi - kontra indikasi.
Persiapan, Pelaksanaan, Perawatan Paska pemasangan kateter Toraks-WSD.
Perawatan Alat.
Praktek Lapangan.
 
C.INSTRUKTUR
Dr. Spesialis Paru dan Tim Perawat ruang tindakan paru.
 
D.  METODE
Magang  (diskusi dan praktek)
 
E.PESERTA
Perawat/D3 Keperawatan
 
F. LAMA PELATIHAN
44 hari efektif /2 (dua) bulan.
6 x50 menit/hari (setara 3 jam  x 44= 132 jam pelajaran)
TEKNISI
ELECTROENCEPHALOGRAPHY
( EEG )
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
 

SMF : PENYAKIT SARAF


 
Electroencephalography (EEG) adalah suatu tindakan medis berupa penempelan electrode pada
permukaan kulit kepala untuk menangkap aktifitas listrik di otak. EEG berguna untuk menyokong
diagnosa epilepsi, maupun non epilepsi seperti gangguan tidur, ensefalopati metabolik maupun
neurologist, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, coma, danbrain death.
EEG dapat membantu para klinisi apabila dilakukan dengan baik dan benar, oleh karena kalau tidak
dilakukan dengan baik dan benar justru akan menjerumuskan para klinisi dalam upaya menegakkan
diagnosa yang tepat.Bad EEG is worse than no EEG at all.Untuk itu sangatlah penting untuk
menguasai teknik perekaman EEG yang baik dan benar agar diagnosa EEG dapat membantu para
klinisi dalam mendiagnosa dengan tepat penyakit penderita.EEG iktal sangat diperlukan untuk
menentukanepileptogenic zonebagi penderita yang memerlukan operasi epilepsi.
 
A. TUJUAN PELATIHAN
a. Umum
Memberikan pengetahuan dan melatih ketrampilan dalam melakukan perekaman EEG dengan baik
dan benar, sesuai standard minimal yang ditentukan olehThe American EEG Guideline of EEGyang
diterima secara internasional.
b. Khusus

1. Peserta dapat melakukan perekaman EEG mulai dari persiapan perekaman, anamnesa,
penempatan elektroda dengan system internasional 10-20, menjalankan mesin EEG, merekam EEG
dengan teknik yang benar, sampai dengan penutupan perekaman.

2. Peserta dapat merawat mesin EEG beserta asesorisnya.

3. Peserta dapat mengetahui artefak EEG dan menghilangkannya, sehingga dapat menghasilkan
rekaman EEG yang baik dan bebas dari artefak.

4. Peserta mengerti apa yang harus dilakukan apabila terjadi kejang maupun hal-hal lain selama
perekaman.

5. Peserta mengerti tentang teknik perekaman pada keadaan-keadaan khusus seperti kejang,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, coma danbrain death.

6. Peserta mengetahui tentang pola EEG normal, baik dalam keadaan sadar maupun tidur.

7. Peserta mengetahui tentang pola EEG abnormal seperti EEG seizure, sharp/spike wave, dan
perlambatan abnormal.
8. Peserta dapat melokalisasi gelombang EEG abnormal.

B. GARIS BESAR MATERI

1. Persiapan penderita, mulai dari penyuluhan, anamnesa dan menidurkan penderita bayi dan anak-
anak.

2. Persiapan mesin perekam dan mesin pembaca EEG

3. Perawatan mesin EEG beserta asesorisnya.

4. Penempatan elektroda permukaan dengan sistem internasional 10-20

5. Merekam EEG , termasuk menjalankan mesin EEG dan teknik merekam dengan baik dan benar.

6. Identifikasi artefak dan menghilangkannya.

7. Identifikasi pola EEG normal sadar dan tidur

8. Identifikasi pola EEG abnormal seperti sharp/spike wave, EEG seizure,  perlambatan abnormal.

9. Lokalisasi gelombang EEG abnormal

10. Menggunakan mesin pembaca EEG

C.      INSTRUKTUR

Dokter Spesialis Saraf Konsultan Neurofisiologi klinis yang bersertifikat ILAE(International Leage
Against Epilepsy) dari RSU Dr. Soetomo Surabaya

