Anda di halaman 1dari 4

ASSESMENT KOMPETENSI PERAWAT KLINIK III

N0.SPO STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


2031 PROSEDUR PERSIAPAN PASIEN YANG AKAN DILAKSANAKAN TINDAKAN
CATHETERISASI JANTUNG DAN INTERVENSI/ PTCA/ PCI DENGAN STENT

Nama Assesi : Tanggal Assesment :

Tempat Assesment :

PELAKSANAAN
NO. PROSEDUR Kompeten Dengan Belum
Supervisi Kompeten
√ √ √

PERSIAPAN PASIEN
PERSIAPAN FISIK
1. Puasa makanan padat 4-6 jam sebelum tindakan kecuali obat –
obatan yang biasa diminum
2. Ukur tanda-tanda vital : untuk menentukan data dasar tanda –
tanda vital
4. Cek pulsasi keempat estremitas untuk evaluasi sirkulasi setelah
tindakan.
5. Tanyakan riwayat alergi terhadap obat – obatan dan makanan laut.
Perawat melepas gigi palsu (bila ada)
6. Cek hasil laboratorium:
 Haemoglobin
 Hb yang tinggi dapat mempengaruhi tindakan kateterisasi
dimana mudah terjadi pembekuan pada kateter.
 Hb yang rendah akan beresiko terhadap tindakan
kateterisasi dimana tindakan kateterisasi dapat terjadi
perdarahan.
 Leukosit : Untuk mengetahui pasien dalam keadaan infeksi
atau tidak.
 Ureum, Creatinin : Untuk mengetahui fungsi ginjal pasien,
berhubungan dengan penggunaan kontras dalam tindakan
kateterisasi, dimana bila hasil ureum creatinin tinggi
diusahakan penggunaan zat kontras berosmolaritas rendah
dengan dosis lebih rendah dan perlu rehidrasi yang cukup
sebelum dan sesudah tindakan.
 BT,CP,PT,APTT : Untuk mengetahui apakah memanjang
atau tidak dimana berhubungan dengan pencabutan sheath.
 HBsAG dan HIV : Untuk mencegah penularan baik
terhadap petugas ataupun terhadap pasien lain.
 Golongan darah : Untuk mengantisipasi bila terjadi
perdarahan dan diperlukan transfuse darah
 Sehingga beresiko terhadap pasien Hb rendah.
 Perlu rehidrasi yang cukup sebelum dan sesudah tindakan
7. Cek hasil penunjang lain : Electrocardiografi (EKG), thorax foto,
echocardiografi
8. Cek obat-obatan yang sedang diminum dan obat yang ditunda:
Obat DM, obat yang harus diberikan (anti coagulan).
9. Pada kondisi pasien yang tidak stabil :
 Pasang intravenous line
 Pasang condom kateter atau dower kateter

PERSIAPAN MENTAL
10. Kolaborasi dengan dokter tentang penjelasan prosedur, tujuan,
dan komplikasi dari kateterisasi
11. Beri penjelasan apa yang harus dikerjakan pasien selama tindakan
(batuk,tarik nafas dalam).
12. Beri penjelasan kemungkinan reaksi alergi dari zat kontras.
Persiapan Administrasi
13. Informed consent (surat ijin tindakan) dari pasien atau keluarga
14. Surat Jaminan biaya

