Anda di halaman 1dari 12

Nama : Annisa Widiyasari

Prodi : S-1 Keperawatan A TK.2


NIM : 210115002
Matkul : Sistem Informasi Keperawatan
Dosen : Ns. Ns. Kusnanto, MARS
Tugas ke 1

SDKI KODE D. 0007


DIAGNOSA Gangguan Sirkulasi Spontan
KATEGORI Fisiologis
SUB KATEGORI Respirasi
DEFINISI Ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang
adekuat untuk menunjang kehidupan.
FAKTOR RESIKO 1. Abnormalitas kelistrikan jantung,
2. Abnormalitas struktur jantung,
3. Penurunan fungsi ventrikel
GEJALA DAN TANDA MAYOR
Subjektif : Objektif :
1. Tidak Berespon 1. Frekuensi nadi <50 kali/menit atau >150 kali/menit
2. Tekanan darah sistolik <60 mmHg atau >200 mmHg
3. Frekuensi nafas <6 kali/menit atau >30 kali/menit
4. Kesadaran menurun atau tidak sadar
GEJALA DAN TANDA MINOR
Subjektif : Objektif :
Tidak tersedia 1. Suhu tubuh <34,5◦C
2. Tidak ada produksi urin dalam 6 jam
3. Saturasi oksigen <85%
4. Gambaran EKG menunjukan aritmia letal (Mis.Ventricular
Techycardia {VT}, Ventricular Fibrillation {VF}, Asistol,
Pulseless Electrical Activity {PEA})

5. Gambaran EKG menunjukkan aritmia mayor (Mis. AV


block derajat 2 tipe 2, AV block total,
Takiaritmia/Bradiaritmia, Supraventricular Tachycardia
{SVT}, Ventricular Extrasystole {VES}, Simptomatik )

6. ETCO₂ <35 mmHg


Kondisi Klinis Terkait :
1. Henti Jantung 8. Disritmia
2. Bradikardia 9. Trauma
3. Takikardia 10. Pendarahan (mis. pendarahan gastrointestinal, ruptur aorta,
pendarahan intraknial.
4. Sindrom koroner akut 11. Keracunan
5. Gagal jantung 12. Overdosis
6. Kardiomiopati 13. Tenggelam
7. Miokarditis 14. Emboli Paru

SLKI KODE L. 02015


Sirkulasi Spontan
DEFINISI Ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang
adekuat untuk menunjang kehidupan.

EKSPETASI Meningkat

KRITERIA HASIL
1. Tingkat Kesadaran

1. Frekuensi Nadi
2. Tekanan Darah
3. Frekuensi Napas
4. Suhu Tubuh
5. Saturasi Oksigen
6. Gambaran EKG Aritmia
7. ETCO₂
8. Produksi Urine

SIKI GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN

INTERVENSI UTAMA
Manajemen Defibrilasi
Resusitasi Ciran

MANAJEMEN DEFIBRILASI i.02038

Mengidentifikasi dan mengelola aliran listrik kuat dengan


DEFINISI metode asinkron ke jantung melalui elektroda yang
ditempatkan pada permukaan dada.
TINDAKAN
Observasi : Teraupetik :
1. Periksa irama pada 1. Lakukanlah resusitasi jantung paru (RPJ) hingga mesin
monitor setelah RPJ defibrillator siap
2 menit
2. Siapkan dan hidupkan defibrillator
3. Pasang monitor EKG
4. Pastikan irama EKG henti jantung (VF atau VT tanpa nadi)
5. Atur jumlah energi dengan metode asynchronized (360
joule untuk monofasik dan 120-200 joule untuk bifasik
6. Angkat paddle dari mesin dan oleskan jeli pada paddle
7. Tempelkan paddle sternum (kanan) pada sisi kanan sternum
dibawah klavikula dan paddle apeks (kiri) pada garis
midaksillaris setinggi elektroda V6
8. Isi energi dengan menekan tombol charge pada paddle atau
tombol charge pada mesin defibrilatordan menunggu hingga
energi yang diinginkan tercapai
9. Hentikan RJP saat defibrillator siap
10. Teriak bahwa defibrillator telah siap (mis." I'm clear,
you're clear, everybody's clear")
11. Berikan syok dengan menekan tombol pada kedua paddle
bersamaan
12. Angkat paddle dan langsung lanjutkan RJP tanpa
menunggu hasil irama yang muncul pada monitor setelah
pemberian defibrillasi
13. Lanjutkan RJP selama 2 menit

RESUTASI CAIRAN i. 03139

DEFINISI Memberikan cairan intravena dengan cepat sesuai dengan


indikasi
TINDAKAN
Observasi :
1. Identifikasi kelas syok untuk estimasi kehilangan darah
2. Monitor status hemodinamik
3. Monitor status oksigen
4. Monitor Kelebihan cairan
5. Monitor output cairan tubuh (mis. urin, cairan nasogastrik, cairan selang dada)
6. Monitor nilai BUN, kreatinin, protein total, dan albumin, jika perlu
7. Monitor tanda dan gejala edema paru
Teraupetik :
1. Pasang jalur IV berukuran besar (mis. nomor 14 atau 16)
2. Berikan infus cairan kristaloid 1-2L pada dewasa
3. Berikan infus cairan kristaloid 20 ML/kgBB pada anak
4. Lakukan cross matching produk darah
Kolaborasi :
1. Kolaborasi penentuan jenis dan jumlah cairan (mis. kritaloid, koloid)
2. Kolaborasi pemberian produk darah