 
D. METODE PELATIHAN
Diskusi dan praktek lapangan
 
E. PESERTA
Perawat atau tenaga paramedis lain yang setingkat
 
F. LAMA PELATIHAN
Setiap hari kerja selama 3 bulan
 
G. FASILITAS PELATIHAN
- Buku ajar
- Mesin Perekam dan Pembaca EEG
- Penderita yang memerlukan tindakan EEG
 
ASUHAN KEPERAWATAN
PENDERITA HIV&AIDS
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
 

TIM: MEDIK AIDS

HIV&AIDS sudah dikenal di seluruh dunia, begitu juga di Indonesia. HIV&AIDS tidak lagi menjadi
tanggung jawab bidang kesehatan saja, tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak karena penyakit
ini sudah menyebar di masyarakat baik golongan atas sampai golongan bawah. Walaupun sudah
dikenal di masyarakat kesehatan dan masyarakat umum tapi banyak tenaga kesehatan baik dokter,
perawat yang masih takut merawat dan melakukan tindakan perawatan terhadap penyakit ini.

Memang penyakit ini masih menjadi momok di masyarakat karena itu sebagai tenaga kesehatan
harus bisa memberi contoh kepada masyarakat tentang perlakuan terhadap penyakit ini, perlu
ditekankan kepada masyarakat bahwa HIV bisa dicegah dan bisa menular kepada siapa saja, oleh
karena itu tenaga kesehatan khususnya perawat supaya bisa memberi perawatan yang baik dan tidak
ragu/takut harus mendapat  Pelatihan Asuhan Keperawatan VIV&AIDS dan Infeksi Oportunistiknya.

Untuk mendukung terwujudnya harapan tersebut, maka telah dirancang pelatihan tentang Asuhan
Keperawatan Penderita HIV&AIDS. Diharapkan pelatihan ini dapat memberikan bekal pengetahuan
dan keterampilan yang matang kepada para perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
penanganan penderita HIV&AIDS dengan baik dan rasa aman.

A.Tujuan Pelatihan

a. Umum

Pada akhir pelatihan peserta akan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap positif terhadap
perawatan penderita HIV&AIDS dengan baik dan rasa aman.

b. Khusus

Untuk mencapai tujuan di atas pada akhir pelatihan diharapkan peserta dapat:

- Memahami tentang penyakit HIV&AIDS dengan benar.

- Memahami penularan dan pencegahan HIV&AIDS

- Memahami penggunaan Universal Precaution dan kapan Universal Precaution itu mutlak harus


dipakai.

- Memahami pembuatan cairan chlorine 0,5% baik dari bubuk dan cair.

- Memahami pembuangan sampah medis dan non medis.


- Memahmi tentang infeksi oportunistik yang timbul dari akibat  progresifitas penyakit HIV&AIDS

- Memahami perasaan pasien dan keluarga

- Memahami pentingnya menjaga rahasia bagi penderita

C. Materi Pelatihan

Materi pelatihan teori dan praktek :

- Pembersihan ruangan

- Pembersihan dan penggantian gorden penyekat

- Penggantian linen tempat tidur pasien

- Dekontaminasi dan pembersihan alat dari metal

- Alur pengiriman linen kotor dan pengembalian linen bersih

- Pembersihan dan perawatan nebulizer

- Penyiapan alat kesehatan pakai ulang (re-use)

- Perawatan peralatan makanan dan minuman pasien HIV&AIDS

- Pembuangan limbah dari perawatan penderita HIV&AIDS

- Tata cara transportasi penderita HIV&AIDS

- Perawatan penderita HIV&AIDS tahanan polisi (rujukan lapas)

- Asuhan keperawatan ODHA yang mengalami anemia, diare kronis, ISPA, kandidiasis, kondiloma
akuminata, konjungtivitis, NHL, korio retinitis CMV, TB paru, toxoplasmosis, PCP, Steven johnson’s
sindroma dan sepsis.

