0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan7 halaman
Gangguan sirkulasi spontan merupakan penurunan cadangan energi yang menyebabkan individu tidak mampu beraktivitas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme, kelelahan otot pernapasan, atau kondisi medis seperti PPOK, asma, cedera kepala, gagal jantung, atau infeksi saluran pernapasan. Intervensi utama meliputi manajemen defibrilasi, resusitasi cairan, dan resusitasi jantung paru untuk mem
Gangguan sirkulasi spontan merupakan penurunan cadangan energi yang menyebabkan individu tidak mampu beraktivitas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme, kelelahan otot pernapasan, atau kondisi medis seperti PPOK, asma, cedera kepala, gagal jantung, atau infeksi saluran pernapasan. Intervensi utama meliputi manajemen defibrilasi, resusitasi cairan, dan resusitasi jantung paru untuk mem
Gangguan sirkulasi spontan merupakan penurunan cadangan energi yang menyebabkan individu tidak mampu beraktivitas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme, kelelahan otot pernapasan, atau kondisi medis seperti PPOK, asma, cedera kepala, gagal jantung, atau infeksi saluran pernapasan. Intervensi utama meliputi manajemen defibrilasi, resusitasi cairan, dan resusitasi jantung paru untuk mem
1) Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) 2) Asma 3) Cedera kepala 4) Gagal napas 5) Bedah jantung 6) Adult respiratory distress syndrome (ARDS) 7) Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN) 8) Prematuritas 9) Infeksi saluran pernapasan Intervensi keperawatan a) Intervensi utama : Manajemen Defibrilasi Resusitasi cairan Resusitasi jantung paru Intervensi pendukung : 1. Code management 2. Dukungan kepatuhan program pengobatan 3. Insersi intravena 4. Insersi jalan napas buatan 5. Keteterisasi urine 6. Konsultasi 7. Manajemen alat pacu jantung sementara 8. Manajemen asam basa: Alkalosis metabolic 9. Manajemen asam- basa : asidosis metabolic 10. Manajemen asam-basa : asidosis respiratorik 11. Manajemen elektrolit : hiperkalsemia 12. Manajemen elektrolit : hiperkalemia 13. Manajemen elektrolit : hipermagnesemia 14. Manajemen elektrolit : hipernatremia 15. Manajemen elektrolit : hipokalemia 16. Manajemen elektolit : hipokalsemia 17. Manajemen elektrolit : hipomagnesimia 18. Manajemen jalan napas 19. Manajemen jalan napas buatan 20. Manajemen medikasi 21. Manajemen overdosis 22. Manajemen penyalahgunaan obat 23. Manajemen specimen darah 24. Pemantauan cairan 25. Pemantauan hasil laboratorium 26. Pemantuan hemodinamik invasive 27. Pemantuan tanda vital 28. Pemberian obat 29. Pemberian obat intramuscular 30. Pemberian obat intraoseuos 31. Pemberian obat intravena 32. Pemeriksaan kelengkapan seet emergensi 33. Pencegahan aspirasi 34. Pengambilan sampel darah arteri 35. Pengambilan sampel darah vena 36. Pengontrolan pendarahan 37. Perawatan alat topangan jantung mekanik 38. Perawatan emboli paru 39. Perawtan jantung akut 40. Perawatan jenazah 41. Pertolongan pertama 42. Stabilisasi jalan napas
Intervensi keperawtan utama
Manajemen defibrilasi Mengidentifikasi dan mengelola aliran listrik kuat dengan metode asinkron ke jantung melalui eletroda yang ditempatkan pada permukaan dada Tindakan Observasi : Periksa irama pada monitor setelah rjp 2 menit Terapeutik : Lakukan resusitasi jantung paru (RJP) hingga mesin defibrillator siap Siapkan dan hidupkan mesin defibrillator Pasang monitor EKG Pastikan irama EKG henti jantung (VF atau Vt tanpa nadi) Atur jumlah energi dengan mode asynchronized (360 joule untuk monofasik dan 120-200 joule untuk bifasik) Angkat paddle dari mesin dan oleskan jeli pada paddle