RESUSITASI JANTUNG PARU i. 02083


Memberikan pertolongan pertama pada kondisi henti napas
DEFINISI dan henti jantung dengan teknik kombinasi kompresi pada
dada dan bantuan napas
TINDAKAN
Observasi :
1. Identifikasi penolong, lingkungan dan pasien
2. Identifikasi respon pasien (mis. memanggil pasien, menepuk bahu pasien)
3. Monitor nadi karotis dan napas setiap 2 menit atau 5 siklus RJP
Teraupetik :
1. Pakai alat pelindung diri
2. Aktifkan emergency medical system atau berteriak minta tolong
3. Posisikan pasien terlentang ditempat datar dan keras
4. Atur posisi penolong berlutut disamping korban
5. Raba nadi karotis selama <10 detik
6. Berikan rescue breathing jika ditemukan ada nadi tetapi tidak ada napas
7. Kompresi dada 30 kali dikombinasikan dengan bantuan napas (ventilasi) 2 kali jika
ditemukan tidak ada nadi dan tidak ada napas
8. Kompresi dengan tumit telapak tangan menumpuk diatas telapak tangan yang lain
tegak lurus pada pertengahan dada (seperdua bawah sternum)
9. Kompresi dengan kedalaman kompresi 5-6 cm dengan kecepatan 100-120 kali/menit
10. Bersihkan dan buka jalan napas dengan head tilt-chin lift atau jaw thrust (jika
curiga cendera servikal
11. Berikan bantuan napas dengan menggunakan bag Valve Mask dengan teknik EC-
CLAMP
12. Kombinasikan kompresi dan ventilasi selama 2 menit atau sebanyak 5 siklus
13. Hentikan RJP jika ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan, penolong yang lebih
mahir datang, ditemukan adanya tanda-tanda kematian biologis, Do Not Resuscitation
(DNR)
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada keluarga atau pengantar pasien
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim medis untuk bantuan hidup lanjut
Menurun Cukup menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup menurun Menurun
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
SDKI KODE
DIAGNOSA
KATEGORI
SUB KATEGORI
DEFINISI

FAKTOR RESIKO

GEJALA DAN TANDA MAYOR


Subjektif :
1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah

5. Mengeluh istirahat tidak cukup


GEJALA DAN TANDA MINOR
Subjektif
1. Mengeluh: kemampuan beraktivitas
menurun
KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi

SLKI KODE
POLA TIDUR
DEFINISI
LUARAN UTAMA

EKSPETASI

KRITERIA HASIL

SIKI GANGGUAN POLA TIDUR

INTERVENSI UTAMA

DUKUNGAN TIDUR

DEFINISI
TINDAKAN
Observasi :

Teraupetik :

Edukasi :
EDUKASI AKTIVITAS/ISTIRAHAT

DEFINISI
TINDAKAN
Observasi :

Teraupetik :

Edukasi :
Nama : Annisa Widiyasari
Prodi : S-1 Keperawatan A TK.2
NIM : 210115002
Matkul : Sistem Informasi Keperawatan
Dosen : Ns. Ns. Kusnanto, MARS
Tugas ke 2

D.0055
Gangguan Pola Tidur
fisiologis
Aktifitas/istirahat
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
1. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, pencahayaan,
kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pemantauan /pemeriksaan/tindakan)
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang Privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur

Objektif :
Tidak tersedia

Objektif :
Tidak Tersedia

L.05045
POLA TIDUR
Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur
Pola Tidur

Membaik

Menurun
1. Keluhan sulit tidur 1
2. Keluhan sering terjaga 1
3. Keluhan tidak puas tidur 1
4. Keluhan pola tidur berubah 1
5. Keluhan istirahat tidak cukup 1
Meningkat
1. Kemampuan beraktifitas 1

DUKUNGAN TIDUR

i. 09265

Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur


TINDAKAN
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi faktor penganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. kopi,
teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
tidur)
4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi (sesuai dengan anjuran dokter)

1. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan


tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
3. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk meningkat kenyamanan (mis. pijat, pengaturan
posisi, dan terapi akupresur)
6. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga

1. Jelaskan pentingnya tidur selama sakit


2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang bisa mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
(mis. psikologis, gaya hidup, dan sering berubah shift waktu bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya

HAT i.12362

Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat


TINDAKAN
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

1. Sediakan materi dan media pengaturan aktifitas dan istirahat


2. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya

1. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/ olahraga secara rutin


2. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain, atau
aktivitas lainnya
3. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
4. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis. kelelahan, sesak
napas saat aktivitas
5. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
2 3 4 5
Cukup Meninkat Sedang Cukup Menurun Menurun
2 3 4 5

Anda mungkin juga menyukai