- Alur timbang terima dan rencana pulang pasien

D. Metode

Selama pelatihan berlangsung penyajian materi disampaikan secara interaktif berupa ceramah,
diskusi, dan praktek lapangan.

E. Narasumber/ Fasilitator

Para narasumber / fasilitator adalah para perawat yang sehari-hari melakukan aktivitas perawatan
penderita HIV&AIDS di Unit Perawatan Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr.Soetomo.
 

F. Peserta

Peserta yang diharapkan mengikuti pelatihan ini adalah para perawat yang bekerja di Rumah Sakit
dan Puskesmas.

Jumlah peserta setiap angkatan 20-25 orang.

G. Fasilitas Peserta:

Training Kit

Materi Pelatihan

Sertifikat (bagi yang mengikuti pelatihan secara penuh)

Konsumsi selama pelatihan

H. Pelaksanaan Pelatihan

Lama pelatihan 3 hari ( 2 hari penyampaian materi dan 1 hari praktek lapangan )

Waktu pelaksanaan 2-3 x per-tahun

I. Biaya Pelatihan

BIaya pelatihan per peserta KLIK DISINI

Bila dilaksanakan in house training, maka beaya transportasi dan akomodasi Tim Fasilitator akan
ditanggung oleh panitia penyelengara

J. Lain-lain

Contact person  :

Bila memerlukan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi :

Diklat RSUD Dr. Soetomo

Telp           : 031 -5501070

Tim Medik AIDS RSUD Dr. Soetomo :

Dra.Qibti : 081 55039300


Nia : 081 331807447

 
PELATIHAN SCRUB NURSE
KATETERISASI JANTUNG
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
SMF : JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

Kateterisasi jantung adalah generik yang merujuk pada berbagai prosedur, yang dilakukan dalam
ruang kateterisasi. Seperti prosedur-prosedur yang meliputi pemilihan koroner, tandur bypass vena
safena atau angiografi mammaria internal, ventrikulografi, dan ketetrisasi jantung kanan atau kiri.
Semua prosedur dilakukan dengan menggunakan tehnik invasive dan memerlukan lingkungan yang
steril.

Dengan semakin menigkatnya kasus penyakit jantung dan meningkatnya pelayanan tindakan
invasive baik yang bertujuan untuk diagnostik maupun intervensi / terapetik, maka diperlukan
pelatihan perawat untuk menjadi scrub nurse sehingga menjadi perawat yang terampil dalam
instrumenteur dan asistensi operator dalam segala prosedur.

A. TUJUAN PELATIHAN

a. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pelatihan perawat bisa menjadi scrub nurse, instrumenteur dan

asisten operator dengan baik dan benar

b. Tujuan Khusus

- Peserta pelatihan mampu menyiapkan penderita kateterisasi jantung

- Peserta pelatihan mampu mengenali dan menyiapkan instrument dengan segala prosedur

- Peserta pelatihan mampu menyiapkan instrument dengan prosedur tindakan sesuai kasus

- Peserta pelatihan mampu mengoperasikan mesin angiografi dan hemodinamik

- Peserta pelatihan mampu menjadi asisten operator dengan baik dan benar

B. INSTRUKTUR

Koordinator Pelatihan             : Endang Herlianingsih, S.Kep.Ns

Perawat-perawat IDIK

Nara Sumber                           : Kepala IDIK & Staf IDIK

 
C. MODEL PELATIHAN

Terstruktur  (Pemberian materi, diskusi, praktek)

D. SYARAT PESERTA

Pendidikan minimal D3 keperawatan dan telah mengikuti pelatihan EKG

E. LAMA PENDIDIKAN

3 Bulan (hari aktif kerja)

Jadwal tentative

Pertemuan dilakukan :

-  Hari              : Senin – Jumat

-  Tempat         : IDIK RSUD Dr.Soetomo Surabaya

-  Waktu          : 07.00 – 15.30 Wib

F. FASILITAS

Modul Pelatihan

Sertifikat

Makan & Snack


PELATIHAN PENAGGULANGAN
KEBUTAAN (MAHIR MATA)
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
SMF : KESEHATAN MATA

Tujuan diadakannya Pendidikan dan Pelatihan sumber daya di tingkat propinsi, kabupaten dan
kecamatan akan meningkatkan kemampuan keperawatan medis di tiap – tiap unit pelayanan,
diharapkan nantinya menjembatani kesenjangan antara Puskesmas dan Pelayanan Spesialis.