Tempelkan paddle sternum( kanan) pada sisi kanan sternum dibawah klavikula dan paddle apeks (kiri) pada garis midaksilaris setinggi elektroda V6 Isi energy dengan menekan tombol charge pada paddle atau tombol charge pada paddle atau tombol charge pada mesin defibrillator dan menunggu hingga energi yang diinginkan tercapai Hentikan RJP saat defibrilator siap teriak bahwa defibrillator telah siap ( mis.” I’m clear, you’re clear,everbody’s clear) berikan syok dengan menekan tombol pada kedua paddle bersamaan angkat paddle dan langsung lanjutkan RJP tanpa menunggu hasil lama yang muncul pada monitor setelah pemberian defibrilasi lanjutkan RJP sampai 2 menit Resusitasi cairan Definisi : memberikan cairan intra vena dengan cepat sesuai indikasi Tindakan : Observasi : Identifikasi kelas syok untuk estimasi kehilangan darah Monitor status hemodinamik Monitor status oksigen Monitor kelebihan cairan Monitor output cairan tubuh ( mis: urin,cairan nasogatrik,cairan selang dada) Monitor nilai BUN,kreatinin,protein total,dan albumin,jika perlu Monitor tanda dan gejala edema paru Terapeutik Pasang jalur IV berukuran besar (mis: nomor 14 atau 16) Berikan infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa Berikan infus cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada anak Lakukan cross matching produk darah Kolaborasi Kolaborasi penentuan jenis dan jumlah cairan (mis: kristaloid,koloid) Kolaborasi pemberian produk darah
Resusitasi jantung paru
Definisi : Memberikan pertolongan pertama pada kondisi henti napas dan henti jantung dengan teknik kombinasi kompresi pada dada dan bantuan napas Tindakan Observasi Identifikasi keamanan penolong lingkungan dan pasien Identifikasi respon pasien (mis.memanggil pasien,menepuk bahu pasien ) Monitor nadi karotis dan napas setiap 2 menit atau5 siklus RJP Terapeutik Pakai alat pelindung diri Aktifkan Emergency Medical System atau berteriak meminta tolong Posisikan pasien telentang di tempat datar dan keras Atur posisi penolong berlutut di samping korban Raba nadi karotis dalam waktu < 10 detik Berikan rescue breathing jika ditemukan ada nadi tetapi tidak ada napas Kompresi dada 30 kali dikombinasikan dengan bantuan napas (ventilasi) 2 kali jika ditemukan tidak ada nadi dan tidak ada napas Kompresi dengan tumit telapak tangan menumpuk di atas telapak tangan yang lain tegak lurus pada pertengahan dada (seperdua bawah sternum) Kompresi dengan kedalaman kompresi 5-6 cm dengan kecepatan 100-120 kali/menit Bersihkan dan buka jalan napas dengan menggunakan Bag Valve Mask dengan teknik EC-Clamp. Kombinasikan kompresi san ventilasi selama 2 menit atau sebanyak 5 siklus. Hentikan RJP jika ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan, penolongan yang lebih mahir datang, ditemukan adanya tanda-tanda kematian biologis, Do Not resuscitation (DNR). Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga atau pengantaran pasien kolaborasi. Kolaborasi Kolaborasi tim medis untuk bantuan hidup lanjut Standar Luaran Keperawatan Luaran Utama Sirkulasi Spontan Luaran Tambahan Keseimbangan Asam-Basa Perfusi Gastrointestinal Perfusi Miokard Perfusi Perifer Perfusi Renal Perfusi Serebral Status Sirkulasi Sirkulasi Spontan Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan Ekspektasi: Meningkat Kriteria Hasil Meningkat Cukup Sedang Cukup Meningkat Menurun Meningkat Tingkat 1 2 3 4 5 kesadara n Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Meningkat Menurun Frekuensi 1 2 3 4 5 Nadi Tekanan 1 2 3 4 5 darah Frekuensi 1 2 3 4 5 napas Suhu 1 2 3 4 5 tubuh Saturasi 1 2 3 4 5 oksigen Gambaran 1 2 3 4 5 EKG aritmia ETCO2 1 2 3 4 5 Produksi 1 2 3 4 5 urin