PELAKSANAAN
1. Pasien dimasukan ke ruang tindakan,
2. Lakukan perekaman EKG 12 lead
3. Lakukan disinfeksi di inguinalis kanan dan kiri atau pada radialis
dengan betadine solution 10% lalu bilas dengan alcohol 70%
4. Tutup pasien dengan doek steril atau multiple dreep, lalu dikem
dengan doek klem
5. Lakukan anatesis local dengan lidocain 2% 6-10ml
6. Lakukan punctie : FEAR ( Femarolis Arteri Right ), RAR ( Radialis
Arteri Right ),FEAL ( Femoralis Arteri Left ) sesuai dengan kondisi
pasien, dengan menggunakan jarum punctie
7. Bila darah keluar masukan wire j 3 mm 0,035” atau 0,038”
8. Cabut jarum punctie dan pertahankan guide wire tetap berada di
arteri, lalu masukan introducer sheth 6 french dorong hingga kulit
pasien, perhatikan ujung wire agar selalu terlihat
9. Cabut dilator dan guide wire, pertahankan sheath agar tercabut,
lakukan aspirasi dan flushing pada sheth
10 Masukan kateter JR 4/6 french (judkins right) ke LV dibantu
dengan guide 0,038”, 150 cm, J 3mm
11. Guide wire dikeluarkan, lakukan aspirasi pada kateter JR
12. Lakukan pengukuran tekanan di LV, kemudian pilback dari LV –
AO (left Ventrikel – Aorta)
13. Lakukan RCA grafi dengan posisi :
 LAO 45” Cranial 15˚ untuk melihat RCA dan cabang –
cabangnya,
 RAO 30” untuk melihat RCA dan cabang – cabangnya,
 Frontal cranial 15˚ / AP (Antero Posterior) Cranial
14. Ganti kateter dengan JL (Judkins Left) 4/6 F
15. Lakukan LCA grafi dengan posisi ;
 LAO 45˚ Cranial 25˚ untuk melihat Left Main, CX
(Circumplex), LAD ( Left Anterior Decenden) dan cabangnya.
 LAO 45˚ , Caudal 25˚ untuk melihat pangkal LAD, CX dan
left main (posisi spider)
 RAO 20˚ , caudal 20˚ untuk melihat LCX
 Frontal 35˚ , Caudal 45˚
16. Tindakan Selesai, lakukan perekaman EKG 6 lead (extremitas)
17. Pasien dipindahkan ke RR (Recovery Room), untuk pencabutan
sheath

EVALUASI
 Hal – hal yang diperhatikan pada pasien post koronografi :
1. Awasi kemungkinan perdarahan / haematone di daerah
penusukan
a) Anjurkan pasien untuk imobilisasi pada extremitas yang di
puctie (tidak ditekuk) selama 8-12 jam
b) Observasi adanya perdarahan
c) Libatkan keluarga pasien untuk ikut mengingatkan pasien
untuk imobilisasi dan awasi perdarahan
d) Letakan bantal pair diatas luka tusukan untuk penekanan
2. Observasi kemungkinan terjadinya hypovolume
a) Observasi tanda – tanda vital (10’ – 15’ – 30’ 60’ sampai stabil
b) Catat intake dan out put cairan dan usahakan lebih banyak
intake bila tidak ada kontra indikasi.
c) Anjurkan pasien untuk banyak minum (± 3Liter dalam 6 Jam)
setelah tindakan, bila tidak ada kontra indikasi
3. Observasi terjadinya reaksi alergi zat kontras:
a) Berikan intake cairan 3 liter dalam 6 jam setelah tindakan bila
tidak ada kontra indikasi
b) Observasi gejala alergi kontras seperti gatal – gatal, urticaria,
mual, muntah, menggigil
c) Berikan lampu penghangat bila mengigil
d) Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan antihistamin bila
terjadi reaksi alergi zat kontras
4. Observasi kemungkinan terjadi ganguan perfusi dibagian distal:
a) Observasi tanda – tanda vital
b) Raba pulsasi bagian distal dan bandingkan kekuatan dengan
extremitas sebelumnya
c) Anjurkan pasien untuk imobilisasi dengan benar
d) Anjurkan pasien untuk menghubungi perawat bila ada tanda –
tanda kesemutan
DOKUMENTASI
1. Perawat melakukan dokumentasi dengan mencatat kegiatan
dalam lembar daftar tilik dan catatan terintegrasi.

TANGGAL : …………………….. TANGGAL : ……………………..


Tanda Tangan Ketua Sub Kredensial Tanda Tangan Assesi

(………………………………………) (………………………………………)

Anda mungkin juga menyukai