STANDAR
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR
(SOP)
Contoh :
Pada sebuah foto thorax, setelah dibuat garis-garis untuk menghitung
Cardiothoracic Ratio, di dapat nilai-nilai sebagai berikut :
Panjang garis A = 6 cm
Panjang garis B = 13 cm
Panjang garis C = 30 cm
Jawab :
Sesuai dengan rumus perbandingan yang telah dijelaskan, maka kita
masukan nilai-nilai tersebut di atas.
6+13/30 = 0,63
Karena nilai ratio nya melebihi 0,5, maka jantung pasien tersebut dapat
dikategorikan Cardiomegally (terjadi pembesaran jantung).
DOKUMENTASI Catat hasil pengukuran, lalu konfirmasikan dengan ahli spesialisasi
jantung untuk melakukan tindakan kolaboratif.
SUMBER Anatomy,Cardiomegally,CTR ( Cardio Thoracic
Ratio),Jantung,Radiodiagnostik,Radiologi,Thorax
DEFIBRILASI PROSEDUR
STANDAR
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR
(SOP)
PENGERTIAN Merupakan pemberian energi yang bersifat “tidak sinkron” dalam dosis
terapi untuk mengatasi kelainan elektrik jantung yang mengancam jiwa
seperti fibrilasi ventrikel dan takikardia ventricular tanpa nadi.
Persiapan tindakan :
PROSEDUR 1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai tujuan
tindakan yang akan dilakukan, serta resiko yang dapat terjadi
Persiapan alat :
1. Defibrilator
2. Set terapi oksigen
3. trolley emergensi berikut obat-obatan emergensi
4. Set intubasi
5. Elektroda
6. Jelly
Tindakan :
PROSEDUR 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
2. Putar kenop pemilihan energi (“Energy Select”) sampai pada
tingkat energi yang diinginkan. Dengan demikian, defibrillator
dalam keadaan aktif.
3. Atur energy yang ingin diberikan yaitu 150 hingga 200 Joule
4. Lepaskan paddle dari tempatnya dengan menggenggam gagang
paddle dan menarik secara tegak lurus.
5. Pegang kedua paddle dengan satu tangan, oleskan jelly pada
permukaan kedua paddle.
6. Letakkan paddle berlabel “STERNUM” di bagian atas tulang
sternum sejajar garis mid-klavikula kanan, dibawah klavikula.
7. Letakkan pedal berlabel “APEX” di bawah papila mammae kiri
pasien, sejajar garis anterior-axilaris.
8. Tempel dan oleskan paddle pada kulit untuk mendistribusikan
jelly dan meningkatkan kontak antara kulit dan paddle.
Pertahankan paddle pada satu posisi saja.
9. Berikan tekanan sebesar 10-15 kilogram pada pedal.
10. Tekan tombol ”CHARGE” pada paddle ”APEX” atau pada panel
depan defibrilator.
11. Ucapkan “AMAN!!” agar personil medis yang lain menjauh dari
pasien
12. Tunggu sampai pengisian energi selesai, dan tanda “CHARGE
DONE” muncul.
13. Tekan dan tahan kedua tombol “SHOCK” pada kedua pedal
secara bersamaan untuk melepaskan energi kepada pasien.
Paska Tindakan :
PROSEDUR Observasi tanda vital seperti
kesadaran,frekuensi pernafasan, nadi, tekanan darah, warna kulit,
ekspansi dada dan saturasi oksigen perifer untuk 2-3 jam pertama.
Tentukan apakah defibrilasi ulang
diperlukan.
Putar kenop ”ENERGY SELECT” ke label
”OFF”.
Bersihkan kedua pedal dan kabel
defibrilator dari jelly yang menempel sebelum dikembalikan ke
tempatnya.
DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan
3. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya
4. Buka APD dan cuci tangan
5. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
SUMBER - Part 6: Defibrillation.. Jacob, Ian et al Circulation 2010,
122:S325-S337
- M1722B Codemaster Defibrillator User’s Guide, Hewlett
Packard, 2000
KARDIOVERSI PROSEDUR
2. Kardioversi elektif.
Kardioversi dilakukan elektif pada takikardia supraventrikuler,
fluter atrial, dan fibrilasi atrial, yang gagal berubah ke irama
sinus dengan digitalis, propranolol, adrofonium, fenilefrin,
kuinidin, atau verapanil.
Irama sinus lebih baik daripada aritmia karena curah jantung
lebih banyak dan lebih rendah angka embolisme.
4 KONTRA 1. Intoksikasi digitalis.
INDIKASI Fibrilasi ventrikel dapat terjadi walaupun dilakukan
kardioversi sinkron, Stimulasi cepat atrium dengan pemacu
temporer (TPM) dapat merubah atritmia supraventrikular.
2. Penyakit sistem konduksi. Blok atrioventrikular dipasang
profilaktik Temporer Pace Maker (TPM).
3. Pasien dengan tidak mampu bertahan pada irama sinus.
4. Fibrilasi atrial yang telah lama atu bertahun.
5. Kardioversi dengan fibrilasi atrial cepat berulang, dengan
dosis kuinidin profilaktik.
6. Post operasi baru katup jantung, kardioversi ditunda 10-14
hari, TPM dapat menghentikan takiaritmia..
6 PERSIAPAN 1. Defibrilator
ALAT 2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)
Tahap Kerja
1. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
2. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
3. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut
untuk mencegah kekeliruan
4. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai
dengan 200 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
5. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid
sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid
aksila
6. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff
yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
7. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan
tombol DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan
baik.
8. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan
dengan memberi watt second yang lebih tinggi
9. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan
11. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
12. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada
respon
13. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print
Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik