Anda di halaman 1dari 8

INTERPRETASI CARDIO THORACIX RATIO (CTR) INDEX

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

STANDAR
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR
(SOP)

Menentukan cor membesar atau tidak, secara radiologis adalah dengan


PENGERTIAN membandingkan lebar cor dan lebar cavum thoracis proyeksi posterio-
anterior yang disebut Cardiothoracic Ratio (CTR).
Mengetahui seberapa besar perbedaan Cardiothoracic Ratio (CTR)
TUJUAN normal antara posisi standar foto thorax (PA erect , inspirasi maksimal)
dengan proyeksi AP supine, ekspirasi maksimal.
1. Hipertrofi ventrikel kiri dicirikan dengan kontur apex yang jelas dan
INDIKASI mengarah ke bawah, yang dibedakan dari pergeseran letak
transversal.
2. Perubahan-perubahan yang beragam dan kompleks dalam gambaran
foto thorax, seperti Nampak kardiomegali atau tidak.
ALAT DAN 1. Foto Thorax
BAHAN 2. Mistar
3. Pensil
4. Lampu LED
PROSEDUR TEKNIK PERHITUNGAN CTR
Setelah foto thorax PA sudah jadi, maka untuk membuat perhitungan
CTR nya kita harus membuat garis-garis yang akan membantu kita
dalam perhitungan CTR ini.
CTR=A+B/C
Keterangan :
A : jarak MSP dengan dinding kanan terjauh jantung. 
B : jarak MSP dengan dinding kiri terjauh jantung.
C : jarak titik terluar bayangan paru kanan dan kiri. 
Jika CTR >0.5 maka dikategorikan sebagai Cardiomegaly

Contoh :
Pada sebuah foto thorax, setelah dibuat garis-garis untuk menghitung
Cardiothoracic Ratio, di dapat nilai-nilai sebagai berikut :
Panjang garis A = 6 cm
Panjang garis B = 13 cm
Panjang garis C = 30 cm

Dari nilai-nilai di atas, apakah jantung pada pasien tersebut dapat


dikategorikan sebagai Cardiomegally atau tidak?

Jawab :
Sesuai dengan rumus perbandingan yang telah dijelaskan, maka kita
masukan nilai-nilai tersebut di atas.
6+13/30 = 0,63
Karena nilai ratio nya melebihi 0,5, maka jantung pasien tersebut dapat
dikategorikan Cardiomegally (terjadi pembesaran jantung).
DOKUMENTASI Catat hasil pengukuran, lalu konfirmasikan dengan ahli spesialisasi
jantung untuk melakukan tindakan kolaboratif.
SUMBER Anatomy,Cardiomegally,CTR ( Cardio Thoracic
Ratio),Jantung,Radiodiagnostik,Radiologi,Thorax
DEFIBRILASI PROSEDUR

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

STANDAR
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR
(SOP)

PENGERTIAN Merupakan pemberian energi yang bersifat “tidak sinkron” dalam dosis
terapi untuk mengatasi kelainan elektrik jantung yang mengancam jiwa
seperti fibrilasi ventrikel dan takikardia ventricular tanpa nadi.

TUJUAN - Mengembalikan fungsi sirkulasi spontan


- Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

Pada pasien dengan :


 Takikardia ventricular tanpa nadi
INDIKASI (Pulseless ventricular tachycardia) (VT)
 Fibrilasi ventrikel (Ventricular
Fibrilation) (VF)

Persiapan tindakan :
PROSEDUR 1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan
tindakan yang akan dilakukan, serta resiko yang dapat terjadi

Persiapan alat :

1. Defibrilator
2. Set terapi oksigen
3. trolley emergensi berikut obat-obatan emergensi
4. Set intubasi
5. Elektroda
6. Jelly

Tindakan :
PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
2. Putar kenop pemilihan energi (“Energy Select”) sampai pada
tingkat energi yang diinginkan. Dengan demikian, defibrillator
dalam keadaan aktif.
3. Atur energy yang ingin diberikan yaitu 150 hingga 200 Joule
4. Lepaskan paddle dari tempatnya dengan menggenggam gagang
paddle dan menarik secara tegak lurus.
5. Pegang kedua paddle dengan satu tangan, oleskan jelly pada
permukaan kedua paddle.
6. Letakkan paddle berlabel “STERNUM” di bagian atas tulang
sternum sejajar garis mid-klavikula kanan, dibawah klavikula.
7. Letakkan pedal berlabel “APEX” di bawah papila mammae kiri
pasien, sejajar garis anterior-axilaris.
8. Tempel dan oleskan paddle pada kulit untuk mendistribusikan
jelly dan meningkatkan kontak antara kulit dan paddle.
Pertahankan paddle pada satu posisi saja.
9. Berikan tekanan sebesar 10-15 kilogram pada pedal.
10. Tekan tombol ”CHARGE” pada paddle ”APEX” atau pada panel
depan defibrilator.
11. Ucapkan “AMAN!!” agar personil medis yang lain menjauh dari
pasien
12. Tunggu sampai pengisian energi selesai, dan tanda “CHARGE
DONE” muncul.
13. Tekan dan tahan kedua tombol “SHOCK” pada kedua pedal
secara bersamaan untuk melepaskan energi kepada pasien.
Paska Tindakan :
PROSEDUR  Observasi tanda vital seperti
kesadaran,frekuensi pernafasan, nadi, tekanan darah, warna kulit,
ekspansi dada dan saturasi oksigen perifer untuk 2-3 jam pertama.
 Tentukan apakah defibrilasi ulang
diperlukan.
 Putar kenop ”ENERGY SELECT” ke label
”OFF”.
 Bersihkan kedua pedal dan kabel
defibrilator dari jelly yang menempel sebelum dikembalikan ke
tempatnya.

DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan
3. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya
4. Buka APD dan cuci tangan
5. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
SUMBER - Part 6: Defibrillation.. Jacob, Ian et al Circulation 2010,
122:S325-S337
- M1722B Codemaster Defibrillator User’s Guide, Hewlett
Packard, 2000
KARDIOVERSI PROSEDUR

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH


STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)

1 PENGERTIAN Suatu cara memberikan renjatan arus listrik langsung ke jantung


lewat sepasang elektroda yang diletakkan pada dinding toraks
untuk menghentikan takikardia ventricular dan
supraventrikuler. Pemberian renjatan sinkron gelombang
R(Kompleks QRS).
Renjatan listrik mendepolarisasi sel pemacu jantung automatic
dan sel miokardial serta menghilangkan atritmia.
Nodus sinoatrial, nodus atrioventrikular dan system purkinje
mengambil alih irama jantung.
.

2 TUJUAN Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung


dan kelainan organic jantung lainnya

3 INDIKASI 1. Kardioversi darurat,


a. Takikardi supraventrikular, fluter atrial, dan fibrilasi
atrial dengan hipotensi, hipoperfusi sistemik, gagal
jantung kongestif, atau iskemia miokard.
b. Takikardia ventrikel dengan nadi palpasi gagal berubah
ke irama sinus dengan lidokain atau amiodaron.

2. Kardioversi elektif.
Kardioversi dilakukan elektif pada takikardia supraventrikuler,
fluter atrial, dan fibrilasi atrial, yang gagal berubah ke irama
sinus dengan digitalis, propranolol, adrofonium, fenilefrin,
kuinidin, atau verapanil.
Irama sinus lebih baik daripada aritmia karena curah jantung
lebih banyak dan lebih rendah angka embolisme.
4 KONTRA 1. Intoksikasi digitalis.
INDIKASI Fibrilasi ventrikel dapat terjadi walaupun dilakukan
kardioversi sinkron, Stimulasi cepat atrium dengan pemacu
temporer (TPM) dapat merubah atritmia supraventrikular.
2. Penyakit sistem konduksi. Blok atrioventrikular dipasang
profilaktik Temporer Pace Maker (TPM).
3. Pasien dengan tidak mampu bertahan pada irama sinus.
4. Fibrilasi atrial yang telah lama atu bertahun.
5. Kardioversi dengan fibrilasi atrial cepat berulang, dengan
dosis kuinidin profilaktik.
6. Post operasi baru katup jantung, kardioversi ditunda 10-14
hari, TPM dapat menghentikan takiaritmia..

5 PERSIAPAN 1. Pastikan identitas klien


PASIEN 2. Kaji kondisi klien
3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan
yang dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Atur posisi klien

6 PERSIAPAN 1. Defibrilator
ALAT 2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)

7 CARA BEKERJA Tahap Orientasi


1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga

Tahap Kerja
1. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
2. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
3. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut
untuk mencegah kekeliruan
4. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai
dengan 200 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
5. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid
sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid
aksila
6. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff
yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
7. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan
tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan
baik.
8. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan
dengan memberi watt second yang lebih tinggi
9. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan
11. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
12. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada
respon
13. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print

Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

8 DOKUMENTASI 6. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam


pelaksanaan
7. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam
catatan
8. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya
9. Buka APD dan cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
H., A.Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia
9 SUMBER Buku 2.Jakarta: Salemba Medika.

Potter, A. dan Perry, Anne G..2010.Fundamental Keperawatan


Buku 2 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.

Ribek, Nyoman, dkk. 2011.Buku Pintar Bimbingan


Laboratorium dan Klinik Keperawatan Anak. Denpasar:
Departemen Keperawatan Anak Poltekkes Denpasar

Anda mungkin juga menyukai