A. TUJUAN

a. Umum

Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan mampu melakukan analisa situasi dan pemecahan
masalah terhadap 4 penyakit utama penhyebab kebutaan yang dapat dicegah yakni Katarak,
Kelainan Refraksi, Xeroftalmia dan Glaukoma.

b. Khusus

- Mampu menjelaskan dan menganalisa situasi 4 (empat) utama penyebab kebutaan yang  dapat
dicegah dan intervensi berdasarkan anggaran yang tersedia.

- Mampu melakukan analisis situasi berdasarkan data.

B. GARIS BESAR MATERI

Materi Katarak

Materi Kelainan Refraksi

Materi Xeroftalmia

Materi Glaukoma

C. INSTRUKTUR

Dokter Spesialis Mata RSUD Dr. Soetomo/FK.UNAIR

D. METODE PELATIHAN

Pemeriksaan mata, diskusi, tugas kerja di Poliklinik, ruangan dan kamar operasi
 

E. PESERTA

Perawat

F. LAMA PELATIHAN

2 (dua) bulan
PELATIHAN MANAJEMEN
BANGSAL KEPERAWATAN
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN

Manajemen diartikan secara singkat sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya
orang lain, maka manajemen keperawatan sendiri diartikan secara singkat sebagai proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan, untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga dan masyarakat (Gillies, 1992).

A. Tujuan Pelatihan

a. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pelatihan teori dan praktek Manajemen Bangsal Keperawatan, peserta pelatihan
mampu untuk menenerapkan model praktik keperawatan professional dalam bangsal keperawatan
guna melaksanakan tugas pelayanan keperawatan terhadap klien di Rumah Sakit.
b. Tujuan Khusus

- Peserta pelatihan mampu menerapkan gaya, pendekatan dan strategi untuk mempengaruhi individu
dan kelompok terhadap penentuan dan pencapaian tujuan dalam suatu situasi khusus.

- Peserta pelatihan mampu merancang suatu rencana perubahan dalam lingkungan kerjanya sebagai
pembaharu didalam lingkungan tanggung jawab.

- Peserta pelatihan mampu menyusun falsafah, sasaran dan kebijakan bagi kegiatan keperawatan.

- Peserta pelatihan mampu menggunakan pendekatan, pemecahan masalah dalam merencanakan


kegiatan-kegiatan keperawatan.

- Peserta pelatihan mampu menunjukkan keterampilan mengorganisasi dan mengkoordinasi


kegiatan-kegiaran keperawatan secara efektif.

- Peserta pelatihan mampu menentukan dan memelihara standar asuhan keperawatan yang aman
dan efektif.

- Peserta pelatihan mampu mendelegasikan tugas-tugas kepada anggota tim dan menentukan tingkat
/ derajat penampilan kerja perawat.

- Peserta pelatihan mampu menganalisa sistem asuhan kesehatan yang ada pada saat ini dan
menguraikan peran perawat profesional dalam mengembangkan dan meningkatkan sistem tersebut.

B.Peserta Pelatihan

Perawat
 

C.Lama Pelatihan

Pelatihan Manajemen Bangsal Keperawatan akan dilaksanakan selama 4 (empat) hari. 

