Anda di halaman 1dari 38

PPI PADA PASIEN TINDAKAN OPERASI

Ns. Kuraesin,S.Kep
DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN
IPCN 1-7 Maret 2015
Jakarta , Wisma widakara Pelatihan IPCN Maret 2015
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti
pembelajaran ini
peserta mengerti dan
memahami tentang
pencegahan dan
pengendalian Infeksi
Daerah Operasi(IDO)
pelatihan IPCN Maret 2015
PENDAHULUAN

CDC ( Disease Control


end Prevention Center )
SSI :Surgical Side
Infections/ Infeksi
Daerah Operasi ( IDO )

Penyebab utama tingkat


kesakitan dan kematian
pasien karena prosedur
operasi

pelatihan IPCN Maret 2015


pelatihan IPCN Maret 2015

INSIDEN RATE INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) BERSIH DI RSCM TAHUN 2012-2013

3.00

2.50

2.00
JUMLAH OPERASI/100

1.50

1.00

0.50

0.00
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
2012 0.24 0.00 0.31 0.24 0.33 0.53 0.53 0.02 2.54 0.93 0.71 0.09
2013 0.4 0.2 0.0 0.3 0.2 0.1 0.3 0.7 0.1 0.2 0.3 0.0
Target <2% 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
pelatihan IPCN Maret 2015

INSIDEN RATE INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) BERSIH TERCEMAR DI RSCM TAHUN 2012- 2013

12.00

10.00
Edukasi PPI
Kebersihan tangan
Ronde Manajemen
8.00 Supervisi
JUMLAH OPERASI/100

6.00

4.00

2.00

0.00
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV DES
2012 0.00 10.31 5.62 5.00 0.00 0.50 0.00 0.00 0.71 5.00 0.00 0.21
2013 0.2 0.6 0.0 0.3 0.2 0.2 0.0 1.9 1.3 0.8 0.0 0.7
Target <2% 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
POKOK BAHASAN

1. PENDAHULUAN
2. EPIDEMIOLOGI
3. PENGERTIAN
4. STRATIFIKASI LUKA OPERASI
5. FAKTOR RESIKO (EKSTERNAL DAN
INTERNAL)
6. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN IDO
7. KESIMPULAN

pelatihan IPCN Maret 2015


pelatihan IPCN Maret 2015

EPIDEMIOLOGI

 Kejadian infeksi sekitar 25 –


40% akibat pembedahan
yang dilakukan

 Menurut NHS (National


Health Scotland,Canadian
Infection Control
Surveilans) angka SSI
untuk operasi CABG 8 %
,untuk operasi katup 4 %

 Dari seluruh infeksi IRS :


IDO 14-16 % Merupakan
penyebab infeksi nomor
dua,di ikuti IADP
PENGERTIAN

 Pengertian :
Surgical Site Infection (SSI) atau Infeksi Daerah
Operasi (IDO) infeksi yang terjadi pada tempat
atau daerah insisi akibat suatu tindakan
pembedahan yang dapat terjadi dalam 30-90 hari
pasca operasi, pada luka terbuka dan tertutup,
Infeksi dapat terjadi di jaringan insisional
superficial, insisional dalam dan insisional rongga

pelatihan IPCN Maret 2015


KLASIFIKASI SSI/IDO

SSI Diklasifikasikan menjadi :

1. Surgical Site Infection


Superficial (SSI - SKIN )
Infeksi luka operasi superficial
2. Surgical Site Infection Deep
Incisional ( SSI – ST )
Infeksi luka operasi dalam
3. Surgical Site Infection
organ/Space/( SSI – IAB)
Infeksi luka operasi organ/ rongga.

pelatihan IPCN Maret 2015


SURGICAL SITE INFECTION SUPERFICIAL (SSI - SKIN ) /INFEKSI
LUKA OPERASI SUPERFICIAL

Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari


pasca bedah dan hanya meliputi kulit, subkutan atau jaringan
lain di atas fascia
Terdapat paling sedikit 1 keadaan berikut :

1. Keluar cairan purulen dari luka 3. Jahitan sengaja dibuka


insisi atau drain di atas fascia oleh dokter karena
2. Biakan positif dari cairan luka terdapat tanda
atau jaringan yg diambil secara peradangan, kecuali bila
aseptik hasil biakan negatif
4. Dokter yg menangani
menyatakan terjadi
pelatihan IPCN Maret 2015 infeksi
SURGICAL SITE INFECTION DEEP INCISIONAL (SSI – ST )
INFEKSI LUKA OPERASI DALAM

Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam 30-90 hari


pasca bedah, meliputi otot dan jaringan lunak dibawah fascia.

Terdapat paling sedikit 1 keadaan berikut :


 Keluar cairan purulen dari luka insisi tapi bukan berasal
dari komponen organ/ rongga daerah pembedahan
 Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens atau
sengaja dibuka oleh ahli bedah dan pasien mempunyai
paling sedikit 1 dari tanda berikut : demam (>38 0C) atau
nyeri lokal, kecuali bila hasil biakan negatif

pelatihan IPCN Maret 2015


SURGICAL SITE INFECTION DEEP INCISIONAL (SSI – ST )
INFEKSI LUKA OPERASI DALAM

Terdapat paling sedikit 1 keadaan berikut :


3. Ditemukan abses atau bukti lain adanya infeksi yang
mengenai insisi dalam pada pemeriksaan langsung, waktu
pembedahan ulang atau dgn pemeriksaan histopatologis
atau radiologis

4. Dokter yg menangani menyatakan terjadi infeksi

pelatihan IPCN Maret 2015


SURGICAL SITE INFECTION BODY ORGAN ( SSI –
BO) INFEKSI LUKA OPERASI ORGAN/ RONGGA.

Infeksi yang mengenai bagian badan manapun, kecuali insisi


kulit, facia atau lapisan otot yang dibuka atau dimanipulasi
selama pembedahan

Infeksi yang terjadi dalam 30-90 hari pasca bedah

Paling sedikit menunjukkan 1 gejala berikut :


1. Drainase purulen dari drain yang dipasang melalui luka
ke dalam organ/ rongga

2. Ditemukan organisme melalui aseptik kultur dari organ/


rongga.
pelatihan IPCN Maret 2015
SURGICAL SITE INFECTION BODY ORGAN/SPACE
( SSI – BO) INFEKSI LUKA OPERASI ORGAN/ RONGGA.

Paling sedikit menunjukkan 1 gejala berikut :

3. Ditemukan abses atau tanda infeksi lain yang


mengenai organ/ rongga, waktu pemeriksaan
langsung pada pembedahan ulang atau
dengan pemeriksaan histopatologis/ radiologis.

4. Dokter yang menangani menyatakan infeksi


organ/ rongga.
pelatihan IPCN Maret 2015
pelatihan IPCN Maret 2015
KATEGORI OPERASI

Operasi Bersih :

 Operasi dilakukan pada daerah/ kulit yang pada kondisi


pra bedah tidak terdapat peradangan dan tidak membuka
traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, orofaring,
traktus urinarius atau traktus biller

 Operasi berencana dengan penutupan kulit primer,


dengan atau tanpa pemakaian drain tertutup

pelatihan IPCN Maret 2015


KATEGORI OPERASI
Kategori Operasi

2. Operasi Bersih Tercemar :

 Operasi membuka traktus digestivus, traktus biller,


traktus urinarius, traktus respiratorius sampai dengan
orofaring, atau traktus reproduksi kecuali ovarium

 Operasi tanpa pencemaran nyata (gross spillage),


contohnya operasi pada traktus billier, apendiks,
vagina atau orofaring.

pelatihan IPCN Maret 2015


KATEGORI OPERASI

3. Operasi Tercemar :

 Operasi yang dilakukan pada kulit yang


terbuka, tetapi masih dalam waktu emas
(Golden periode)

pelatihan IPCN Maret 2015


KATEGORI OPERASI

4. Operasi Kotor atau dengan Infeksi :

 Perforasi traktus digestivus, traktus urogenitalis atau


traktus respiratorius yang terinfeksi

 Melewati daerah purulen (Inflamasi Bakterial)

 Luka terbuka lebih dari 6 jam setelah kejadian , terdapat


jaringan luas atau kotor

 Dokter yang melakukan operasi menyatakan sebagai luka


operasi kotor/ terinfeksi

pelatihan IPCN Maret 2015


AMERIKAN SOCIETY OF ANESTHESIOLOGIST ( ASA SCORE )

Klasifikasi kondisi penderita : ASA score

 1 : pasien sehat yang memerlukan operasi


 2 : menderita penyakit sistemik ringan
 3 : menderita penyakit sistemik berat
namun tidak mengakibatkan keterbatasan
 4 : menderita penyakit sistemik berat yang
mengakibatkan keterbatasan dan
senantiasa mengancam nyawa
 5 : pasien sekarat yang tidak akan bertahan
sd 24 jam dengan atau tanpa
operasi

pelatihan IPCN Maret 2015


DETERMINANTS OF INFECTION

Tabel 2
The T Poin for common Surgical Prosedur

No Operation TPoin(hrs)