D. Narasumber :

1. Lilik Suliati, SST., (Komite Keperawatan)

2. Khoirul Aman, S.Kep., (Instalasi Bedah Pusat)

3. Zulkifli Kurniawan, S.Kep.,Ns., (Pandan II)

4. Misutarno, S.Kep., (Ruang Cendana)

5. M. Masruri, S.Kep.,Ns., (Irna Medik)

6. Sri Yuniarti, (Bedah Herbra)

7. Ertawati, S.Kep., (Irna Anak)

E.Garis Besar Materi

- Kepemimpinan Dalam Keperawatan

- Kepala Bangsal sebagai pengelola

- Penyelesaian Masalah Dan Pengambilan Keputusan

- Manajemen Asuhan Keperawatan

- Fungsi Manajemen Keperawatan

- Pengelolaan Tanaga Bangsal Keperawatan

 
PELATIHAN CLINICAL
INSTRUKTUR / EDUCATOR
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
 

Clinical instructor / educator dengan pendekatan model preseptor-mentorship adalah: Proses


membimbing dan mendukung semua perawat untuk mengembangkan percaya dirinya sebagai
professional yang otonomi dan terus bekerja seumur hidup. Dalam rangka mempertahankan dan
mengembangkan kompetensi perawat serta pertumbuhan professional sehingga dapat melakukan
pelayanan asuhan keperawatan sesuai standar maka diperlukan adanya Preseptor-Mentorship yang
tepat dan benar. Sehubungan dengan hal tersebut di atas perlunya kiranya dilaksanakan pelatihan CI
/ CE bagi perawat dirumah sakit.

A. Tujuan

a. Umum

Peserta pelatihan mampu melaksanakan proses bimbingan klinik bagi peserta didik keperawatan di
RSUD Dr. Soetomo dengan pendekatan metode preseptor-mentorship dalam system pelayanan
keperawatan di rumah sakit.

b. Khusus

- Peserta pelatihan mampu menerapkan konsep sosialisasi professional dalam pembelajaran klinik
peserta didik keperawatan di rumah sakit.

- Peserta pelatihan mampu menerapkan konsep preseptor-mentorship dalam pembelajaran klinik


peserta didik keperawatan di rumah sakit.

- Peserta pelatihan mampu merancang program preseptor-mentorship dalam pembelajaran klinik


peserta didik keperawatan di rumah sakit.

- Peserta pelatihan mampu melaksanakan berbagai pendekatan / metode Preseptor-Mentorship


dalam pembelajaran klinik peserta didik keperawatan di rumah sakit.

- Peserta pelatihan mampu melakukan evaluasi kinerja perawat dalam pembelajaran klinik peserta
didik keperawatan di rumah sakit.

- Peserta pelatihan mampu melakukan evaluasi program preseptor-mentorship dalam pembelajaran


klinik peserta didik keperawatan di rumah sakit.

B.Metode

Pelatihan ini mempergunakan pendekatan “Pelatihan Berbasis Kompetensi” dan “Prinsip Belajar
Orang Dewasa“ yaitu :
1. Ceramah tanya jawab : 60%

2. Diskusi : 30 %

3. Praktik : 10 %

4. Akhir pelatihan dilakukan assesmen kompetensi.

C.Narasumber :

1. Lilik Suliati, SST., (Komite Keperawatan)

2. Khoirul Aman, S.Kep., (Instalasi Bedah Pusat)

3. Zulkifli Kurniawan, S.Kep.,Ns., (Pandan II)

4. Misutarno, S.Kep., (Ruang Cendana)

5. M. Masruri, S.Kep.,Ns., (Irna Medik)

6. Suparmiasih, S.Kep., (Irna Anak)

7. Sri Yuniarti, (Bedah Herbra)

8. Ertawati, S.Kep., (Irna Anak)

D.Peserta Pelatihan :

Perawat

E.Lama Pelatihan

Pelatihan ini akan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari

F.Materi

- Pengantar pelatihan CI

- Peran dan fungsi bimbingan klinik

- Rumah sakit, komunitas sebagai lahan praktik perawatan professional

- Menciptakan pembelajaran yang kondusif

- Metode pembelajaran praktik klinik keperawatan


- Evaluasi pembelajaran klinik

- Aspek legal dalam bimbingan klinik

- Manajemen bimbingan klinik

- Merancang dan pelaksanaan program Preseptor-Mentorship perawat dirumah sakit.

- Konsep dasar Preseptor-Mentorship.

- Pendekatan metode Preseptor-Mentorship dalam bimbingan klinik bagi peserta didik keperawatan di
rumah sakit.

- Praktik.

Anda mungkin juga menyukai