1 Coronary artery bypass graft


5
2 Bile duct,liver,or pancreatic surgery
4
3 Craniotomy
4
4 Head & neck surgery
4
5 Colonic surgery
3
6 Join prosthesis surgery
3
pelatihan IPCN Maret 2015
STRATIFIKASI BERDASARKAN INDEKS RISIKO MENURUT
NATIONAL NOSOCOMIAL INFECTION SURVEILANCE ( NNIS )

Berdasarkan :
 Klasifikasi jenis operasi (kategori operasi)
 Bersih
 Bersih tercemar 0
 Tercemar 1
 Kotor}
 Klasifikasi kondisi pasien
 ASA : 1
 ASA : 2 0
 ASA : 3
 ASA : 4 1
 ASA : 5
 Durasi operasi / T.Time / T Point :
 Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
 Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
pelatihan IPCN Maret 2015
FAKTOR RESIKO “IDO” (INTRINSIK)

 Usia
 Status Gizi
 Diabetes
 Perubahan respon imunitas
 Infeksi di tempat lain
 Lama rawat inap preoperatif
 Obesitas
 Merokok
 Kolonisasi mikroorganisme
 Perioperative hypothermia
pelatihan IPCN Maret 2015
FAKTOR RESIKO “IDO” (2) (EKSTRINSIK)

 Petugas
 Teknik pembedahan
 Lingkungan
 Peralatan

pelatihan IPCN Maret 2015


PENCEGAHAN INFEKSI IDO
PRA OPERASI
 Masa rawat inap sesingkat mungkin
dan cukup waktu untuk persiapan
operasi yang memadai. Tidak
direkomendasi mengenai
penghentian dan pengurangan
steroid sistemik sebelum operasi.
 Tidak direkomendasikan pakai
mupirocin melalui hidung untuk
mencegah IDO

 Tidak ada rekomendasi untuk


mengusahakan oksigenisasi pada
luka untuk mencegah IDO.

 Jika ditemukan ada tanda-tanda


infeksi, sembuhkan terlebih dahulu
infeksinya sebelum operasi elektif,
kalau perlu tunda operasi pasien
pelatihan IPCN Maret 2015
elektif sampai pasien sembuh
PENCEGAHAN INFEKSI IDO
PRA OPERASI
pelatihan IPCN Maret 2015

 .
 Jangan cukur rambut, kecuali mengganggu jalannya
operasi.
 Jika perlu cukur, lakukan pencukuran dikamar
operasi 1 Jam sebelum operasi dengan memakai
clipper elektrik di ruang persiapan operasi
 Kontrol gula darah, hindari kadar gula darah terlalu
rendah sebelum operasi.
 Sarankan pasien untuk berhenti merokok 30 hari
sebelum operasi elektif.
 Mandikan pasien dengan antiseptik yang
mengandung chlorhexidine 2 atau 4 % malam dan
pagi hari sebelum operasi menjelang operasi
( Rabih O. et al, 2010 ).
 Chlorhexidine dianjurkan dibanding povidone-iodine
aktivitasnya lebih tinggi dan memberikan
keuntungan antimikroba maksimum sesudah
beberapa kali pemakaian
 Cuci dan bersihkan lokasi pembedahan dan
sekitarnya untuk menghilangkan kontaminasi
sebelum mengadakan persiapan kulit dengan
chlorhexidine
pelatihan IPCN Maret 2015

PENCEGAHAN INFEKSI IDO PADA INTRA OPERASI

a. Petugas kamar bedah :


• Petugas yang sakit dilarang masuk kamar bedah

• Tidak memakai kutek,berkuku panjang,memakai


perhiasan di tangan ( cincin,gelang,jam tangan )
• Bekerja dengan tehnik aseptik

• Lakukan kebersihan tangan bedah sebelum menggunakan


sarung tangan
• Gunakan baju dan sandal khusus kamar bedah

• Gunakan APD sebelum masuk kamar bedah


Baju Bedah dan Drepes :
pelatihan IPCN Maret 2015

1. Pakai masker yang menutupi


PETUGAS KAMAR BEDAH seluruh mulut dan hidung bila
memasuki kamar bedah pada
saat operasi akan mulai atau
sudah selesai, pakai masker
sepanjang operasi
2. Pakai topi yang menutup
seluruh rambut kepala dan
wajah waktu masuk kamar
operasi
3. Gunakan baju bedah dan
Drepes yang kedap air.Segera
ganti baju atau Drepes yang
terkontaminasi atau tembus
darah atau cairan infeksius.
pelatihan IPCN Maret 2015

3. Gantilah gaun apabila tampak kotor,


terkontaminasi dengan percikan
cairan tubuh pasien.
4. Jangan menggunakan baju operasi di
luar kamar bedah.
5. Bagi anggota tim bedah yang telah
mencuci tangan bedah, pakailah
sarung tangan steril. Sarung tangan
dipakai setelah memakai gaun steril.
6. Ganti sarung tangan jika terjadi
kebocoran. Lepaskan sarung tangan
jika sudah selesai melakukan
tindakan dan tidak menyentuh
permukaan lingkungan lain, untuk
menghindari kontaminasi.
pelatihan IPCN Maret 2015

b. Sterilisasi alat bedah :


1. Sterilkan semua alat
bedah sesuai pedoman
yang direkomendasikan
2. Jangan lakukan
sterilisasi cepat untuk
kenyamanan atau
menghemat waktu.
Sterilisasi cepat hanya
untuk perawatan pasien
yang diperlukan segera
(misalnya alat operasi).
PENCEGAHAN IDO

c. Pada Lingkungan kamar bedah


• Tekanan positive
• Kelembaban 40 -60 %
• Suhu 20 – 25 º C
• Pertukaran udara 15-30 x/jam
• Koloni kuman 10 CFU/M3
• Batasi keluar masuknya pintu kamar operasi toleransi 10 x
• (Pembatasan personil yang bekerja di kamar bedah
maksimal 10 orang dan tamu hanya maximal 2 orang
• Kamar operasi /lingkungan di bersihkan menggunakan
desinfektan ( tidak ada fogging atau UV )
• Lakukan pembersihan rutin setiap hari dan pembersihan
besar 1 mgg sekali
pelatihan IPCN Maret 2015
PENCEGAHAN IDO
d. Pada Pasien
• Kaji ada alergi atau tidak dengan antiseptik

• Antibiotika di berikan 1 jam sebelum insisi

• Gula darah terkontrol selama di kamar bedah

• Suhu pasien sebelum anaesthesi normal

• Preparasi kulit sebelum operasi menggunakan antiseptik


yang sesuai dengan pasien tehnik satu arah atau dari
dalam keluar biarkan sampai kerin kurang lebih 2 menit

pelatihan IPCN Maret 2015


pelatihan IPCN Maret 2015

PENCEGAHAN IDO PADA POST OPERASI

Ada 2 macam luka post operasi


 Tertutup (the skin edges are held in approximation by
staples or sutures)
• Rawat luka dengan cara septik dan aseptik

• Gunakan APD

• Luka di tutup hanya 48 jam

• Rawat luka dengan cairan normal salin

 Terbuka ( delayed primary clossured )

 Rawat luka bila kotor atau sesuai indikasi

 Lakukan asupan balik angka IDO ke Dokter Bedah yang


bersangkutan
pelatihan IPCN Maret 2015

PENCEGAHAN IDO PADA POST OPERASI

Petugas
 Pendidikan dan pelatihan

 Motivasi

Pasien & Keluarga


 Berikan pendidikan:

 Cara merawat luka

 Menjaga kebersihan diri

 Makan Makanan bergizi

SURVAILANS SSI
pelatihan IPCN Maret 2015

POPULASI BERISIKO SSI

Populasi berisiko IDO → Semua pasien yang dilakukan tindakan


pembedahan

Numerator → Jumlah kasus terjadi IDO

Denominator → Jumlah pasien yang dilakukan operasi (Stratifikasi


berdasarkan Indeks Risiko)

Kelompokkan infeksi luka operasi sesuai dengan jenis operasi


(appendiktomie, SC, laparascopy, CABG)
pelatihan IPCN Maret 2015

TEKNIK PENGHITUNGAN IDO

Angka infeksi : Numerator


X 100 = 0/0
Denominator
Angka infeksi : Jumlah kasus infeksi
x 100 = 0/0
Jumlah kasus operasi
(berdasarkan Indeks Risiko)
KESIMPULAN

 INFEKSI DAERAH OPERASI DAPAT DI CEGAH DAN


DIKENDALIKAN DENGAN MEMPERHATIKAN DAN
MELAKSANAKAN PROSES PRA , INTRA DAN POST OPERASI

 PERANAN PETUGAS SANGAT PENTING DENGAN


MENERAPKAN KEWASPADAAN STANDAR

 Monev pada lingkungan Kamar Bedah dengan


Kontinue dan Konsisten

pelatihan IPCN Maret 2015


pelatihan IPCN Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai